Share

Bab 4

Penulis: Goodie
Aku bersama keluarga dari pihak ibu mertua ikut mengurus pemakamannya. Mungkin karena sudah terlalu sering menangis, saat melihat foto hitam putih almarhumah, aku bahkan sudah tidak bisa mengeluarkan air mata lagi.

Di pemakaman, ada kerabat yang bertanya kenapa Carlos tidak kelihatan. Kali ini, aku tidak lagi menutup-nutupinya. Aku katakan pada semua orang bahwa Carlos sedang sibuk membantu cinta pertamanya, Stacy.

Paman kandung Carlos langsung marah besar dan menelepon dia di tempat. "Carlos, ibumu meninggal, kamu di mana sekarang?"

Ujung telepon terdengar hening sangat lama. Sampai akhirnyam Carlos hanya bertanya, "Paman, Minerva ada di sampingmu?"

Paman menoleh padaku, lalu menjawab singkat. Carlos melanjutkan, "Kalau begitu tolong kasihkan ponselnya pada dia."

Paman ragu sejenak, tapi akhirnya tetap menyerahkan telepon padaku. Aku mengernyit, ingin tahu apa yang akan dia katakan.

Baru saja aku berkata "halo", tiba-tiba suara bentakan kasar menghujam dari seberang.

"Minerva, kamu nggak tahu malu, ya? Kamu bayar pamanku untuk kerja sama pura-pura denganmu, begitu?"

"Ibumu mati ya sudah mati saja! Ibuku baik sekali sama kamu, malah kamu doakan yang jelek-jelek! Jadi apa kamu sekarang? Bahkan nggak bisa dibandingkan sama sekali dengan Stacy!"

"Kalau bukan karena Ibu nggak setuju, dari dulu aku sudah cerai sama kamu! Jangan telepon aku lagi! Urusan Stacy di sini sangat serius, aku nggak ada waktu menonton sandiwara darimu!"

Begitu selesai memaki, dia langsung menutup telepon.

Tanpa diketahuinya, pamannya tadi menyalakan pengeras suara. Semua kata-kata penghinaan itu, didengar jelas oleh kerabat dan sahabat yang hadir di pemakaman.

Paman marah besar sampai penyakit jantungnya hampir kambuh. Mulutnya tak berhenti mengutuk Carlos sebagai anak tak tahu balas budi. Di mata mereka, Carlos selalu dianggap anak yang sangat berprestasi. Dia berwajah tampan, berpendidikan tinggi, dan pekerjaannya pun mapan.

Namun nyatanya, ketika ibunya sendiri meninggal, dia malah bersikap seperti ini. Benar-benar tak tahu balas budi!

Aku hanya diam mendengarkan hujatan mereka terhadap Carlos dan tidak berkata sepatah pun. Mataku tetap menatap tenang ke arah foto kenangan ibu mertua yang tergantung di tengah aula duka.

Di foto itu, dia tersenyum lembut. Itu adalah foto yang kuambil untuknya, saat aku dan Carlos baru menikah. Aku masih ingat jelas, setelah difoto, ibu mertua menggenggam tangan kami berdua dan menasihati agar kami saling memperlakukan dengan baik.

Terutama Carlos.

Ibu mertua berkata, kalau Carlos berani memperlakukanku tidak adil, aku harus segera mengadu. Dia sendiri yang akan menghukum anaknya itu.

Waktu itu Carlos sempat membantah sambil tertawa, "Bu, apa-apaan sih? Mana mungkin aku memperlakukannya dengan buruk?"

Ibu mertua bergumam lirih, "Sekarang memang begitu, tapi siapa yang tahu nanti?"

Siapa sangka, ucapan itu malah menjadi kenyataan yang pahit.

Saat aku masih larut dalam kenangan itu, tiba-tiba ada suara yang bertanya dari kerumunan, "Kenapa si penabrak itu nggak kelihatan sama sekali?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 13

    Karena video itu tersebar, opini publik tentang Carlos malah mulai berbalik. Banyak orang beranggapan bahwa dia hanya ditipu Stacy, bahkan mengira dia juga korban.Melihat komentar-komentar itu, aku hanya bisa merasa geli. Entah Carlos benar-benar sengaja atau tidak ... baik aku, paman, maupun ibu mertuaku yang sudah meninggal, tidak akan pernah memaafkannya.Stacy memang menjijikkan, tapi rasa benciku padanya tidak sebanding dengan kebencian pada Carlos.Karena dia seharusnya adalah keluarga kami. Dia seharusnya berdiri di sisi kami, bersama-sama melawan segalanya. Namun kenyataannya, dia memilih sebaliknya.Luka seperti ini ... tidak akan pernah bisa terhapus.Hari vonis Carlos tiba, semua orang kompak untuk tidak hadir. Itu pun sudah cukup menjadi bentuk hukuman tersendiri baginya.Setelahnya, aku dengar dari Paman bahwa Carlos telah mengakhiri hidupnya di penjara. Sebelum meninggal, dia terus menggumamkan permintaan maaf. Dia meminta maaf pada ibu mertua, paman, dan juga aku.Mende

