Share

Ambil Kembali Hatiku
Ambil Kembali Hatiku
Penulis: Lutfiyah Irsa

Bab 1

Penulis: Lutfiyah Irsa
Setelah meletakkan guci ibunya, Sena Marlim menerima panggilan telepon dari bibinya.

"Sena, ibumu telah meninggal, aku benaran khawatir kamu tinggal sendirian di sana. Bagaimana kalau kamu datang tinggal bersama bibi?"

Sena terdiam cukup lama, seolah telah membuat keputusan besar. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Baiklah."

"Benarkah? Aku senang sekali kamu mau datang!" Suara bibi di dalam telepon terdengar penuh kegembiraan, "Tapi, kudengar kamu sudah menikah, apakah suamimu bersedia tinggal di luar negeri bersamamu?"

Sena tersenyum ketika mendengar ini, "Jangan khawatir, kami akan segera bercerai."

Sebelum menutup telepon, tiba-tiba terdengar suara di luar pintu.

Erik Rosli pulang.

Sena melirik ke pintu, tapi dia tidak keluar untuk menyambut mereka seperti biasanya.

Pada saat ini, adiknya Erik, Iren Rosli masuk. Dia berkata dengan bangga, "Kakakku membawa Kak Yuki pulang. Kamu, si Tiruan, bakal segera diusir."

Sena mengerutkan kening, "... Tiruan?"

Ekspresi Iren menjadi semakin bangga, "Kamu akan mengerti setelah bertemu Kak Yuki."

Begitu dia selesai berbicara, Erik masuk bersama Yuki.

Sopir masuk mengikuti mereka sambil membawa banyak barang bawaan.

Yuki memegang buket besar bunga mawar di tangannya. Mawar merah itu begitu menyilaukan, hingga mata Sena berlinang tak terkendali.

Ternyata Erik masih sempat membelikannya mawar.

Selama lima tahun menikah, Erik tidak pernah memberinya bunga.

"Yuki baru saja pulang dan belum menemukan tempat tinggal, dia akan tinggal di rumah kita untuk sementara waktu." Erik bahkan tidak memandang Sena. Saat berbicara, matanya selalu tertuju pada Yuki, "Segera mengemas kamar tamu di sebelah kamarku, Yuki akan tinggal di sana."

Nada yang diucapkan Erik bukanlah nada negosiasi, melainkan nada perintah.

Seolah-olah mereka bukan suami istri dan Sena hanya seorang pelayan di keluarga ini. Ketika seseorang ingin tinggal di sini, tidak perlu meminta persetujuannya dan dia malah harus mengemas kamar tamu.

"Erik, aku bisa mengemas sendiri, tidak perlu merepotkan Sena." Yuki mengangkat kepalanya, akhirnya Sena melihat wajahnya.

Sena tercengang, seluruh tubuhnya tidak bisa bergerak.

Pada saat ini, Sena akhirnya mengerti kata tiruan yang diucapkan Iren.

Yuki memiliki wajah yang mirip sama Sena.

Namun, Sena lebih cantik dan memiliki temperamen yang lembut, sedangkan Yuki memperlihatkan kesombongan seorang putri yang dimanjakan langit.

Ternyata begitu...

Sena tiba-tiba tersenyum, dia tersenyum sambil menyeka air mata dari sudut matanya. Ternyata begini, akhirnya dia mengerti.

Dia emang selalu kurang beruntung, Tuhan tidak pernah baik padanya. Bahkan ibu kandungnya pun meninggal pada hari ulang tahunnya.

Jadi dia tahu dirinya yang kurang beruntung itu, bagaimana bisa seberuntung itu? Baru sekali bertemu, langsung berhasil menikahi pangeran dari keluarga kaya...

Ternyata begitu...

Akhirnya semuanya masuk akal.

Ternyata dia hanya seorang pengganti.

"Kok malah menangis? Apa perlu? Kak Yuki hanya tinggal selama dua hari, apa pantas untuk menangis? Sena, kamu terlalu pelit, bukan?" cibir Iren.

Sena segera menggelengkan kepalanya, "Tidak, tidak ada hubungan dengan Nona Yuki..."

