Mendengar suara perawat yang cemas, Naomi segera turun dari tempat tidur dan keluar. Dia bertanya, "Ada apa?"Keempat anak yang mendengar suara perawat juga keluar. Mereka berdiri di samping Naomi dan memandangi perawat dengan waswas.Perawat buru-buru menyahut, "Aku mau pinjam kotak obat, Pak Samuel jatuh dan lukanya berdarah. Aku mau bawa dia ke rumah sakit, tapi dia menolak. Pak Samuel cuma suruh aku bantu dia obati lukanya. Hanya saja, di rumahnya nggak ada kotak obat."Naomi berujar seraya mengernyit, "Aku mau periksa kondisinya."Naomi memahami ilmu medis, jadi dia tidak mungkin mengabaikan Samuel. Naomi menyampirkan jaket ke bahunya, lalu mengambil kotak obat dan hendak pergi ke rumah Samuel.Anak-anak saling bertatapan dan buru-buru mengikuti Naomi. Namun, Naomi dicegat Caden begitu keluar. Caden berdiri di depan Naomi sambil membawa buket bunga dan sekantong bahan makanan.Hari ini, Caden baru tahu Naomi menyukainya. Tentu saja dia ingin merayakan bersama Naomi karena merasa s
Caden ingin mengatakan dia mengambilnya dari toko bunga Naomi. Namun, Naomi tidak tahu Caden memberinya toko bunga. Jadi, Caden terdiam.Caden tidak berani memberi tahu Naomi hal ini, sama seperti masalah saham 2 persen yang Caden minta dari Tony.Melihat ekspresi Naomi yang kebingungan, Caden berdeham dan berujar, "Aku tampan, jadi cukup dibayar dengan pesonaku."Naomi tidak bisa berkata-kata. Caden segera menambahkan, "Kamu istirahat saja. Malam ini aku yang masak. Aku akan memanggilmu setelah selesai."Caden melepaskan jaket, lalu menggantungnya di tiang gantungan dekat pintu dan memakai sandal. Dia pergi ke dapur dengan membawa sekantong bahan makanan.Caden tahu malam ini Tiara tidak pulang dan Tiara yang memberitahunya. Setelah mengobrol, Caden dan Tiara pun berteman. Tiara mendukung Caden mengejar Naomi.Naomi memandangi sosok Caden dan diam-diam mencium bunga mawarnya. Dia tersenyum semringah. Naomi meletakkan bunga mawar di rak televisi, lalu pergi ke dapur. Dia berniat memasa
Samuel berdiri, lalu pergi ke kamar mandi dengan membawa alkohol dan kain kasa. Begitu pintu kamar mandi ditutup, ekspresi Samuel langsung berubah drastis. Dia terlihat seperti orang yang berbeda.Samuel berdiri di depan wastafel dan memandangi dirinya sendiri di cermin. Dia menyipitkan matanya. Tatapan Samuel sangat mengerikan.Samuel menusuk luka di dahi dengan jari tangannya, lalu menuliskan marga "Pangestu" di cermin. Kemudian, dia membuat tanda silang pada tulisan itu.....Sementara itu, Tiara memberi tahu Naomi malam ini dia tinggal di rumah ibunya. Jika Naomi bersedia, dia boleh menyuruh Caden bermalam di rumahnya.Wajah Naomi langsung memerah. Dia berujar, "Jangan bicara sembarangan!"Tiara membalas seraya tersenyum, "Kamu nggak usah malu, kalian itu orang dewasa. Lagi pula, kalian saling menyukai. Naomi, kesempatan nggak datang 2 kali. Dia juga sangat tampan, kamu untung besar kalau tiduri dia."Naomi mengingatkan, "Kalau kamu bicara sembarangan lagi, aku akhiri panggilan tel