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 12

    Hari itu, keributan di depan gedung pengadilan terekam oleh para pengunjung yang menonton, lalu disebarkan di internet. Tak butuh waktu lama, akun-akun gosip besar ikut membagikan ulang.[ Ibu Kandung Meninggal, Anaknya yang Jadi Pengacara Malah Bela si Penabrak hingga Lolos Hukuman. ]Judul yang begitu sensasional langsung menarik perhatian banyak orang.Dalam sekejap, identitas Carlos dan Stacy digali habis-habisan oleh warganet. Sama seperti di tempat kejadian, komentar-komentar penuh makian pun membanjiri mereka berdua.Namun, Stacy tetap saja congkak. Mungkin karena merasa semua bukti sudah dibereskan oleh Carlos, dia sama sekali tidak takut. Bahkan, memanfaatkan momen ketika namanya sedang ramai, dia nekat membuka siaran langsung."Benar, mobil memang aku yang bawa. Tapi bukan berarti aku yang menabrak sampai mati. Itu cuma rekayasa kecelakaan, kalian nggak punya bukti, jadi jangan asal tuduh!""Aku memang kebut-kebutan dan ada sedikit mabuk juga. Paling-paling SIM-ku dicabut, cu

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 11

    Carlos pulang ke rumah dengan tatapan kosong seperti orang yang kehilangan jiwa. Namun di rumah itu, aku sudah menyiapkan sebuah "kejutan" untuknya.Kesombongannya, ketidakpercayaannya, ejekan-ejekannya ... semua itu tidak pantas mendapatkan maaf dariku begitu saja.Saat dia mendorong pintu dan menyalakan lampu, pandangannya langsung jatuh pada sebuah toples yang kuletakkan di meja. Toples itu sangat familier baginya. Itulah toples acar buatan tangan ibu mertuaku, yang khusus dibawanya dari rumah.Di atasnya, aku menempelkan secarik kertas.[ Ini acar buatan tangan Ibu. Cuma karena kamu menyebutkan sekali di telepon, dia langsung membuatnya dan terburu-buru mengantarkannya. Kalau hari itu dia nggak datang membawa acar ini, menurutmu ... apakah Ibu masih akan mati? ]Membaca tulisan itu, lutut Carlos langsung lemas. Dia jatuh berlutut di lantai, air mata deras mengalir tanpa henti. Seperti binatang buas yang terjebak dalam keputusasaan, dia meraung kesakitan."Ibu!""Ibu!""Aku salah, a

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 10

    Paman semakin terbawa emosi, suaranya sampai tercekat. "Demi mendapatkan hak asuhmu, waktu itu ibumu rela meninggalkan rumah tanpa harta apa pun dan nggak mengambil sepeser pun dari ayahmu yang selingkuh itu.""Seberapa banyak penderitaannya, kamu sendiri yang paling tahu! Tapi setelah dia kecelakaan, apa yang kamu lakukan? Bahkan pemakamannya saja kamu nggak datang!""Dan sekarang, Stacy bisa lolos dari hukuman, itu karena bantuanmu juga, 'kan? Benar, bukan?"Wajah Paman memerah karena marah. Khawatir kesehatannya akan terganggu, aku segera maju menenangkannya. "Paman, jangan marah sama orang seperti dia. Aku akan terus naik banding."Paman menghela napas untuk meredakan emosinya. Rambutnya yang sudah memutih membuat hatiku ikut bergetar. Dia menepuk pundakku dengan lembut."Minerva, semua ini berkat kamu. Nanti kalau kamu benar-benar cerai sama Carlos, kamu tetap akan jadi keponakanku."Aku tersenyum mengangguk.Sementara itu, Carlos sudah seperti orang kehilangan jiwa. Mulutnya teru

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 9

    "Nggak ... ini nggak mungkin, bagaimana bisa begitu?""Minerva, kamu sedang menipuku, 'kan? Semua dokumen ini palsu, bukan?"Aku terkekeh dingin. "Iya, iya, semua ini aku yang menipumu."Mendengar jawabanku, Carlos malah menghela napas lega. "Hal seperti ini mana boleh dijadikan bahan bercandaan? Kamu benar-benar keterlaluan!""Kalau dipikir-pikir, memang sudah lama aku nggak menjenguk Ibu. Begini saja, kamu tunggu aku antar Stacy pulang dulu, lalu kita sama-sama pergi melihat Ibu."Stacy jelas tidak menyangka Carlos ternyata tidak mau menceraikanku. Dari nada bicaranya, bahkan seolah masih ingin kembali padaku. Tawa kemenangan di wajahnya langsung menjadi kaku.Carlos kali ini bahkan tidak memberinya sedikit pun lirikan. Sambil bicara, dia sudah mengeluarkan ponsel, lalu menekan nomor ibunya.Namun begitu tersambung, suara mesin penjawab berbunyi, "Nomor yang Anda hubungi tidak terdaftar."Carlos benar-benar panik. "Nomor kosong? Kenapa nomor Ibu jadi nomor kosong? Apa mungkin Ibu men

  • Anak Durhaka Dibutakan Nafsu   Bab 8

    Aku melirik ke arah Stacy yang berdiri di belakang Carlos. Begitu mendengar aku menyebut kata "cerai", wajahnya langsung dipenuhi kegirangan yang nyaris tak bisa disembunyikan.Mengikuti arah pandanganku, Carlos menangkap ekspresi penuh suka cita di wajah Stacy. Dia sempat tertegun, tapi berpura-pura tak melihatnya dan hanya berdiri terdiam cukup lama."Kamu benar-benar mau menceraikan aku? Kamu harus tahu, dengan latar belakang keluargamu seperti itu, nggak mudah bagimu mau cari pria dengan kondisi sepertiku setelah cerai."Latar belakang keluargaku ....Mendengar Carlos menyebut kata itu, hatiku tetap terasa sedikit nyeri. Sebelum menikah dulu, aku pernah berkali-kali menanyakan, apakah dia akan mempermasalahkan keluargaku yang selalu membeda-bedakan anak laki-laki dan perempuan.Kalau saja waktu itu dia menunjukkan keberatan, bahkan sekadar ragu sedikit saja, aku pasti akan berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan ini.Namun, dia tak pernah menunjukkan itu. Kini, sisa-sisa perasaan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status