Namun, sebelum Sena sempat menyelesaikan kata-katanya, mata Yuki sudah berkaca-kaca, "Lupakan saja, lebih baik aku pergi saja, aku tidak ingin memengaruhi hubungan kalian."

Wajah Erik langsung dipenuhi kesuraman.

"Kamu tidak harus pergi." Erik menghentikan Yuki, lalu berkata dengan tegas, "Aku yang mengambil keputusan akhir dalam keluarga ini! Pak Usman, bawakan barang bawaan ini!"

Sopir itu mendongak, lalu melirik Sena dengan gelisah dan tidak bergerak.

Erik juga menoleh Sena.

"Apa kamu keberatan?" tanya Erik.

Bahkan ada sedikit nada mengancam dalam suaranya.

Sena terus menggelengkan kepalanya, dia tersenyum dengan mata berkaca-kaca, "Aku tidak keberatan, aku senang Nona Yuki bisa tinggal di sini."

Dia tentu tidak keberatan.

Seseorang yang akan segera pergi, bagaimana mungkin keberatan?

Dia bakal pergi dengan anggun dan tidak pernah kembali lagi selamanya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
allvaro Putra
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 26

    Kalau dulu, Sena akan sangat tersentuh mendengar perkataan Erik.Namun, sekarang...Sena sangat tenang dan tidak peduli."Terserah kamu." Setelah mengatakan ini dengan dingin, Sena berbalik dan pergi.Saat-saat selanjutnya, Erik melakukan apa yang dikatakannya dan mulai mengejar Sena dengan tergila-gila.Dia memberi Sena buket besar bunga mawar setiap hari, terkadang dia akan memberinya perhiasan dan hadiah, mencoba menyenangkan Sena dengan berbagai cara.Namun, mawar yang dikirimnya tidak diterima, semua hadiah yang dikirimnya dikembalikan oleh Sena.Meski begitu, Erik tidak mau menyerah.Dikarenakan gagal memberi hadiah, Erik menggunakan taktik menyiksa diri. Pada hari bersalju, dia berdiri di lantai bawah rumah Sena, mengangkat radio dan memutar lagu-lagu cinta. Dia kedinginan hingga bibirnya berubah ungu, tetapi dia tetap tidak mau pergi.Menghadapi Erik yang suka menyiksa dirinya sendiri, Sena hanya menutup jendela dengan acuh tak acuh.Tidak hanya begitu, saat Erik menjerat Sena,

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 25

    Setelah mendengar perkataan Erik, Sena menjawab dengan tenang, "Erik, kita sudah bercerai, aku tidak akan kembali bersamamu.""Perasaanku padamu telah sepenuhnya terkuras habis oleh pengabaian dan penyiksaanmu setiap hari. Aku tidak lagi mencintaimu, jadi pergilah sendiri. Aku tidak membutuhkanmu selama sisa hidupku, aku juga tidak akan menemanimu selama sisa hidupmu."Hanya beberapa kata sederhana langsung menghancurkan hati Erik.Matanya merah karena marah, "Tidak! Perceraian apa? Aku tidak setuju!""Kamu yang menipuku untuk menandatangani surat perceraian itu, aku bahkan tidak membaca sebelum menandatanganinya!""Surat perceraian itu tidak berlaku sama sekali! Kita masih suami istri! Kamu tidak bisa meninggalkanku! Kamu tidak akan bisa meninggalkanku!"Erik telah jatuh ke dalam kondisi gila, dia mencengkeram lengan Sena dan meraung tak terkendali, seakan-akan dia gila.Sena terus meronta tapi tidak dapat melepaskan diri.Erik menyeret Sena dan mencoba memasukkannya ke dalam mobil, d

