Share

Usaha yang tak dihargai

Penulis: Amy Sity
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-15 21:38:25

Part 2

"Mas...gak ada lagi lauknya."

Ucapku pada mas Andi, yang masih menunggu ku membawa pulang lauk. 

"Coba tanya sama kakak aja Nur." Jawab suamiku.

Sebenarnya aku malas sekali mananyakan ini pada kakak iparku, apalagi dia sedang sibuk menghitung isi amplop, bisa bisa habis aku di omelin.

"Mas aja yang tanya deh." aku malas sekali bertanya pada kakak ipar ku itu, bisa bisa aku dipermalukan. 

Dengan berat hati, suamiku beranjak menemui kakaknya.

"Kak ...kami mau pulang, masih ada lauk gak kak buat kami, kami gak masak di rumah dari kemarin?" Tanya suamiku pada kakaknya.

"Kamu lihat aja di dapur ndi, kakak lagi sibuk nih.." ucap kakak iparku sambil membuka amplop pemberian tamu undangan.

Mas Andi mengajakku ke dapur, lalu kulihat kakak kedua mas Andi, kak sari mengikuti kami dari belakang.

"Mau ngapain nur?" Tanya kak sari, kakak ipar padaku.

"Mau bawa pulang lauk kak." Jawab suamiku.

Kulihat kak sari terus saja memperhatikan apa yang aku lakukan didapur. Seolah dia sedang mengawasi apa yang akan ku bawa pulang.

"Kalau mau bawa pulang lauk, harusnya nyumbang dong! " Sindiran kak sari membuat aku tersinggung. 

"Maaf kak, meskipun aku gak nyumbang uang, tapi aku dua hari menyumbang tenaga disini, bahkan aku menginap disini agar bisa bantu mba Ati" Ucapku geram, dia seolah menutup mata atau kerja kerasku disini. 

Mas Andi memberiku kode, agar tak meladeni kakaknya yang julid itu. 

"Taruh saja apa yang tersisa dek, kalau memang gak ada ya kita pulang saja." Kata mas Andi tak ingin memperpanjang masalah.

"Iya bang." Jawabku sambil memasukkan sambal goreng sisa tadi siang kedalam kotak tapperware yang kuambil dari rak piring.

Kulihat kak sari melirik lirik apa yang ku ambil, aku merasa sangat tidak nyaman. Dia melirikku seolah aku orang yang sedang mencuri.

Ku ambil nasi putih yang tersisa didalam kotak termos nasi lalu ku masukkan kedalam plastik kresek. Masih saja kak sari mengawasi ku.

Ku ikat plastik kresek itu dengan perasaan kesal. 'kenapa kak sari dari tadi  mengawasi ku ya, apa jangan jangan dia takut aku ambu apa apa didapur kakaknya?' bisikku dalam hati.

"Sudah ambil nasi nya dek?" Tanya suamiku.

"Sudah mas.." Jawabku sambil menenteng sebuah plastik kresek dihadapannya.

Aku hanya membawa pulang nasi dan sambal goreng, ku lihat kak sari sudah masuk kedalam dan menghampiri kakak ipar pertama, gak tau entah apa yang mereka bicarakan.

Aku meminta ijin pada kakak ipar yang punya hajat untuk pulang. Kakak ipar pertama juga tak luput memperhatikan apa uang ku tenteng.

Biarlah toh aku tak mengambil yang macam macam, hanya satu plastik kresek nasi putih dan sekotak sambal goreng kering sisa.

Aku pulang kerumah, duh lelah dan capeknya tubuhku hari ini ingin segera tidur dan istirahat.

Aku segera mamasukkan nasi ke magic com dan memindahkan sambal goreng ke piring, lalu ku cuci kotak milik kakak ipar.

"Mas...kasih kotak kakak gih. Ini udah adek cuci."

"Iya bentar lagi ya dek Abang shalat isya dulu.."

Seyelah shalat isya bang Andi langsung mkerumah kakaknya dan membawa kotak tapperware tadi.

" Udah mas kasih ya dek kotak tadi.."

"Mas kasih sama kakak kan?" Tanyaku memastikan.

"Kakak kayaknya udah tidur dek ya sudah abang taruh saja di rak piring." Ucap bang Andi.

"Yasudah kalau begitu..kita istirahat aja yok.."

Malam ini tubuh ku sangat lelah,letih, dan capek sekali seluruh otot ototku rasanya sakit, sungguh hari uang melelahkan sekali.

Pagi pun tiba.

Tok..tok..tok..

Tiba tiba pintu rumahku ada yang mengetuk. Siapa gerangan pagi pagi sudah bertamu pikirku.

