Share

Wanita Misterius

Seorang wanita terlihat jatuh dari langit dan langsung ditangkap oleh Dewa Naga Api, tapi wajah wanita ini kenapa ditutupi sebuah cadar?

Apakah ia seorang tamu?

Cadar tipis berwarna putih yang menutupi wajahnya hampir terlepas, tapi untung saja Dewa Naga Api memasangkannya kembali. Rambut hitam kecoklatan yang panjang terlihat terkepang satu dengan rapih namun poninya sedikit berantakan karena angin menerpa tubuh mungilnya yang ditutupi balutan gaun putih. Sepertinya bahan gaun ini mahal karena aku baru pertama kali merasakan kain sehalus ini dialam langit.

Siapa sebenarnya gadis ini? Ah kenapa aku menjadi penasaran dengan gadis ini.

Kekuatan spiritualnya tidak setara Dewi, tapi menggunakan pakaian seperti seorang Dewi? Aku juga tidak pernah melihatnya selama berada dialam langit "Zhu Tao, cepat bawalah dia ke kediaman Dewi Segala Tabib, Wu Lai."

"Baiklah paman Ji Dan."

Paman mengenal gadis ini?

Dewa Naga Api langsung melesat cepat ketingkat lima menggendong tubuh wanita ini, agar dapat cepat diobati oleh Dewi Segala Tabib.

"Dewi Segala Tabib bisakah kau urus wanita ini?" Tanya Dewa Naga Api sambil membaringkan tubuh Zhang Li disebuah tempat tidur yang berada dikediaman ini.

Saat Dewi Segala Tabib memeriksa denyut nadi Zhang Li. Ia mengerutkan alisnya dan merasa ada hal aneh, tapi ia tidak percaya dan memeriksanya kembali.

Bahkan ketiga kalinya ia baru berbicara kepadaku "Tubuhnya ternyata bisa memulihkan luka dengan sendirinya, tapi siapa wanita ini? Mengapa aku baru pertama kali melihatnya Pangeran ketiga?" tanya Dewi Segala Tabib.

"Sebenarnya aku juga tidak tahu siapa wanita ini Dewi, tapi sepertinya paman Ji Dan mengenalnya. Jadi bertanyalah kepadanya jika ingin tahu! Terima kasih Dewi Segala Tabib telah membantuku, kalau begitu aku akan kembali ke kediamanku bersama wanita ini."

"Baiklah."

Dewa Naga Api menggendong kembali wanita ini lalu melesat cepat ketingkat ke-7, yaitu Kediaman Kaisar & Permaisuri beserta anak-anaknya.

Aku merasa istirahatku sudah cukup untuk memulihkan luka ditubuhku karena sekarang aku merasa sudah lebih baik dari sebelumnya, tapi aku ada dimana sekarang? Bukannya tadi aku ditaman dekat air terjun? Aku langsung bangun dari kasur dan duduk sambil mengamati apa saja yang ada disekitarku karena aku tidak pernah ke tempat ini.Jadi, aku harus berhati-hati.

"Baguslah kau sudah bangun," ucap seorang lelaki tampan nan gagah yang sedang berjalan kearahku sambil membawa piring berisi makanan dengan bau yang sangat menggoda perutku.

Untung saja, cadar yang aku pakai masih terpasang seperti semula.

Tunggu, kenapa aku tidak asing dengan wajah lelaki ini? Sepertinya aku sering melihatnya, tapi dimana?

Tatapan matanya yang berwarna coklat itu sungguh sangat berkharisma saat sedang berjalan sambil menatapku dan senyum yang timbul diwajah lelaki ini membuat dirinya tampak semakin sempurna, tapi yang paling sempurna adalah kekuatan spiritualnya yang sangat tinggi.

Ia memakai pakaian berwarna hitam bercampur merah dengan motif api yang cukup elegan dan terlihat sebuah mahkota perak mengikat rambut coklatnya seperti seorang pangeran, tapi anehnya lelaki ini memiliki tanda tiga cap merah yang tersusun rapih seperti kelopak bunga didahinya namun tanda ini hanya bisa terlihat oleh seseorang yang memiliki kekuatan spiritual saja "Siapa kau? dimana Guru?" tanyaku sambil berjaga-jaga.

"Aku Dewa Naga Api, tapi siapa Guru yang kau maksud Nona?" tanyanya sambil berdiri menatap aku tanpa berkedip sedikitpun.

