공유

Bab 2

작가: AiniRhee
last update 최신 업데이트: 2021-01-23 20:30:31

Lagi-lagi ketika Diana bangun, ia mendapati tubuhnya terasa lemas. Selain itu, ia juga merasakan sakit pada punggungnya, seperti tertimpa sesuatu yang sangat berat. Diana membuka matanya perlahan, manik abu-abunya memindai keadaan sekitar. Sepi.

Hanya dengan memperhatikan dinding di depannya Diana tahu jika ia dalam posisi duduk, ia dapat merasakan pinggulnya sedikit pegal dengan punggung yang terasa sakit setiap bersentuhan dengan dinding. "Ugh ... Sakit sekali," gumamnya lemah.

Diana memperbaiki posisi duduknya agar punggungnya tidak terasa lebih ngilu, rambut pirangnya kusut. Diana mengabaikannya. Ia harus menenangkan rasa sakit ini dulu.

Sret

Diana berhasil memperbaiki posisi duduknya, Diana diam sejenak seperti tengah mencoba mengingat sesuatu. "Astaga!" Spontan saja Diana terlonjak ketika semua ingatannya kembali masuk bersamaan ke dalam otaknya. Seperti air yang ditumpahkan dari dalam ember. Ingatan itu merasuki kepalanya begitu saja.

"Serigala ... Astaga, di mana aku sekarang?" Diana kembali memindai sekitarnya dengan lebih seksama, di sini gelap jika saja tidak diterangi oleh cahaya obor yang digantung di dinding. Menghasilkan cahaya yang hanya remang-remang.  Di sudut ruangan ini Diana dapat melihat pintu, oh tidak, itu memang satu-satunya pintu untuk keluar dan masuk.

Trang

Saat masih sibuk dengan pikirannya, Diana di kejutkan oleh sebuah suara. Suara seperti besi-besi yang bersentuhan. Asal suara itu dari balik pintu, Diana yakin itu.

Diana menatap pintu itu waspada, meski itu tidak berguna karena kondisinya yang tidak berdaya. Untuk berdiri saja Diana tidak tahu apakah ia mampu atau tidak. Jadi, waspada pun tidak ada gunanya jika tidak ada usaha. Pintu itu mulai berderit, menandakan si pembuka mulai menariknya.

"Kau sudah sadar?" Orang itu mendekati Diana, Diana menatap pria itu waspada. Apalagi pria itu hanya bertelanjang dada, Diana tidak yakin pria itu akan berbuat baik kepadanya nanti.

Diana beringsut mundur ketika orang itu menggapainya, menyebabkan tangan pria itu tergantung di udara. "K-kau siapa siapa?" tanya Diana.

Pria itu menarik tangannya kemudian berdecak. "Seharusnya aku yang bertanya padamu, tapi aku akan membawamu kepada Alpha. Ia yang akan mengintrogasi mu." 

Diana berpikir keras. Alpha? Ia tidak mengenal seseorang dengan nama itu. "Aku ada di mana?" tanya Diana lagi. 

Adam, Beta dari Diamond Pack itu mendesah. Gadis yang mereka temui di hutan ini banyak tanya juga. Tanpa aba-aba ia menarik tangan Diana, hal itu sukses membuat Diana memekik kaget.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Diana meronta tapi pria itu sangat kuat, terlihat dari tubuhnya yang besar. Diana yakin pria ini gemar berolahraga.

"Aku akan membawamu, jadi, jangan melawan jika tidak ingin terluka." Adam tidak berkata apa-apa lagi, ia hanya menarik agar Diana berdiri.

Mau tidak mau Diana akhirnya berdiri juga, tapi Diana meringis ketika punggungnya terasa sakit karena gerakan yang ia lakukan.

"Akh ...."

Adam menatap Diana, gadis itu terlihat meringis seraya memegangi punggungnya. "Tadi punggungmu tertimpa pohon," kata Adam. Ia melangkahkan kakinya keluar dari sana diikuti Diana yang mengekor di belakang.

"Tertimpa pohon?" Diana pasti sudah gila, bukannya langsung mati, ia malah tertimpa pohon. "Oh, iya sebelum pingsan tadi aku melihat serigala. Apakah kau yang mengusirnya?" tanya Diana begitu saja. Diana pikir pria di depannya inilah yang menyelamatkannya.

Spontan Adam menghentikan langkahnya, gadis ini berkata seolah-olah serigala adalah hewan biasa. Apakah ia tidak tahu Werewolf?

"Kenapa berhenti? Apakah itu benar? Kalau benar aku sangat berterimakasih karena kau sudah menyelamatkan aku dari hewan buas itu." 

Adam kembali melanjutkan langkahnya, gadis ini seperti berasal dari dunia lain. Ia harus lekas membawanya kepada Dedrick. Sang Alpha.

~~~

Diana merasa ngeri. Bagaimana tidak? Ia berjalan sepanjang lorong remang-remang ini dengan suara orang-orang yang seperti tengah disiksa. Jeritan, suara pukulan, dan pastinya bau anyir membuat Diana menatap Adam dengan pandangan waspada.

Apakah aku berada di sarang pembunuh? Pikiran itu terlintas di benar Diana.

"Argh!" 

Kembali Diana tersentak, suara teriakan kesakitan itu membuat Diana ngilu. "Pe-permisi, sebenarnya ini di mana?" Kembali Diana memberanikan diri untuk bertanya setelah sejak tadi bungkam.

"Penjara." Adam menjawab singkat. 

Diana meneguk ludah. "A-anu. Aku mau pulang di mana pintunya?" Diana seketika ingin pergi dari sini, apalagi ketika ingat jika seseorang bernama Alpha akan menginterogasi dirinya.

"Kau harus menjawab beberapa pertanyaan dari Alpha terlebih dahulu, setelah itu kau boleh pergi. Tergantung keputusan Alpha nantinya." 

Adam tidak berbohong, memang begitulah Dedrick. Alpha-nya itu akan menginterogasi orang-orang yang masuk ke wilayahnya, jika orang itu adalah mata-mata jangan harap akan melihat matahari besoknya. Dedrick akan membunuhnya dengan siksaan semalam. 

Siksaan semalam, adalah metode menyiksa mata-mata selama satu malam. Mereka akan dibuat untuk mengakui siapa yang menyuruh mereka, jika mereka tutup mulut maka mereka akan disiksa sampai mati. Begitulah kejamnya Dedrick Caldwell.

"Alpha?" Diana menggunakan nama orang itu. Diana menarik nafas dan membuangnya perlahan, ia hanya perlu menjawab apa yang terjadi dengan jujur dengan begitu ia pasti akan keluar dari sini. Diana yakin itu. 

"Baik, aku akan mengikutinya."

Meski tidak tahu di mana sebenarnya ia berada, Diana tetap ingin meninggalkan kesan baik. Ia harus mengikuti aturan di sini jika tidak ingin terluka.

Adam tidak menjawab, gadis ini terlihat benar-benar tidak tahu. Padahal kekejaman Alpha Dedrick sudah menyebar ke mana-mana, ke seluruh Pack Werewolf. Mungkin ia akan mendapatkan jawaban nanti.

Adam dan Diana tiba di depan sebuah pintu, pintu itu tertutup rapat. Diana yakin seseorang bernama Alpha pasti ada di sana. Adam mengetuk pintu itu dan setelah mendengar suara, Adam mendorong pintu itu.

"Ayo," katanya pada Diana.

Diana mengangguk dan mengikuti Adam untuk masuk ke sana. 

Ketika masuk ke dalam sana, Dana meneguk ludahnya. Tiba-tiba saja ia merasa hawa aneh di sini, jantungnya berdetak kuat hingga Diana takut terjadi sesuatu pada jantungnya. Ruangan ini juga gelap.

Diana mengedarkan pandangannya, di ruangan ini ia melihat sebuah kursi kosong. Sebenarnya ada dua tapi telah di duduki oleh seseorang. Diana yakin pria itu adalah si Alpha. Diana tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena pencahayaan yang minim di ruangan ini, apalagi obor itu digantungkan di dinding tepat di belakang si Alpha duduk. Diana hanya bisa melihat siluet tubuh besar pria itu.