Caden dan Naomi terkejut. Walaupun sekarang Caden berhasrat, dia tidak berani menginap. Caden memandang Naomi untuk menunggu keputusannya.Setelah terdiam sejenak, Naomi menolak, "Nggak bisa. Tempat tidur kalian terlalu kecil, nanti kalian nggak bisa tidur kalau terlalu sempit. Biar dia tidur di rumahnya saja."Selesai bicara, Naomi melihat Caden lagi. Tatapan Caden yang berhasrat membuat Naomi gugup. Akan tetapi, Naomi tetap berujar, "Sudah waktunya anak-anak tidur. Kamu juga sudah boleh pulang."Caden tahu Naomi pasti tidak mengizinkannya menginap. Dia tidak menanggapi ucapan Naomi.Caden memandang anak-anak sembari berucap, "Besok aku harus bangun pagi-pagi, jadi nggak leluasa kalau aku tidur di sini. Tapi, aku bisa bacakan cerita untuk kalian sebelum pergi."Anak-anak langsung bersemangat begitu mendengar Caden akan membacakan cerita untuk mereka. Terutama Hayden dan Jayden."Kamu bisa baca cerita?" tanya Hayden."Iya. Mau dengar, nggak?" sahut Caden.Hayden membalas, "Kamu bisa ba
Waktu istirahat anak sangat teratur. Biasanya mereka akan tidur pada jam setengah sepuluh malam.Naomi tidak berencana mengusir Caden setelah anak-anak tidur. Dia merasa akan lebih aman jika mengusir Caden sebelum anak-anak tidur.Setelah mematikan televisi, Naomi berdiri, lalu berjalan ke kamar anak. Namun ketika Naomi mengangkat tangan hendak mengetuk pintu, dia malah kedengaran suara ramai di dalam ruangan, hatinya pun terasa luluh.Naomi mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu, lalu membalikkan tubuhnya berjalan kembali ke kamar.Setelah selesai membasuh tubuh, Caden masih belum pulang! Hati Naomi sungguh terasa penat. Apa Caden yakin dia sedang membaca cerita sebelum tidur? Kenapa ceritanya jadi sepanjang itu? Apa Caden bercerita dari masa kakek sampai masa cucunya? Naomi berjalan mondar-mandir di dalam ruang tamu, kemudian pergi ke ruang baca. Naomi ingin mencoba menenangkan dirinya dengan membaca buku. Namun, Naomi tidak bisa konsentrasi. Hanya ada Caden di dalam benaknya.En
Tenaga Caden terlalu kuat. Naomi pun tidak sanggup untuk menghalanginya. Apalagi Naomi sudah kehabisan oksigen. Dia juga tidak bisa berpikir lagi ….Ciuman ganas ini hampir saja merenggut nyawa Naomi! Dia bahkan tidak tahu sejak kapan dirinya dibawa ke sofa. Setahu Naomi, bibirnya tidak sedetik pun dilepaskan oleh Caden. Setelah memberi ciuman dalam, dia mulai mencium wajah Naomi, daun telinga, dagu, leher, lalu beralih ke bagian bawah. Caden mulai menempelkan bibirnya di tulang selangka si wanita ….Tubuh Naomi seketika terasa lemas. Hatinya juga mulai gemetar. Dia tidak melakukan perlawanan apa-apa, hanya meremas kedua sisi kemeja di bagian pinggang si pria. Dia membiarkan Caden untuk berbuat apa yang dia inginkan.Sepertinya Caden memang sedang “kelaparan”. Tidak peduli sudah berapa banyak yang dia “makan”, dia masih saja merasa lapar! Bagian bawah tubuh Caden yang menempel di bagian paha Naomi semakin membara dan keras saja, seolah-olah bisa meledak kapan saja!Caden sungguh merasa
Setelah Naomi selesai menidurkan Jayden, dia segera kembali ke kamarnya untuk membasuh tubuh. Pakaian dilepaskan. Saat melihat bekas merah di lehernya, Naomi pun merasa malu hingga wajahnya merona.Entah karena kebutuhan atau karena ada Caden di hatinya, jika bukan karena suara tangis Jayden, sepertinya Naomi sudah menyerahkan dirinya kepada Caden. Bahkan Naomi sendiri juga tidak menyangka, dirinya yang sudah lama tidak berhubungan itu kembali mengharapkannya.Saat Caden menciumnya, Naomi pun merasa gugup dan hatinya ikut berdebar ….Naomi refleks menelan air liurnya. Dia memejamkan matanya membiarkan air shower membasahi dirinya, berusaha untuk menenangkan dirinya.Setelah membasuh tubuh selama beberapa saat, Naomi baru berhasil menenangkan dirinya. Dia mengingatkan dirinya sendiri untuk mengendalikan hasratnya.Mereka berdua memang menyukai satu sama lain. Hanya saja, mereka masih belum memastikan hubungan, tidak boleh melakukan hal seperti itu ….Selesai mandi, Naomi pergi melihat a
