Share

Pulang Bersama Alana

Bel selesai istirahat berbunyi. Nampaknya janji Albert kepada Alana akan ditunda hari ini. Mungkin hari ini bukan keberuntungan Albert. Alana dan Albert berjalan kembali menuju ke kelas. Sepertinya Albert mulai nyaman dengan Alana dan perasaan canggung kepada Alana perlahan hilang.Albert mencoba mengajak Alana untuk dapat pulang bersama. Sekali lagi dia harus menyiapkan mental. Ini yang pertama bagi Albert. Jatuh cinta ternyata tidak semenakutkan itu. Tapi apa Albert mampu mengatasi jika sakit hati nanti. Hanya Albert yang tahu. Mulailah Albert berbicara dengan Alana.

"Lan, maaf sebelumnya kamu mau pulang bersamaku nanti ?" tanya Albert dengan keringan yang bercucuran karena grogi.

"Of course, mau dong. Toh, kan rumah kita juga searah bert," ucap Alana sambil menatap Albert yang grogi itu.

"Serius?"

"Dua rius malah, hahaha..,"cap Alana yang agak sedikit garing.

Ada sedikit rasa lega dihati Albert, setidaknya Alana mulai memberi sinyal positif kepada Albert. Entah hanya Albert yang merasa kepedean atau itu benar cinta. Tapi setidaknya Albert mencoba mengejar pujaan hatinya itu perlahan demi perlahan.Tak terasa sudah dua jam saja setelah jam istirahat tadi, masih ada tiga puluh menit lagi waktu untuk mendekati bel pulang sekolah. Seluruh siswa yang ada dikelas itu mulai merasa mengantuk, karena hari ini pelajaran cukup berat. Ya, begitulah anak IPA penuh dengan segudang rumus dan hal-hal lain yang amat rumit. Serumit cinta yang mulai dirasakan Albert.

"Kring..kring..kring.," bel pulang sekolah berbunyi.

Para murid lainnya mulai berhamburan keluar. Diikuti pula oleh Alana dan Albert. Mereka menuju kearah parkiran motor untuk pulang bersama.

"Oh,ya Alana maaf ya aku cuma bawa helm satu hari ini. Tapi next time aku bakal bawa helm satu lagi khusus buat kamu," ucap Albert menjelaskan kepada Alana.

"Jadi kamu mau jadi ojek offline aku nih tiap hari? Hahahahaha..,"sahut Alana sambil meledek Albert.

Tiba-tiba saja pipi Albert memerah. Dia terlalu senang dengan ucapan Alana. Ion positif yang diberikan Alana kepada Albert. Seakan memulai hidup Albert yang baru. Tadinya Albert hanya hidup terpusat dengan musiknya. Tapi sekarang punya Alana yang sangat riang dan menyenangkan.

"Dengan senang hati aku jadi ojekmu Alana, jangankan ojek online. Buatin kamu makanan setiap hari aku juga rela," ucap Albert balas meledek Alana.

"Hahaha kau ini bert, aku hanya meledekmu saja," sahut Alana.

"Iya aku tahu ko," sahut Albert dengan cengengesan.

"Alana sebentar ya aku panasij motor dulu, maklum lah motor tua," kata Albert.

"Iya selow aja bert, aku tungguin ko," jawab Alana.

"Udah nih na, naik aja kemotor.Hati-hati naiknya," ucap Albert.

"Siap bert..," sambil memegang pundak albert untuk berpegangan karena ingin menaiki vespa Albert.

"Udah siap? Kita jalan ya. Pegangan nanti jatuh lagi." Ucap Albert dengan modus-modusnya.

"Kamu ini modusin aku mulu ya, ga cape apa bert," kata alana.

"Gak dong yang penting sama kamu, hahaha apaan sih gw geli sendiri jadinya Lan," ucap Albert.

"Gw aja geli apa lagi lu yang ngomong bert. Eh, kayanya better kita ngomongnya lo sama gw aja deh. Biar lebih akrab ga kaku gitu. Iya ga sih?" tanya Alana kepada Albert.

"Setuju sih gw lan," sahut Albert.

"Nah gitu dong,hehehe."

