Setiap malam aku selalu duduk diatas atap rumah karena dari sini aku dapat melihat dengan sangat jelas pemandangan indah dialam bunga.
Mulai dari bulan, bintang, dan awan mereka terlihat jelas sedang menghiasi langit, sedangkan bunga Lily yang aku tanam menghiasi seluruh halaman rumah dengan berbagai macam warna yang memiliki banyak makna.
Aku berbeda dari teman periku karena mereka sangat pandai membuat obat dan bisa membuat banyak macam bunga dengan kekuatan spiritualnya, tapi aku hanya bisa membuat satu macam bunga saja yaitu bunga Lily.
Sebenarnya aku memiliki Guru yang sangat hebat, tapi Guru sudah lama tidak mengunjungiku ataupun memberi tugas kepadaku.
Padahal sejak kekuatan spiritualku sudah mencapai 2.500 tahun, aku sering bertugas untuk melindungi dan membimbing Dewa yang sedang bertugas membasmi roh iblis secara diam-diam karena Guru tidak ingin ada Dewa yang tahu identitasku.
Namun sekarang tidak ada tugas lagi. Jadi, aku tidak bisa keluar dengan mudah dari alam bunga yang sangat hening. Aku sudah terbiasanya merasakan suasana ini sambil memainkan harpa perak bermotif bunga Lily yang aku dapatkan dari Dewi Bunga Agung pada saat aku masih berusia remaja.
Dewi Bunga Agung memberitahu aku kalau Zhang Li adalah nama pemberian dari Ibuku lalu ia memberikan harpa perak bermotif bunga Lily ini karena hanya itu saja yang ditinggalkan Ibu untukku, tapi Dewi Bunga Agung tidak pernah mengungkapkan siapa Ibuku dan ia hanya memberiku sebuah lukisan lama seperti sketsa hitam-putih.
Aku masih mengingat jelas gambar seorang wanita yang sedang tersenyum sambil membawa bunga Lily ditangan kanan, sedangkan tangan kirinya membawa sebuah pedang yang masih dilindungi oleh selongsong dengan ukiran bunga Lily.
*Selongsong = sarung pedang.
Alunan nada harpa bunga Lily milikku mulai memecahkan keheningan di sekitarku dan membuatku teringat sebuah kisah dimasa lalu...
Saat kekuatan spiritualku sudah mencapai 2.250 tahun aku sempat keluar dari alam bunga tanpa ijin dari Dewi Bunga Agung untuk ikut Guru memancing ikan disungai yang cukup dekat dengan perbatasan antara alam bunga dan sebuah hutan tak bernama, tapi aku menyebut hutan itu sebagai hutan belantara karena banyak pohon tumbuh dengan sangat baik dan juga banyak binatang spiritual hidup dengan damai di hutan ini. Aku masih mengingat wajah Dewi Bunga Agung yang tampak marah dan khawatir saat menungguku didepan pintu rumah, tapi setelah aku datang ia malah memberi hukuman kepadaku selama tujuh hari lamanya. Aku ditugaskan untuk menyalin sebuah buku berisi tentang ilmu pengobatan khusus dari alam bunga.
"Ah sialan!" Gumamku sambil mengusap dahi yang tertabrak oleh suatu benda. Terlihat sebuah kertas berbentuk pesawat terjatuh tepat di pangkuanku.
Zhang Li, cepat tidur. Besok pagi Guru akan membawamu keluar dari alam bunga untuk waktu yang cukup lama. Jadi, persiapkanlah dirimu dan barang yang akan kau bawa besok.
Isi surat yang Guru kirim kepadaku langsung membuat aku semangat karena setelah beberapa tahun menghilang tanpa kabar, ia langsung membawa berita yang tidak mengecewakan. Aku berhenti memainkan harpa dan memikirkan barang apa saja yang akanku bawa besok.
Dewa Pembasmi Roh Iblis memasuki altar suci untuk mencari Dewi Bunga Agung karena ada suatu hal yang harus dibicarakan dengannya.
"Zhang Er ," Panggil Dewa Pembasmi Roh Iblis.
Dewi Bunga Agung yang sedang memejamkan mata sambil menikmati pijatan para pelayan dikursi tahta singgah sananya, langsung membuka mata dan menyudahinya "Ada apa Ji Dan?" tanya Dewi Bunga Agung. Ia memberi perintah kepada seluruh pelayan agar keluar dari altar suci alam bunga dan mempersilahkan Dewa Pembasmi Roh Iblis meneruskan pembicaraan ini "Sudah saatnya Zhang Li keluar dari alam bunga untuk belajar dialam langit, pasti ia akan menjadi Dewi hebat yang dapat menggantikan posisi Ibunya dialam bunga."
"Kau sudah tahu Zhang Li paling tidak suka dengan tempat yang mempunyai banyak aturan Ji Dan, apakah kau yakin? Tetap membawanya ke alam langit?" tanya Dewi Bunga Agung.
Dewi Bunga Agung sangat mengenal karakter Zhang Li yang tidak pernah menaati aturan. Jadi, ia sedikit tidak yakin melepaskan Zhang Li dari alam bunga dan belajar dialam langit.
"Zhang Li sudah dewasa Zhang Er. Bahkan sekarang kekuatan spiritualnya sudah mencapai 5.000 tahun, tapi kau terus menahannya dialam bunga. Aku yakin ia akan menyukai alam langit dan aku dapat menjamin Kaisar tidak akan mengetahui siapa dia sebenarnya."
"Baiklah, aku percaya kepadamu Ji Dan. Saat bulan purnama ketiga aku akan mengunjungimu."
Saat selesai mempersiapkan barang yang akan aku bawa besok. Aku selalu menyisir rambutku terlebih dahulu sebelum tidur, tapi aku baru menyadari kalau sekarang rambutku sudah sepanjang pinggang.
"Zhang Li..." Suara ini sangat tidak asing.
Aku langsung menoleh, ternyata Guru yang memanggilku dan ia berjalan kearahku dengan sangat santai "Akhirnya! Guru dapat mengunjungi aku setelah beberapa tahun tidak memberi aku kabar sama sekali."
"Apakah kau sudah sangat rindu kepada Gurumu ini?" tanya Guru sambil tertawa dan membantuku menyisir rambut.
"Tentu saja aku sudah sangat merindukan tugas yang akan diberikan Guru padaku."
"Aku sudah mempersiapkan tugas yang telah kau nantikan, tapi apakah jurus bunga Lily hitam pembasmi roh iblismu sudah berkembang dengan baik selama tiga tahun ini?" tanya Guru. Seketika langsung membuat aku patah semangat karena jurus pembasmi roh iblis sangat susah untuk dipelajari. Saat latihan aku sering muntah darah karena jurus ciptaan Guru, tapi tidak tahu sekarang akan lebih baik atau masih tetap sama seperti dulu.
"Cobalah."
Lagi-lagi Guru membaca pikiranku.
Guru langsung duduk diatas kasurku, sedangkan aku mulai mencoba fokus agar dapat menumbuhkan bunga Lily hitam pembasmi roh iblis pada hatiku. Awalnya terlihat sangat gelap, tapi sedikit demi sedikit bayangan dari roh iblis yang aku bunuh saat menjalankan tugas yang diberikan Guru mulai bermunculan dan memenuhi alam bawah sadarku. Mereka menyerang aku dengan ganas dari segala arah tanpa memberikan cela sedikitpun "Tetaplah fokus agar mereka tidak dapat melukaimu Zhang Li. Tumbuhkan lebih banyak lagi bunga Lily hitam pembasmi roh iblis didalam hatimu, karena sedikit lagi kau sudah bisa memasuki tahap akhir dari jurus buatanku ini."
"Baiklah Guru."
Aku menggunakan semua kekuatan spiritualku dan mengarahkannya kehati agar bunga Lily hitam dapat bertumbuh sangat banyak untuk mengalahkan bayangan roh iblis yang ada didalam alam bawah sadarku. Saat sudah bertumbuh banyak dan mengalahkan bayang-banyang roh iblis tersebut, tapi Guru malah menyuruh aku istirahat dan tidur.
Dewi Bunga Agung perlahan menggerakkan tubuhku agar aku bangun, padahal ia tidak seperti ini kecuali ada hal penting "Zhang Li bangun karena aku akan memberimu sesuatu ," ucap Dewi Bunga Agung. Aku langsung membuka mataku "Apa Dewi Bunga Agung?" tanyaku sambil mencari barang yang akan ia berikan kepadaku. Dewi Bunga Agung tersenyum dan memperlihat sesuatu yang berada digenggaman tangannya "Ini adalah Pil Leiron. Hanya ada satu dialam bunga karena yang dapat membuat pil ini hanya mendiang Dewi Alam Bunga saja. Makanlah, ia akan membuat kekuatan spiritualmu bertambah 5.000 tahun dan menjaga hatimu." Semoga Pil Leiron akan membantumu tidak merasakan cinta yang akan membawa bencana besar untukmu. Sungguh mengejutkan! Dewi Bunga Agung dan mendiang Dewi Alam Bunga sangat memperhatikanku, bahkan membuat kekuatan spiritual milikku bertambah menjadi 10.000 tahun sekarang, tapi mengapa mendiang Dewi Alam Bunga
Seorang wanita terlihat jatuh dari langit dan langsung ditangkap oleh Dewa Naga Api, tapi wajah wanita ini kenapa ditutupi sebuah cadar? Apakah ia seorang tamu? Cadar tipis berwarna putih yang menutupi wajahnya hampir terlepas, tapi untung saja Dewa Naga Api memasangkannya kembali. Rambut hitam kecoklatan yang panjang terlihat terkepang satu dengan rapih namun poninya sedikit berantakan karena angin menerpa tubuh mungilnya yang ditutupi balutan gaun putih. Sepertinya bahan gaun ini mahal karena aku baru pertama kali merasakan kain sehalus ini dialam langit. Siapa sebenarnya gadis ini? Ah kenapa aku menjadi penasaran dengan gadis ini. Kekuatan spiritualnya tidak setara Dewi, tapi menggunakan pakaian seperti seorang Dewi? Aku juga tidak pernah melihatnya selama berada dialam langit "Zhu Tao, cepat bawalah dia ke kediaman Dewi Segala Tabib, Wu Lai." "Baiklah
"Oh rupanya kau murid rubah hitam tua itu? Pantas saja sifatmu tidak sopan ," ucap rubah putih dengan dipenuhi dendam dan amarah rasanya saat berbicara. Kenapa Rubah putih ini memanggil Guru rubah hitam tua? Apakah ia musuh Guru? "Apakah kau sekarang sedang membicarakan aku Ji Zhi?" tanya Guru yang berjalan santai dari arah belakang rubah putih. Wajahnya seketika berubah menjadi sangat ketakutan saat mengetahui ada Guru disini "Ti-Tidak." "Dia berbohong. Bahkan tadi ia berbicara kalau Guru adalah rubah hitam tua yang sangat tidak sopan seperti muridnya." "Ka..Ka..Kau SUNGGUH MENYEBALKAN!" ucapnya sambil menunjukku lalu ia mendekati Guru dan berbicara dengan sangat manis "Aku hanya bercanda Kakak. Jadi, jangan hukum aku lagi ," ucapan rubah putih ini sungguh membuatku kaget. Ternyata ia adik Guru?