Dewa Naga Api? Seingatku dia merupakan Dewa Perang yang sangat terkenal dialam langit dan semua ini bukan hanya rumor, tapi memang ia pantas diakui sebagai Dewa Perang. Setiap aku mendapatkan tugas dari Guru untuk mengawasinya membasmi roh iblis, lelaki ini selalu berhasil tanpa bantuanku sedikitpun. Kadang aku sampai membawa makanan ringan untuk melihatnya menyelesaikan tugas dengan serangan pedang yang sangat sempurna.

Tangan lelaki ini melambai-lambai tepat didepan wajahku sampai membuyarkan lamunanku "Dewa Pembasmi Roh Iblis."

"Ah rupanya yang kau maksud adalah Paman Ji Dan. Makan saja dahulu karena Gurumu pasti akan kemari untuk menjemputmu ," ucapnya sambil memberikan piring berisi beberapa kue beras kepadaku dan setelah itu ia kembali duduk dikursi tahtanya sambil membaca kertas gulungan yang sepertinya berisi laporan penting.

"Baiklah."

Aku sekarang hanya mengikuti ucapan lelaki ini. Lagi pula sekarang aku berada dialam langit. Jadi, tentu saja aku tidak perlu khawatir dengan keberadaanku karena disini tidak akan ada yang berniat untuk berbuat jahat kepadaku.

Aku memandangi kue beras berbentuk bunga ini tanpa berkedip sedikitpun karena warna merah pada kue beras ini sangat pekat. Jadi, aku ragu untuk memakannya. Apakah kue beras ini sungguh enak?

"Mengapa kau hanya menatap kue beras itu dari tadi? Kau tidak menyukainya?" tanyanya. Aku hanya menggeleng pelan, "Aku baru melihat kue bunga beras berwarna merah pekat seperti ini. Apakah tidak akan membuat perutmu sakit?" Tanyaku sedikit ragu karena dulu aku pernah memakan kue bunga beras berwarna merah pekat buatan Zhang Mi, ia merupakan peri tulip putih dan tak lama kemudian perutku menjadi sangat sakit. Bahkan aku sampai diharuskan Dewi Bunga Agung meminum obat yang sangat pahit.

"Cobalah dahulu! Jika kau menyukainya akanku ambilkan lagi, tapi Nona jika aku boleh tahu kau berasal dari mana?" Tanya Dewa Naga Api dengan tatapan serius sampai aku tidak dapat menelan kue beras yang berada di mulutku saat ini.

"Aku berasal dari alam bunga."

"Siapa namamu? Apakah kau seorang Dewi dialam bunga?" tanya Dewa Naga Api.

Setahuku alam bunga berisi wanita suci yang belajar secara mandiri untuk menjadi seorang Dewi meskipun tidak terlalu menonjol, tapi tetap saja Dewi dialam bunga diakui seluruh Dewa Dewi dialam semesta. Bahkan dirumorkan wanita suci sangatlah cantik karena itu mereka menggunakan cadar untuk menjaga kesuciannya, namun tidak ada yang tahu semua ini benar atau tidak karena sampai saat ini tidak ada yang pernah menikahi wanita suci alam bunga.

Aku masih berpikir bagaimana mereka memiliki keturunan jika tidak menikah? Ah alam bunga sungguh tertutup! Bahkan mereka tidak pernah hadir dalam acara alam langit atau mengirim wanita suci untuk bersekolah dilembah langit selama ribuan tahun ini, tapi ada urusan apa sebenarnya? Kenapa wanita suci ini ke alam langit bersama Paman? Mencurigakan.

"Namaku Zhang Li. Aku hanya seorang murid dari Dewa Pembasmi Roh Iblis."

Murid Paman?

Apakah aku tidak salah dengar?

Sejak kapan Paman menerima murid?Bukankah ia sangat suka berkelana dan tidak ingin memiliki murid? Namun gadis ini kenapa terlihat seperti seorang Dewi? Sudahlah! Mungkin karena ia wanita suci.

"Aku kira kau seorang Dewi, baiklah. Perkenalkan aku Zhu Tao Pangeran ketiga alam langit."

A-Apa? Pangeran?

Aku kira ia hanya seorang Dewa Perang saja, tapi aku baru pertama kali berhadapan langsung dengan Pangeran, apa yang harus aku lakukan? Tolong aku! Bagaimana ini?

