Share

Bab 2

Penulis: Lutfiyah Irsa
Erik menatap Sena dengan dingin, lalu tiba-tiba mencibir, "Kalau tidak keberatan, kamu bisa bantu Pak Usman membawa barang bawaan Yuki ke atas."

Mungkin karena merasa dirinya dipermalukan di depan wanita idamannya, Erik sengaja mempermalukan Sena.

Wajah Sena menjadi pucat, tetapi dia segera tersenyum lagi, "Oke."

Lalu, Sena berbalik dan mulai mengangkat barang bawaannya bersama Pak Usman.

Sena sangat patuh dan penurut, Erik seharusnya merasa puas. Namun, entah kenapa Erik merasa jengkel ketika melihatnya membawa barang bawaannya ke atas dengan begitu wajar.

Kamar segera siap dikemas, Sena hendak turun, tapi Yuki kebetulan masuk.

"Sena, terima kasih sudah mengizinkanku tinggal di sini." Yuki meraih tangan Sena, lalu mengerutkan kening dan berkata dengan kasihan, "Tanpa kamu dan Erik, aku benaran tidak tahu harus ke mana."

Yuki mengangkat punggung tangannya ke atas, mata Sena disinari cahaya yang menyilaukan.

Sena melihat cincin di jari manis Yuki persis sama dengan cincin tunangannya.

Tidak, lebih tepatnya, keduanya tidak sama persis. Berlian pada cincin Yuki lebih besar, lebih cemerlang dan berkilau.

Kalau dibandingkan, cincin tunangan Sena tampak seperti tiruan murahan.

Meskipun sudah bertekad untuk pergi, hati Sena masih merasakan sakit yang tak terkendali.

Ternyata cincin tunangannya juga merupakan tiruan murahan.

Pengganti dan tiruan... bagus sekali!

Bel pintu tiba-tiba berbunyi, seorang kurir mengantarkan kue besar.

"Wah! Siapa yang pesan kue itu?" Iren berseru, "Kak, apakah kamu pesan kue untuk Kak Yuki?"

"Ulang tahun Yuki minggu depan." Erik menjawab tanpa mendongak, "Tapi, aku memang sudah pesan kue untuknya, apakah toko kue salah mengingat waktu?"

Ketika semua orang merasa bingung, si kurir tiba-tiba berteriak, "Permisi, apakah Sena ada di sini? Penerimanya adalah Sena, kue ini dari bibimu. Bibimu tahu kalau kamu sedang mengalami masa sulit, tetapi dia tidak ingin kamu tenggelam dalam kesedihan, dia senang kamu datang ke dunia ini. Selamat ulang tahun untukmu!"

Ruang tamu tiba-tiba menjadi sunyi, semua orang menoleh ke Sena.

Erik jarang menunjukkan ekspresi bersalah, dia berkata dengan canggung, "... Hari ini ulang tahunmu, kenapa kamu tidak memberitahuku?"

Ulang tahun Yuki minggu depan, Erik sudah memesan hadiah dan kue.

Namun, dia melupakan ulang tahun Sena.

Benar juga, dia hanya seorang pengganti, kenapa repot-repot mengingat semua ini?

"Ternyata hari ini ulang tahunku, aku sendiri pun lupa," kata Sena tenang, meredakan kecanggungan. "Aku tidak menyangka Bibi masih mengingatnya, aku harus meneleponnya nanti untuk mengucapkan terima kasih."

Sekalian mendesak kemajuan kepergiannya ke luar negeri, karena dia ingin pergi lebih awal.

"Erik, kamu sungguh keterlaluan, bagaimana kamu bisa melupakan ulang tahun istrimu?" Nada bicara Yuki terdengar menyalahkan, tetapi juga seperti bertingkah genit, "Sena, jangan marah... Oh ya, saat aku tiba tadi, Erik memberiku hadiah kalung berlian yang sangat indah."

"Bagaimana kalau aku jadiin kalung ini sebagai hadiah ulang tahun Erik untukmu!"