Hari masih sangat pagi, tapi Guru sudah membangunkan aku. Bahkan ia sengaja membuka gorden agar cahaya masuk dan mengganggu tidur nyenyakku "Bangunlah sudah pagi," Ucap Guru sambil menyenggol tanganku beberapa kali. Aku memaksa kedua mataku yang masih ingin tertidur ini untuk terbuka dan segera bangun dari kasur yang sangat halus ini. "Segera mandi karena Guru sudah menyiapkan air hangat bunga Lily putih dalam bak mandimu, aku tunggu dikursi dekat kolam. Oh ya selama berada dialam langit kau jangan memakai kalung giok hijau pemberian Dewi Bunga Agung. Jadi, simpanlah dahulu disuatu tempat." Padahal Dewi Bunga Agung memberikan kalung giok hijau ini untuk tanda keberuntunganku yang harus aku jaga, tapi ya sudahlah lagian alam langit tidak akan mencuri kalung giok hijau biasa seperti milikku ini "Baiklah Guru. Terimakasih, tapi Guru apakah aku boleh bertanya sesuatu?" tanyaku. "Tentu saja,
Saat acara ini selesai, Guru masih mengobrol dengan para Dewa dan ia menyuruh aku kembali terlebih dahulu kerumah. Aku berjalan pelan-pelan menuruni tangga altar suci alam langit, terlihat sangat jelas rumah para Dewa-Dewi "Nona..." Panggil seseorang. Aku tidak tahu siapa yang memanggilku, karena banyak orang yang menuruni tangga ini. Aku tetap berjalan saja dan tidak menghiraukannya lalu tak lama kemudian ada yang menepuk pundakku dari belakang "Nona ," Ucapnya dengan sangat lembut membuatku reflek menoleh. Saat aku menoleh kearah belakang ternyata Pangeran kedua "Apakah kau sibuk hari ini?" tanyanya sambil mengikuti aku menuruni tangga. "Tidak sibuk, tapi Guru memberi perintah untuk langsung kembali kerumah." "Apakah boleh aku meminta waktumu sebentar? Ada hal penting yang harus aku bicarakan padamu Nona," Ucapnya dengan tatapan penuh harapan. Apakah se
"Paman, apakah aku boleh meminjam muridmu untuk berlatih bersama?" tanya Pangeran pertama kepada Paman Ji Dan yang sedang bersantai menikmati nyanyian roh duyung iblis yang sedang dinetralisir. "Banyak gadis dialam langit, mengapa kau memilih muridku? Apakah kau menyukainya?" tanyanya. Ah yang benar saja! Tidak mungkin aku menyukai gadis bodoh sepertinya. "Tidak, aku hanya ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi pelatihnya. Jadi, Paman kau harus setuju akan hal ini oke!" Balas Pangeran pertama dengan memaksa. "Hahaha, baiklah. Oh ya, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu ," ucap Paman lalu mengisyaratkanku untuk duduk lebih dekat. Ada apa? Apakah aku akan diberitahu sebuah rahasia milik Paman? Sepertinya begitu. "Jadi karena kau telah bertanggung jawab untuk menjaga murid pewarisku, kau harus bersungguh-sungguh menjaga Zhang Li saa
Pangeran ketiga sedang berlatih pedang sendirian langsung menatapku "Ada apa kau kemari?" tanyanya lalu berjalan menghampiriku. "Aku sedang belajar teleport Pangeran." "Belajar teleport sampai terkena luka cakar? Kau membohongiku?" tanyanya. Belum sempatku balas pertanyaan Pangeran ketiga ia langsung mendapatkan laporan dari pengawal pribadinya "Lapor Pangeran, roh iblis harimau api yang menyelinap masuk sudah terbunuh oleh Alstroemeria." "Apakah kau mempunyai bukti Wuxian? Bahwa roh iblis ini terbunuh oleh Alstroemeria?" tanyanya dengan serius. "Abu berbau bunga Lilly hitam dan salah satu anak Dewa kecil berbicara secara langsung dengan Alstroemeria, katanya ia ingin cepat sembuh dan semangat belajar agar cepat menjadi Dewa dan menikahi Alstroemeria." "Hahaha, dia menipu seorang anak Dewa kecil, baiklah aku akan segera kesana."
"Zhang Li, mulai hari ini kau berlatih dengan Pangeran pertama dan ketiga karena guru akan sibuk." Ah lagi-lagi Guru meninggalkan aku, untung saja aku sudah memiliki teman disini. Jadi, tidak terlalu kesepian "Baiklah Guru." Aku langsung teleport ke rumah Pangeran pertama, tapi sekarang aku berada dihalaman rumah Pangeran ketiga. Gagal... Kapan jurus teleportku lancar! Sungguh menyebalkan! Aku berjalan cukup jauh kearah rumah Pangeran pertama lalu mengetuk pintu rumahnya, tapi tidak ada jawaban sama sekali "Apakah kau sudah puas mengetuk pintu rumahku?" tanyanya dari arah belakangku. "Masih pagi kau sudah mempermainkanku?" tanyaku sambil memasang wajah sinis. "Kau terlalu bersemangat latihan atau bertemu denganku? Padahal tadi aku menjemputmu dirumah Paman."