Share

Pernikahan Bianca

Hari ini aku memakai gaun berwana peach dengan hijab yang senada dipakai. Tidak lupa memasang korsase berwarna perak di dada sebelah kiri. Riasan wajah yang kupakai adalah sengaja memakai š‘šš‘Žš‘˜š‘’š‘¢š‘ yang natural.

"Dek," panggil pria yang sudah beberapa tahun menjadi suamiku itu.

"Ya,"

"Gak salah,"

"Gak salah apanya?"

"Cantik banget,"

"Cuman rayuan supaya aku datang ke pesta dia, kan?"

"Biar kamu gak salah paham lagi, Sayang."

"Terserah, deh."

Kami pun akan berangkat. Aira sudah ku titipkan di rumah ibu. Ya, Aira memang tidak suka keramaian dengan musik yang ber-š‘£š‘œš‘™š‘¢š‘šš‘’ tinggi. Sehingga, mau tidak mau putriku harus dititipkan di rumah neneknya.

Mas Akbar dengan tersenyum mempersilahkan ku masuk ke dalam mobil. Sepatu ber-hak tinggi ini memang membuatku sedikit pegal.

"Jangan maksain!" Sepertinya suamiku tahu apa yang aku pikirkan saat ini.

"Lah, kan mau ke pesta bukan mau jalan-jalan dengan baju kasual, Mas."<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status