Amala Kngiht, harus kehilangan segalanya karena sebuah kecurangan. Lebih parahnya dia harus mengandung benih seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal. Enam tahun kemudian, dia keluar dari pengasingan diri dengan membawa seorang anak laki-laki yang super tampan. Suatu hari, anak ini menabrak Nathan Alazka, seorang pria terhormat. Pria itu menolongnya, tapi betapa terkejutnya Nathan ketika melihat kemiripan anak ini dengan dirinya. Lebih terkejut lagi saat bertemu ibunya. "Kamu!" Dia adalah wanita yang bersamanya di malam enam tahun yang lalu.
View MoreDi sebuah kamar hotel,
Amala Knight merasa tubuhnya seperti terbakar. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Saat ini bahkan dia tidak bisa mengontrol pikirannya dengan baik. Hanya rasa panas yang menjalar di sekujur tubuhnya yang bisa ia rasakan sekarang.Dia kelimpungan.Lalu dia melihat ada seorang pria yang tidak dikenalnya duduk di sampingnya sambil menatap dirinya. Saat ini Amala bergerak hingga tidak sengaja jarinya menyentuh tangan pria itu, dan kulit pria itu terasa dingin. Dia terkejut ketika mendapati jika suhu badannya sangat panas.Tubuhnya panas? Ini entah dimana, dan pria itu siapa?Amala mulai sadar jika ini pasti ada sebuah kesalahan, dia kemudian bangun dan ingin segera berlari dari tempat ini. Tetapi pria itu tiba-tiba menarik tubuhnya dan tidak memberinya kesempatan untuk dia mundur sedikitpun. Amala akhirnya kalah dan menyerah dibawah serangan kuat pria itu.Malam yang penuh kegilaan berlangsung begitu saja tanpa bisa dicegah.Pagi berikutnya.Sinar matahari yang hangat masuk ke dalam celah jendela kamar itu. Pakaian Amala berserakan di lantai dan udara di kamar itu masih menyisakan sisa kejadian tadi malam.Amala masih tertidur lelap di bawah selimut. Wajahnya yang cantik dengan kulit yang halus seputih salju. Ada beberapa tanda merah bekas sisa tadi malam yang tertinggal di bagian leher dan dadanya.Amala yang masih tenggelam dalam mimpinya lalu terbangun karena suara pintu yang terbuka. Amala membuka matanya perlahan. Khale, pria yang satu bulan lagi akan menikahinya itu, sudah berdiri di ambang pintu. Sementara Sabrina sang calon ibu mertua sekaligus ibu angkatnya dan Nathalie sahabatnya sudah berdiri di samping Khale.Mereka menatap Amala dengan wajah terkejut.Amala sendiri tidak kalah terkejutnya. Lalu dengan setengah kesadaran dia bangun dan melihat sekeliling. Pikirannya langsung kosong saat dia menyadari jika ini bukanlah kamarnya. Lalu sekarang dia dimana? Dia kemudian menoleh pada Khale dan bertanya, "Khale, ini dimana? Kenapa aku berada disini?"Khale menarik ujung bibirnya dengan sinis, "Kamu bertanya padaku dimana tempat ini? Aku yang seharusnya bertanya padamu Amala Knight, pria mana yang sudah kamu ajak bermain gila?"Amala penuh kebingungan, dengan hati-hati kemudian dia berusaha untuk mengingat semua kejadian tadi malam. Tapi dia tidak bisa mengingat apapun.Hanya, sebelum malam kejadian ini, kemarin dia memang pergi dan minum kopi bersama Nathalie di sebuah Cafe.Saat Amala tengah merenung,Sabrina berbicara pada Nathalie yang berdiri di sampingnya. "Nathalie, sebulan lagi dia akan menikah dengan putraku, tapi dia malah bermain gila seperti ini. Bisakah kamu membantu bibi untuk mengambil bukti kegilaan putri terhormat keluarga Knight ini?"Amala membeku mendengar ucapan calon ibu mertua sekaligus ibu angkatnya itu.Amala tidak ingin putus asa, dia mencoba untuk memberi penjelasan pada Khale, tetapi Sabrina sudah menarik tubuhnya dari bawah selimut.Mereka menemukan dada dan lehernya penuh