Bawahan Caden di Hotel Trixie yang menelepon. Hotel Trixie adalah hotel yang didatangi Hayden sebelumnya untuk memperdaya musuh.Bawahan melapor, "Kak Caden, ada orang mengantar kue ke kamar kami. Katanya pihak hotel memberikannya secara gratis. Tamu hotel di setiap kamar juga dapat. Aku sudah menyelidikinya, memang tamu hotel di setiap kamar mendapatkan kue yang sama."Bawahan bertanya, "Tapi, dari 2 orang yang mengantar kue, salah satunya itu orang asing. Apa aku mau membuka pintu kamar untuk menerima kue itu?"Caden tidak menjawab pertanyaan bawahan, melainkan menyuruh Rayden memeriksa kamera pengawas di hotel itu. Rayden segera mengikuti instruksi Caden.Tak lama kemudian, rekaman kamera pengawas di hotel itu muncul di layar laptop Rayden. Di depan pintu kamar yang pernah didatangi Hayden, sepasang pria dan wanita yang membawa troli makanan sedang menunggu.Mereka berdua memakai seragam pelayan hotel. Senyuman tersungging di wajah mereka. Keduanya menunggu di depan pintu dengan sab
Braden menjelaskan, "Selama ini, Morake diam-diam melakukan eksperimen pada orang hidup. Bukan cuma pada orang dari negara lain, tapi juga pada orang Negara Rigira. Kamu lihat, paling-paling anak ini cuma berusia 3 tahun lebih. Dia itu orang Negara Rigira."Braden melanjutkan, "Semua orang tahu menjadi kelinci percobaan sangat menderita. Lebih baik langsung mati. Jadi, kalau rakyat Negara Rigira tahu semua perbuatannya, mereka pasti sangat marah. Bahkan lebih marah daripada melihat asosiasi seni bela diri kalah telak."Hayden menanggapi, "Tapi, foto ini nggak menunjukkan eksperimen berkaitan dengan Morake."Braden membalas, "Masalahnya, Aezar tahu jelas masalah ini. Begitu melihat foto ini, dia pasti panik. Aezar akan mengira kita sudah tahu semuanya."Hayden terdiam sejenak, lalu menimpali dengan mata berbinar-binar, "Aku paham sekarang! Waktu rakyat Negara Rigira bersorak di bulan September, kamu dan Papa menyuruhku mengabaikan mereka. Tujuannya itu membiarkan mereka senang dulu. Nan
Sudut bibir Naomi berkedut. Dia menegur, "Nggak boleh! Tanpa persetujuan Mama, kamu nggak boleh bertarung!"Hayden tersenyum lebar dan menyahut seperti anak patuh, "Oke. Aku pasti mendengar nasihat Mama!"Naomi tersenyum lembut. Air yang direbusnya di dapur sudah mendidih hingga muncul gelembung. Dia segera bangkit, lalu berkata kepada Hayden, "Kamu mengobrol dengan Papa, Braden, dan Rayden dulu. Aku mau masak untuk kalian.""Oke," balas Hayden.Naomi pergi ke dapur, sedangkan Caden dan putranya pergi ke ruang kerja untuk berdiskusi. Hayden langsung menjadi gusar begitu terlepas dari pengawasan Naomi. Dia bertanya, "Papa, hari ini Morake nggak muncul! Bagaimana caranya kita melawan dia?"Hayden mengira hari ini Morake akan keluar untuk bertarung. Alhasil, dia tidak bertemu dengan orang jahat itu.Caden mengisyaratkan kepada Hayden untuk melihat layar laptop Rayden dan menjawab, "Kita peralat dia."Hayden mendekati layar, lalu bertanya, "Siapa pria ini?"Rayden menjelaskan, "Dia itu pej
Para warganet sibuk berkomentar.[ Dulu Mono mengalahkan 7 negara sendirian! Benar-benar hebat! ][ Memang benar-benar hebat! Dia selalu menghadapi lawan dalam jumlah banyak di setiap pertarungan. ][ Negara Rigira menganggap mereka yang paling hebat di dunia, tapi aku nggak pernah lihat orang yang begitu hebat dari negara mereka. ][ Paling hebat? Dulu mereka nggak bisa menang, sekarang juga sama. Aku heran kenapa mereka berani menganggap diri mereka yang paling hebat! ][ Benar, kali ini Negara Rigira benar-benar memalukan! ]Naomi yang berada di gedung seberang menarik napas dalam-dalam dan berkomentar, "Hayden sudah membantu Kakek Kedua memperbaiki reputasinya. Kalau Kakek Kedua bisa melihat tindakan Hayden di gunung, dia pasti sangat terharu. Entah dia bisa lihat atau nggak."Braden dan Rayden mengernyit sembari memandang Naomi. Mono sudah meninggal ....Caden merangkul bahu Naomi dan menenangkannya, "Kakek Kedua pasti bisa melihatnya."Naomi mengembuskan napas, lalu bertanya, "Ap
Morake melihat layar televisi dengan alis berkerut. Di layar televisi, tampak Hayden bertindak kejam. Dia langsung melumpuhkan ketiga pria tua yang diutus Zewu.Ketiga orang yang biasanya sangat garang menjadi orang lumpuh sekarang. Mereka berbaring di lantai sambil menangis dengan sedih.Tiga orang itu sudah tua. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu di hidup mereka untuk bergelut dalam dunia seni bela diri. Sebentar lagi, mereka bisa mati dengan tenang. Tiba-tiba, kaki dan tangan mereka malah dilumpuhkan.Melumpuhkan kaki tangan mereka sama saja dengan melumpuhkan kemampuan bela diri mereka. Pencapaian mereka selama ini juga hancur.Sebenarnya mereka bisa menua dengan tenang dan menikmati ketenaran di komunitas seni bela diri Negara Rigira. Sekarang mereka langsung didepak dari komunitas seni bela diri.Ketiga pria itu adalah orang cacat yang kalah dalam pertarungan. Saat ini, mereka telah mempermalukan komunitas seni bela diri Negara Rigira. Walaupun masih hidup, kelak tidak ada
Belum sempat Zewu merespons apa yang terjadi, kaki Hayden sudah menendang ke atas kepalanya! Zewu pun langsung memuntahkan darah!Semua orang terdiam di tempat, begitu pula dengan orang-orang di dalam forum siaran langsung. Semua orang merasa syok, tapi orang yang merasa paling syok adalah Zewu!Zewu tidak menyeka darah di ujung mulutnya. Dia menutup bagian dadanya berbaring di atas lantai sembari memelototi Hayden. “Kamu … yang kamu gunakan itu ….”Hayden langsung menerjang ke depan dan menendang bagian dadanya lagi. Dia menendang Zewu hingga sejauh mungkin!Semua orang yang berkerumun menjerit lantaran merasa kaget. Semuanya spontan melangkah mundur beberapa langkah! Hayden berjalan ke hadapan Zewu. Dia menginjak dada Zewu, lalu bertanya, “Apa kamu menyadarinya? Tadi aku menggunakan jurus Kakek Buyut Mono! Kamu bahkan nggak sanggup untuk melawan sama sekali, malah masih berani menyebar gosip dia bermain intrik untuk mengalahkanmu!”“Waktu itu, seandainya bukan karena dia mengalah, k