Share

Anak Jenius Milik Sang Presdir
Anak Jenius Milik Sang Presdir
Author: Any Anthika

Bab 1. Kehilangan segalanya.

Di sebuah kamar hotel,

Amala Knight merasa tubuhnya seperti terbakar. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Saat ini bahkan dia tidak bisa mengontrol pikirannya dengan baik. Hanya rasa panas yang menjalar di sekujur tubuhnya yang bisa ia rasakan sekarang.

Dia kelimpungan.

Lalu dia melihat ada seorang pria yang tidak dikenalnya duduk di sampingnya sambil menatap dirinya. Saat ini Amala bergerak hingga tidak sengaja jarinya menyentuh tangan pria itu, dan kulit pria itu terasa dingin. Dia terkejut ketika mendapati jika suhu badannya sangat panas.

Tubuhnya panas? Ini entah dimana, dan pria itu siapa?

Amala mulai sadar jika ini pasti ada sebuah kesalahan, dia kemudian bangun dan ingin segera berlari dari tempat ini. 

Tetapi pria itu tiba-tiba menarik tubuhnya dan tidak memberinya kesempatan untuk dia mundur sedikitpun. Amala akhirnya kalah dan menyerah dibawah serangan kuat pria itu.

Malam yang penuh kegilaan berlangsung begitu saja tanpa bisa dicegah.

Pagi berikutnya.

Sinar matahari yang hangat masuk ke dalam celah jendela kamar itu. Pakaian Amala berserakan di lantai dan udara di kamar itu masih menyisakan sisa kejadian tadi malam.

Amala masih tertidur lelap di bawah selimut. Wajahnya yang cantik dengan kulit yang halus seputih salju. Ada beberapa tanda merah bekas sisa tadi malam yang tertinggal di bagian leher dan dadanya.

Amala yang masih tenggelam dalam mimpinya lalu terbangun karena suara pintu yang terbuka. Amala membuka matanya perlahan.  

Khale, pria yang satu bulan lagi akan menikahinya itu, sudah berdiri di ambang pintu. Sementara Sabrina sang calon ibu mertua sekaligus ibu angkatnya dan Nathalie sahabatnya sudah berdiri di samping Khale.

Mereka menatap Amala dengan wajah terkejut.

Amala sendiri tidak kalah terkejutnya. Lalu dengan setengah kesadaran dia bangun dan melihat sekeliling. Pikirannya langsung kosong saat dia menyadari jika ini bukanlah kamarnya. 

Lalu sekarang dia dimana? 

Dia kemudian menoleh pada Khale dan bertanya, "Khale, ini dimana? Kenapa aku berada disini?"

Khale menarik ujung bibirnya dengan sinis, "Kamu bertanya padaku dimana tempat ini? Aku yang seharusnya bertanya padamu Amala Knight, pria mana yang sudah kamu ajak bermain gila?"

Amala penuh kebingungan, dengan hati-hati kemudian dia berusaha untuk mengingat semua kejadian tadi malam. Tapi dia tidak bisa mengingat apapun.

Hanya, sebelum malam kejadian ini, kemarin dia memang pergi dan minum kopi bersama Nathalie di sebuah Cafe.

Saat Amala tengah merenung,

Sabrina berbicara pada Nathalie yang berdiri di sampingnya. "Nathalie, sebulan lagi dia akan menikah dengan putraku, tapi dia malah bermain gila seperti ini. Bisakah kamu membantu bibi untuk mengambil bukti kegilaan putri terhormat keluarga Knight ini?"

Amala membeku mendengar ucapan calon ibu mertua sekaligus ibu angkatnya itu.

Amala tidak ingin putus asa, dia mencoba untuk memberi penjelasan pada Khale, tetapi Sabrina sudah menarik tubuhnya dari bawah selimut.

Mereka menemukan dada dan lehernya penuh bekas cupangan.

Melihat keadaan tubuh Amala seperti itu, Nathalie cepat bertindak. Dia segera mengambil begitu banyak foto dan rekaman tubuh Amala.

"Sepertinya kamu sangat menikmatinya tadi malam ya Amala. Wah, wah, wah... Aku tidak menyangka jika putri keluarga Knight yang sangat dihormati ini, bertingkah sama seperti jalang!"

"Tidak! Ini tidak seperti yang kalian pikirkan!" Amala tersadar, kemudian menyambar selimut.

'Apa yang terjadi?'

Dia kembali linglung, kemudian menunduk untuk mengintip bagian tubuhnya yang dipenuhi tanda kecupan. Tanda tanda itu mengingatkan beberapa adegan tadi malam. Tetapi dia tidak bisa mengingat, dengan siapa dia semalam? Siapa pria itu?

Amala mengangkat kepalanya, ingin menjelaskan kepada Khale. Tapi dia  melihat wajah pria itu begitu marah dan sangat menakutkan. Mata Khale menatapnya dengan dingin seolah-olah dia ingin memakannya hidup-hidup.

