Amanda, Angel dan Ana

POV AMANDA

            Namaku Amanda, Amanda Shafa Damayanti. Namaku cantik tapi tidak secantik fisikku. Yah, aku wanita yang gampang insecure dengan kecantikan wanita lain. Bagiku aku bukanlah wanita yang menarik. Sangking merasa tidak menarik, aku sering menyangkal jika ada lawan jenis yang tertarik padaku. Bagiku mereka mendekatiku selalu ada udang dibalik rempeyek”opss…bukan udang dibalik batu. Di usia 25 tahun aku sudah menikah. Yah, tidak terlalu cepat dan tidak juga terlalu lama. Standar, cukup dan pas. Itulah jalan hidupku, selalu pas, cukup dan standar. Tidak ada yang special. Diusiaku yang sudah kepala 3 sekarang, aku sudah memiliki dua anak laki-laki dan perempuan. Lagi-lagi standar, cukup dan pas. Aku bekerja di sebuah perusahaan perbankan. Jabatanku juga standar,pas dan cukup. Sejauh ini aku bersyukur atas semua yang aku miliki diusia kepala 3 ku ini. Walupun semua ini terkadang sulit untuk aku jalani. Hanya keyakinan, bahwa semua ini adalah rencana dari-Nya.

            Aku mengenal Angel dan Ana Ketika aku mendapatkan promosi jabatan di cabang baru perusahaan. Saat itu aku berpikir aku harus keluar dari hidup yang standar, pas dan cukup. Cabang baru ini terletak di ujung negeri Indonesia. Bodohnya, aku seperti tertantang untuk ada disini. Pertemuan kami adalah pertemuan yang tidak disengaja. Angel adalah wanita yang pintar menurutku, kami sebaya. Banyak kesamaan pemikiran antara aku dan Angel. Sedangkan Ana, gadis ramah dan mudah bergaul ini beberapa tahun usianya diatasku, Tapi, dia adalah wanita yang baik. Bertemu dengan mereka, mengajarkanku tentang bersyukur dan kuat. Beryukur karena hidup yang standar, pas dan cukup ini adalah jalan hidup yang tidak buruk. Kuat bahwa setiap manusia memiliki permasalahan hidup masing-masing.

POV ANGEL

Namaku Angel, Angel Kaisha Wibowo. Aku masih keluarga Ari Wibowo? Tidak. Kakekku bernama Wibowo. Aku anak keempat dari 5 bersaudara. Dalam urusan karir dan finansial aku terbilang sudah mapan. Setelah resign dari perusahaan, aku diterima bekerja sebagai abdi negara di sebuah instansi vertikal. Bagi keluargaku, menjadi ASN adalah prestasi yang membanggakan. Walaupun aku rasa tanpa bekerja lagi pun, aku sudah cukup mapan dengan passive income yang aku miliki. Tapi, semua itu tidak sejalan dengan kehidupan percintaanku. Diusiaku yang sudah kepala 3 aku belum memiliki pasangan hidup.

Aku mengenal Amanda ketika kantorku bekerja sama denga perusahaan tempat Amanda bekerja. Kami sebaya, namun dia lebih beruntung. Di usianya dia sudah memiliki dua orang anak yang lucu dan suami yang sepertinya amat mencintainya. Lain halnya dengan Ana, Ana adalah seniorku di kantor. Lebih tepatnya Kak Ana aku meamanggilnya. Dia gadis supel yang memiliki banyak relasi. Dari mengenal mereka berdua aku belajar bahwa harus bersyukur dan kuat. Bersyukur karena banyak yang hidupnya lebih sulit daripada yang aku alami dan kuat karena dalam keadaan apapun, kita sendiri yang harus membuat diri kita bahagia.

POV ANA

Namaku Ariana Dewi, lebih suka dipanggil Ana. Secara kasat mata aku adalah wanita sukses, mandiri dan ceria. Yah, tapi itu hanya kelihatan dari luarnya saja. Karena sesungguhnya hidupku jauh dari sukses. Aku tulang punggung keluarga. Terkadang aku merasa sendiri, diusiaku  yang hampir  kepala empat aku belum memiliki pasangan hidup. Pasangan hidup yang bisa aku publikasikan masksudnya. Aku punya seorang kekasih, ya...kekasih yang entah kapan aku bisa menjadi istri resminya. Karena saat ini dia merupakan pria beristri. Sulitnya hidup mengantarkanku pada pilihan ini. 

Aku mengenal Amanda karena kantor tempatku bekerja menggunakan jasa perusahaan Amanda dalam sebuah event . Sedangkan Angel dia merupakan juniorku di kantor. Seringnya kami berinteraksi menyebabkan kami bertiga semakin dekat. Usia Amanda dan Angel lebih muda dariku. Tapi, diusianya mereka sudah memiliki banyak pengalaman hidup dan percintaan. Dekat dengan mereka mengajarkan aku akan makna sebuah kebahagiaan.