Mag-log inZhang Li yang susah tidur semalaman, membuatnya terlelap hingga fajar menyingsing. Dewi Bunga Agung hanya menggeleng saat menatap Zhang Li masih pulas berbaring diranjangnya, ia langsung mengerahkan sedikit kekuatan spiritualnya untuk membuka jendela kamar kamar Zhang Li.
Cahaya Matahari mulai menyorot wajah Zhang Li, pantulan kilau lembut membuat kedua matanya harus terbuka. Saat terbangun nampak Dewi Bunga Agung berdiri di samping ranjangku, mengenakan jubah panjang berwarna ungu muda dengan hiasan bunga mawar merah. Ia menatapku dengan senyum samar lalu berkata "Zhang Li bangun, aku akan memberikan sesuatu kepadamu." Aku langsung duduk dikasur, lalu sedikit bergeser untuk memberikan tempat kepada Dewi Bunga Agung agar duduk di sampingku "Apa itu, Dewi Bunga Agung?” tanyaku sambil memandangi tangannya yang tampak memegang sesuatu. Dewi Bunga Agung tersenyum dan perlahan membuka genggamannya. Tampak disana sebuah kotak emas kecil dengan ukiran bunga Lily di permukaannya. Sekilas tampak biasa saja, namun jika diperhatikan menggunakan kekuatan spiritual, terlihat segel spiritual yang memancarkan cahaya samar cukup kuat. Dengan gerakan lembut, Dewi Bunga Agung menyalurkan kekuatan spiritualnya ke kotak tersebut. Seketika, segel itu menyala terang dan membentuk pola bunga lily di udara sebelum perlahan lenyap seperti embun di bawah sinar matahari pagi. Begitu segelnya hilang, kotak emas itu terbuka, memancarkan kilau lembut disertai harum yang mirip dengan aroma bunga lily di halaman rumahku. "Ini adalah Pil Leiron," Ucapnya lembut. Dewi Bunga Agung mengambil pil dari dalam kotak emas itu—sebuah pil kecil berwarna emas kehijauan yang memancarkan cahaya magis di sekelilingnya. Dengan gerakan halus, ia memasukkan pil itu ke dalam mulutku. Rasanya manis, sedikit asam, dan hangat ditenggorokan, seolah ada energi suci mengalir perlahan ke seluruh tubuhku. "Pil Leiron dibuat oleh mendiang Dewi Alam Bunga untuk melindungi peri yang memiliki bakat bunga Lily saja," ucapnya sambil membelai rambut Zhang Li. "Pil ini juga bisa menambah kekuatan spiritualmu sebesar lima ribu tahun, serta menjaga hatimu tetap bersih sebagai wanita suci." 'Semoga Pil Leiron akan membantumu menjauh dari kehancuran yang telah diramalkan, Zhang Li...' Dewi Bunga Agung terus menatap Zhang Li yang masih merasakan gelombang energi Pil Leiron mengalir di tubuhnya, panas dan dingin perlahan bersatu, menyesuaikan ritme jiwanya. 'Bukan cinta yang membawamu ke ambang kehancuran, melainkan siapa yang akan kau cintai...' Tatapan sendu Dewi Bunga Agung, membuat hatiku timbul rasa penasaran. Apalagi setelah ia memberikan hadiah yang begitu berharga, aku memutuskan untuk memberanikan diri untuk bertanya dengan hati - hati. "Dewi Bunga Agung. Apakah aku boleh bertanya?" Suaraku terdengar pelan dan supan, penuh kehati-hatian. Hari ini aku tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun. Aku takut, jika salah bicara, ia bisa saja menarik kembali Pil Leiron yang baru saja ia berikan. Dewi Bunga Agung menatapku lembut dan tersenyum. "Ada apa?" tanyanya dengan suara tenang namun hangat. "Aku hanya ingin tahu… Mengapa kepergianku kali ini membuat Dewi memberikan hadiah sebesar ini? Apakah tempat yang akan aku kunjungi begitu berbahaya bagi wanita suci?" tanyaku, mencoba menahan rasa penasaran yang berkecamuk dihatiku. "Kau merupakan wanita suci pertama Zhang Li yang ke alam langit, setelah ribuan tahun berlalu." Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, lalu seseorang membukanya. Ternyata, itu Guru. "Apakah kau sudah siap, Zhang Li?" tanya Guru sambil melangkah santai. "Dewi Bunga Agung," Guru menyapa dengan hormat. "Gurumu sudah datang. Berangkatlah, Zhang Li, dan ingat semua pesanku. Tetaplah memakai cadar, jangan sampai merepotkan Gurumu," ucap Dewi Bunga Agung. "Baik, Dewi Bunga Agung," jawabku sambil mengambil barang yang sudah aku persiapkan dari malam. Saat berangkat, aku menaiki binatang spiritual milik Guru, seekor kuda putih bersayap, sementara Guru terbang dengan pedang memandu jalan. Aku menarik napas dan berteriak sedikit agar Guru mendengar pertanyaanku. "Guru, apakah Alam Langit sangat jauh dari Alam Bunga?" "Tidak! Kita akan menuju tempat tinggalku, di Alam Langit tingkat kelima, untuk menepati janjiku," jawab Guru yang tetap fokus kearah depan memandu perjalanan kami. Aku sungguh tidak menyangka, Guru masih mengingat janjinya—membawa aku ke tempat tinggalnya jika berhasil menguasai jurus Bunga Lily Hitam, pembasmi roh iblis. "Alam Langit memang ada berapa tingkatan…" Aku belum sempat menyelesaikan pertanyaanku, karena pandanganku terfokus pada istana besar yang berdiri kokoh di antara awan. Menara-menara emas menjulang tinggi, berkilau di tengah langit. "Alam Langit memiliki sembilan tingkat," kata Guru, suaranya lembut namun jelas. "Pegang erat kuda bersayap ini. Kita akan melewati gerbang pertama." Dari kejauhan, tampak gerbang emas melayang di antara awan. Guru menggunakan plakat emas yang terukir namanya untuk membuka tabir pelindung, memberi kami akses ke Alam Langit. Begitu melewati gerbang, terlihat sebuah gapura dengan tiang kokoh yang terlilit naga emas, dijaga sepuluh pemanah yang melayang di atas awan di kanan dan kiri. Aku mendarat di depan gapura, dan para prajurit segera memberi hormat. "Selamat datang, Dewa Pembasmi Roh Iblis!" seru mereka. Guru hanya tersenyum. Salah seorang prajurit menatapku tajam, lalu bertanya, "Siapakah wanita bercadar ini, Dewa?" "Dia muridku. Tenanglah," jawab Guru dengan suara tenang namun tegas. "Baiklah. Silakan masuk, Dewa, dan selamat datang di Alam Langit, Nona Zhang Li," ucap prajurit itu, suaranya diiringi aura spiritual yang kuat. Aku menatap mereka, terkejut. Bagaimana mereka bisa mengetahui namaku? Aura spiritual para prajurit pasti jauh lebih tinggi dariku... Guru langsung mengisyaratkan aku untuk mengikutinya memasuki pintu gerbang Alam Langit, tapi begitu kami melangkah, sebuah cahaya merah—roh iblis—ikut menyelinap masuk bersama kami. "Guru?" tanyaku, meminta izin. "Cepat, kejarlah! Guru akan menyusulmu," jawabnya. Aku langsung berubah menjadi cahaya emas untuk mengejar cahaya merah itu. Entah mengapa setiap kali aku berubah menjadi cahaya, warnanya selalu emas. Guru pernah mengatakan bahwa warna cahaya tergantung dari keturunan, dan setiap warna memiliki tingkatan. Namun, ia merahasiakan semua itu dariku, karena hanya Dewa atau Dewi yang boleh mengetahui hal tersebut... Ji Dan langsung melihat kearah belakang untuk melacak jejak roh iblis itu menyelinap masuk bagaimana. Benar saja, jejak itu menempel pada binatang spiritualnya. Iblis itu ternyata berubah menjadi seekor kutu kecil agar bisa bersembunyi dengan muda. Ji Dan menatap kuda bersayapnya dengan sinis. Kuda itu menatap balik dan berbicara melalui telepati, "Pantas saja, Tuan. Aku merasa sedikit gatal sepanjang perjalanan. Maaf, Tuan, hamba telah lalai." Ji Dan menghela napas pelan, setengah kesal tapi tak bisa melampiaskannya—karena ini juga kesalahannya sendiri... Cahaya merah itu mendarat di sebuah taman yang tampak suci. Hawa di Alam Langit begitu murni, kuat, dan beragam, sangat berbeda jauh dari Alam Bunga