"Satu bulan lagi Amala! Satu bulan lagi kita akan menikah! Kenapa tega melakukan ini padaku? Setelah ini, kita putus! Tidak ada lagi hubungan diantara kita!" Setelah mengatakan itu, Khale pergi meninggalkan ruangan tanpa memperdulikan apapun lagi.

Wajah Amala memucat seketika.

'Tidak! Aku tidak bisa kehilangan Khale!'

"Khal.. Dengarkan aku. Ini semua tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak tahu apa yang terjadi!" Amala sempat berdiri, ingin menyusul Khale, tetapi ibu Khale menghalanginya dan mendorongnya hingga jatuh ke lantai lalu menatapnya penuh jijik.

"Berhenti Amala! Kamu sangat mengecewakan kami! Beginikah caramu membalas kasih sayang dan perhatian kami? Selama ini kami memberimu banyak kasih sayang, bahkan merestui hubunganmu dengan putraku dengan sangat senang. Tapi apa yang kamu lakukan?"

"Tidak, aku tidak seperti itu. Aku juga tidak..," Amala masih ingin berusaha menjelaskan.

"Berhenti membela diri! Meskipun jika Khale berhati lembut dan masih bersedia bersamamu, aku tidak bisa menerimamu! Cepat tinggalkan putraku. Keluarga Anderson kami tidak akan sudi menerima wanita murahan seperti kamu! Itu sangat menjijikan! Ayo Nathalie, kita pergi!" Sabrina dan Nathalie meninggalkan ruangan setelah berkata demikian.

Amala duduk tercengang di lantai, tapi dia tidak bisa menjelaskan apapun bahkan untuk dirinya sendiri.

Sementara itu, di depan hotel itu.

Khale masih duduk di dalam mobilnya. Dia belum pergi dari hotel dimana dia memergoki perselingkuhan Amala tadi.

Pikirannya melayang kemana-mana. Dia tidak pernah menyangka jika Amala, gadis yang ia puja dan cintai sejak dulu itu telah mengkhianatinya. Pikiran Khale sungguh kacau. 

Bayangan Amala bercinta dengan pria lain dan bekas tanda merah di tubuh Amala tadi memenuhi otaknya. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. 

"Kenapa mengkhianatiku? Apa karena aku tidak sekaya orang lain?" Khale berteriak, memukul stir mobil di depannya.

Khale masih mengingat, betapa dia mencintai Amala, begitu juga sebaliknya. Bahkan ketika mereka sama sama remaja dulu. Khale berjanji akan menikahi Amala setelah mereka dewasa nanti.

Lalu mereka bertunangan atas restu keluarga Anderson, orang tua Khale.

Amala adalah dari keluarga Knight yang kaya raya. Pemilik perusahaan berlian yang lumayan besar. Orangtuanya meninggal karena sebuah kecelakaan sepuluh tahun yang lalu. 

Ayah Khale adalah sekretaris perusahaan Kngiht, yang mendampingi mendiang ayah Amala. Mereka juga bersahabat. 

Sejak kematian kedua orang tua Amala, dia diadopsi oleh keluarga Anderson ini. Mereka pun tinggal di rumah keluarga Knight dan memberi kasih sayang kepada Amala dengan baik. 

Khale tidak pernah menyangka jika Amala akan menghancurkan mimpinya dalam sekejap.

Saat ini, Sabrina sudah pulang duluan dengan membawa banyak foto dan rekaman Amala. Sementara Nathalie menghampiri Khale. Dia masuk dan duduk di samping Khale tanpa disuruh.

"Khal, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatku patah hati seperti ini." Nathalie bersuara dengan lembut, sambil menepuk nepuk halus punggung telapak tangan Khale.

Pria itu menoleh, dengan kedua mata yang masih memerah.

"Nathalie, aku tidak apa-apa. Terima kasih. Jika kamu tidak memberitahuku, aku tidak akan pernah tahu bagaimana aslinya Amala."

"Tidak apa-apa. Aku melakukan ini semua demi Bibi Sabrina. Dia terus mengeluh padaku. Karena dia ingin yang terbaik untuk putranya, dan menurutnya Amala bukanlah wanita baik-baik."

Khale menarik nafas berat.

Beberapa kali, ibunya mengatakan tentang sikap buruk Amala. Tetapi karena cintanya pada Amala terlalu besar, Khale tidak pernah percaya. Hingga pada hari ini, saat Nathalie memberitahunya. Sabrina memaksa Khale untuk ikut, agar bisa memergoki sendiri bagaimana perbuatan Amala di belakangnya.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Alber Purba
nice enak dibaca
goodnovel comment avatar
Rieni_Andriani
baru baca sudah menarik lanjut....
goodnovel comment avatar
Brandall Locka jaya
Bab awal sangat menarik. Lanjut Thor.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status