Dulu Naomi tidak peduli dengan cara berpakaiannya. Hari ini, dia malah mengganti 3 jenis pakaian, lalu merias wajahnya.Ketika anak-anak bangun dan bertemu dengan Naomi, mereka semua pun merasa bingung.“Apa Mama mau keluar?”“Nggak. Hari ini kabutnya tebal sekali. Nggak cocok untuk keluar.”“Jadi kenapa Mama berdandan secantik ini?”Naomi mengedipkan matanya dengan sangat cepat. “Bukannya Mama selalu seperti ini? Apa dulu Mama nggak cantik?”“Cantik sih cantik, tapi ….”Biasanya ketika di rumah, Naomi hanya mengenakan pakaian santai, membiarkan rambutnya terurai panjang dan tidak merias wajahnya. Namun hari ini, dia malah mengenakan terusan panjang berwarna putih. Rambutnya tetap terurai panjang, tetapi kelihatan sekali sudah dicuci. Dia bahkan mengoles lipstik, mengenakan anting-anting dan kalung ….Keempat bocah cilik merasa syok ketika melihat Naomi.Naomi yang ditatap anak-anak pun merasa canggung. Dia bisa mengenakan pakaian kerah tinggi juga demi menutupi bekas di lehernya. Meng
Beberapa ibu tertawa sinis. “Setidaknya kami nggak pergi cari pusat perawatan pasca melahirkan!”“Kami juga nggak sebar luas ke semua orang kalau kami ingin punya cucu!”“Intinya, putra kami juga nggak bilang ke orang-orang kalau dia penganut prinsip nggak menikah!”“Bu Lyana, jangan salahkan kami tertawakan kamu. Seumur hidupmu, kamu nggak mungkin akan punya cucu!”Lyana merasa murka. “Atas dasar apa kamu bilang aku nggak bakal punya cucu?”Orang itu membalas, “Nggak atas dasar apa-apa. Kalau Keluarga Hermanto bisa punya cucu, aku akan beri selamat kepada kalian dengan berlutut!”“Iya, kami semua akan beri selamat dengan berlutut!”Amarah Lyana benar-benar membara. Dia menggebrak meja. “Kalian ….”Lyana kehabisan kata-kata. Dia membelalaki mereka dengan gusar, lalu membalikkan tubuh berjalan meninggalkan tempat. Dia bahkan tidak menunggu lagi bubur dan camilan yang dia pesan.Pelayan toko mengejar keluar. “Nyonya, tunggu sebentar. Kami sungguh minta maaf karena membuatmu mengalami ha
Saat di perjalanan, Lyana melewati sebuah toko makanan yang bernama “Cinta Pertama”. Dia meminta sopir untuk menghentikan mobil, lalu pergi membeli sedikit makanan untuk Camila.Toko “Cinta Pertama” adalah toko yang baru dibuka pada belakangan waktu ini, khusus menjual berbagai jenis bubur sehat dan camilan yang jarang dijumpai. Bubur masakan mereka bukan hanya enak, bahan masakan juga berkualitas tinggi.Setiap jenis masakan di toko sangat menggugah selera. Kabarnya pemilik toko ini adalah seorang pemuda kaya asal luar negeri yang memiliki selera hidup yang sangat tinggi. Semua bahan makanan dipilih langsung olehnya.Selain harganya mahal, tidak ada lagi yang bisa dikritik dari toko ini. Baru saja toko dibuka kurang dari seminggu, toko ini sudah menjadi perbincangan di kalangan ibu-ibu sosialita.Satu-satunya kekurangan dari toko ini adalah tidak menerima layanan pesan antar, jadi harus antre untuk membelinya.Saat Lyana tiba di tempat, sudah banyak orang yang mengantre di dalam toko,
