Caden diam-diam merokok. Baguslah kalau bukan karena wanita lain. Jika tidak, akan sulit bagi Dylan untuk bisa bersama dengan Camila.Caden berpikir sejenak, lalu bertanya lagi padanya, “Gimana perasaanmu saat mendengar Catherine mengandung anakmu?”Dylan menghela napas berat. “Aku merasa sangat syok dan kaget. Aku kira anak itu benar-benar anakku.”Caden menatapnya. “Waktu itu, apa kamu kepikiran untuk melahirkan anak itu?”Dylan menggeleng. Tanpa berpikir, dia langsung berkata, “Nggak! Kalau benar anak itu anakku, aku akan suruh dia gugurkan anak itu.”Caden terdiam.Dylan merokok lagi, kemudian menjelaskan, “Anak itu hanya akan menjadi alat yang digunakan Catherine. Catherine nggak mencintaiku, sedangkan aku bahkan nggak suka dengan ibu dari anak itu. Jadi, kemungkinan aku menyukai anak itu sangat kecil.”“Menurutmu, bahkan orang tua kandung saja nggak mencintainya, bagaimana dia bisa bahagia di kemudian hari?”“Seandainya aku nggak bisa menjamin dia bisa mendapatkan cinta yang berl
Caden tertegun sejenak. “Aku lagi bertanya sama kamu.”Dylan menatap Caden selama beberapa detik, lalu membalas dengan serius, “Dia cukup baik, punya prinsip hidup yang baik, kepribadiannya juga baik. Selain itu, dia pintar, blak-blakan, dan nggak manja. Hobinya juga sama seperti aku. Dia sangat cantik, postur tubuhnya bagus, auranya juga bagus. Aku suka dengan keindahannya.”“Hanya saja … aku hanya ingin menjadikannya sebagai teman saja. Aku nggak pernah kepikiran untuk berpacaran sama dia.”Caden menggigit bibirnya. “Kalian saja sudah pernah tidur bersama. Mana mungkin kalian bisa berteman lagi?”Dylan menghela napas. “Aku sungguh menyesal sudah tidur dengannya.”Caden berkata, “Menyesal juga nggak ada gunanya. Nggak ada obat untuk mengatasi penyesalan di dunia ini.”Dylan sungguh merasa penat. “Iya, jadi aku merasa bingung ketika mengungkitnya. Aku merasa cukup menyesal. Jarang sekali bisa memiliki teman sefrekuensi di dunia ini. Aku benar-benar sangat suka perasaan bersama Camila!
“Camila nggak suka sama aku. Aku juga nggak suka sama dia. Kami nggak akan menikah dan juga nggak akan punya anak. Dia nggak mungkin akan melahirkan cucu buat kalian!”Suara Lyana menjadi terisak-isak. “Kamu … apa yang lagi kamu katakan?”Dylan berkata dengan suara sengau, “Maaf, Ma. Aku mewakili diriku dan Camila buat minta maaf sama kalian.”Lyana berusaha untuk melepaskan Dylan, lalu menatap Dylan dengan mata memerah. “Kamu jujur sama Mama. Apa kamu dan Camila berantem semalam?”Dylan menggeleng. “Nggak, aku lagi terus terang sama kamu. Aku nggak tega buat bohongi kamu.”Selain itu, Dylan juga tidak ingin orang tuanya terus mengganggu Camila. Nantinya Camila akan bingung untuk mengatasi hubungan mereka.Selama ini, Dylan tidak berterus terang. Orang tuanya pasti akan terus memberi perhatian kepada Camila.Bagi Camila, perhatian mereka adalah beban baginya.Lyana merasa sedih. “Kali ini, Mama nggak mau bercanda sama kamu. Mama tanya kamu untuk yang terakhir kalinya. Apa yang kamu kat
Pada saat ini, Naomi sedang memasak sup untuk Camila. Ketika melihat ada panggilan masuk dari Lyana, dia segera mengangkat. “Halo, Bibi Lyana.”“Naomi, apa kamu sudah bangun?”“Emm, sudah bangun dari tadi.”“Apa kamu lagi bersama Camila?”Naomi terdiam. Ketika mengungkit soal Camila, dia merasa agak canggung. Bagaimanapun, dia sedang merahasiakan masalah kehamilan Camila dari Keluarga Hermanto. Naomi diam-diam melakukan gerakan menelan air liur, lalu berkata, “Camila masih tidur. Ada urusan apa Bibi Lyana mencarinya?”Lyana berkata, “Bukan urusan serius. Aku datang ke rumah sakit buat antar makanan. Aku nggak melihatnya, makanya aku ingin tanya kamu.”Naomi membalas dengan tersenyum, “Belakangan ini Camila agak capek. Semalam dia langsung pulang.”Lyana segera bertanya, “Dia pulang ke mana? Bukannya dia nggak bisa tinggal di Vila Anggara lagi?”Naomi mengatakan, “Camila nggak balik ke Vila Anggara. Dia juga tahu tempat itu nggak bisa ditempati lagi. Kamu nggak usah cemaskan dia. Nanti
Beberapa ibu tertawa sinis. “Setidaknya kami nggak pergi cari pusat perawatan pasca melahirkan!”“Kami juga nggak sebar luas ke semua orang kalau kami ingin punya cucu!”“Intinya, putra kami juga nggak bilang ke orang-orang kalau dia penganut prinsip nggak menikah!”“Bu Lyana, jangan salahkan kami tertawakan kamu. Seumur hidupmu, kamu nggak mungkin akan punya cucu!”Lyana merasa murka. “Atas dasar apa kamu bilang aku nggak bakal punya cucu?”Orang itu membalas, “Nggak atas dasar apa-apa. Kalau Keluarga Hermanto bisa punya cucu, aku akan beri selamat kepada kalian dengan berlutut!”“Iya, kami semua akan beri selamat dengan berlutut!”Amarah Lyana benar-benar membara. Dia menggebrak meja. “Kalian ….”Lyana kehabisan kata-kata. Dia membelalaki mereka dengan gusar, lalu membalikkan tubuh berjalan meninggalkan tempat. Dia bahkan tidak menunggu lagi bubur dan camilan yang dia pesan.Pelayan toko mengejar keluar. “Nyonya, tunggu sebentar. Kami sungguh minta maaf karena membuatmu mengalami ha
Saat di perjalanan, Lyana melewati sebuah toko makanan yang bernama “Cinta Pertama”. Dia meminta sopir untuk menghentikan mobil, lalu pergi membeli sedikit makanan untuk Camila.Toko “Cinta Pertama” adalah toko yang baru dibuka pada belakangan waktu ini, khusus menjual berbagai jenis bubur sehat dan camilan yang jarang dijumpai. Bubur masakan mereka bukan hanya enak, bahan masakan juga berkualitas tinggi.Setiap jenis masakan di toko sangat menggugah selera. Kabarnya pemilik toko ini adalah seorang pemuda kaya asal luar negeri yang memiliki selera hidup yang sangat tinggi. Semua bahan makanan dipilih langsung olehnya.Selain harganya mahal, tidak ada lagi yang bisa dikritik dari toko ini. Baru saja toko dibuka kurang dari seminggu, toko ini sudah menjadi perbincangan di kalangan ibu-ibu sosialita.Satu-satunya kekurangan dari toko ini adalah tidak menerima layanan pesan antar, jadi harus antre untuk membelinya.Saat Lyana tiba di tempat, sudah banyak orang yang mengantre di dalam toko,
Lyana berkata, “Bukannya keturunan Keluarga Hermanto tinggal Dylan? Dylan juga nggak lagi dalam bahaya, juga nggak lagi terluka. Kenapa leluhur mengatakanmu seperti itu?”Kevin berucap, “Aku juga nggak mengerti. Menurutmu, apa ada yang salah dengan anak di dalam kandungan Catherine?”Kening Lyana berkerut. “Maksudmu, anak di dalam kandungan Catherine adalah keturunan Keluarga Hermanto?”Hermanto mengangguk. “Emm!”Lyana menggigit bibirnya dan segera membantah, “Nggak mungkin! Kamu kira Catherine itu bodoh? Kalau dia mengandung anak Keluarga Hermanto, dia pasti sudah melakukan tes DNA sejak awal! Masalah seperti semalam juga nggak akan terjadi! Apalagi kita juga sudah melakukan beberapa kali tes DNA, hasil menyatakan bahwa anak itu bukan darah daging Keluarga Hermanto, melainkan anak si Hogan!”Kevin sungguh merasa penat. “Jadi, apa maksud leluhur? Kenapa mereka mengatakanku nggak bisa melindungi keturunan Keluarga Hermanto?”Lyana juga tidak mengerti. “Jangan-jangan Dylan dalam bahaya
“Ting ….”Layar ponsel Camila menyala. Dia menerima pesan dari Naomi.[ Camila, aku sudah sampai di rumah. Apa kamu sudah tidur? ]Camila mengangkat ponselnya untuk membalas Naomi.[ Aku sudah mengatur semuanya. Sementara ini, dia masih belum tidur. Sudah semalam ini, kamu segera istirahat sana. ]Naomi membalas.[ Kamu kirim alamat hotelmu kepadaku. Besok aku antar makanan enak buat kamu. Sekarang kondisi tubuhmu agak spesial, mesti asupan gizi yang seimbang. ][ Tenang saja. Aku nggak akan ganggu kamu. Aku akan suruh orang lain untuk antar ke hotel. ]Camila sungguh merasa terharu. Dia mengirim emotikon memeluk dan mencium, lalu mengirim titik lokasinya.Naomi membalas.[ Oke, sudah kuterima. Ratuku cepat istirahat malam ini. Tunggu asupan giziku besok. ]Camila mengetik.[ Aku paling mencintai Naomi! ]Naomi berkata.[ Kalau kamu merindukanku, kamu bisa hubungi aku setiap saat. Aku akan melayanimu selama 24 jam. Aku akan ada setiap saat. ]Camila pun tersenyum.[ Iya, aku tahu. Muah
Catherine bertanya lagi, “Bagaimana kalau anak itu jadi milikmu? Kamu akan suruh aku gugurkan atau lahirkan anak ini?”Dylan kembali mengerutkan keningnya. Dia menjawab dengan tegas, “Gugurkan!”Catherine berkata, “Apa kamu benar-benar berencana untuk lajang seumur hidup? Nggak mau menikah dan mempunyai anak?”Dylan membalas dengan dingin, “Nggak ada hubungannya sama kamu. Aku akan transfer uang sekarang.”Panggilan diakhiri. Dylan pun mengirim uang satu triliun kepada Catherine secara bertahap.Selesai mentransfer uang, Dylan mengirim pesan kepada Catherine.[ Jangan ganggu Camila! ]Saat Catherine membaca pesan itu, dia sungguh merasa kesal. Dia tidak membalas Dylan. Dia langsung mengirimkan uang satu triliun itu kepada Leon, lalu mengirim pesan kepadanya.[ Segera jalankan aksimu. Camila mesti mati mengenaskan. Aku nggak ingin melihatnya lagi! ]…Di hotel tepi pantai, Camila memesan sebuah kamar dengan pemandangan laut. Dia membungkus tubuhnya dengan luaran tebal, duduk sendirian d