Guru tidak pernah memberitahu aku sedikitpun tentang apa yang harus dilakukan saat bertemu seorang Pangeran dialam langit. Ah bagaimana ini?

Ayo Zhang Li berpikirlah! Cepat!

Ah Aku ingat, Zhang Mi. Ia sering memberikan salam kepada Dewi Bunga Agung. Jadi, langsung saja aku mengikuti cara Zhang Mi saat itu karena tidak ada bedanya bukan Dewi Bunga Agung dengan Pangeran ketiga dialam langit?

Ah sudahlah!

Apa salahnya mencoba mungkin saja benar.

Aku langsung berdiri dan berjalan menghampirinya dengan tergesa-tergesa lalu menghadap kearah Pangeran ketiga "Kau ingin berbuat apa Nona Zhang Li?" Tanya Pangeran ketiga sambil menatap Zhang Li bingung.

Aku memaksa diriku agar sedikit tersenyum dan mengucapkan salam kepadanya "Maaf Pangeran ketiga Dewa Naga Api dan Dewa Perang hamba tidak sopan karena tidak memberi salam kepada yang mulia."

Pangeran ketiga tertawa saat melihatku mengucapkan salam lalu ia berdeham

'ehm- ehm'

"Kau sungguh lucu saat panik Nona, tapi tenanglah. Aku pasti akan memahami sikapmu yang belum sesuai dengan hukum alam langit Nona Zhang Li ," ucapnya sambil tersenyum.

Mengapa senyuman Pangeran ketiga membuat aku menjadi gerah? Ah mungkin karena dia Dewa Naga Api.

Jadi, auranya membuatku kepanasan.

"Terimakasih Pangeran ketiga ."

Kenapa gadis ini berkeringat seketika?

Apakah ia takut kepadaku?

Tiba-tiba pintu ruangan ini terbuka sangat lebar dan aku langsung menoleh kearah pintu tersebut. Ada seekor rubah putih memasuki ruangan dengan ekornya yang berjumlah delapan dan ia menggigit sebuah gulungan surat, sepertinya surat itu untuk Pangeran ketiga.

Setelah selesai memberikan gulungan surat, rubah putih ini menatapku cukup lama. Bahkan matanya tidak berkedip sama sekali "Kenapa ia menatap aku seperti itu?" gumamku pelan sambil menatap balik rubah putih yang sangat lucu ini.

Kelihatannya rubah putih ini baik. Jadi, aku memberanikan diri untuk menghampirinya lalu mengelus-elus tubuhnya dan ekor rubah putih ini terlihat sangat halus nan lebat, tapi aku sungguh terkejut karena seketika rubah putih ini langsung berubah menjadi seorang lelaki berumur lebih tua dariku namun wajahnya masih sangat muda.

Lelaki ini mengenakan pakaian cukup unik karena baju berwana putih yang saat ini ia pakai banyak dihiasi oleh benang merah. Bahkan rambutnya yang panjang ada beberapa yang terikat Kepang oleh benang merah. Terlihat seperti benang merah pengikat tali perjodohan "Berani sekali kau melecehkanku! Apakah kau ingin tidak memiliki jodoh seumur hidupmu?" Tanyanya dengan nada membentak sambil membersihkan pakaiannya.

Rubah putih ini sombong sekali! Apakah tanganku sekotor itu?

"Maaf aku tidak tahu, Aku kira kau seekor binatang spiritual!" Lelaki ini langsung melotot setelah mendengar ucapanku, apakah aku salah lagi sekarang?

"A-Apa? Aku ti-tidak salah dengarkan?" Tanyanya lalu maju mendekatiku "BISA-BISANYA KAU MENYAMAKAN AKU DENGAN BINATANG SPIRITUAL!" Rubah putih itu semakin marah kepadaku bahkan ia menatapku dengan sangat sinis.

Sungguh membuatku bergidik ngeri, seperti akan memangsa ku saja "Paman jangan marah. Ia baru pertama kali ke alam langit," ucap Pangeran ketiga yang berusaha menenangkan hati Pamannya agar tidak marah kepadaku. Ia menatap aku dari atas sampai bawah beberapa kali "Dia bukan Dewi, siapa kau?" tanya-nya sambil membentak aku kembali.

Sabar Zhang Li! Kau harus mengalah dengan orang yang lebih tua darimu agar terhindar dari masalah "Aku Zhang Li, murid dari Dewa Pembasmi Roh Iblis."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status