Mengenai ruang bawah tanah ini, apa mereka telah berpikir kebanyakan?Tiba-tiba Rayden berkata, “Ada 1 hal yang aku ragukan.”Caden bertanya, “Apa yang kamu ragukan?”Rayden berkata, “Mengenai pintu rahasia itu, aku nggak yakin aku yang membukanya.”Sikap hati-hati Rayden sungguh mirip dengan Caden. Dia sungguh tidak mirip dengan Naomi. Mengenai masalah kunci pintu, Rayden terus memikirkannya.Caden tidak mengerti. “Apa maksudmu?”Braden dan Hayden serempak melihat ke sisi Rayden. “Kalau bukan kamu yang bukai, siapa yang buka, dong?”Kening Rayden berkerut ketika menjawab, “Pintu itu menggunakan kunci pintar, bisa dikendalikan dari internet. Waktu itu, aku masih lagi meretas kata sandi, tiba-tiba pintu malah terbuka. Aku nggak yakin aku yang tiba-tiba berhasil meretasnya atau ada orang lain yang mengendalikannya.”“Aku merasa sepertinya bukan aku yang membukanya!”Seandainya ada orang yang sengaja membukanya, itu berarti ada orang yang ingin mereka masuk ke ruang bawah tanah untuk meli
Hayden merasa syok! Dia masih tidak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba sesuatu yang mengandung aura tidak bersahabat menerjang kemari!Tanpa menunggu Hayden turun tangan, mata Putih langsung terbuka. Ia tiba-tiba jatuh ke lantai. Ia merasa syok dan merinding ketika melihat Putih.“Meong ….” Ternyata kucing peliharaan Sheila.Temperamen kucing ini sangat tidak bagus. Ketika melihat ada orang asing ke dalam rumah, ia langsung melakukan serangan. Alhasil, ia malah dikejutkan oleh si Putih!Hayden menurunkan kewaspadaannya, lalu berjongkok. Baru saja Hayden hendak mengusap kucing itu, kucing malah melompat keluar jendela. Hayden juga tidak memedulikannya. Dia berkeliling duluan di dalam kamar.Setelah memastikan tidak ada orang, Hayden pun berjalan ke depan pintu ruang bawah tanah di bawah instruksi Putih.Pintu ruang bawah tanah adalah sebuah pintu rahasia. Hayden telah meneliti beberapa saat, tapi dia juga tidak tahu bagaimana membukanya.Hayden bertanya pada Putih, “Gimana caranya Bu Shei
Aurelius bertanya, “Seandainya Naomi yang disuruh memilih, siapa yang akan dia pilih?”Nichelle terbengong. Dia tidak tahu kenapa Aurelius bisa bertanya pertanyaan seperti ini. Hanya saja, Nichelle pun membalas, “Kak Naomi pasti bakal pilih Kak Caden. Dia sangat mencintai Kak Caden. Hanya ada Kak Caden di matanya. Nggak ada cowok lain di matanya.”Aurelius bertanya, “Kalau begitu, bagaimana kalau Caden mati? Apa dia bakal ada cowok lain di matanya?”Kening Nichelle berkerut. Dia tertegun sejenak. Pertanyaan ini membuatnya merasa sedikit tidak tenang.Pada saat ini, Aurelius menyadari sesuatu, lalu segera tersenyum. “Kamu jangan berpikir kebanyakan. Aku hanya asal bertanya saja. Cowok sama saja dengan cewek, juga suka membandingkan diri.”Akhirnya Nichelle menghela napas panjang. “Kamu mengejutkanku saja. Aku kira kamu punya dendam sama Caden. Ngapain kamu bandingin diri kamu sama Kak Caden? Kalian berdua itu bukan tipe cowok yang sama. Kak Caden orangnya agak dingin, sedangkan kamu leb
Setengah jam kemudian, Naomi dan Nichelle membawa anak-anak kembali. Aurelius melangkah maju untuk mengambil kantongan belanja di tangan mereka.“Jalan-jalannya lama sekali, capek?”Naomi tidak menghiraukan Aurelius. Dia melewati sisi Aurelius, lalu langsung berjalan ke sisi Caden.Caden mengambil kantongan belanja dari tangan Naomi, kemudian membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang. “Apa kamu capek?”Naomi menggeleng. “Nggak capek. Aku cuma nggak tahu apa yang disukai Pak Radit dan Bu Sheila. Aku pun beliin beberapa suplemen untuk mereka.”Caden bertanya, “Apa isi kantongan merah ini juga adalah suplemen?”Kelihatannya tidak mirip.Naomi berkata, “Yang itu bukan. Itu kubeli untukmu.”Caden merasa syok. “Ada punyaku juga? Apa?”Ketika Caden mengeluarkannya untuk melihat, Naomi pun berkata, “Cuma beberapa pasang kaus kaki saja. Nggak usah dilihat.”Caden tersenyum. Dia pun merasa penasaran. “Kenapa kamu kepikiran untuk beli kaus kaki?”Naomi berkata, “Nggak ada alasan. Tadi aku namp
“Aku tahu Bu Naomi itu istrimu. Aku nggak ingin buat kue tar itu, tapi dia malah mengancamku. Kalau aku nggak melakukan sesuai yang dia minta, dia akan melukai orang yang kusayangi. Jadi, aku pun menuruti kemauannya untuk membuat kue tar itu, lalu menyerahkannya kepada Bu Naomi.”Aurelius menghela napas panjang. “Dulu, aku nggak pernah berhubungan dengan Bu Naomi dan Bu Camila. Mereka bisa begitu menjaga jarak denganku pasti ada alasannya. Aku curiga karena mata dan ginjalku ini. Sebenarnya yang mereka nggak sukai itu bukan aku, melainkan si Leon.”Aurelius berkata dengan sangat serius. Dia sama sekali tidak seperti sedang berbohong. Kening Caden pun berkerut. Dia sedang merenung ….Seandainya yang dikatakan Aurelius itu benar bahwa mata dan ginjal Leon ada di tubuhnya, wajar jika Naomi dan Camila akan merasa risi ketika melihatnya. Selain itu, mengenai masalah kue tar di malam Hari Raya Yimle … semuanya sungguh masuk akal. Jika benar seperti ini, itu berarti Aurelius tidak bersalah!
“Pak Caden, Bu Naomi.” Aurelius tersenyum, lalu menyapa mereka. Dia kelihatannya tidak berbahaya sama sekali.Naomi mengerutkan keningnya! Berhubung dia sangat risi dengan Aurelius, dia pun tidak sanggup untuk bersandiwara. Dia hampir saja menulis kata “benci” di atas wajahnya.Caden memahami Naomi. Dia pun melihat Naomi sembari berkata, “Kalian pergi jalan-jalan saja. Aku dan Pak Aurelius cari tempat untuk duduk dulu. Kalau ada apa-apa, kamu bisa telepon aku.”Naomi ingin menghindari Aurelius. Dia segera mengangguk. “Oke.”Tentu saja Nichelle tidak keberatan. Dia mengambil tas dari tangan Aurelius, lalu menjinjit ujung kakinya untuk mencium Aurelius. “Kamu ngobrol sebentar ya sama Kak Caden. Aku jalan-jalan dulu sama Kak Naomi. Sampai jumpa.”Aurelius mengangguk dengan lembut. “Oke.”Naomi memandang bayangan punggung mereka. Sepertinya dia sedang melihat Nichelle, tapi sebenarnya dia sedang melihat Naomi. Hingga bayangan tubuh itu menghilang, Aurelius baru berinisiatif untuk berbicara