Kenapa tubuh mereka besar sekali, Diana mengeluh dalam hati.

Adam mendekat kepada Dedrick laku berdiri di belakang Alpha-nya itu. Dapat Adam lihat Dedrick yang menatap Diana tajam.

"Duduklah." Adam mempersilahkan Diana duduk.

Diana duduk di depan Dedrick, bersiap menerima pertanyaan, menjawabnya, dan keluar dari sini. Tidak bisa Diana pungkiri jika ia merasa sangat terintimidasi sekarang. Walau tidak melihat wajah pria itu, Diana yakin pria itu menatapnya dengan tatapan tajam. Diana bisa merasakannya.

"Siapa kau?" Dedrick mengajukan pertanyaan pertama.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 76 END

    Tidak terasa kandungan Diana semakin membesar, tapi itu juga membuat Diana kesulitan untuk melakukan beberapa hal. Perut Diana sangat besar, hingga Diana khawatir perutnya nakan meledak. Pemikiran konyol memang, tapi itulah yang Diana pikirkan mengingat usia kandungannya."Ugh." Diana bergerak gelisah dalam tidurnya, perutnya yang membuncit itu membuat dirinya kesulitan untuk mencari posisi nyaman untuk tidur. Diana hanya bisa tidur dengan posisi miring yang membuatnya pegal. Diana membuka matanya. "Ya, ampun sekarang aku bahkan lapar."Diana melihat Dedrick yang tertidur di sampingnya, hanya berselang beberapa detik kemudian Dedrick juga membuka matanya. Dedrick turut duduk. "Ada apa Diana? Apakah kau merasa tidak nyaman lagi?" Dedrick mengusap perut Diana yang membuncit itu. Akhir-akhir ini Diana sering mengeluh padanya perihal posisi tidurnya yang tidak nyaman, Dedrick kasihan dengan Diana yang tidak bisa tidur dengan tenang.Diana mengangguk. "Ya, tidak nyam

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 75

    Diana berdiri gugup di dalam kamarnya, sekarang hanya ia dan Era yang berada di dalam kamar ini. Era baru saja selesai meriasnya. Kini Diana tampak sangat cantik dengan gaun abu-abu dan sebuah mahkota di atas kepalanya. "Aku gugup sekali." Tidak hanya gugup, Diana juga merasa gundah. Takut jika nantinya acara ini tidak berjalan lancar karena bisa saja dirinya melakukan kesalahan.Era yang memahami kegundahan hati Diana mendekati sahabatnya itu, ia menepuk pelan bahu Diana. "Tidak ada yang perlu dicemaskan, ini pasti akan berjalan dengan lancar." Acara ini diadakan pada malam hari, para tamu telah banyak berdatangan. Beberapa penduduk juga ada yang datang dan hal itu membuat Diana semakin gugup."Terima kasih, Era." Diana menghela nafas kemudian membuangnya perlahan, kedua tangannya yang dibalut sarung tangan memegangi dadanya agar rasa cemas dan gugup ini hilang.Era melebarkan senyumnya. Era sendiri juga tidak kalah cantik, ia memakai sebuah gaun hijau hingga E

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 74

    Memang butuh waktu beberapa hari untuk Diana agar ia bisa lebih tenang dan melupakan kejadian di mana ia diculik, saat itu pula Dedrick selalu berada di samping Diana. Dedrick selalu menjaga Diana dan selalu ada untuk menenangkan Diana dari mimpi buruknya. Itu berhasil, Diana tidak lagi bermimpi buruk di saat ia tertidur. Dedrick sudah seperti obat penenang untuk Diana.Sekarang Diana dan Era tengah bersantai di bawah pohon favoritnya bersama seekor kelinci dipangkuannya. "Benarkah? Adam melamarmu?" Diana terkejut mendengarnya, ternyata hubungan Adam dan Era menginjak jenjang yang lebih serius. Diana baru mendengarnya karena beberapa hari ini ia jarang bertemu dengan Era, Era sibuk. Barulah sekarang kesempatan bagi mereka untuk bersantai.Era mengangguk antusias. "Ya, kami mungkin akan menikah setelah pernikahan mu dengan Alpha. Tidak mungkin bagi kami lebih dulu menikah bukan?" Era menggoda Diana. Pernikahan Diana dan Dedrick akan segera tiba, besok mereka mulai untuk