Semilir angin menghembus kearah mereka. Pohon-pohon yang hijau disamping kiri kanan. Jalanan yang macet seakan seperti musik yang mengiringi jalan mereka karena bunyi klakson kendaraan yang saling bersahutan. Berjalan dengan Alana seakan aku mendapatkan banyak hal. Aku bisa mendapat sosok kaka perempuan dari dia, bisa mendapat sosok adik ataupun ibu. Dia wanita yang mudah bergaul. Disampinh sisi seriusnya ketika menghadapi pelajaran.

"Alana janji gw sama lu, gw tepatin besok pas disekolah ya?. Janji buat anter keliling sekolah", tanya albert dengan keras karena jalanan begitu berisik.

"Iya Albert, tenang aja. Tadi kan lu ga jadi ajak gw keliling juga karena udah kepotong bel masuk juga kan. It's ok lah, ga usah dipikirin banget. Santai aja."ucap Alana yang selalu santai dan chill.

"Okelah kalau begitu," ucap Albert.

"By the way ya bert, Jakarta banyak berubah juga ya. Lebih bagusan sekarang. Tempat nongkrong juga banyak yang instagramable ya, cozy gitu." kata Alana.

"Bukannya lebih bagus Bandung lan?, disini mah banyakan polusi. Di Bandung kan Adem lan. Lebih asri kalau menurutku dan banyak tempat instagramable juga," sahut Albert dengan opininya.

"Dibandung gw jarang keluar rumah bert, banyakan dirumah nonton film atau belajar. Temen gw juga ga begitu banyak. Seringan juga gw ngobrol sama pembantu gw, nyokap sama bokap kan pada pergi kerja dan jarang balik cepet, bert." Sahut Alana.

"Yah, padahal sayang banget ya lan. Bandung masih banyak yang harus di explore lagi tuh tempat wisatanya," timpal Albert.

"Kapan-kapan ke Bandung bareng mau ga?" ajak Albert.

"Ngide banget deh lu bert, ya boleh aja sih" sahut Alana.

Percakapan mereka selama dimotor membuat waktu tak terasa. Tiba-tiba saja mereka sudah sampai didepan gerbang komplek mereka. Beberapa gang dan belokan lagi mereka akan sampai.

"Cepet juga ya bert, ga berasa keasikan ngobrol sih kita", kata Alana.

"Eh, lan. Besok mau berangkat bareng ga?kalau mau sih", ajak Albert. 

"Boleh dong, lumayan gratis hahaha." Sahut Alana.

"Alan udah sampe nih."

"Oh, ya haahahahaha. Ga berasa. Thanks ya Albert," ucap Alana sambil teriak.

"Yo, sama-sama. Besok bareng ya?" tanya Albert.

"Oke siap, bye bert." ucap Alana.

Diparkirnya vespa Albert digarasi mobil yang ada dibasement rumahnya. Berjalanlah dia menyusuri tangga untuk menuju keruang utama. Dilihatnya mama yang sedang asyik menonton tv. Lalu Albert berbicara kepada mama.

"Hai, ma." Sapa Albert dengan wajah yang berbinar-binar.

"Kamu kenapa bert? Keliatannya seneng banget hari ini," tanya mam dengan penasaran.

"Coba tebak dong ma," sahut Albert kepada mamanya.

"Hmmmm, apa ya? Kamu pulang sama Alana ya? Kayanya kalau ga salah denger tadi ada suara Alana," timpal mama sambil tersenyum.

"Ah ga seru mama udah tau,"jawab Albert.

Setelah selesai percakapan itu Albert menuju kamarnya dan segera beristirahat. Masih saja dia membayangkan Alana. Seakan Alana mulai menghipnotis Albert dan mewarnai hidup Albert. Begitulah cinta pertama. Seperti Albert masuk kedalam dunia baru yang Alana ciptakan. Alana yang sangat periang dan mudah bergaul itu seperti magnet positif di dalam hidup Albert. Sedangkan Albert yang kadang malas , urakan , dan Arogan itu seakan luluh didepan Alana. Perlahan sifat itu Hilang. Itulah cinta, ajaib dan penuh teka-teki.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status