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 24

    Hendra tentu bakal khawatir kalau Sena pergi sendirian.Jadi, dia juga berdiri bersama Sena, "Kalau begitu aku mengantarmu pulang.""Tidak perlu!" Sena segera menolak, "… Aku… Aku bisa pulang sendiri."Meskipun Sena dan Hendra belum resmi pacaran, mereka telah berkencan berkali-kali. Di dalam negeri, mereka sudah dianggap berpacaran.Sena tidak ingin menghadapi adegan pertemuan antara kekasih saat ini dan mantannya!Jadi, meskipun Hendra bersikeras ingin mengantar Sena pulang, Sena tetap menolaknya dan naik taksi pulang sendiri.Setelah turun dari bus, Sena segera melihat Erik sedang merokok di bawah lampu jalan.Erik segera melihat Sena dan menjadi semangat, "Sena!"Membuang rokok di tangannya, Erik bergegas ke arah Sena. Dia memeluk Sena dan berkata dengan gembira, "... Bagus... Bagus sekali... Sena... akhirnya aku menemukanmu!""Tahukah kamu betapa kerasnya aku mencarimu? Aku sudah mencarimu hampir ke semua tempat!""153 hari! Sena, kamu telah meninggalkanku selama 153 hari penuh...

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 23

    Setelah terbang ke Negara Miko, Erik segera menemukan tempat di mana Sena mengadakan pamerannya. Lalu, dia menyusuri jalan, bertanya di setiap toko. Akhirnya, ketika hari sudah gelap, Erik mengetahui alamat Sena saat ini.Erik mengucapkan terima kasih dan segera bergegas ke kediaman Sena.Awalnya dia berpikir karena Sena datang ke negara asing sendirian, tempat yang dia tinggali pasti sangat kumuh.Namun, ketika tiba di alamat itu, Erik menemukan sebuah rumah besar yang sangat mewah.Lokasi dan rumah mewah seperti itu bernilai setidaknya ratusan miliar.'Bagaimana Sena bisa punya uang untuk tinggal di tempat seperti ini? Apa aku salah alamat?' Erik pun mengerutkan kening.Meskipun agak bingung, Erik tetap maju dan mengetuk pintu.Bibi Elti yang membuka pintu, dia belum pernah bertemu Erik, jadi awalnya dia bersikap baik padanya, "Halo, siapa yang kamu cari?""Aku mencari Renee Ivano." Erik menjawab dengan bahasa Inggris yang fasih, "Nama aslinya Sena, kudengar dia tinggal di sini.""Ka

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 22

    Selama berbulan-bulan sejak Sena hilang, Erik mencarinya dengan panik. Sebagai seorang pekerja keras yang mementingkan Grup Rosli lebih dari nyawanya, Erik bahkan meninggalkan perusahaan itu demi Sena dan mencarinya tanpa memedulikan hal lain.Obsesinya terhadap Sena bahkan telah mencapai titik kegilaan, dia tidak mau mendengarkan nasihat siapa pun atau omelan orang tuanya. Dia tidak menginginkan apa pun lagi, dia hanya ingin bertemu Sena lagi.Dulunya, Erik paling benci seni, terutama pelukis.Sebab, Yuki menikah dengan seorang pelukis asing.Namun, sejak dia tahu kalau Sena mengambil jurusan seni rupa di perguruan tinggi, Erik tidak lagi menolak pelukis.Dia bahkan mulai memperhatikan berita seni untuk mempelajari lebih banyak tentang seni sehingga dia bisa menemukan Sena dan memberitahunya kalau dia telah berusaha keras untuk tetap dekat dengannya dan mencintai hal-hal yang dicintainya.[Sena, hari ini adalah hari ke-151 sejak kamu meninggalkanku. Ke mana saja kamu? Tahukah kamu bet

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 21

    Pameran lukisan Sena sangat sukses. Pada hari pameran, tidak hanya mendatangkan banyak selebriti, tetapi Elti juga mengundang banyak media untuk bantu mempromosikan pameran tersebut.Oleh karena itu, setelah pameran itu selesai, hal itu dilaporkan di media berita besar.Beberapa wartawan bahkan menyebut Sena sebagai bintang yang sedang naik daun di dunia seni dalam laporan mereka."Apa yang dikatakan wartawan ini benar sekali!" Elti membaca laporan yang ditulis oleh para wartawan di ponselnya, sambil memuji keponakannya, "Sena memang sangat berbakat. Setiap lukisannya sangat hidup dan menyentuh, dia memang bintang yang sedang naik daun di dunia seni."Sena merasa tak berdaya.Namun, orang asing tampaknya memang begini, mereka tidak pernah mengkritik atau menekan anak-anak mereka, tapi selalu memberi pujian. Sekalipun anaknya berbuat salah, mereka akan memuji anaknya dulu, meneguhkan keberanian dan kejujuran mereka, baru kemudian berdiskusi dengan anaknya.Elti sudah lama tinggal di lua

