Share

Menunggu Matahari

Ia berdiri mematung. Khidmat. Bola matanya mengembang. Ditatapnya rintik-rintik gerimis yang mulai turun sejak dini hari tadi. Gemericik suaranya menghanyutkan pikirannya, mengalunkan nada-nada yang terdengar indah di telinga, lalu mengantarkannya pada suasana tenang. Damai. Sesaat ia merasa kesejukan menelusup ke ruang-ruang kalbunya dan menembus lorong-lorong beku yang entah sekian lamanya tak teraliri suara-suara lega. Denting air itu makin lama terdengar makin indah hingga perlahan diulurkannya kedua tangannya ke bawah tetesan hujan seraya memandangnya dengan takjub. Dingin menyentuh kulitnya. Tapi bibirnya menyunggingkan senyum menikmati kristal-kristal bening yang tercurah dari langit itu.

Dipejamkannya kedua matanya. Direntangkannya kedua tangannya dan dibiarkannya angin berbisik membelai pipinya. Dihirupnya udara dengan lembut dan dihempaskannya pelan-pelan. Alam begitu tulus menawarkan kesejukan untuknya hingga entah berapa lamanya ia akan betah berdiri lama-lama men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status