Share

Bab 150

Penulis: Erlina
Caden yang teringat sesuatu bertanya, "Kamu nggak berencana menetap di Kota Jawhar?"

"Nggak," sahut Naomi.

Caden bertanya lagi, "Kenapa?"

Naomi menjawab, "Aku nggak suka kota ini."

"Apa karena masalahmu terekspos di internet 6 tahun lalu?" tanya Caden.

Naomi langsung merasa tidak senang begitu Caden mengungkit masalah ini. Dia memelototi Caden.

Caden melanjutkan, "Yang lalu biarlah berlalu. Kalau kamu mau tinggal di Kota Jawhar, aku bisa membantumu. Kamu nggak usah khawatir masalahmu terekspos lagi di internet. Kamu juga ...."

"Aku nggak mau tinggal di Kota Jawhar! Kamu nggak usah ikut campur urusanku!" bentak Naomi. Kemudian, dia langsung pergi.

Naomi tidak ingin Caden terlalu memperhatikan masalah ini karena kemungkinan besar keberadaan anaknya akan terungkap.

Caden tidak mengerti. Dia memandangi sosok Naomi dengan ekspresi muram. Memangnya ucapan Caden salah?

Kenapa Naomi tiba-tiba merasa tidak senang? Perubahan sikapnya sangat cepat. Apa salahnya jika Caden ingin membantu Naomi? Wa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
FAtun
percuma komentar KLO GK di lihat komentar kalian..ini di anggap angin..Krn alir cerita drama itu sangat panjang.. sampai 200 bab nanti baru terbongkar...
goodnovel comment avatar
Ummanya Aulia
kapan ini min.raiden ketemu ibunya.alurnya panjang kali.kayak dunia nyata
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
jangan mudah percaya Naomi...caden g sekejam itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1957

    Caden merasa sangat penasaran.Kening Kakek Pertama berkerut. “Braden sangat pintar. Sebelum dia turun gunung, dia pun sudah menyadari ada yang aneh. Dia juga pernah diam-diam bertanya padaku, tapi aku nggak beri tahu dia.”“Aku nggak mengatakannya juga demi kebaikannya. Dia masih begitu kecil. Kami nggak tega dia memikul misi yang begitu besar! Bukan karena dia pintar dan berbakat, itu berarti dia boleh dikorbankan!”“Ditambah lagi, meskipun dia pintar dan berbakat, dia juga hanya seorang anak kecil. Anak kecil seharusnya melewati hari-hari tanpa beban pikiran. Jadi, kami sebagai senior mesti menanggungnya ….”Kakek Pertama menghela napas sembari berbicara, “Kami bisa pura-pura meninggal karena ada alasan masing-masing. Hanya saja, kami bisa berkumpul di sana karena ada tugas massal. Pada periode awal pembangunan negara, negara sudah mendirikan sangat banyak departemen rahasia yang nggak diketahui orang luar ….”Kakek Pertama berkata dengan perlahan. Raut wajah Caden pun terlihat sema

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1956

    Tentu saja Morawa tidak bersedia!Braden berkata, “Video kosongnya brankas emas bukan hanya ada di tanganku saja, ada juga di tangan orang lain. Kalau sampai video itu tersebar luas, kamu pasti nggak akan bisa melarikan diri lagi!”“Jadi, waktu yang disisakan untukmu nggak banyak lagi. Daripada kamu habiskan waktumu untuk negosiasi sama aku, lebih baik kamu pikirkan cara untuk mengambil uang dan melarikan diri?”Morawa menggertakkan giginya, lalu mengajukan persyaratan, “Aku mau uang tunai!”Braden membalas, “Mau uang tunai boleh-boleh saja, diskon 70% lagi!”Morawa terdiam membisu.Harga memang ditekan dengan sangat rendah, tetapi Morawa tidak memiliki pilihan lain. Pada akhirnya, dia pun setuju!Setelah berhasil mengatasi Morawa, Braden segera menggunakan identitas “Braxton" untuk menghubungi pemegang saham lainnya.Bahkan, Morawa saja sudah bersedia menjual saham di tangannya dengan harga rendah, apalagi mereka! Bagi mereka, hal yang paling urgensi sekarang adalah mengambil uang dan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1955