Lyana berkata, “Bukannya keturunan Keluarga Hermanto tinggal Dylan? Dylan juga nggak lagi dalam bahaya, juga nggak lagi terluka. Kenapa leluhur mengatakanmu seperti itu?”Kevin berucap, “Aku juga nggak mengerti. Menurutmu, apa ada yang salah dengan anak di dalam kandungan Catherine?”Kening Lyana berkerut. “Maksudmu, anak di dalam kandungan Catherine adalah keturunan Keluarga Hermanto?”Hermanto mengangguk. “Emm!”Lyana menggigit bibirnya dan segera membantah, “Nggak mungkin! Kamu kira Catherine itu bodoh? Kalau dia mengandung anak Keluarga Hermanto, dia pasti sudah melakukan tes DNA sejak awal! Masalah seperti semalam juga nggak akan terjadi! Apalagi kita juga sudah melakukan beberapa kali tes DNA, hasil menyatakan bahwa anak itu bukan darah daging Keluarga Hermanto, melainkan anak si Hogan!”Kevin sungguh merasa penat. “Jadi, apa maksud leluhur? Kenapa mereka mengatakanku nggak bisa melindungi keturunan Keluarga Hermanto?”Lyana juga tidak mengerti. “Jangan-jangan Dylan dalam bahaya
“Ting ….”Layar ponsel Camila menyala. Dia menerima pesan dari Naomi.[ Camila, aku sudah sampai di rumah. Apa kamu sudah tidur? ]Camila mengangkat ponselnya untuk membalas Naomi.[ Aku sudah mengatur semuanya. Sementara ini, dia masih belum tidur. Sudah semalam ini, kamu segera istirahat sana. ]Naomi membalas.[ Kamu kirim alamat hotelmu kepadaku. Besok aku antar makanan enak buat kamu. Sekarang kondisi tubuhmu agak spesial, mesti asupan gizi yang seimbang. ][ Tenang saja. Aku nggak akan ganggu kamu. Aku akan suruh orang lain untuk antar ke hotel. ]Camila sungguh merasa terharu. Dia mengirim emotikon memeluk dan mencium, lalu mengirim titik lokasinya.Naomi membalas.[ Oke, sudah kuterima. Ratuku cepat istirahat malam ini. Tunggu asupan giziku besok. ]Camila mengetik.[ Aku paling mencintai Naomi! ]Naomi berkata.[ Kalau kamu merindukanku, kamu bisa hubungi aku setiap saat. Aku akan melayanimu selama 24 jam. Aku akan ada setiap saat. ]Camila pun tersenyum.[ Iya, aku tahu. Muah
Catherine bertanya lagi, “Bagaimana kalau anak itu jadi milikmu? Kamu akan suruh aku gugurkan atau lahirkan anak ini?”Dylan kembali mengerutkan keningnya. Dia menjawab dengan tegas, “Gugurkan!”Catherine berkata, “Apa kamu benar-benar berencana untuk lajang seumur hidup? Nggak mau menikah dan mempunyai anak?”Dylan membalas dengan dingin, “Nggak ada hubungannya sama kamu. Aku akan transfer uang sekarang.”Panggilan diakhiri. Dylan pun mengirim uang satu triliun kepada Catherine secara bertahap.Selesai mentransfer uang, Dylan mengirim pesan kepada Catherine.[ Jangan ganggu Camila! ]Saat Catherine membaca pesan itu, dia sungguh merasa kesal. Dia tidak membalas Dylan. Dia langsung mengirimkan uang satu triliun itu kepada Leon, lalu mengirim pesan kepadanya.[ Segera jalankan aksimu. Camila mesti mati mengenaskan. Aku nggak ingin melihatnya lagi! ]…Di hotel tepi pantai, Camila memesan sebuah kamar dengan pemandangan laut. Dia membungkus tubuhnya dengan luaran tebal, duduk sendirian d
Di rumah sakit, Dylan sedang berbaring di atas ranjang dengan tenang. Dia mengerutkan keningnya sembari melihat ke atas plafon. Suasana hatinya terasa tertekan.Sebelum Catherine pergi, ucapan yang dilontarkannya sewaktu di koridor terus terbayang di benak Dylan.‘Apa kamu puas sekarang? Ternyata ini janjimu padaku? Bukannya kamu berjanji akan menjagaku?’Ucapan ini bagai gunung besar saja yang menekan hatinya. Dylan merasa tertekan hingga kesulitan untuk bernapas. Dia tahu jelas bahwa Catherine bermasalah. Semua yang dialami Catherine hari ini adalah akibat dari perbuatannya! Namun, Dylan spontan menyalahkan dirinya sendiri ….Tiba-tiba Dylan menerima pesan dari Catherine. Dylan duduk di tempat, lalu membalas.[ Berapa? ]Catherine langsung membalas.[ Satu triliun. ]Dylan tidak berpikir sama sekali, lalu membuka aplikasi bank untuk mentransfer uang.Tiba-tiba Dylan kepikiran dengan Camila, Dylan pun mengetik.[ Untuk apa kamu minta uang sebanyak ini? ]Kening Catherine berkerut.[
