Part 2
"Mas...gak ada lagi lauknya."Ucapku pada mas Andi, yang masih menunggu ku membawa pulang lauk. "Coba tanya sama kakak aja Nur." Jawab suamiku.Sebenarnya aku malas sekali mananyakan ini pada kakak iparku, apalagi dia sedang sibuk menghitung isi amplop, bisa bisa habis aku di omelin."Mas aja yang tanya deh." aku malas sekali bertanya pada kakak ipar ku itu, bisa bisa aku dipermalukan. Dengan berat hati, suamiku beranjak menemui kakaknya."Kak ...kami mau pulang, masih ada lauk gak kak buat kami, kami gak masak di rumah dari kemarin?" Tanya suamiku pada kakaknya.
"Kamu lihat aja di dapur ndi, kakak lagi sibuk nih.." ucap kakak iparku sambil membuka amplop pemberian tamu undangan.Mas Andi mengajakku ke dapur, lalu kulihat kakak kedua mas Andi, kak sari mengikuti kami dari belakang."Mau ngapain nur?" Tanya kak sari, kakak ipar padaku.
"Mau bawa pulang lauk kak." Jawab suamiku.
Kulihat kak sari terus saja memperhatikan apa yang aku lakukan didapur. Seolah dia sedang mengawasi apa yang akan ku bawa pulang."Kalau mau bawa pulang lauk, harusnya nyumbang dong! " Sindiran kak sari membuat aku tersinggung.
"Maaf kak, meskipun aku gak nyumbang uang, tapi aku dua hari menyumbang tenaga disini, bahkan aku menginap disini agar bisa bantu mba Ati" Ucapku geram, dia seolah menutup mata atau kerja kerasku disini.
Mas Andi memberiku kode, agar tak meladeni kakaknya yang julid itu.
"Taruh saja apa yang tersisa dek, kalau memang gak ada ya kita pulang saja." Kata mas Andi tak ingin memperpanjang masalah.
"Iya bang." Jawabku sambil memasukkan sambal goreng sisa tadi siang kedalam kotak tapperware yang kuambil dari rak piring.
Kulihat kak sari melirik lirik apa yang ku ambil, aku merasa sangat tidak nyaman. Dia melirikku seolah aku orang yang sedang mencuri.
Ku ambil nasi putih yang tersisa didalam kotak termos nasi lalu ku masukkan kedalam plastik kresek. Masih saja kak sari mengawasi ku.
Ku ikat plastik kresek itu dengan perasaan kesal. 'kenapa kak sari dari tadi mengawasi ku ya, apa jangan jangan dia takut aku ambu apa apa didapur kakaknya?' bisikku dalam hati.
"Sudah ambil nasi nya dek?" Tanya suamiku.
"Sudah mas.." Jawabku sambil menenteng sebuah plastik kresek dihadapannya.Aku hanya membawa pulang nasi dan sambal goreng, ku lihat kak sari sudah masuk kedalam dan menghampiri kakak ipar pertama, gak tau entah apa yang mereka bicarakan.Aku meminta ijin pada kakak ipar yang punya hajat untuk pulang. Kakak ipar pertama juga tak luput memperhatikan apa uang ku tenteng.
Biarlah toh aku tak mengambil yang macam macam, hanya satu plastik kresek nasi putih dan sekotak sambal goreng kering sisa.
Aku pulang kerumah, duh lelah dan capeknya tubuhku hari ini ingin segera tidur dan istirahat.
Aku segera mamasukkan nasi ke magic com dan memindahkan sambal goreng ke piring, lalu ku cuci kotak milik kakak ipar.
"Mas...kasih kotak kakak gih. Ini udah adek cuci.""Iya bentar lagi ya dek Abang shalat isya dulu.."Seyelah shalat isya bang Andi langsung mkerumah kakaknya dan membawa kotak tapperware tadi.
" Udah mas kasih ya dek kotak tadi..""Mas kasih sama kakak kan?" Tanyaku memastikan.
"Kakak kayaknya udah tidur dek ya sudah abang taruh saja di rak piring." Ucap bang Andi."Yasudah kalau begitu..kita istirahat aja yok.."
Malam ini tubuh ku sangat lelah,letih, dan capek sekali seluruh otot ototku rasanya sakit, sungguh hari uang melelahkan sekali.
Pagi pun tiba.
Tok..tok..tok..
Tiba tiba pintu rumahku ada yang mengetuk. Siapa gerangan pagi pagi sudah bertamu pikirku.
Aku beranjak dan membuka pintu, ternyata kakak ipar pertama datang kerumahku.
Tanpa ba-bi-bu kakak ipar langsung masuk kerumahku.
"Duduk dulu kak.." ucapku.
"Oia nur..kotak tapperware ku yang kemarin udah kamu balikin?" Tanya kakaku tanpa basa basi.