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 73

    "Mengingat Calon Luna sudah mengandung anakmu, sebaiknya kita segera melangsungkan pernikahan dan penobatan Diana untuk jadi Luna. Kita tidak bisa menunda lagi."Tengah malam ini mereka mengadakan rapat, dihadiri oleh para tetua dan beberapa petinggi lainnya dari Pack. Dedrick duduk di kursi paling ujung, kursi yang tentunya khusus untuk dirinya yang seorang Alpha.Dedrick mengusap keningnya. "Kenapa kalian sangat terburu-buru, Diana bahkan belum sembuh dari lukanya." Dedrick tidak tahu apa yang para tetua itu pikirkan. Ayolah, mereka baru saja selesai bertarung melawan Rogue yang Diana baru saja kembali dari insiden penculikannya. Ini bahkan belum sehari."Maaf, Alpha, tapi kita harus segera melangsungkan acara itu. Akan lebih baik jika kau menikahinya di saat ia sedang hamil saat ini. Ketika bayi itu lahir statusnya akan lebih jelas jika ia adalah anak dari seorang Alpha dan Luna." Puerto memberikan sarannya. Ini adalah

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 72

    Diana senang Dedrick mengikuti kemauannya untuk menguburkan Henry dengan layak, meski Henry adalah notabenenya adalah seorang Rogue yang pernah menyerang Diamond Pack. Diana tidak tahu mengapa orang sebaik Henry bergabung dengan Rogue, tapi Diana tidak mau mencari tahu. Biarlah ini menjadikan misteri.Diana yakin pasti ada alasan untuk itu dan Henry tidak ingin mengatakannya.Pemakaman Henry dilakukan di sekitar reruntuhan itu, warrior Dedrick yang menggali tanah untuk itu. Sekarang Henry sudah berada di sana. Diana berjongkok di hadapan makam Henry, ia menutup matanya dan menyatukan kedua telapak tangannya. "Semoga kau tenang di sana." Dalam hati Diana berdoa.Diana menyentuh gundukan tanah itu, mungkin Diana tidak bisa ke sini lagi mengingat ini adalah wilayah bebas. Tidak semua Werewolf bisa berkeliaran di sini karena Rogue. Beberapa dari mereka ada yang berhasil kabur dan pastinya mereka akan tetap ada disekit

  • Alpha Dedrick (INDONESIA)   Bab 71

    Diana perlahan membuka matanya, sejak tadi ia masih sadar tapi rasa sakit yang ia derita tidak bisa membuatnya membuka mata. Ketika abu-abu itu memandang, Diana menemukan Era yang menatapnya. "Diana, kau membuka matamu." "Diana, minumlah ini. Kau kekurangan minum." Era memberikan Diana sebuah air yang Diana yakin itu adalah obat. Warna air itu agak kemerahan. Diana meminumnya hingga tandas, meski rasanya agak pahit tapi Diana tetap meminumnya. "Era, apakah ia baik-baik saja?" tanya Diana merujuk pada janinnya. Tangan Diana menyentuh perutnya yang sudah tidak sesakit tadi. Era menarik sudut bibirnya. "Tidak apa-apa, kau dan bayinya kuat. Hanya pendarahan sedikit, tapi itu sudah diatasi." Era mengeluarkan kain bersih kemudian mengikatkannya pada kepala Diana yang berdarah. Menutup lukanya. Wajah Diana yang tadinya terkena noda darah juga sudah dibersihkan, Era juga yang melakukannya. Diana lega sekali, tapi ia tiba-tiba saja terpikir dengan Dedrick. Diana memperhatikan sekitarnya, ia

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status