Yuki melepas kalung berlian dari lehernya dan menyerahkannya kepada Sena sambil tersenyum, "Sena, selamat ulang tahun!"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Mahdalena
seru sekali ayo lanjutkan
goodnovel comment avatar
Lushya Lussy
penasaran ingin tahu cerita selanjutnya
goodnovel comment avatar
Lushya Lussy
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 26

    Kalau dulu, Sena akan sangat tersentuh mendengar perkataan Erik.Namun, sekarang...Sena sangat tenang dan tidak peduli."Terserah kamu." Setelah mengatakan ini dengan dingin, Sena berbalik dan pergi.Saat-saat selanjutnya, Erik melakukan apa yang dikatakannya dan mulai mengejar Sena dengan tergila-gila.Dia memberi Sena buket besar bunga mawar setiap hari, terkadang dia akan memberinya perhiasan dan hadiah, mencoba menyenangkan Sena dengan berbagai cara.Namun, mawar yang dikirimnya tidak diterima, semua hadiah yang dikirimnya dikembalikan oleh Sena.Meski begitu, Erik tidak mau menyerah.Dikarenakan gagal memberi hadiah, Erik menggunakan taktik menyiksa diri. Pada hari bersalju, dia berdiri di lantai bawah rumah Sena, mengangkat radio dan memutar lagu-lagu cinta. Dia kedinginan hingga bibirnya berubah ungu, tetapi dia tetap tidak mau pergi.Menghadapi Erik yang suka menyiksa dirinya sendiri, Sena hanya menutup jendela dengan acuh tak acuh.Tidak hanya begitu, saat Erik menjerat Sena,

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 25

    Setelah mendengar perkataan Erik, Sena menjawab dengan tenang, "Erik, kita sudah bercerai, aku tidak akan kembali bersamamu.""Perasaanku padamu telah sepenuhnya terkuras habis oleh pengabaian dan penyiksaanmu setiap hari. Aku tidak lagi mencintaimu, jadi pergilah sendiri. Aku tidak membutuhkanmu selama sisa hidupku, aku juga tidak akan menemanimu selama sisa hidupmu."Hanya beberapa kata sederhana langsung menghancurkan hati Erik.Matanya merah karena marah, "Tidak! Perceraian apa? Aku tidak setuju!""Kamu yang menipuku untuk menandatangani surat perceraian itu, aku bahkan tidak membaca sebelum menandatanganinya!""Surat perceraian itu tidak berlaku sama sekali! Kita masih suami istri! Kamu tidak bisa meninggalkanku! Kamu tidak akan bisa meninggalkanku!"Erik telah jatuh ke dalam kondisi gila, dia mencengkeram lengan Sena dan meraung tak terkendali, seakan-akan dia gila.Sena terus meronta tapi tidak dapat melepaskan diri.Erik menyeret Sena dan mencoba memasukkannya ke dalam mobil, d

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 24

    Hendra tentu bakal khawatir kalau Sena pergi sendirian.Jadi, dia juga berdiri bersama Sena, "Kalau begitu aku mengantarmu pulang.""Tidak perlu!" Sena segera menolak, "… Aku… Aku bisa pulang sendiri."Meskipun Sena dan Hendra belum resmi pacaran, mereka telah berkencan berkali-kali. Di dalam negeri, mereka sudah dianggap berpacaran.Sena tidak ingin menghadapi adegan pertemuan antara kekasih saat ini dan mantannya!Jadi, meskipun Hendra bersikeras ingin mengantar Sena pulang, Sena tetap menolaknya dan naik taksi pulang sendiri.Setelah turun dari bus, Sena segera melihat Erik sedang merokok di bawah lampu jalan.Erik segera melihat Sena dan menjadi semangat, "Sena!"Membuang rokok di tangannya, Erik bergegas ke arah Sena. Dia memeluk Sena dan berkata dengan gembira, "... Bagus... Bagus sekali... Sena... akhirnya aku menemukanmu!""Tahukah kamu betapa kerasnya aku mencarimu? Aku sudah mencarimu hampir ke semua tempat!""153 hari! Sena, kamu telah meninggalkanku selama 153 hari penuh...