Ya ampun , sepagi ini dia kerumahku hanya untuk menanyakan kotak tapperware nya, belum pernah kulihat kakak seperti ini.
Kemarin aku pontang panting bantu dia bukannya dikasih apa kek ini malah nanyain kotak miliknya."Sudah kak..tadi malam mas Andi yang anterin kotak itu katanya kakak sudah tidur jadi ditaruh di rak piring." Ucapku
"Ohh...kirain belum kamu kasih balik, soalnya banyak tapperware ku yang hilang." Ketusnya.Oalah satu biji kotak itu aja sampai segitunya si kakak ini, bener bener iparku satu ini gak habis pikir aku.
Ingin rasanya ku tanyakan padanya ' kenapa ipar yang lain kakak kasih rantang sementara aku yang capek gak dikasih apa apa, kenapa kakak milih kasih begitu?' batin ku dalam hati.
Aku tak ingin memperpanjang masalah ini, aku sadar aku hanya orang lain yang baru masuk ke keluarga ini.
"Yasudah kalau begitu, aku pulang dulu.." ucap iparku itu lalu beranjak pergi meninggalkan aku yang masih dongkol.Aku heran, mengapa punya ipar begini amat ya. Udah pelit, julid, perhitungan, tukang ghibah lagi, nasib nasib. Bersambung...Part 3Semenjak pandemi melanda , bang Andi ikut merasakan dampaknya. Pelanggan ojek nya yang biasanya anak sekolah, pegawai kantoran dan mahasiswa jadi sepi.karena sedang terjawi wabah pandemi, pemerintah meliburkan semua lembaga pendidikan. Semua sekolah sekolah dari TK,SD, SMP, SMA dan juga mahasiswa."Mas...kok cepet kali pulang.." tanya ku pada bang Andi yang sudah pulang jam 10.00 pagi."Sepi dek. Anak anak gak sekolah, orang kantor gak masuk katanya kerja dirumah, mahasiswa juga gak masuk kuliah. Pelanggan mas pada gak keluar rumah dek" ucap bang Andi dengan raut wajah yang kecewa."Sabar ya mas. Mungkin ada rejeki di tempat lain." Aku berusaha menguatkan suamiku.Kasian kulihat mas Andi yang kehilangan pencarian nya, aku berinisiatif membantunya dengan membuat kue jajanan ."Ma
Part 4Berbulan bulan sudah aku menggeluti usaha kue, yang awalnya aku menitip di satu warung kini sudah sepuluh warung.Mas Andi juga membantuku mencari pelanggan baru, tak hanya menitip di warung saja. Kini, banyak acara syukuran dikampung memesan kue buatanku, katanya kue buatanku enak dan harganya terjangkau.Aku sangat senang, usaha yang kurintis dari nol kini sudah menunjukkan hasil. Pundi pundi rupiah pun semakin bertambah.Aku mulai memperkerjakan seorang pegawai yang tak lain adalah tetanggaku, buk ipah. Seorang janda yang punya tiga anak yatimBersama buk ipah usaha kue ku semakin lancar. Alhamdulillah, suamiku tak lagi kesusahan memikirkan pelanggan ojeknya yang semakin sedikit.Kini, suamiku hanya fokus mengantarkan pesanan kue saja.Suatu hari, mertuaku sakit aku dan suami berencana menjen
Part 5"Mas... coba kamu lihat tabunganku.. " ucapku pada mas Andi seraya menunjukkan tabungan hasil jualan kue hampir setahun."Alhamdulillah..banyak sekali dek.." ucap suamiku dengan wajah gembira ."Iya mas...Alhamdulillah..aku punya ide mas"."Ide apa..""Aku mau jualan kue di toko..""Apa...kamu mau nyewa toko?""Iya mas...tabunganku sudah cukup untuk sewa toko mas untuk modal aku mau ajukan pinjaman ke Bank""Kamu udah pikir pikir dek...jangan buru buru.""Sudah mas...ini impianku dari dulu, aku pingin jualan kue di toko sendiri..""Mas hanya bisa kasih dukungan buat kamu, apa pun yang kamu inginkan asal itu baik mas setuju.""Makasih.. mas mau dukung aku."Aku senang sekali hampir setahun usaha kue ku berjalan lancar dan hasil nya kutabung di rekening. Alhamdulillah usaha tidak akan mengkhianati hasil.Aku sejak dul