Aku beranjak dan membuka pintu, ternyata kakak ipar pertama datang kerumahku.

Tanpa ba-bi-bu kakak ipar langsung masuk kerumahku.

"Duduk dulu kak.." ucapku.

"Oia nur..kotak tapperware ku yang kemarin udah kamu balikin?" Tanya kakaku tanpa basa basi.

Ya ampun , sepagi ini dia kerumahku hanya untuk menanyakan kotak tapperware nya, belum pernah kulihat kakak seperti ini.

Kemarin aku pontang panting bantu dia bukannya dikasih apa kek ini malah nanyain kotak miliknya.

"Sudah kak..tadi malam mas Andi yang anterin kotak itu katanya kakak sudah tidur jadi ditaruh di rak piring." Ucapku

"Ohh...kirain belum kamu kasih balik, soalnya banyak tapperware ku yang hilang." Ketusnya.

Oalah  satu biji kotak itu aja sampai  segitunya si kakak ini, bener bener iparku satu ini gak habis pikir aku.

Ingin rasanya ku tanyakan padanya ' kenapa ipar yang lain kakak kasih rantang sementara aku yang capek gak dikasih apa apa, kenapa kakak milih kasih begitu?' batin ku dalam hati.

Aku tak ingin memperpanjang masalah ini, aku sadar aku hanya orang lain yang baru masuk ke keluarga ini.

"Yasudah kalau begitu, aku pulang dulu.." ucap iparku itu lalu beranjak pergi meninggalkan aku yang masih dongkol.

Aku heran, mengapa punya ipar begini amat ya. Udah pelit, julid, perhitungan, tukang ghibah lagi, nasib nasib. 

Bersambung...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dwie Setia
bikin males orang orang kaya gitu tu
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Jujur kok aku gregetan liat manusi yg gak aklak gitu ya, nur jgn diem aja dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku yang dihina Miskin Jadi kaya   penyesalan Andi

    Part 45Pov AndiAku tak menyangka akan bertemu Nur disaat penampilan ku sedang kacau begini, baju yang kupakai penuh dengan nida tepung, celana kucel bekas kecap, sendal jepit, ditambah lagi rambut acak acakan sebulan belum keramas. Duh, malu sekali jumpa sama Nur tadi, berbanding terbaik dengan penampilannya. Nur telihat lebih putih, bersih, langsing, wangi, glowing, ah pokonya sempurna. Mengapa setelah bercerai dengaku Nur terlihat semakin cantik dan menawan? Aku sampai pangling bertemu dengan nya. Kalau tahu Nur akan secantik ini, tak akan ku pacari janda kembang tetangga kampung sebelah, sepuluh kali lebih cantik Nur. Iya, Nur yang sekarang tapi. Kalau Nur yang dulu mah, hitem, dekil, jelek, sebelas dua belas sama aku. Ya, aku sadar dulu saat masih miskin Nur tidak kenal yang namannya skin care apalagi pergi ke salon, boro boro, untuk beli beras saja susah. Pernah dulu aku bertanya pada Nur "dek, kamu kok

  • Aku yang dihina Miskin Jadi kaya   Bertemu Mas Andi di pasar

    Part 45Bertemu Mas Andi di pasarSepulang dari rumah Linda, aku kembali ke aktivitas biasanya ditoko membantu karyawanku membuat kue. Sebenarnya bisa saja aku duduk manis saja sebagai Bos, tapi aku tidak mau. Jiwa bisnis selalu menuntutku untuk selalu bekerja, apa saja harus aku kerjakan, selagi aku mampu dan senang mengerjakannya. Setiba di dapur toko, aku hendak membantu Rini menyiapkan Adonan kue, tapi Rini mengatakan jika persediaan bahan baku tinggal sedikit lagi. "Bu, tepung sama mentega tinggal beberapa kilo, ibu harus segera menyiapkan bahan bahan itu, pesanan masih banyak bu""Baiklah Rin, saya akan memesannya segera"Aku segera mengubungi toko bahan kue langgananku, namun ada sedikit kendala, pemilik toko sedang dirawat di rumah sakit karena Operasi ginjal, terpaksa tokonya di tutup untuk beberapa hari. Terpaksa aku harus kepasar untuk memesan bahan bahan kue ditoko lain. "Rin, saya harus ke