yang hanya dipenuhi hawa bunga saja. Energi spiritual yang terbawa angin seakan dipenuhi kesadaran para Dewa Alam Langit. Menariknya lagi, Air terjun di taman ini memancarkan hawa spiritual yang berkilauan, dihuni ikan spiritual yang berenang di pusaran dasar sungai yang tampak jelas. Bahkan, pohon ginkgo biloba berdaun kuning keemasan dan pohon bunga persik yang mekar disekitar taman memancarkan aura positif yang kuat. Keindahan taman alam langit membuatku terlena sesaat, hingga aku langsung menyadari cahaya merah itu berubah menjadi sosok roh iblis berupa asap hitam bercampur merah. Suaranya bergema di udara, berat dan penuh intimidasi, "Ada apa kau ikut campur dalam urusanku? Kau hanya bocah dengan kekuatan spiritual tujuh ribu lima ratus tahun. Jangan ikut campur dan segera pergi sebelum kesabaranku habis!" Sembilan ribu tahun!? Aku terkejut. Pil Leiron benar-benar meningkatkan kekuatanku dalam waktu singkat. Tapi… ia menganggapku masih bocah? Apakah ia berada di atasku? Sekejap mata, roh iblis itu berubah wujud menjadi ular piton raksasa berwarna hitam. Tubuhnya memancarkan aura gelap yang berputar seperti kabut malam, dengan bisa yang memancarkan energi racun spiritual. Ia menyerang dengan cepat, tapi aku berhasil menghindar, meski tak bisa menyentuhnya sama sekali. Aku menyadari, roh iblis ini memiliki kekuatan spiritual sekitar 30.000 tahun–tiga kali lipat dari kekuatanku. Tak heran ia meremehkanku. Setiap gerakan ular piton itu memunculkan gelombang energi yang membuat udara berdesir, dan setiap ayunan ekornya menyapu taman dengan angin yang dipenuhi kekuatan spiritual. Cahaya emasku memancar, membelah kegelapan, berusaha menahan serangan dari ular piton hitam itu. Pertarungan berlangsung cukup lama. Aku hanya bisa menangkis serangannya, tanpa kesempatan membalas. Jika terus begini, taman suci ini akan hancur karena ulah roh iblis itu. Aku tak bisa menggunakan jurus Bunga Lily biasa—kekuatannya terlalu lemah. Tidak ada pilihan lain, aku harus memakai Jurus Bunga Lily Hitam, jurus terlarang yang pernah Guru ajarkan. Aku menatap sekeliling, memastikan tidak ada Dewa atau Dewi di sekitar taman. Setelah yakin, aku terbang setinggi leher roh iblis piton itu dan mulai merapal mantra Bunga Lily Hitam Penghancur Roh Iblis. Aku memejamkan mata, memusatkan seluruh kekuatan spiritual ke kedua tanganku. Energi murni mengalir deras dalam tubuhku hingga membentuk bunga lily berwarna hitam pekat. Saat kekuatan itu siap, aku mengangkat tangan kiri ke langit, memaksa iblis itu menengadah secara refleks. Dari langit, bunga-bunga lily hitam mulai berjatuhan, menempel di tubuhnya satu per satu. Lalu, aku mengarahkan tangan kananku tepat ke tubuh roh iblis itu—menyegel seluruh pergerakannya. Tubuh ular piton hitam itu menegang, tak bisa bergerak sedikit pun. Matanya melebar ketakutan. “T-Ternyata kau… Alstroemeria!? Ti–tidak! Jangan bunuh aku, Dewi! Ampuni aku… aku hanya menjalankan perintah!” "Apa tujuanmu?" tanyaku dengan napas yang masih terengah. "Aku hanya ingin mengambil satu buah persik untuk mengobati anakku yang terluka. Mohon berikanlah satu buah persik saja, Dewi. Aku berjanji akan pergi dari tempat ini dan tidak akan kembali selamanya." Aku menatapnya sejenak, lalu dengan hati-hati mengambil satu buah persik dari pohon suci itu. Namun, saat aku berbalik hendak menyerahkannya, tiba-tiba rasa sakit luar biasa menusuk punggungku. Sesuatu yang tajam menembus kulitku hingga hampir menyentuh tulang. "KAU PANTAS MATI, ALSTROEMERIA! Hahaha! Akhirnya aku bisa membalaskan dendam keluarga dan sahabat-sahabatku yang telah kau bunuh!" Darah mengalir deras membasahi punggungku. Rasa nyeri itu tajam, membakar, tapi yang lebih menakutkan adalah sensasi aneh yang mengikuti—seolah ada kekuatan asing mengalir di dalam tubuhku, mengambil alih kendali. Apakah ini… efek dari Pil Leiron? Bunga-bunga Lily Hitam mulai bermunculan di langit, berputar mengelilingi roh iblis itu. Dalam sekejap, kelopak-kelopak hitam itu membentuk kurungan spiritual yang menelan seluruh kekuatan jahatnya. Tak lama kemudian, cahaya terang muncul dari kejauhan—banyak prajurit langit datang bersama seorang Dewa. Mereka memperkuat kurungan Bunga Lily Hitam itu dengan energi suci, mempertebal segel roh iblis tersebut. Namun aku tahu, aku tidak boleh membiarkan mereka mengetahui jurus asliku. Dengan sisa kekuatan yang ada, aku membentuk mantra Ilusi Ingatan, mengubah persepsi mereka agar melihat Bunga Lily Putih biasa, bukan Lily Hitam terlarang. Pandangan mataku perlahan memudar. Dunia di sekitarku menjadi kabur, lalu benar-benar gelap. Tubuhku terasa ringan, dan buah persik di tanganku jatuh, menggelinding di tanah yang bercahaya. Apakah… takdirku memang berakhir di sini? Di tangan roh iblis piton hitam itu?Alam langit yang sedang berbahagia dengan kemunculan dua bayi kembar dari keturunan Zhang Li dan Putra Mahkota, tentu saja menjadi momen terbaik dalam sejarah alam langit. Karena, alam langit tidak pernah kehadiran bayi kembar.Baik Dewa biasa ataupun Keluarga Kaisar, tapi semua kebahagiaan ini juga mendatangkan banyak pertanyaan karena bakat Dewa yang berada dalam diri Zhu Suyi dan Zhu Suye. Akhirnya, seluruh raja naga beserta para Dewa Dewi terus membantu Kaisar mencari tahu alasan dibalik Bakat Dewa muncul bersama kedua bayi ini.Sisi lain, Dewi Burung ternyata tidak mati. Bahkan, ia berhasil bertahan hidup dalam pagoda suci dan melahirkan anaknya "Anakmu tidak dapat keluar dari tempat ini, karena roh jahat menempel pada dirinya. Jadi, ia harus melewati penyucian berulang kali baru bisa keluar dari Pagoda." Bagaimanapun, bayi ini keluar dari perut pendosa yang kerasukan inti roh raja iblis. Walaupun sudah lenyap, tapi tetap saja harus melewati penyucian."Apakah anakku harus mena
Kepergian Kaisar dan Dewi Zhang Li, membuat dirinya bisa bernapas dengan legah. Karena alam langit benar-benar melepaskan rakyat kota Zhen dari perjanjian 1.000 tahun lalu, juga anak tercintanya Liu Zha, sudah terlepas dari kutukkan setengah siluman dan manusia. Liu Ge, segera mengutus prajuritnya untuk menampung air dalam 10 gentong besar agar tidak kekurangan saat proses pelepasan kutukan setengah siluman ini. Setelah semuanya siap, seluruh rakyat kota Zhen berkumpul ditengah lapangan istana kota untuk menyembuhkan kutukan mereka. Sekaligus, merayakan lepasnya kaum siluman dari perjanjian 1.000 tahun yang sudah menyulitkan mereka.Belum saja, Liu Ge berbicara sepatah kata apapun. Seluruh rakyat kota Zhen malah ingin membalaskan dendam kepada Alam Langit, karena sudah membuat generasi baru menderita dan terkurung dalam kota. Liu Ge langsung menghentikan niat buruk mereka dan menjelaskan maksud dirinya mengutus para prajurit mengumpulkan mereka ditengah lapangan istana kota zhen, te