Setelah transaksi dengan pak Burhan selesai aku berencana mengajak adik adikku untuk bersih bersih toko yang baru saja aku sewa.Rencananya aku dan mas Andi akan membuat syukuran sebelum memulai usaha kue ku ditoko baru."Mas..kapan kita buat syukuran ditoko baru?" Ucapku pada mas Andi"Nanti dek..kita bersih bersih dulu tokonya terus kita beli perlengkapan dan alat alat yang kita butuhkan buat pajangan kue yang sudah siap, kalau semua udah beres baru kita buat syukuran..oke..""Oke mas..pokoknya aku percayakan semua sama kamu." Ucapku pada mas Andi dengan wajah ceria.Sejak usaha kue ku berjalan lancar, mas Andi tidak lagi menjadi tukang ojek, kini dia membantu usaha kue ku yang semakin hari semakin banyak pesanan.Aku sangat bersyukur, dibalik kesusahan dulu yang kami rasakan sedikit demi sedikit kebahagian mulai kami rasakan.Aku juga tak lupa berbagi, jika
Setelah beberapa hari aku dan adik adikku bersih bersih toko, hari ini tibalah waktu yang kami tunggu tunggu. Acara tepung tawar atau syukuran atas toko perdana kami.Acara syukuran dan pembukaan toko kue pertama kami, aku sudah mengundang beberapa saudara dan kerabat untuk menghadiri acaa kecil kecilan di toko baru.Makanan dan kue sudah tersaji rapi di atas meja, kursi, dan dekorasi juga sudah disiapkan.Pukul 09.00 pagi tamu undangan yang tak lain adalah kerabat ku mulai berdatangan satu persatu."Assalamualaikum. nur..." ucap buk Leni saudara ibuku."Waalaikum salam buk.. masuk buk " ucapku mempersilakan buk leni."Wah..hebat kamu nur udah bisa buka toko sendiri," puji buk Leni membuatku tersenyum bahagia."Masih toko orang loh buk..nur cuma sewa aja.." jawabku tidak ingin membanggakan diri.''awalnya sewa nanti lama lama pasti
Setelah memutuskan membuka usaha kue di toko. Aku dan suami tak lagi tinggal dirumah kontrakan yang dulu.Kini, kami tinggal di ruko tempat usaha kue kami.Lantai satu dijadikan tempat usaha sedangkan lantai dua kami jadikan tempat tinggal.Aku merekrut tiga orang karyawan, dua orang menjaga toko dan satu orang membantuku membuat kue di dapur toko.Mas Andi bertugas mengawasi dan menyetok bahan pembuatan kue, sesekali mas Andi menjadi kurir kue jika ada pelanggan yang meminta pesanan online.Setelah Tinggal di ruko, kehidupanku dan suami berangsur angsur membaik.Begitu pula dengan kondisi ekonomi kami, tak perlu kami memikirkan sewa kontrakan rumah setiap bulan dan harus bayar listrik prabayar yang tiba tiba berbunyi jika pulsa habis tengah malam.Kini, kehidupan baru mulai kami rintis.Usaha kue ku sedikit demi sedikit mengalami kemajuan. Karena disamping jual di toko aku juga membuka toko onli
Part 9Keponakan suamiku minta kerjaDi tengah pembicaraanku denga Riko datanglah mas Andi suamiku."Loh..Riko kapan sampainya?" Ucap mas Andi kaget melihat Riko sudah berada didalam toko.''udah sepuluh menit yang lalu om.""Jadi gimana ko? Mau kerja sama om?""Belum kerja saja sudah nanya gaji." Ucapku kesal."Kan Riko cuma pengen tau Tante..." Ujar Riko membela diri."Jadi gini ko... Om minta kamu untuk jadi pengantar kue pesanan pelanggan, tiga kamu cuma nganter kue aja, soal gaji kamu gak usah khawatir kamu nanti om gaji sama seperti karyawan lain, untuk yang bekerja 8 jam om gaji satu juta dan uang makan sehari 20 ribu, nah kalau kamu mau bekerja lebih dari 8 jam sehari, gaji kamu lebih besar dari karyawan lain.""Tapi kerja disini ada syaratnya, masuk jam 8 pulang jam 5." Ujarku mewanti wanti agar Riko bisa datang kerja seperti yang lain."Cepet sekali Tan
Part 10Riko mulai bekerja.Pagi menyapa Mentari sudah menyinari alam.Pukul 07.00 toko sudah kubuka. Ku siapkan semua peralatan dan bahan kue, ku sapu lantai toko dan membersihkan sisa sisa adonan.Meski punya karyawan, aku tetap melakukan apa yang bisa selagi aku mampu.Toh tugas mereka juga sudah banyak.Mas Andi sudah bersiap akan belanja keperluan bahan baku kepasar."Dek..mas berangkat dulu ya..asalamualaikum..""Iya mas..waalaikum salam.."Jam 08.00 pagi karyawan satu persatu datang."Pagi buk..." Sapa Sinta karyawan penjaga toko ku."Pagi Sinta.." jawabku pada Sinta karyawan yang paling muda. Ia bertugas menjaga toko dan melayani pembeli. Ia sudah lima bulan bekerja ditoko ku. Usianya dua puluh tiga tahun.Sinta kutugaskan menjaga toko bersama Rini. Teman seusianya.Tak lama kemudian Rini pun datang, "assalamualaikum buk..." Ucapny me