Share

Bab 3

Author: Goodie
Aku tidak tahu harus menjawab apa. Hatiku semakin benci pada ketidakpercayaan Carlos. Aku hanya bisa memaksakan senyum tipis. "Bu, Carlos lagi kerja, nggak bisa meninggalkan kantor."

Entah ibu mertua percaya atau tidak, senyum di wajahnya tampak sedikit meredup. Dia memberi isyarat agar aku mendekat.

Aku melangkah maju dengan patuh, lalu melihat kedua matanya juga memerah.

"Minerva, semua kesalahan ada di Carlos, bukan di kamu. Ibu tahu. Belakangan ini, setiap kali Ibu ke rumah kalian, Carlos selalu nggak ada di rumah. Apa benar sesibuk itu?"

Ucapannya lancar, wajahnya pun seakan lebih bersemu dibanding tadi. Dadaku langsung sesak. Aku sadar, ini adalah kesadarannya yang terakhir kalinya sebelum ajal menjemput.

Ibu mertua juga menyadari kesedihanku. Tangannya yang sudah hampir tak berdaya, mengusap wajahku dan menghapus air mataku.

"Kalau Ibu sudah pergi, nggak ada lagi yang bisa membantumu menegur Carlos si anak bodoh itu. Minerva, kamu anak baik. Kamu seharusnya bisa hidup lebih bahagia. Jangan menyakiti dirimu sendiri, ceraikan dia."

"Salah Ibu juga, Ibu nggak menyangka, ternyata dia sama saja seperti ayahnya dulu ...." Setetes air mata mengalir di sudut matanya, lalu tangan yang terulur itu jatuh lemah.

Aku menggigit bibir, tapi akhirnya tidak mampu lagi menahan tangis.

"Ibu!!!"

Di layar monitor, detak jantungnya berubah menjadi garis lurus. Aku tidak akan pernah lagi bisa mencicipi kue hijau buatannya.

Ketika kami membereskan barang-barangnya di rumah, aku menemukan sepucuk surat yang entah sejak kapan ditulisnya di atas meja tulis. Surat itu ditujukan padaku.

Aku membukanya, barulah aku tahu kenyataan pahit itu. Ayah kandung Carlos dulu juga berselingkuh.

Ibu mertua menderita seumur hidup. Ketika Carlos beranjak dewasa, barulah dia bisa merasakan sedikit kebahagiaan.

Hal yang paling dia benci adalah pengkhianatan dalam cinta.

Namun tak disangka, anak yang dia cintai seumur hidup dan dididiknya dengan sepenuh hati, ternyata sama busuknya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 13

    Karena video itu tersebar, opini publik tentang Carlos malah mulai berbalik. Banyak orang beranggapan bahwa dia hanya ditipu Stacy, bahkan mengira dia juga korban.Melihat komentar-komentar itu, aku hanya bisa merasa geli. Entah Carlos benar-benar sengaja atau tidak ... baik aku, paman, maupun ibu mertuaku yang sudah meninggal, tidak akan pernah memaafkannya.Stacy memang menjijikkan, tapi rasa benciku padanya tidak sebanding dengan kebencian pada Carlos.Karena dia seharusnya adalah keluarga kami. Dia seharusnya berdiri di sisi kami, bersama-sama melawan segalanya. Namun kenyataannya, dia memilih sebaliknya.Luka seperti ini ... tidak akan pernah bisa terhapus.Hari vonis Carlos tiba, semua orang kompak untuk tidak hadir. Itu pun sudah cukup menjadi bentuk hukuman tersendiri baginya.Setelahnya, aku dengar dari Paman bahwa Carlos telah mengakhiri hidupnya di penjara. Sebelum meninggal, dia terus menggumamkan permintaan maaf. Dia meminta maaf pada ibu mertua, paman, dan juga aku.Mende

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 12

    Hari itu, keributan di depan gedung pengadilan terekam oleh para pengunjung yang menonton, lalu disebarkan di internet. Tak butuh waktu lama, akun-akun gosip besar ikut membagikan ulang.[ Ibu Kandung Meninggal, Anaknya yang Jadi Pengacara Malah Bela si Penabrak hingga Lolos Hukuman. ]Judul yang begitu sensasional langsung menarik perhatian banyak orang.Dalam sekejap, identitas Carlos dan Stacy digali habis-habisan oleh warganet. Sama seperti di tempat kejadian, komentar-komentar penuh makian pun membanjiri mereka berdua.Namun, Stacy tetap saja congkak. Mungkin karena merasa semua bukti sudah dibereskan oleh Carlos, dia sama sekali tidak takut. Bahkan, memanfaatkan momen ketika namanya sedang ramai, dia nekat membuka siaran langsung."Benar, mobil memang aku yang bawa. Tapi bukan berarti aku yang menabrak sampai mati. Itu cuma rekayasa kecelakaan, kalian nggak punya bukti, jadi jangan asal tuduh!""Aku memang kebut-kebutan dan ada sedikit mabuk juga. Paling-paling SIM-ku dicabut, cu

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 11

    Carlos pulang ke rumah dengan tatapan kosong seperti orang yang kehilangan jiwa. Namun di rumah itu, aku sudah menyiapkan sebuah "kejutan" untuknya.Kesombongannya, ketidakpercayaannya, ejekan-ejekannya ... semua itu tidak pantas mendapatkan maaf dariku begitu saja.Saat dia mendorong pintu dan menyalakan lampu, pandangannya langsung jatuh pada sebuah toples yang kuletakkan di meja. Toples itu sangat familier baginya. Itulah toples acar buatan tangan ibu mertuaku, yang khusus dibawanya dari rumah.Di atasnya, aku menempelkan secarik kertas.[ Ini acar buatan tangan Ibu. Cuma karena kamu menyebutkan sekali di telepon, dia langsung membuatnya dan terburu-buru mengantarkannya. Kalau hari itu dia nggak datang membawa acar ini, menurutmu ... apakah Ibu masih akan mati? ]Membaca tulisan itu, lutut Carlos langsung lemas. Dia jatuh berlutut di lantai, air mata deras mengalir tanpa henti. Seperti binatang buas yang terjebak dalam keputusasaan, dia meraung kesakitan."Ibu!""Ibu!""Aku salah, a

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 10

    Paman semakin terbawa emosi, suaranya sampai tercekat. "Demi mendapatkan hak asuhmu, waktu itu ibumu rela meninggalkan rumah tanpa harta apa pun dan nggak mengambil sepeser pun dari ayahmu yang selingkuh itu.""Seberapa banyak penderitaannya, kamu sendiri yang paling tahu! Tapi setelah dia kecelakaan, apa yang kamu lakukan? Bahkan pemakamannya saja kamu nggak datang!""Dan sekarang, Stacy bisa lolos dari hukuman, itu karena bantuanmu juga, 'kan? Benar, bukan?"Wajah Paman memerah karena marah. Khawatir kesehatannya akan terganggu, aku segera maju menenangkannya. "Paman, jangan marah sama orang seperti dia. Aku akan terus naik banding."Paman menghela napas untuk meredakan emosinya. Rambutnya yang sudah memutih membuat hatiku ikut bergetar. Dia menepuk pundakku dengan lembut."Minerva, semua ini berkat kamu. Nanti kalau kamu benar-benar cerai sama Carlos, kamu tetap akan jadi keponakanku."Aku tersenyum mengangguk.Sementara itu, Carlos sudah seperti orang kehilangan jiwa. Mulutnya teru

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 9

    "Nggak ... ini nggak mungkin, bagaimana bisa begitu?""Minerva, kamu sedang menipuku, 'kan? Semua dokumen ini palsu, bukan?"Aku terkekeh dingin. "Iya, iya, semua ini aku yang menipumu."Mendengar jawabanku, Carlos malah menghela napas lega. "Hal seperti ini mana boleh dijadikan bahan bercandaan? Kamu benar-benar keterlaluan!""Kalau dipikir-pikir, memang sudah lama aku nggak menjenguk Ibu. Begini saja, kamu tunggu aku antar Stacy pulang dulu, lalu kita sama-sama pergi melihat Ibu."Stacy jelas tidak menyangka Carlos ternyata tidak mau menceraikanku. Dari nada bicaranya, bahkan seolah masih ingin kembali padaku. Tawa kemenangan di wajahnya langsung menjadi kaku.Carlos kali ini bahkan tidak memberinya sedikit pun lirikan. Sambil bicara, dia sudah mengeluarkan ponsel, lalu menekan nomor ibunya.Namun begitu tersambung, suara mesin penjawab berbunyi, "Nomor yang Anda hubungi tidak terdaftar."Carlos benar-benar panik. "Nomor kosong? Kenapa nomor Ibu jadi nomor kosong? Apa mungkin Ibu men

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 8

    Aku melirik ke arah Stacy yang berdiri di belakang Carlos. Begitu mendengar aku menyebut kata "cerai", wajahnya langsung dipenuhi kegirangan yang nyaris tak bisa disembunyikan.Mengikuti arah pandanganku, Carlos menangkap ekspresi penuh suka cita di wajah Stacy. Dia sempat tertegun, tapi berpura-pura tak melihatnya dan hanya berdiri terdiam cukup lama."Kamu benar-benar mau menceraikan aku? Kamu harus tahu, dengan latar belakang keluargamu seperti itu, nggak mudah bagimu mau cari pria dengan kondisi sepertiku setelah cerai."Latar belakang keluargaku ....Mendengar Carlos menyebut kata itu, hatiku tetap terasa sedikit nyeri. Sebelum menikah dulu, aku pernah berkali-kali menanyakan, apakah dia akan mempermasalahkan keluargaku yang selalu membeda-bedakan anak laki-laki dan perempuan.Kalau saja waktu itu dia menunjukkan keberatan, bahkan sekadar ragu sedikit saja, aku pasti akan berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan ini.Namun, dia tak pernah menunjukkan itu. Kini, sisa-sisa perasaan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status