  • Aku yang dihina Miskin Jadi kaya   Mengantarkan Linda pulang

    Part 44Mengantarkan Linda pulang"Terima kasih Nur.. Terima kasih sudah memberikan kebebasan pada Anak saya.. "Ibunya Linda mencium tangan ku sambil menangis, aku jadi tidak enak hati, beliau jauh lebih tua dari ku tidak pantas beliau mencium tanganku. "Iya Buk, Ibu tidak usah mencium tangan saya Buk. Saya jadi tidak enak.. " Aku berusaha menarik tanganku, namun ibu ini semakin erat memegang tanganku. "Kamu baik sekali Nur, kamu sudah Maafkan Anak saya ya Nur, dan membebaskan dia, kamu memang berhati malaikat Nur, kamu orang baik Nur, semoga Allah memberikan kebahagiaan padamu Nur.. ""Amin.. " Setelah mencium tanganku, Ibu ini lalu memelukku. Ia merasa sangat bahagia karena anaknya bisa bebas, aku bisa merasakan kebahagiannya. "Ayok Nur dan Ibuk mari masuk kedalam" Aku dipersilahkan masuk kedalam rumah ibunya Linda. "Iya Buk, "Begitu Memasuki rumah Ibunya Linda, anak anak Linda yang baru ba

  • Aku yang dihina Miskin Jadi kaya   Linda bebas

    Part 43Mengantar Linda pulangAku tahu, Linda pasti tak punya uang sama sekali. Biarlah aku mengantarkan dia pulang kerumahnya, sekaligus aku mau silaturahmi dengan ibu dan anak anaknya. "Linda, ayo aku antar kamu pulang, sekalian aku mau silaturahmi sama ibu dan anak anak kami" Ucapku seraya tersenyum, aku mencoba berdamai dengan hatiku. Aku mencoba ikhlas atas apa yang dilakukan Linda, biarlah masalah ini menjadi pelajaran bagi Linda untuk ke depan agar dia tidak melakukan kesalahan itu lagi. "Tapi Nur, aku malu... Aku gak punya muka jika menumpang dimobilmu setelah apa yang sudah ku lakukan pada mu" Linda merasa keberatan dengan ajakanku, padahal aku ikhlas membantunya. "Sudahlah Linda, aku sudah memaafkanmu, aku juga sudah melupakan masalah itu, aku ikhlasin apa yang terjadi, pulanglah bersamaku. Kamu pasti butuh kendaraan untuk pulang kerumah kan? "Linda mengangguk, ia kelihatan segan bicara denganku,tida

  • Aku yang dihina Miskin Jadi kaya   Mencabut tuntutan terhadap Linda

    Part 42Menarik gugatan LindaMaka dari itu, aku memutuskan untuk mengikhlaskan saja Uang yang telah di ambil Linda, aku berencana akan mencabut tuntutan di kantor polisi. Aku belajar dari pengalaman emak mertua, dengan ikhlas hidup kita jadi mudah. Ya, setelah melaksanakan shalat istikarah aku mantap mendapatkan petunjuk, lewat Kenangan dan cerita dari Almarhum Emak mertua, Alfatihah untuk beliau, semoga beliau tenang disana. Semoga keputusan ini adalah yang terbaik, terutama bagi Anak anak Linda. Pagi Hari, aku menceritakan pada Ibu tentang keputusanku akan mencabut gugatan Linda. Ibu tak terlihat kaget, beliau malah tersenyum padaku. "Ibu tahu kau bukan orang jahat Nur, ibu dukung keputusanmu""Alhamdulillah, semoga ini yang terbaik untuk kita ya Bu""Amin.. "Aku ditemani ibu mendatangi kantor polisi untuk mencabut gugatan Terhadap Linda. Polisi nampak kaget dengan keputusanku secara tiba t

  • Aku yang dihina Miskin Jadi kaya   Mencoba ikhlas

    Part 41mengikhlaskan Uang yang telah hilangTanpa menunggu jawaban dari Ibu tersebut, aku segera bangkit lalu menuju ke ruang kerjaku. Sebenarnya aku kasihan pada ibu itu, tapi aku harus tegas padanya, walau bagaimanapun perbuatan Linda tetap salah dimata Hukum dan agama. Jika memang Linda sayang pada anak anaknya, harusnya ia berpikir seribu kali untuk melakukan kejahatan, karena resikonya adalah anak anaknya yang tak berdosa itu terlunta lunta. Dan aku sangat benci pada Suaminya, bisa bisanya laki-laki pengecut itu berhutang ratusan juta, lalu kabur begitu saja, udah buat masalah malah melimpahkan masalah itu pada istrinya, benar benar laki laki tak tahu untung. Duh, aku harus bagaimana? Aku sebenarnya kasihan pada Linda, dia itu hanya korban dari kejahatan suaminya, akun juga kasihan pada anak anaknya. Tapi aku juga tak bisa membiarkan perbuatan Linda begitu saja, ia harus bertanggung jawab atas perbuatan mencuri uangku yang j

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status