แชร์

Bab 3

ผู้เขียน: AiniRhee
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-01-25 16:10:07

Ketika gadis itu masuk, bau bunga langsung memenuhi ruangan ini. Bau yang membuat Dedrick betah untuk lama-lama menghirupnya. Namun, Dedrick tetap mempertahankan tatapan tajamnya, di mulai ketika gadis berambut pirang kusut itu masuk ke dalam ruangan interogasi ini.

Dedrick menatap tajam Diana, gadis itu balas menatapnya, dari sini Dedrick dapat melihat warna mata gadis itu. Abu-abu persis seperti dirinya.

"Siapa kau?" Dedrick membuka suara. Suara berat dan terdengar sangat jantan.

Diana meneguk ludah, bahkan suara pria itu saja sudah membuatnya gugup. Diana menatap pria yang menjemputnya ke ruangan tadi, tapi pria itu hanya menatap lurus ke depan.

"Diana, namaku Diana." 

Dedrick mengepalkan tangannya ketika sebuah perasaan aneh menelusup begitu saja ke dalam dadanya. Gadis ini, masih menjadi misteri. Suara gadis itu telah membuat sebuah perasaan aneh mendatanginya ditambah bau bunga yang menguar setiap gadis itu membuka mulut.

"Anda tidak apa-apa? Alpha?" tanya Adam ketika melihat Dedrick menunduk seraya mengepalkan tangannya di atas meja. Adam juga dapat mendengar geraman pelan dari Alpha-nya itu.

Dedrick menggeleng. "Tidak, tidak apa-apa." Dedrick mengangkat wajahnya lalu kembali menatap Diana.

"Dari mana kau berasal?" tanya Dedrick lagi setelah menguasai dirinya. "Bagaimana kau bisa berada di sini?"

"Ah, itu aku berasal dari kota. Semalam aku em ... Mencoba bunuh diri dengan melompati jurang, tapi aku tidak tahu kenapa aku bisa di sini. Bahkan masih hidup." Diana menunduk saat mengatakannya, ini sangat memalukan.

Bunuh diri? Entah kenapa kata-kata yang dilontarkan Diana membuat Dedrick merasa sangat sesak. Gadis itu berniat mengakhiri hidupnya.

"Dari Pack mana kau berasal?" Mengabaikan rasa sesak di dadanya, Dedrick lanjut bertanya. 

Diana menggaruk kepalanya. "Pack?" Diana menatap Adam dan Dedrick bergantian. "Apa itu Pack?" Diana tidak mengerti kemana arah pembicaraan mereka sekarang.

"Jangan main-main! Jawab pertanyaan ku jika kau ingin hidup." Diana terlonjak kaget, tiba-tiba saja suara Dedrick naik dan membentak dirinya. Nyaris saja Diana terjungkal dibuatnya. Suara Dedrick sangat keras.

Diana menatap Dedrick. "Aku berkata jujur! Sekarang aku yang balik bertanya, di mana aku sebenarnya?" Ini adalah hal yang sejak tadi ingin Diana ketahui, tentang di mana ia sekarang. Mungkin Diana terdengar lancang, tapi sungguh Diana ingin mengakhiri ini dan kembali. Masalah hutang orang tuanya mungkin ia pikirkan nanti atau ia mencari tempat lain saja. Selain rumahnya dulu dan tempat ini tentunya.

Dedrick mengusap wajahnya. "Kau tidak tahu di mana kau sekarang?" Dedrick menatap raut wajah gadis itu, dari wajahnya gadis itu memang terlihat tidak tahu.

Diana mengangguk. "Ya, mana aku tahu. Aku melompati jurang yang sangat dalam sekali dan tiba-tiba aku sudah berada di hutan itu. Ah, aku juga ingat aku melihat banyak serigala di sana. Astaga, untung saja mereka tidak memakan tubuhku, daging manusia seperti diriku sangat tidak enak." Diana terus berceloteh tanpa menatap ekpresi Dedrick dan Adam yang terlihat sangat terkejut.