Hutan Meraire sudah tidak bisa menahan raja iblis lagi, karena kekuatan Dewa Pu Chai melemah.Akhirnya, Zhu Yi hanya berhasil memecahkan inti roh raja iblis menjadi tujuh bagian dengan kekuatan yang telah tercampur darahnya. Meskipun Zhu Yi gagal mengurung keenam inti roh lainnya, tapi setidaknya Zhu Yi berhasil mengurung inti roh ketujuh yang memiliki aura pembunuhan sangat kuat dan merupakan kekuatan inti raja iblis.Zhu Yi Melilit paksa Inti roh Raja Iblis ke-7 untuk memasuki Alam Ilusi Rasi Bintang Gugur. Ruang Hampa yang terletak pada dimensi bintang mati dengan massa tak terbatas ini. Sebenarnya, tidak dapat dijangkau oleh mahluk manapun. Bahkan, banyak Dewa ataupun siluman menganggap tempat ini hanya sebuah legenda kuno.Berusaha menyelamatkan dunia. Dirinya, dihampiri oleh utusan surgawi yang langsung membuka portal sebagai jalan pintas menuju alam ilusi rasi bintang gugur. Bahkan, ia dibekali rantai air mata bidadari yang tak pernah ada dalam sejarah manapun "Gunakan ini." S
Xai yang sudah aku utus seharian penuh untuk mengamati aktivitas Liu Zha lebih dekat. Akhirnya, membuat aku cukup mudah mendekati Liu Zha hingga mempercayaiku dan bermain bersamaku.Sedangkan, Pangeran ketiga dari kemarin mencoba berdiskusi tentang pembatas transparan yang dibuat oleh Zhu Yi. Bahkan, ia sengaja mengulur waktu dengan mengeluarkan seluruh pedangnya untuk mencobai pemabatas ini."Gadis manis, aku punya hadiah untukmu." Liu Zha langsung mendekat dan matanya berbinar ketika melihat gelang Lily Hitam. Ia langsung memintaku untuk memasangnya, tapi saat terpasang. Inti Roh Iblis Kelaparan bereaksi dan memberontak, tapi untung saja ada Xai yang membuat tabir pelindung hingga suara teriakkan Liu Zha tidak menarik perhatian siapapun."Keluarlah dari tubuh gadis ini, jangan terus membuat masalah raja iblis. Apakah kau tidak lelah? Selalu menindas yang lemah? Apakah kau tidak memiliki kemampuan untuk menindas yang kuat?" Ucap Zhang Li yang sengaja memancing."Hanya seorang gadis
Setelah keluar dari hutan, kami memutuskan untuk kembali ke kota Zhen. Pemandangan kota ini, jauh lebih indah daripada siang hari. Baru saja keluar dari perbatasan hutan, kami semua disambut pemimpin kota Zhen. Pemimpin kota Zhen yang sudah mengetahui kami akan turun gunung dari Xai, langsung menyambut kami dengan hangat.Mereka juga sudah mengatur sebuah paviliun megah nan mewah untuk kami semua singgah selama beberapa hari dalam kota Zhen yang sangat indah ini.“Perkenalkan, namaku Liu Ge dan istriku Cheng Mi yang berasal dari dunia manusia." Setelah memperkenalkan diri satu samalain, kami diberikan waktu untuk beristirahat.Malam telah tiba, kami semua diundang secara langsung oleh pemimpin kota Zhen untuk menikmati pesta sambutan yang dibuat secara khusus untuk kami semua "Nikmatilah acara ini," Ucap Liu Ge lalu menyuruh pengawal pribadinya untuk menutup pintu aula istana kota zhen.Acara dimulai dengan tarian pembuka-an dari klan siluman ular piton hijau yang sangat gemulai da
Tubuhnya yang terasa lemah hanya bisa membuat dirinya memandangi para dewa dan dewi yang nampak legah, karena Zhang Li sudah membuka kedua matanya "Apakah masih terasa sakit?" Tanya Dewi Tabib dan aku hanya bisa menggelengkan kepala, agar mereka tidak khawatir. Kaisar yang baru saja tiba bersama beberapa dayang, langsung sibuk mempersiapkan ramuan herbal terbaik untuk meningkatkan energi dan pertumbuhan bayiku. Sedangkan, para Dewa Dewi hanya bisa menatap haru perlakuan Kaisar terhadap Zhang Li yang sangat khawatir. “Kaisar, Nona Zhang Li sekarang sudah memasuki massa kehamilan 40 minggu. Jadi, normal saja kalau sering terjadi kontraksi palsu. Mengejutkannya lagi, anak Zhang Li merupakan bayi kembar." Zhang Li merasa bahagia, sekaligus sedih. Karena, anak kembar ini tidak disambut oleh Ayah mereka. Seandainya, disini ada Pangeran Pertama. Pasti kabar ini akan menyempurnakan kehidupan kami dengan membuat keluarga kecil. Apakah langit akan adil terhadap kedua bayi kecilku ini? Ap