    Kakek pertama melihat Caden sekilas lagi. Dia tahu apa maksud Caden. Pada akhirnya, dia pun mengangguk tanda dirinya setuju. “Mereka memang mesti dilenyapkan! Tapi, ada begitu banyak bisnis di bawah Konsorsium Morton, jangan diakuisisi semuanya.”Caden berkata, “Aku berencana hanya mengakuisisi bisnis yang lebih berkembang. Mengenai bisnis yang mengalami kerugian besar, aku nggak akan mengakuisisinya!”Contohnya, bank dari Konsorsium Morton. Mereka saja sudah kehilangan 2.000-3.000 ton batang emas, tentu saja tidak boleh diakuisisi lagi!Kakek Pertama mengangguk. “Kalau begitu, kamu lanjut buka skandal mereka. Biar harga saham mereka bisa turun! Kalian bisa rekam aku. Aku ingin beri tahu semua orang di dunia bahwa Konsorsium Morton sudah menculikku!”…Tidak lama kemudian, video rekaman Kakek Pertama telah viral di internet. Di dalam video, Kakek Pertama mengenakan seragam pasien, lalu bersandar di atas ranjang sembari berkata.[ Halo semuanya, aku Usman Munari. Di sini, aku ingin samp

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1954

    “Kakek sudah bikin Naomi khawatir.” Naomi tidak sanggup menahan dirinya. Air mata pun menetes dari sudut matanya. Begitu Naomi menangis, anak-anak juga ikut menangis.Braden pun menangis tersedu-sedu. “Aku takut terjadi apa-apa sama Kakek Buyut Pertama dan Kakek Buyut Keempat. Aku takut sekali!”Pundak Hayden juga kelihatan gemetar. Dia menangis dengan terisak-isak. “Aku … aku … aku kira sudah terjadi sesuatu dengan Kakek Buyut Pertama dan Kakek Buyut Keempat. Nanti aku … aku nggak bisa bertemu kalian lagi! Aku sedih sekali. Huhuhu ….”Rayden juga tidak bisa bersabar. Dia berdiri di samping ranjang, lalu menunduk sembari terisak-isak. Mata Kakek Pertama memerah. Mulutnya juga gemetar kuat Dia bahkan tidak bisa bersuara sama sekali.Kakek Pertama duduk, lalu memasukkan anak-anak ke dalam pelukannya. Dia sedang berusaha untuk menenangkan mereka.Robbin bergegas kemari. Ketika melihat gambaran di dalam kamar pasien, dia pun terbengong. Naomi dan Kakek Pertama sedang menyeka air mata. Ca

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1953

    Caden merasa bingung. Hanya saja, kali ini dia tidak bisa berpikir kebanyakan lagi. Dia memutar tubuhnya, lalu berjalan kembali ke kamar pasien.Braden tahu orang di sekitar mereka pasti penasaran mengenai hubungan mereka dengan Kakek Pertama. Jadi, dia bertanya kepada Caden bagaimana untuk menjawabnya?Caden berucap, “Kakek Pertama pernah menyelamatkan kalian dulu. Kalian berutang budi sama dia.”Kebaikan seseorang memang sangat berharga!Demi Kakek Pertama, mereka pun bisa melakukan apa pun! Mengenai masalah di dalam pegunungan, mereka mesti merahasiakannya.Braden bertanya lagi, “Sekarang di internet masih belum ada kabar Kakek Buyut Pertama sudah diselamatkan, apa kita mau mengeksposnya?”Caden menggeleng. “Jangan diekspos dulu. Kita bicarakan lagi setelah Kakek Pertama siuman nanti.”Naomi yang duduk di samping ranjang kelihatan cemas. “Kita sudah selamatkan Kakek Pertama. Apa orang-orang jahat itu akan mengejar kemari?”Caden menjawab dengan sangat pasti, “Nggak akan! Sekarang se

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1952

    “Pulanglah.”“Kenapa kamu nggak bawa Andrew untuk diperiksa di rumah sakit? Apa dia baik-baik saja? Apa dia terluka?”Caden membalas, “Dia nggak mau ke rumah sakit. Aku juga nggak bisa mengaturnya. Tapi setahuku, dia nggak mengalami luka berat.”Naomi menghela napas berat. “Luka kecil juga mesti diobati. Jangan sampai infeksi.”Caden mengusap kepala Naomi. “Jangan khawatir. Saat perjalanan ke rumah sakit, aku sudah menghubungi Steven untuk menjaga Andrew. Steven pasti bisa membantu Andrew untuk mengobati lukanya.”Lagi-lagi Naomi menghela napas berat. Dia tidak berbicara. Mereka berdua berjalan keluar. Robbin melihat Caden, lalu segera bertanya, “Apa kamu baik-baik saja?”“Aku nggak kenapa-napa. Hanya luka kecil saja.”Caden berjalan ke depan ranjang. “Kapan dia akan siuman?”Robbin menjawab, “Kemungkinan malam ini atau paling lambat besok. Kondisi Pak Usman baik-baik saja. Dia hanya perlu istirahat saja.”Selesai berbicara, Robbin melihat Caden. Dia pun berhenti berbicara.Caden tahu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status