"Apa? Kau seorang manusia?" desis Dedrick. Adam yang berdiri di sana membelalak tidak percaya. Di depannya kini ada seorang manusia.

Diana mengernyitkan dahinya. "Tentu saja aku manusia, memangnya apa lagi? Kau sendiri memangnya bukan manusia?" Sungguh Diana heran sekali melihat reaksi dua orang di depannya. Rencananya Diana akan menjawab pertanyaan mereka dengan jujur dan benar dengan harapan mereka akan melepaskannya, tapi Diana tidak menyangka jika ia terjebak pertanyaan konyol tentang manusia atau tidak dirinya.

Dedrick menatap Diana, di depannya ini adalah seorang manusia. Ini pertama kalinya ia bertemu dengan manusia. Dedrick pernah mendengar dan membaca jika ada makhluk hidup yang bernama manusia, manusia dulunya hidup berdampingan dengan Werewolf. Namun, karena suatu alasan mereka dipisah. 

Dari cerita neneknya, manusia adalah makhluk lemah dan serakah. Mereka suka merusak alam. Karena itulah Werewolf dan Manusia tidak lagi berhubungan. Sekarang bagi manusia, Werewolf hanyalah mitos dan bagi Werewolf manusia tidak lebih dari makhluk lemah. Manusia dan Werewolf tidak pernah berinteraksi sejak beberapa ratus tahun terakhir.

Dedrick bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekat ke arah Diana. Perlahan kukunya memanjang, siap untuk merobek sesuatu. "Manusia harus di bunuh." Mata Dedrick berkilat dingin saat mengatakannya.

Sudah menjadi aturan, manusia dilarang berada di dunia Werewolf dan Werewolf dilarang berada di dunia manusia. Mereka tidak seharusnya berada di tempat yang salah. Jika ada yang melanggar maka orang itu harus dihukum mati. Walau hukuman mati itu berlaku di dunia Werewolf, tidak tahu jika di dunia manusia seperti apa.

Deg

"Huh?" Diana sangat terkejut melihat kuku Dedrick yang panjang seperti cakar. "I-itu ...." Diana menunjuk cakar milik Dedrick itu dengan pandangan ngeri. Ada apa ini sebenarnya? Kenapa pria itu memiliki kuku panjang seperti cakar yang tajam? Semua pertanyaan itu berputar-putar di kepala Diana.

Dedrick semakin dekat, hal itu membuat aura pembunuh semakin terasa nyata bagi Diana. Perlahan Diana beringsut mundur, hingga ia terjungkal bersamaan dengan kursi itu. Pria di depannya ini membuat dirinya takut. Sangat takut.

Brak

"Kau tahu? Tempat ini terlarang bagi manusia." Dedrick tiba di hadapan Diana. Ia menatap Diana remeh, manusia memang lemah.

Diana terus mundur hingga tubuhnya menabrak tembok, Diana menoleh kepada orang yang menjemputnya tadi, berharap orang itu membantunya. Mengingat pria itu lumayan bersikap baik terhadapnya. Namun, Adam hanya diam.

Memangnya apa yang bisa Adam lakukan? Seorang manusia berada di dunia mereka. Padahal dunia mereka telah dipisahkan oleh sebuah portal. Portal yang sangat kuat. Adam hanya bisa menerima keputusan Alpha-nya meski ia merasa kasihan kepada gadis yang tidak tahu apa-apa itu. Adam membuang muka saat Diana menatapnya.

"Dan karena seorang manusia telah berada di sini, aku harus harus melenyapkannya." Dedrick mengangkat tinggi-tinggi tangannya lalu mengayunkannya ke arah Diana, di saat yang bersamaan Diana menghindar menyebabkan lengannya terluka dan mengucurkan darah segar. Setidaknya cakar milik Dedrick tidak menebas leher  gadis bermata abu-abu itu.

"Argh ...." Diana memegangi lengannya yang terluka. Pria di depannya ini memang bukan manusia, tidak ada manusia yang bisa memperpanjang cakarnya dalam waktu singkat seperti itu.

"Cih. Percuma kau menghindar. Kau akan mati hari ini." Dedrick menyeringai. Tidak percaya jika ia diberi kesempatan untuk membunuh makhluk bernama manusia lemah di depannya ini. Mendiang orangtuanya pasti sangat bangga.

Perlahan Dedrick mengangkat cakarnya, meski bau bunga itu semakin tersebar itu tidak menghalangi niatnya untuk membunuh gadis yang meringkuk ketakutan di depannya ini. Ia akan membunuh gadis ini sekarang juga.

Diana menatap cakar itu lagi, sepertinya kematiannya hanya di tunda. Ia mati di bunuh, bukan bunuh diri. Perlahan Diana menutup matanya, mungkin ini adalah ajalnya. Diana menarik nafas, rasa sakit di lengannya semakin menjadi.

Lagi-lagi Diana pasrah ketika maut benar-benar menghampirinya. Tidak ada yang bisa ia lakukan.

Crash

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 76 END

    Tidak terasa kandungan Diana semakin membesar, tapi itu juga membuat Diana kesulitan untuk melakukan beberapa hal. Perut Diana sangat besar, hingga Diana khawatir perutnya nakan meledak. Pemikiran konyol memang, tapi itulah yang Diana pikirkan mengingat usia kandungannya."Ugh." Diana bergerak gelisah dalam tidurnya, perutnya yang membuncit itu membuat dirinya kesulitan untuk mencari posisi nyaman untuk tidur. Diana hanya bisa tidur dengan posisi miring yang membuatnya pegal. Diana membuka matanya. "Ya, ampun sekarang aku bahkan lapar."Diana melihat Dedrick yang tertidur di sampingnya, hanya berselang beberapa detik kemudian Dedrick juga membuka matanya. Dedrick turut duduk. "Ada apa Diana? Apakah kau merasa tidak nyaman lagi?" Dedrick mengusap perut Diana yang membuncit itu. Akhir-akhir ini Diana sering mengeluh padanya perihal posisi tidurnya yang tidak nyaman, Dedrick kasihan dengan Diana yang tidak bisa tidur dengan tenang.Diana mengangguk. "Ya, tidak nyam

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 75

    Diana berdiri gugup di dalam kamarnya, sekarang hanya ia dan Era yang berada di dalam kamar ini. Era baru saja selesai meriasnya. Kini Diana tampak sangat cantik dengan gaun abu-abu dan sebuah mahkota di atas kepalanya. "Aku gugup sekali." Tidak hanya gugup, Diana juga merasa gundah. Takut jika nantinya acara ini tidak berjalan lancar karena bisa saja dirinya melakukan kesalahan.Era yang memahami kegundahan hati Diana mendekati sahabatnya itu, ia menepuk pelan bahu Diana. "Tidak ada yang perlu dicemaskan, ini pasti akan berjalan dengan lancar." Acara ini diadakan pada malam hari, para tamu telah banyak berdatangan. Beberapa penduduk juga ada yang datang dan hal itu membuat Diana semakin gugup."Terima kasih, Era." Diana menghela nafas kemudian membuangnya perlahan, kedua tangannya yang dibalut sarung tangan memegangi dadanya agar rasa cemas dan gugup ini hilang.Era melebarkan senyumnya. Era sendiri juga tidak kalah cantik, ia memakai sebuah gaun hijau hingga E

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 74

    Memang butuh waktu beberapa hari untuk Diana agar ia bisa lebih tenang dan melupakan kejadian di mana ia diculik, saat itu pula Dedrick selalu berada di samping Diana. Dedrick selalu menjaga Diana dan selalu ada untuk menenangkan Diana dari mimpi buruknya. Itu berhasil, Diana tidak lagi bermimpi buruk di saat ia tertidur. Dedrick sudah seperti obat penenang untuk Diana.Sekarang Diana dan Era tengah bersantai di bawah pohon favoritnya bersama seekor kelinci dipangkuannya. "Benarkah? Adam melamarmu?" Diana terkejut mendengarnya, ternyata hubungan Adam dan Era menginjak jenjang yang lebih serius. Diana baru mendengarnya karena beberapa hari ini ia jarang bertemu dengan Era, Era sibuk. Barulah sekarang kesempatan bagi mereka untuk bersantai.Era mengangguk antusias. "Ya, kami mungkin akan menikah setelah pernikahan mu dengan Alpha. Tidak mungkin bagi kami lebih dulu menikah bukan?" Era menggoda Diana. Pernikahan Diana dan Dedrick akan segera tiba, besok mereka mulai untuk

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 73

    "Mengingat Calon Luna sudah mengandung anakmu, sebaiknya kita segera melangsungkan pernikahan dan penobatan Diana untuk jadi Luna. Kita tidak bisa menunda lagi."Tengah malam ini mereka mengadakan rapat, dihadiri oleh para tetua dan beberapa petinggi lainnya dari Pack. Dedrick duduk di kursi paling ujung, kursi yang tentunya khusus untuk dirinya yang seorang Alpha.Dedrick mengusap keningnya. "Kenapa kalian sangat terburu-buru, Diana bahkan belum sembuh dari lukanya." Dedrick tidak tahu apa yang para tetua itu pikirkan. Ayolah, mereka baru saja selesai bertarung melawan Rogue yang Diana baru saja kembali dari insiden penculikannya. Ini bahkan belum sehari."Maaf, Alpha, tapi kita harus segera melangsungkan acara itu. Akan lebih baik jika kau menikahinya di saat ia sedang hamil saat ini. Ketika bayi itu lahir statusnya akan lebih jelas jika ia adalah anak dari seorang Alpha dan Luna." Puerto memberikan sarannya. Ini adalah

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 72

    Diana senang Dedrick mengikuti kemauannya untuk menguburkan Henry dengan layak, meski Henry adalah notabenenya adalah seorang Rogue yang pernah menyerang Diamond Pack. Diana tidak tahu mengapa orang sebaik Henry bergabung dengan Rogue, tapi Diana tidak mau mencari tahu. Biarlah ini menjadikan misteri.Diana yakin pasti ada alasan untuk itu dan Henry tidak ingin mengatakannya.Pemakaman Henry dilakukan di sekitar reruntuhan itu, warrior Dedrick yang menggali tanah untuk itu. Sekarang Henry sudah berada di sana. Diana berjongkok di hadapan makam Henry, ia menutup matanya dan menyatukan kedua telapak tangannya. "Semoga kau tenang di sana." Dalam hati Diana berdoa.Diana menyentuh gundukan tanah itu, mungkin Diana tidak bisa ke sini lagi mengingat ini adalah wilayah bebas. Tidak semua Werewolf bisa berkeliaran di sini karena Rogue. Beberapa dari mereka ada yang berhasil kabur dan pastinya mereka akan tetap ada disekit

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 71

    Diana perlahan membuka matanya, sejak tadi ia masih sadar tapi rasa sakit yang ia derita tidak bisa membuatnya membuka mata. Ketika abu-abu itu memandang, Diana menemukan Era yang menatapnya. "Diana, kau membuka matamu." "Diana, minumlah ini. Kau kekurangan minum." Era memberikan Diana sebuah air yang Diana yakin itu adalah obat. Warna air itu agak kemerahan. Diana meminumnya hingga tandas, meski rasanya agak pahit tapi Diana tetap meminumnya. "Era, apakah ia baik-baik saja?" tanya Diana merujuk pada janinnya. Tangan Diana menyentuh perutnya yang sudah tidak sesakit tadi. Era menarik sudut bibirnya. "Tidak apa-apa, kau dan bayinya kuat. Hanya pendarahan sedikit, tapi itu sudah diatasi." Era mengeluarkan kain bersih kemudian mengikatkannya pada kepala Diana yang berdarah. Menutup lukanya. Wajah Diana yang tadinya terkena noda darah juga sudah dibersihkan, Era juga yang melakukannya. Diana lega sekali, tapi ia tiba-tiba saja terpikir dengan Dedrick. Diana memperhatikan sekitarnya, ia

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status