bekas cupangan.Melihat keadaan tubuh Amala seperti itu, Nathalie cepat bertindak. Dia segera mengambil begitu banyak foto dan rekaman tubuh Amala."Sepertinya kamu sangat menikmatinya tadi malam ya Amala. Wah, wah, wah... Aku tidak menyangka jika putri keluarga Knight yang sangat dihormati ini, bertingkah sama seperti jalang!""Tidak! Ini tidak seperti yang kalian pikirkan!" Amala tersadar, kemudian menyambar selimut.'Apa yang terjadi?'Dia kembali linglung, kemudian menunduk untuk mengintip bagian tubuhnya yang dipenuhi tanda kecupan. Tanda tanda itu mengingatkan beberapa adegan tadi malam. Tetapi dia tidak bisa mengingat, dengan siapa dia semalam? Siapa pria itu?Amala mengangkat kepalanya, ingin menjelaskan kepada Khale. Tapi dia melihat wajah pria itu begitu marah dan sangat menakutkan. Mata Khale menatapnya dengan dingin seolah-olah dia ingin memakannya hidup-hidup."Satu bulan lagi Amala! Satu bulan lagi kita akan menikah! Kenapa tega melakukan ini padaku? Setelah ini, kita putus! Tidak ada lagi hubungan diantara kita!" Setelah mengatakan itu, Khale pergi meninggalkan ruangan tanpa memperdulikan apapun lagi.Wajah Amala memucat seketika.'Tidak! Aku tidak bisa kehilangan Khale!'"Khal.. Dengarkan aku. Ini semua tidak seperti yang kamu lihat. Aku tidak tahu apa yang terjadi!" Amala sempat berdiri, ingin menyusul Khale, tetapi ibu Khale menghalanginya dan mendorongnya hingga jatuh ke lantai lalu menatapnya penuh jijik."Berhenti Amala! Kamu sangat mengecewakan kami! Beginikah caramu membalas kasih sayang dan perhatian kami? Selama ini kami memberimu banyak kasih sayang, bahkan merestui hubunganmu dengan putraku dengan sangat senang. Tapi apa yang kamu lakukan?""Tidak, aku tidak seperti itu. Aku juga tidak..," Amala masih ingin berusaha menjelaskan."Berhenti membela diri! Meskipun jika Khale berhati lembut dan masih bersedia bersamamu, aku tidak bisa menerimamu! Cepat tinggalkan putraku. Keluarga Anderson kami tidak akan sudi menerima wanita murahan seperti kamu! Itu sangat menjijikan! Ayo Nathalie, kita pergi!" Sabrina dan Nathalie meninggalkan ruangan setelah berkata demikian.Amala duduk tercengang di lantai, tapi dia tidak bisa menjelaskan apapun bahkan untuk dirinya sendiri.Sementara itu, di depan hotel itu.Khale masih duduk di dalam mobilnya. Dia belum pergi dari hotel dimana dia memergoki perselingkuhan Amala tadi.Pikirannya melayang kemana-mana. Dia tidak pernah menyangka jika Amala, gadis yang ia puja dan cintai sejak dulu itu telah mengkhianatinya. Pikiran Khale sungguh kacau. Bayangan Amala bercinta dengan pria lain dan bekas tanda merah di tubuh Amala tadi memenuhi otaknya. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Kenapa mengkhianatiku? Apa karena aku tidak sekaya orang lain?" Khale berteriak, memukul stir mobil di depannya.Khale masih mengingat, betapa dia mencintai Amala, begitu juga sebaliknya. Bahkan ketika mereka sama sama remaja dulu. Khale berjanji akan menikahi Amala setelah mereka dewasa nanti.Lalu mereka bertunangan atas restu keluarga Anderson, orang tua Khale.Amala adalah dari keluarga Knight yang kaya raya. Pemilik perusahaan berlian yang lumayan besar. Orangtuanya meninggal karena sebuah kecelakaan sepuluh tahun yang lalu. Ayah Khale adalah sekretaris perusahaan Kngiht, yang mendampingi mendiang ayah Amala. Mereka juga bersahabat. Sejak kematian kedua orang tua Amala, dia diadopsi oleh keluarga Anderson ini. Mereka pun tinggal di rumah keluarga Knight dan memberi kasih sayang kepada Amala dengan baik. Khale tidak pernah menyangka jika Amala akan menghancurkan mimpinya dalam sekejap.Saat ini, Sabrina sudah pulang duluan dengan membawa banyak foto dan rekaman Amala. Sementara Nathalie menghampiri Khale. Dia masuk dan duduk di samping Khale tanpa disuruh."Khal, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatku patah hati seperti ini." Nathalie bersuara dengan lembut, sambil menepuk nepuk halus punggung telapak tangan Khale.Pria itu menoleh, dengan kedua mata yang masih memerah."Nathalie, aku tidak apa-apa. Terima kasih. Jika kamu tidak memberitahuku, aku tidak akan pernah tahu bagaimana aslinya Amala.""Tidak apa-apa. Aku melakukan ini semua demi Bibi Sabrina. Dia terus mengeluh padaku. Karena dia ingin yang terbaik untuk putranya, dan menurutnya Amala bukanlah wanita baik-baik."Khale menarik nafas berat.Beberapa kali, ibunya mengatakan tentang sikap buruk Amala. Tetapi karena cintanya pada Amala terlalu besar, Khale tidak pernah percaya. Hingga pada hari ini, saat Nathalie memberitahunya. Sabrina memaksa Khale untuk ikut, agar bisa memergoki sendiri bagaimana perbuatan Amala di belakangnya.Fic tidak menyadari perasaan yang tumbuh di antara mereka. Orang lain juga sama, tidak ada yang tahu apa yang tersimpan di dalam hati Ellena. Namun, suatu saat Ellena tidak mampu menahan lagi dan mulai mengekspresikan perasaannya dengan lebih jelas. Fic hanya menganggap bahwa Ellena begitu karena belum dewasa dan belum mengerti perasaannya. Suatu hari, Ellena yang sudah bukan remaja lagi, mengungkapkan perasaan cinta yang selama ini terpendam.Fic merasa seolah tersambar petir dan sulit memahami apa yang sedang terjadi. "Mana mungkin?" batin Fic. "Aku hanya seorang kepala pelayan, dan usia kita terpaut jauh. Aku bahkan bisa jadi pamanmu, nona!" Namun, Ellena sama sekali tidak peduli dengan alasan tersebut. Ia nekad melakukan apapun untuk bisa bersama Fic. Perasaan Ellena semakin memuncak dan menghempas rasa ragu di hatinya. Fic kini terjebak dalam dilema, antara menerima perasaan Ellena atau tetap pada prinsipnya. Ketika akhirnya ia mulai merasakan getaran yang sama dalam hatinya, ia
"Diam!" Ellena bersikukuh, masih saja melanjutkan pekerjaannya. Lalu mengambil celana Fic dan meminta Fic untuk mengenakannya dengan sabar.Fic hanya bisa menurut. Ellena memakaikan kemeja putih pada Fic, mengancingkan baju itu."Ellena, aku bisa sendiri." menarik tangan Ellena hingga tubuh Ellena menabrak dadanya."Aku ingin melakukannya Fic. Dengan begitu, aku semakin bahagia." Ellena melepaskan tangan Fic, sekarang memasangkan dasi untuk Fic."Nona."Ellena masih belum selesai merapikan rambut, baju dan dasi Suaminya."Sudah rapi. Tinggal jas nya saja. Dipakai sekarang apa nanti saja?"Fic tak menjawab pertanyaan Ellena. Masih senantiasa menatap wajah Ellena."Fic.""Bisa menikahimu saja, sudah membuatku tak berhenti bersyukur. Jangan melakukan ini lagi. Itu membuatku merasa bersalah."Ellena dengan lembut menarik tengkuk Fic, menciumi wajahnya dengan penuh kasih sayang. "Aku ingin melakukan ini setiap pagi. Kau tidak boleh melarangku, atau aku akan mengadu pada Ayah. Kau sudah men
Fic menarik nafas dalam-dalam dan tersenyum, "Baiklah, Tuan. Jika Anda telah mempercayai saya, saya tidak ingin mengecewakan Anda. Tapi, bolehkah saya mencari pengganti diri saya sebagai Kepala Pelayan?""Ya. Tentu saja. Semua itu ku serahkan padamu. Siapapun yang kau pilih, aku yakin kau sudah memikirkannya dengan baik," jawab Glen dengan mata yang bersinar penuh keyakinan. Fic mengangguk mantap, memperkuat pernyataannya.Mereka kembali ke kamar masing-masing setelah obrolan itu selesai. Langkah mereka terasa lebih ringan, seolah sebuah keputusan besar telah berhasil dilewati bersama. Di balik pintu kamar, Fic tersenyum tipis, merasa yakin akan kebijaksanaan pilihan yang telah dipertimbangkan matang-matang.Malam mulai menggantikan siang. Fic melangkah perlahan, merangkak ke atas ranjang mengikuti Ellena yang sudah lebih dulu berbaring. Mata Fic tak henti memandangi wajah Ellena, tersenyum padanya dengan penuh kebahagiaan. Sejenak Fic merasa puas, menikmati momen itu. Setelah itu, p
"Ellena, ayo kemari, Nak." ajak Daniah ramah. Glen juga menoleh ke arah Fic dengan tatapan yang sama hangatnya, "Ayo Fic, ajak istrimu makan bersama kami."Fic mengangguk, menarik kursi untuk Ellena dan kemudian duduk di sebelahnya. Meskipun bukan pertama kalinya dia berada dalam situasi ini, bahkan seringkali dia makan bersama mereka di masa lalu, namun suasana kali ini terasa berbeda. Fic merasa canggung, jantungnya berdebar kencang. Dahulu, dia hanya duduk di sini sebagai kepala pelayan yang setia. Namun sekarang, perannya telah berganti. Menjadi seorang menantu keluarga ini.Dua orang di hadapannya adalah sosok yang ia segani dan hormati selama ini, tuan dan nyonyanya. Dan tak disangka, kini mereka telah menjadi mertuanya. Fic menelan ludah, mencoba menyembunyikan kegugupan yang menjalar di seluruh tubuhnya.Daniah bergerak mengambil piring untuk Glen dan dirinya, lalu mengayunkan tangan ke arah piring Ellena dan Fic. Namun, tiba-tiba Fic menahan tangan Daniah. "Nyonya, biar saya
Lebih dari dua minggu sudah, Fic dan Ellena tinggal di villa puncak ini. Dan Pagi ini, Fic terlihat sibuk berkemas. Ellena duduk di samping tempat tidur dengan wajah murung dan bahunya yang terkulai. Semalam, Fic mencoba meyakinkan Ellena untuk pulang, bukan karena ia tidak ingin memenuhi keinginan Ellena untuk berlama-lama di sini, melainkan karena kekhawatiran terhadap rumah yang ditinggalkannya. Fic tak bisa menepis rasa cemas, terutama tentang kesepian yang pasti dirasakan Daniah tanpa Ellena sang putri.Setelah berbagai usaha Fic untuk merasuk, akhirnya Ellena mau pulang dengan imbalan janji berbulan madu ke Kampung halaman Ilham. Walaupun tampak masih belum sepenuhnya ikhlas, Ellena bertanya, "Jadi, setelah ini kita akan pergi ke Lampung, ya Fic?"Fic hanya mengangguk sambil mencium pucuk kepala Ellena, mengekspresikan rasa sayangnya padanya. Mereka berdua duduk di belakang mobil yang melaju perlahan meninggalkan Villa Puncak, tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan manis
"Dasar sialan! Arg..!" bentak Keyan kesal, lalu meninju lengan Kimmy dan Khale bergantian. Tapi, perlahan ia ikut tertawa juga. Mereka masih terdengar tertawa bahagia, saling bercanda, sampai melangkah ke kamar masing-masing. "Besok, aku tidak mau lagi satu mobil dengan kalian! Mulai besok, kita akan membawa mobil masing-masing!" seru Keyan, wajahnya merah padam, sebelum menutup pintu kamarnya dengan keras.Sementara di sisi lain.Menuju Villa Puncak,Fic dengan lembut menuntun Ellena, melewati batu-batu hitam kecil yang tersusun apik di jalan setapak. Mereka berada di taman, tepat di luar Villa Puncak. Fic mengajak Ellena menuju bangku khusus yang lengkap dengan meja bundar berisi buah-buahan segar dan minuman yang menggoda. Fic mempersilahkan Ellena duduk, layaknya mempersilahkan seorang putri kerajaan. "Silahkan Tuan Putri," ucapnya sambil membungkukkan tubuh.Ellena tergelak dan menutup mulutnya dengan tangan. Ia duduk dan melihat sekitarnya, merasakan keindahan sore itu. "Ah Fic
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments