Ibu mertuaku mengalami kecelakaan mobil dan masuk ke ruang gawat darurat. Setelah menelepon suamiku yang merupakan seorang pengacara sebanyak lebih dari 20 kali, barulah dia menjawabnya. "Kamu bikin ulah apa lagi? Stacy lagi ada sedikit masalah, aku lagi bantu dia. Jangan bikin keributan." Aku menahan perasaan tertekan dan memberitahunya bahwa ibu mengalami kecelakaan dan memintanya mentransfer 200 juta. Namun, dia malah percaya pada ucapan mantan kekasihnya, lalu memarahiku. "Apa hubungannya kecelakaan ibumu sama aku? Jangan harap bisa ambil uang dariku untuk keluargamu. Jangan ganggu, aku lagi sibuk!" Telepon ditutup dengan tergesa-gesa. Tak lama kemudian, mertua dinyatakan gagal diselamatkan dan meninggal dunia. Tiga hari kemudian saat persidangan dimulai, aku malah melihat suamiku duduk di kursi pembela. Dengan penuh keyakinan, dia membela mantan kekasihnya yang mabuk dan menabrak orang. Dengan kepandaiannya dalam berbicara, dia berhasil membuat mantan kekasihnya bebas dengan alasan "bukti tidak cukup". Hatiku benar-benar hancur. Setelah sidang selesai, aku langsung mengajukan perceraian. Dia malah panik. "Ibuku baik sekali sama kamu. Kalau kamu cerai sama aku, dia pasti akan sedih!" Aku hanya tertawa sinis dan melemparkan kwitansi biaya rumah sakit dan surat kematian ke wajahnya. Dasar bodoh ... dia bahkan belum tahu, ibunya sudah tidak ada.
Lihat lebih banyakKarena video itu tersebar, opini publik tentang Carlos malah mulai berbalik. Banyak orang beranggapan bahwa dia hanya ditipu Stacy, bahkan mengira dia juga korban.Melihat komentar-komentar itu, aku hanya bisa merasa geli. Entah Carlos benar-benar sengaja atau tidak ... baik aku, paman, maupun ibu mertuaku yang sudah meninggal, tidak akan pernah memaafkannya.Stacy memang menjijikkan, tapi rasa benciku padanya tidak sebanding dengan kebencian pada Carlos.Karena dia seharusnya adalah keluarga kami. Dia seharusnya berdiri di sisi kami, bersama-sama melawan segalanya. Namun kenyataannya, dia memilih sebaliknya.Luka seperti ini ... tidak akan pernah bisa terhapus.Hari vonis Carlos tiba, semua orang kompak untuk tidak hadir. Itu pun sudah cukup menjadi bentuk hukuman tersendiri baginya.Setelahnya, aku dengar dari Paman bahwa Carlos telah mengakhiri hidupnya di penjara. Sebelum meninggal, dia terus menggumamkan permintaan maaf. Dia meminta maaf pada ibu mertua, paman, dan juga aku.Mende
Hari itu, keributan di depan gedung pengadilan terekam oleh para pengunjung yang menonton, lalu disebarkan di internet. Tak butuh waktu lama, akun-akun gosip besar ikut membagikan ulang.[ Ibu Kandung Meninggal, Anaknya yang Jadi Pengacara Malah Bela si Penabrak hingga Lolos Hukuman. ]Judul yang begitu sensasional langsung menarik perhatian banyak orang.Dalam sekejap, identitas Carlos dan Stacy digali habis-habisan oleh warganet. Sama seperti di tempat kejadian, komentar-komentar penuh makian pun membanjiri mereka berdua.Namun, Stacy tetap saja congkak. Mungkin karena merasa semua bukti sudah dibereskan oleh Carlos, dia sama sekali tidak takut. Bahkan, memanfaatkan momen ketika namanya sedang ramai, dia nekat membuka siaran langsung."Benar, mobil memang aku yang bawa. Tapi bukan berarti aku yang menabrak sampai mati. Itu cuma rekayasa kecelakaan, kalian nggak punya bukti, jadi jangan asal tuduh!""Aku memang kebut-kebutan dan ada sedikit mabuk juga. Paling-paling SIM-ku dicabut, cu
Carlos pulang ke rumah dengan tatapan kosong seperti orang yang kehilangan jiwa. Namun di rumah itu, aku sudah menyiapkan sebuah "kejutan" untuknya.Kesombongannya, ketidakpercayaannya, ejekan-ejekannya ... semua itu tidak pantas mendapatkan maaf dariku begitu saja.Saat dia mendorong pintu dan menyalakan lampu, pandangannya langsung jatuh pada sebuah toples yang kuletakkan di meja. Toples itu sangat familier baginya. Itulah toples acar buatan tangan ibu mertuaku, yang khusus dibawanya dari rumah.Di atasnya, aku menempelkan secarik kertas.[ Ini acar buatan tangan Ibu. Cuma karena kamu menyebutkan sekali di telepon, dia langsung membuatnya dan terburu-buru mengantarkannya. Kalau hari itu dia nggak datang membawa acar ini, menurutmu ... apakah Ibu masih akan mati? ]Membaca tulisan itu, lutut Carlos langsung lemas. Dia jatuh berlutut di lantai, air mata deras mengalir tanpa henti. Seperti binatang buas yang terjebak dalam keputusasaan, dia meraung kesakitan."Ibu!""Ibu!""Aku salah, a
Paman semakin terbawa emosi, suaranya sampai tercekat. "Demi mendapatkan hak asuhmu, waktu itu ibumu rela meninggalkan rumah tanpa harta apa pun dan nggak mengambil sepeser pun dari ayahmu yang selingkuh itu.""Seberapa banyak penderitaannya, kamu sendiri yang paling tahu! Tapi setelah dia kecelakaan, apa yang kamu lakukan? Bahkan pemakamannya saja kamu nggak datang!""Dan sekarang, Stacy bisa lolos dari hukuman, itu karena bantuanmu juga, 'kan? Benar, bukan?"Wajah Paman memerah karena marah. Khawatir kesehatannya akan terganggu, aku segera maju menenangkannya. "Paman, jangan marah sama orang seperti dia. Aku akan terus naik banding."Paman menghela napas untuk meredakan emosinya. Rambutnya yang sudah memutih membuat hatiku ikut bergetar. Dia menepuk pundakku dengan lembut."Minerva, semua ini berkat kamu. Nanti kalau kamu benar-benar cerai sama Carlos, kamu tetap akan jadi keponakanku."Aku tersenyum mengangguk.Sementara itu, Carlos sudah seperti orang kehilangan jiwa. Mulutnya teru
"Nggak ... ini nggak mungkin, bagaimana bisa begitu?""Minerva, kamu sedang menipuku, 'kan? Semua dokumen ini palsu, bukan?"Aku terkekeh dingin. "Iya, iya, semua ini aku yang menipumu."Mendengar jawabanku, Carlos malah menghela napas lega. "Hal seperti ini mana boleh dijadikan bahan bercandaan? Kamu benar-benar keterlaluan!""Kalau dipikir-pikir, memang sudah lama aku nggak menjenguk Ibu. Begini saja, kamu tunggu aku antar Stacy pulang dulu, lalu kita sama-sama pergi melihat Ibu."Stacy jelas tidak menyangka Carlos ternyata tidak mau menceraikanku. Dari nada bicaranya, bahkan seolah masih ingin kembali padaku. Tawa kemenangan di wajahnya langsung menjadi kaku.Carlos kali ini bahkan tidak memberinya sedikit pun lirikan. Sambil bicara, dia sudah mengeluarkan ponsel, lalu menekan nomor ibunya.Namun begitu tersambung, suara mesin penjawab berbunyi, "Nomor yang Anda hubungi tidak terdaftar."Carlos benar-benar panik. "Nomor kosong? Kenapa nomor Ibu jadi nomor kosong? Apa mungkin Ibu men
Aku melirik ke arah Stacy yang berdiri di belakang Carlos. Begitu mendengar aku menyebut kata "cerai", wajahnya langsung dipenuhi kegirangan yang nyaris tak bisa disembunyikan.Mengikuti arah pandanganku, Carlos menangkap ekspresi penuh suka cita di wajah Stacy. Dia sempat tertegun, tapi berpura-pura tak melihatnya dan hanya berdiri terdiam cukup lama."Kamu benar-benar mau menceraikan aku? Kamu harus tahu, dengan latar belakang keluargamu seperti itu, nggak mudah bagimu mau cari pria dengan kondisi sepertiku setelah cerai."Latar belakang keluargaku ....Mendengar Carlos menyebut kata itu, hatiku tetap terasa sedikit nyeri. Sebelum menikah dulu, aku pernah berkali-kali menanyakan, apakah dia akan mempermasalahkan keluargaku yang selalu membeda-bedakan anak laki-laki dan perempuan.Kalau saja waktu itu dia menunjukkan keberatan, bahkan sekadar ragu sedikit saja, aku pasti akan berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan ini.Namun, dia tak pernah menunjukkan itu. Kini, sisa-sisa perasaan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen