Share

Bab 6

Author: Erlina
Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”

Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)

Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu.

Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”

Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”

Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi dengan tergesa-gesa. Saat ini, dia terlihat sangat gelisah.

Melihat situasi ini, Steven tahu pasti telah terjadi sesuatu pada Rayden. Dari semua orang di dunia ini, hanya Rayden dan wanita dari 6 tahun silam yang dapat membuat bosnya panik. Bagaimanapun juga, Rayden adalah putra kandung Caden, sedangkan wanita itu adalah wanita yang dicari-carinya, tetapi tidak dapat ditemukannya sampai saat ini.

Ekspresi Steven juga langsung berubah. Kemudian, dia menyusul Caden dan bertanya, “Kak Caden, bagaimana kamu mau tangani masalah dengan Bu Naomi?”

Caden menjawab tanpa menoleh, “Serahkan saja semuanya pada polisi!”

Naomi pun terkejut dan mengesampingkan niatnya untuk memverifikasi identitas Caden. Dia buru-buru mengejar Caden dan berkata, “Kamu nggak boleh menyerahkan aku pada polisi! Aku punya 3 anak dan mereka sudah nggak punya ayah. Kalau aku ditangkap polisi, nggak akan ada yang jaga mereka. Aku akui anakku memang salah karena sudah menggores mobilmu. Maaf! Tapi, anakku baru 5 tahun. Mereka benar-benar nggak bisa kehilangan seorang ibu!”

Setelah mendengar ucapan Naomi, Caden menoleh untuk meliriknya. Dia tahu paling jelas betapa kasihan anak yang tidak memiliki ibu seperti Rayden. Meskipun hatinya tergerak, dia tetap tidak berencana untuk langsung melepaskan Naomi. Dia berkata, “Kurung saja dulu dia di sini. Nanti, kita tangani lagi masalah ini.”

Naomi pun menjadi panik dan menjawab, “Kamu nggak bisa mengurungku di sini! Anak-anakku masih menungguku di penginapan! Aku ....”

“Brak!” Sebelum menyelesaikan kalimatnya, pintu ruangan ini sudah ditutup dan dikunci. Naomi pun merasa panik dan mulai berlinang air mata. Dia bahkan tidak membawa ponsel, sedangkan anak-anaknya masih berada di penginapan. Bagaimana jika mereka bertemu orang jahat?

“Lepaskan aku! Ini namanya penahanan secara ilegal! Cepat lepaskan aku!”

Namun, tidak peduli bagaimana Naomi berteriak, tidak ada orang yang menghiraukannya.

...

Di sebuah rumah paling mewah di Kota Jawhar.

Setelah tiba di rumah, Caden langsung berlari ke lantai 2 dan masuk ke kamar anaknya tanpa mengganti sepatu. Yahya, pengurus rumah ini juga buru-buru mengikutinya.

Caden bertanya dengan gelisah, “Apa sebenarnya yang sudah terjadi?”

Yahya buru-buru menjawab, “Awalnya, Tuan Muda masih baik-baik saja. Tapi, Nona Jessica tiba-tiba datang sore ini. Dia membawakan hadiah dan pergi menemui Tuan Muda. Entah apa yang dibicarakan mereka sehingga Tuan Muda langsung marah dan melukai Nona Jessica.”

Tatapan Caden menjadi kelam dan langkahnya juga makin cepat. Dia bertanya, “Apa dia melukai dirinya?”

“Nggak tahu. Tuan Muda nggak izinkan kami mendekatinya.”

“Prang! Klang! Klontang!”

Begitu tiba di depan pintu kamar putranya, Caden langsung mendengar suara barang dibanting di dalam. Dia pun bertambah panik dan membuka pintu kamar sambil berkata, “Ray ....”

Namun, sebelum menyelesaikan ucapannya, ada sebuah vas bunga yang tiba-tiba melayang keluar dari dalam kamar. Caden buru-buru menyingkir ke samping sehingga vas bunga itu melayang melewati telinganya. Vas bunga itu akhirnya terbang melewati pagar tangga, lalu menghantam ubin di lantai 1 dan hancur berkeping-keping.

Yahya sangat terkejut dan hanya berani berdiri dalam diam di depan pintu. Sementara itu, Caden yang sudah terbiasa menghadapi situasi ini pun berjalan masuk ke kamar. Dia menatap putranya yang sedang marah dengan sabar, lalu berkata sambil berjalan mendekatinya, “Rayden, kenapa kamu marah lagi?”

Rayden mengepalkan tangannya dengan erat sambil mengerutkan kening. Dadanya juga tidak berhenti naik turun. Wajahnya dipenuhi amarah yang meluap-luap. Tampangnya saat marah sama persis dengan Caden. Bahkan aura yang dipancarkannya juga tidak kalah mendominasi dari Caden. Hanya dengan satu lirikan, dapat diketahui bahwa dia adalah putra kandung Caden.

Caden berjalan menghampirinya dengan perlahan, lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk Rayden. Namun, Rayden menolak pelukannya dan berjalan menjauh hingga 2 meter. Setelah itu, Rayden menatapnya dan bertanya, “Kamu sudah mau nikah?”

Caden pun terlihat bingung dan bertanya, “Siapa yang bilang?”

Rayden tidak menjawab, hanya memelototi Caden dengan garang.

Begitu teringat Jessica, Caden pun bertanya, “Jessica yang bilang?”

Rayden tetap tidak menjawab dan hanya mengerutkan keningnya.

Caden langsung memahami maksudnya dan menjelaskan dengan ekspresi muram, “Jangan dengar omong kosongnya! Papa nggak punya niat untuk carikan mama angkat buat kamu. Selama ini, Papa nggak berhenti cari mama kandungmu kok. Kamu juga tahu, ‘kan?”

“Kamu nggak akan menikahinya?”

“Nggak!”

“Yakin?”

“Yakin!”

Setelah mendengar jawaban Caden, ekspresi Rayden baru membaik. Dia menambahkan, “Aku nggak suka sama dia.”

Caden menjawab, “Aku juga nggak suka sama dia.”

Rayden akhirnya tersenyum dan bertanya, “Apa sudah ada kabar mengenai Mama?”

“Masih belum ada kabar apa-apa. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Begitu dapat kabar, Papa akan langsung memberitahumu.”

Caden sebenarnya merasa rindu, tetapi juga kesal pada wanita itu. Dulu, wanita itu sudah menjadi obat penawarnya dan secara tidak langsung menyelamatkan nyawanya. Jadi, dia merasa berterima kasih pada wanita itu.

Selain itu, pemikiran Caden juga masih konservatif. Berhubung sudah meniduri wanita itu, dia hanya akan memberikan hatinya pada wanita itu. Makanya, dia baru ingin menemukan wanita itu, lalu menikahinya dan melewati hidup indah bersamanya.

Namun, selain perasaan cinta terhadap wanita itu, kemunculan Rayden juga membuat Caden mau tak mau membencinya. Selama ini, dia hanya pernah menyentuh wanita itu. Jadi, pasti wanita itu yang melahirkan Caden. Rayden merupakan bukti cinta mereka, tetapi kenapa wanita itu malah menelantarkan Rayden?

Jika bukan karena Jessica secara tidak sengaja menemukan Rayden, Rayden mungkin sudah meninggal di depan rumah Caden. Selain menelantarkan dirinya, wanita itu juga menelantarkan anak mereka. Kenapa dia bisa begitu kejam?

Setelah mengeluh dalam hati, Caden pun berjalan mendekati Rayden yang sudah agak tenang. Kemudian, dia berjongkok dan mengelus wajah Rayden sambil berkata dengan lembut, “Rayden, Papa juga sangat ingin menemukannya dan berharap dia bisa langsung muncul di hadapan kita. Tapi ... ada beberapa hal yang nggak bisa dipaksakan. Bukan hanya karena kita merindukannya, kita pasti bisa mendapatkannya.”

Mungkin, orang-orang tidak akan percaya bahwa dua laki-laki yang berstatus tinggi dan luar biasa kaya ini malah sangat kesepian dan kasihan. Bagaimanapun juga, mereka sudah ditelantarkan oleh seorang wanita.

“Kenapa Mama menelantarkanmu dan aku? Apa karena aku kurang baik? Atau kamu yang kurang baik?”

Caden menggeleng dan menjawab, “Waktu dia pergi, kamu baru lahir. Mana mungkin kamu yang kurang baik. Kamu itu anak yang sangat baik!”

“Kalau begitu, berarti kamu yang kurang baik? Apa kamu menindasnya sehingga dia pergi karena marah?”

“Aku ....” Caden ingin membantah, tetapi malah merasa ragu. Dulu, dengan situasinya yang seperti itu, dia tidak akan sempat pergi ke rumah sakit. Jika tidak memaksakan dirinya pada wanita itu, dia akan mati. Namun, wanita itu memang sempat melawan sekuat tenaga. Jadi, dia termasuk sudah menindas wanita itu.

Caden tidak tahu apakah wanita itu pergi karena alasan ini. Dia tahu dirinya memang bersalah dan tulus ingin menebus semua kesalahannya, lalu melewati sisa hidup ini bersama wanita itu.

“Rayden ... memang pernah terjadi hal yang kurang menyenangkan di antara Papa dan Mama. Tapi, percayalah pada Papa. Dulu, Papa pernah berjanji padanya bahwa Papa akan membuatnya jadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini. Tapi, dia tetap menghilang. Bukan hanya kamu yang kangen sama dia, Papa juga.”

Rayden menatap Caden untuk sesaat, lalu berbalik dan duduk di depan jendela seperti masih sedang kesal. Dia memandang ke arah gerbang vila dengan ekspresi penuh harap. Saat sendirian di rumah, dia juga sering duduk di tempat ini. Dia berharap suatu hari nanti, ibunya akan tiba-tiba muncul sehingga dia bisa langsung menemukannya.

Caden menatap punggung putranya yang terlihat kesepian dengan sedih. Di saat-saat seperti ini, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh.

Di mana sebenarnya wanita itu? Putranya bahkan sudah sakit karena merindukannya, tetapi dia masih belum kembali juga. Memangnya hatinya tidak sakit dengan menelantarkan dirinya dan putra mereka?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
July Elly
saatnya nanti akan ketemu dengan ibumu
goodnovel comment avatar
Lisa Halik
penasaran thor,rayden anak sapa,noami kan tidak pernah ketemu caden saat kawen&2 tahun tinggal di luar di negara
goodnovel comment avatar
viodiah septiana
lanjutkan penasaran saya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1915

    Nikawa berkata dengan kening berkerut, “Meskipun CCTV nggak bermasalah, anak kecil itu juga nggak mungkin membaik secara tiba-tiba, bahkan nggak mungkin membaik dengan secepat ini! Dia sudah divonis mati, tapi dua menit kemudian, keajaiban terjadi dan dia hidup kembali. Pasti ada masalah!”“Masalah itu pun ada di diri gadis cilik itu! Seharusnya kita cari cara untuk bawa mereka berdua pergi. Bawa mereka kembali ke laboratorium Negara Rigira!”Selesai mendengar, raut wajah asisten kelihatan canggung. “Masalah ini sulit untuk diatasi. Mereka berdua, satunya cucu sulung Keluarga Hermanto, satunya lagi anak kesayangan Pak Caden. Terlalu sulit untuk bisa menculik mereka berdua.” Nikawa mendengus dingin kelihatan tidak puas. “Di dunia ini nggak ada satu pun hal yang nggak bisa dilakukan oleh Negara Rigira kita! Dulu, leluhur kita bahkan bisa menerobos wilayah mereka dan membantai leluhur mereka dengan brutalnya! Sekarang, mereka juga bukan tandingan kita!”Setelah asisten mendengar, dia pun

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1914

    Saking marahnya, Naomi pun tersenyum. Saat dia masih belum bersuara, anak-anak pun berebut untuk membiarkannya untuk mencicipi es krim di tangan mereka.Braden dan Rayden memilih rasa original yang berwarna putih. Jayden memilih rasa mint, es krimnya berwarna hijau muda. Berbeda dengan Hayden, es krimnya berwarna hitam karena rasa cokelat. Hayden paling suka makan cokelat! Dia sangat berinisiatif untuk merekomendasi es krimnya sendiri.“Mama, es krimku memang kelihatan seperti kotoran, tapi enak sekali. Coba Mama cicipi.”Kelihatan seperti kotoran ….Naomi tersenyum canggung. Dia jadi kehilangan selera makannya. Saat Naomi sedang ragu, tiba-tiba … Baby mengangkat es krimnya dengan menjinjit ujung kakinya, ingin Naomi menyantapnya. Alhasil, es krim malah jatuh ke atas lantai!Hanya tersisa cone kosong di tangan si Baby. Baby merasa syok dan begitu pula dengan yang lain. Mereka sama-sama menunduk melihat es krim berwarna merah muda di atas lantai.Semuanya terdiam!Sekitar tiga detik kem

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1913

    Naomi bertanya, “Apa belakangan ini kamu berhubungan dengan Andrew?”“Ada, kenapa?” Kening Naomi berkerut. “Sebenarnya apa yang terjadi sama dia? Bukannya kamu bilang dia ada sedikit perasaan sama Tiara?”Caden menyipitkan matanya, lalu bertanya, “Apa yang Tiara katakan sama kamu?”Naomi menghela napas. “Apa perlu diberi tahu Tiara? Kondisinya Tiara buruk sekali. Apa kamu nggak menyadarinya? Kamu juga sudah lama berhubungan dengan Tiara. Kamu juga bukannya nggak pernah melihat sosok Tiara yang sebelumnya!”“Biasanya Tiara selalu melewati hari-harinya dengan gembira. Saat bekerja, dia menjaga anak-anak. Setelah pulang kerja, dia makan dan minum apa pun yang dia suka, melewati harinya tanpa beban. Tapi, coba kamu lihat sekarang … aku benar-benar sakit hati ketika melihatnya.”Caden mengerutkan sedikit keningnya. Kondisi Tiara tidak bagus. Dia sendiri juga telah menyadarinya. Naomi berkata lagi, “Aku tahu masalah perasaan nggak bisa dipaksakan. Aku juga nggak bermaksud untuk menyalahkan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1912

    Tiara mencemberutkan bibirnya. Dia kelihatan sangat sedih. “Nggak ada.”“Aku curiga dia itu bukan manusia. Dia malah nggak tergoda dengan hasrat duniawi! Aku saja nggak ingin menyukainya!”Kening Naomi berkerut. Baru saja dia hendak mengatakannya, Tiara berkata lagi, “Tapi, aku nggak bisa melakukannya! Aku benar-benar menyukai Andrew. Aku seperti sudah kerasukan saja! Naomi, apa di dunia ini ada obat untuk melupakan rasa cinta?”Naomi sungguh kasihan terhadap Tiara. Dia langsung memeluk Tiara. Tadinya Naomi ingin menghibur Tiara, tetapi dia juga tidak tahu harus mengatakan apa lagi.Seandainya ada obat untuk melupakan rasa cinta, mana mungkin ada begitu banyak orang yang akan merasakan pahitnya cinta?Tiara telah diracuni oleh cinta. Jelas-jelas dia merasa tersiksa, tetapi dia malah tidak bisa melepaskan rasa cinta itu. Racun di tubuh Tiara sudah terlalu mendalam dan sudah sulit untuk disembuhkan.Jika ingin sembuh, pilihannya adalah dengan terwujudnya keinginan Tiara untuk bersama den

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1911

    Suara tangis si kecil sudah dinantikan Dylan selama 21 hari!Setelah Dylan menonton video itu, dia pun menghela napas pelan. Dia menyimpan ponselnya sembari berkata pada Naomi, “Belakangan ini benar-benar sudah merepotkan kamu dan Caden. Aku nggak akan mengucapkan terima kasih, tapi aku akan selalu mengingat dalam hati!”Naomi berpikir, dirinya dan Caden memang tidak butuh ucapan terima kasih dari Dylan. Naomi bisa menyibukkan diri juga demi Camila.Sementara itu, Caden adalah sahabatnya Dylan. Berhubung telah terjadi hal begitu besar pada Dylan, tentu saja Caden akan menemaninya. Seandainya ingin mengucapkan terima kasih, seharusnya Caden berterima kasih kepada Baby. Bagaimanapun, Baby memberikan jimat penyelamat nyawanya untuk putranya! Dylan berkata lagi, “Kalian jangan tinggal di rumah sakit lagi. Pulanglah dan istirahat sana. Temani anak-anak. Ada kami dan Robbin di rumah sakit. Kalau ada apa-apa, kami akan hubungi kalian.”Naomi menghela napas panjang. Dia juga sudah seharusnya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1910

    Dylan menyadari ada yang dirahasiakan oleh sepasang suami istri itu. Dia pun tahu diri dan tidak bertanya lagi, melainkan mengalihkan topik pembicaraan. “Naomi, apa kamu bisa merekam video si kecil dari dekat? Nanti aku ingin perlihatkan kepada Camila! Biar dia bisa lebih gembira.”Naomi mengangguk. “Bisa, kamu jangan masuk. Aku saja yang rekam.”Dylan segera mengangguk. “Oke!”Naomi kembali ke ruang NICU. Baby juga mengikutinya. Pada saat ini, si kecil kelihatan sangat normal. Dia memang masih kelihatan kurus dan kecil, tetapi jantungnya berdetak dengan sangat teratur. Selain itu, bibir kecilnya juga sedang bergerak, seolah-olah sedang mencari makan saja.Baby bersandar di depan kotak inkubator. Baru saja dia bersiap-siap untuk mengaitkan jari tangan si kecil, si kecil seolah-olah menyadari sesuatu. Dia duluan meraih jari tangan Baby, lalu menggenggamnya dengan erat.Baby mengangkat kepalanya dan berkata pada Naomi, “Mama, sepertinya dia lebih bertenaga ketimbang sebelumnya!”Naomi te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status