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 23

    Setelah terbang ke Negara Miko, Erik segera menemukan tempat di mana Sena mengadakan pamerannya. Lalu, dia menyusuri jalan, bertanya di setiap toko. Akhirnya, ketika hari sudah gelap, Erik mengetahui alamat Sena saat ini.Erik mengucapkan terima kasih dan segera bergegas ke kediaman Sena.Awalnya dia berpikir karena Sena datang ke negara asing sendirian, tempat yang dia tinggali pasti sangat kumuh.Namun, ketika tiba di alamat itu, Erik menemukan sebuah rumah besar yang sangat mewah.Lokasi dan rumah mewah seperti itu bernilai setidaknya ratusan miliar.'Bagaimana Sena bisa punya uang untuk tinggal di tempat seperti ini? Apa aku salah alamat?' Erik pun mengerutkan kening.Meskipun agak bingung, Erik tetap maju dan mengetuk pintu.Bibi Elti yang membuka pintu, dia belum pernah bertemu Erik, jadi awalnya dia bersikap baik padanya, "Halo, siapa yang kamu cari?""Aku mencari Renee Ivano." Erik menjawab dengan bahasa Inggris yang fasih, "Nama aslinya Sena, kudengar dia tinggal di sini.""Ka

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 22

    Selama berbulan-bulan sejak Sena hilang, Erik mencarinya dengan panik. Sebagai seorang pekerja keras yang mementingkan Grup Rosli lebih dari nyawanya, Erik bahkan meninggalkan perusahaan itu demi Sena dan mencarinya tanpa memedulikan hal lain.Obsesinya terhadap Sena bahkan telah mencapai titik kegilaan, dia tidak mau mendengarkan nasihat siapa pun atau omelan orang tuanya. Dia tidak menginginkan apa pun lagi, dia hanya ingin bertemu Sena lagi.Dulunya, Erik paling benci seni, terutama pelukis.Sebab, Yuki menikah dengan seorang pelukis asing.Namun, sejak dia tahu kalau Sena mengambil jurusan seni rupa di perguruan tinggi, Erik tidak lagi menolak pelukis.Dia bahkan mulai memperhatikan berita seni untuk mempelajari lebih banyak tentang seni sehingga dia bisa menemukan Sena dan memberitahunya kalau dia telah berusaha keras untuk tetap dekat dengannya dan mencintai hal-hal yang dicintainya.[Sena, hari ini adalah hari ke-151 sejak kamu meninggalkanku. Ke mana saja kamu? Tahukah kamu bet

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 21

    Pameran lukisan Sena sangat sukses. Pada hari pameran, tidak hanya mendatangkan banyak selebriti, tetapi Elti juga mengundang banyak media untuk bantu mempromosikan pameran tersebut.Oleh karena itu, setelah pameran itu selesai, hal itu dilaporkan di media berita besar.Beberapa wartawan bahkan menyebut Sena sebagai bintang yang sedang naik daun di dunia seni dalam laporan mereka."Apa yang dikatakan wartawan ini benar sekali!" Elti membaca laporan yang ditulis oleh para wartawan di ponselnya, sambil memuji keponakannya, "Sena memang sangat berbakat. Setiap lukisannya sangat hidup dan menyentuh, dia memang bintang yang sedang naik daun di dunia seni."Sena merasa tak berdaya.Namun, orang asing tampaknya memang begini, mereka tidak pernah mengkritik atau menekan anak-anak mereka, tapi selalu memberi pujian. Sekalipun anaknya berbuat salah, mereka akan memuji anaknya dulu, meneguhkan keberanian dan kejujuran mereka, baru kemudian berdiskusi dengan anaknya.Elti sudah lama tinggal di lua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status