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 20

    Pameran lukisan sangat sukses, Sena memamerkan 51 lukisan dan terjual 33 di antaranya dalam sehari. Sebagian besar lukisan dijual dengan harga antara sepuluh ribu dan lima puluh ribu dolar. Hanya lima lukisan yang dibeli Hendra yang masing-masing dengan harga lima ratus ribu dolar."Hendra membayar sepuluh kali lipat harga untuk membeli lukisanmu." Malam harinya, saat membantu Sena menghitung pemasukan dan pengeluaran pameran, Elti bercanda sama Sena sambil tersenyum, "Sena, menurutmu apakah dia tertarik padamu?""Tentu saja bukan." Pikiran Sena tertuju pada uang. Menghadapi candaan Bibi Elti, dia tidak bereaksi, "Menurutku dia hanya seorang playboy. Ketika melihat gadis cantik, dia ingin menggodanya."Mendengar ini, Elti membelalakkan matanya lebar-lebar, ekspresinya cukup terkejut, "Apa kamu bercanda? Hendra terkenal dingin dan susah didekati di kalangannya, dia memiliki kehidupan pribadi yang sangat baik dan tidak pernah asal bergaul dengan wanita lain. Selain itu, setiap kali mengh

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 19

    Sena tertegun, dia menyangka Hendra adalah tipe bos yang sombong dan serius, siapa sangka...Dia cukup humoris."Kalau begitu, haruskah aku juga berterima kasih karena kamu telah memujiku cantik?" kata Sena tidak bisa menahan tawa.Melihat ini, Hendra juga tersenyum, "Kamu akhirnya tersenyum."Sena tertegun sejenak, pipinya memerah, "... Bu... bukankah aku selalu tersenyum?"Ketika bibinya mengajaknya datang untuk menyapa tadi, Sena selalu tersenyum.Senyum adalah etika yang paling dasar. Meskipun Sena terlahir dalam keluarga miskin dan jarang berinteraksi dengan orang-orang kaya, dia tetap memahami pengetahuan ini."Sebelumnya kamu hanya tersenyum sopan." Hendra menatap Sena sambil tersenyum, "Sekarang kamu benaran tersenyum bahagia."Hati Sena tersentuh, sungguh aneh, mereka baru pertama kali bertemu, tetapi kenapa Hendra bisa melihat setiap gerakannya? Dia tampaknya mengerti semua rahasia yang disimpan Sena di dalam hatinya sejak kecil...Jelas baru pertama kali bertemu, tetapi tera

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 18

    Pak Hendra ini membeli lima lukisan Sena dengan harga tinggi senilai lima ratus ribu dolar per lukisan. Wajar saja kalau Sena pergi menyapa klien sebesar itu.Jadi, Sena ditemani bibinya datang menemui Pak Hendra."Pak Hendra, lama tak bertemu." Bibi jelas mengenal Pak Hendra, dia menyapa dengan akrab, "Tak kusangka orang sesibuk Anda akan datang mendukung keponakanku."Mendengar ini, Hendra tersenyum, "Hari ini kebetulan libur.""Ini keponakanku Sena." Bibi memperkenalkan sambil tersenyum, "Dia adalah seorang pelukis yang sangat berbakat, semua lukisan dalam pameran ini dilukis olehnya."Sena tersipu ketika bibi memujinya, dia berkata dengan rendah hati, "Bibi, jangan mengolok-olokku, aku cuma asal melukis.""Memang benar," kata Hendra senyum. Dia menoleh ke lukisan pemandangan di belakangnya, lalu berkomentar serius, "Terutama yang ini, meskipun lukisan ini adalah lukisan pegunungan dan warna yang digunakan juga hangat, entah kenapa, lukisan ini memberiku perasaan tentang luasnya dun

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status