Naomi menatap Caden beberapa saat. Dia pun mengerutkan keningnya dan berbohong. “Kamu jangan sembarangan bicara! Nggak, ah!”Memilih untuk tidak memberi tahu Caden karena masalah ini adalah privasi Camila. Ditambah lagi, Caden adalah sahabat Dylan. Naomi takut Caden akan memberi tahu rahasia itu kepada Dylan!Sebelum Camila membuat keputusan, Dylan tidak boleh mengetahui masalah ini.Meskipun Dylan boleh mengetahui masalah ini, dia juga seharusnya diberi tahu langsung oleh Camila.Caden menatap Naomi dengan berlagak tenang.Tadi sore saat membeli sepatu, Caden hanya curiga saja, sekarang dia pun telah memastikan. Camila benar-benar telah hamil! Naomi bahkan merahasiakan masalah itu dari Caden. Sudah bisa dipastikan bahwa anak itu milik Dylan!Masalah ini tergolong kabar bahagia bagi Keluarga Hermanto!Seandainya Lyana dan Kevin mengetahui masalah ini, mereka pasti akan merasa sangat gembira!Mereka berdua akan memperlakukan Camila bagai leluhur mereka!Namun, entah kabar ini adalah kab
Dylan mengerutkan sedikit keningnya. “Semua itu juga akibat dari perbuatan Catherine. Suasana hatiku nggak bagus nggak ada hubungannya sama Camila.”Naomi mengingatkannya, “Seharusnya kamu jelas sekali. Camila mencelakai Catherine untuk balas dendam juga demi kamu, Bibi Lyana, dan Paman Kevin.”Naomi tidak peduli jika Dylan tidak senang karena masalah Catherine. Hanya saja, seandainya dia menyalahkan Camila atas masalah malam ini, Naomi akan maju untuk membela sahabatnya! Atas dasar apa Dylan menyalahkan Camila?Alasan terbesar Camila bisa balas dendam terhadap Catherine juga demi Keluarga Hermanto!Dylan menyadari sesuatu. Dia pun bertanya pada Naomi, “Apa Camila sudah salah paham?”Naomi menggeleng. “Nggak.”Dylan berkata, “Aku bukan tipe orang yang nggak tahu diuntung.”Naomi membalas, “Emm, bagaimana kondisimu sekarang? Apa kamu masih merasa mual?”Dylan berkata, “Aku sudah baikan.”Naomi berucap, “Berarti resep obat itu berguna. Besok kamu minum lagi. Sehari cukup sekali saja.”Ca
Mengandung dan melahirkan anak ….Sudah lama Camila tidak pernah memikirkan topik pembicaraan ini.Waktu itu, saat memastikan hubungan dengan Leon, Camila benar-benar sangat mencintai Leon. Pada saat itu, dia pernah membayangkan akan melahirkan anak untuk Leon, melahirkan buah hati khusus mereka berdua.Namun setelah menikah, Camila bukan hanya sekali membahas topik itu dengan Leon. Setiap kali mengungkitnya, Leon akan menunjukkan sosok peduli dengannya, mengatakan tidak perlu buru-buru. Dia ingin Camila mengejar mimpinya terlebih dahulu, masalah anak bisa ditunda.Selanjutnya, Leon mengikuti ayahnya Camila untuk mengelola bisnis Keluarga Nandara. Camila pun fokus dalam dunia hiburan, berjuang demi cita-citanya.Mengenai masalah anak, sudah bertahun-tahun Camila tidak pernah memikirkannya. Dia tidak menolak untuk mengandung dan melahirkan anak, dia bahkan cukup menyukai anak-anak. Hanya saja … kedatangan anak ini terlalu mendadak dan di luar dugaan!Tidak ada perasaan di antara Camila