Share

Bab 5

Author: Erlina
Saat melihat Naomi, ada kilatan aneh yang juga melintasi mata Caden. Dia bereaksi seperti itu bukan karena Naomi sangat cantik, melainkan merasa Naomi lumayan familier ....

Caden merasa seperti pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya. Namun, setelah mengamati Naomi dengan saksama, dia tetap tidak ingat di mana mereka pernah bertemu. Setelah itu, dia pun berjalan ke depan meja rapat dan duduk dengan ekspresi dingin.

Saat melihat tatapan membunuh Naomi, Caden mau tak mau mengerutkan keningnya. Putra Naomi sudah merusak mobilnya, tetapi Naomi bukannya meminta maaf, malah menatapnya dengan tatapan seperti sedang memelototi musuh. Meskipun berperawakan kecil, Naomi benar-benar bernyali seperti putranya.

“Kenapa kamu suruh anakmu merusak mobilku?” tanya Caden. Dia langsung menyalahkan Naomi atas perbuatan Hayden.

Naomi masih mengepalkan tangannya dan memelototi Caden. Berhubung terlalu emosi, seluruh tubuhnya pun gemetar. Begitu mendengar ucapan Caden, dia merasa agak bingung. Apa pria itu tidak mengenalinya? Apa bajingan ini tidak melihat jelas wajahnya malam itu? Jangan-jangan, bajingan ini sedang berpura-pura tidak mengenalinya?

Hanya saja, Naomi tidak tahu apakah pria di hadapannya ini benar-benar adalah pria bajingan dari malam itu atau bukan. Jadi, dia juga tidak berani bertindak gegabah. Setelah berusaha menenangkan diri, dia bertanya, “Ka ... kamu nggak kenal aku?”

“Nggak.”

“Nggak?”

“Kamu rasa aku seharusnya kenal sama kamu?”

Naomi pun terdiam. Ada apa ini sebenarnya? Caden benar-benar sangat mirip dengan Braden dan Hayden. Meskipun tidak 100% mirip, tingkat kemiripan mereka setidaknya mencapai 80%. Namun, Caden malah berkata tidak mengenalinya dan sepertinya memang bukan sedang berbohong. Selain itu, suara Caden juga tidak begitu mirip dengan pria bajingan itu.

Setelah mengamati Caden sesaat, Naomi akhirnya menenangkan dirinya. Bagaimanapun juga, ada banyak orang yang mirip di dunia ini. Dia mengerutkan keningnya dan berencana untuk terlebih dahulu menyelesaikan masalah di depan mata.

“Kalau nggak kenal aku, buat apa kamu menangkapku kemari? Tindakanmu ini melanggar hukum, tahu!” seru Naomi.

Ekspresi Caden pun menjadi muram. Sementara itu, Steven berkata, “Bosku sudah bilang, karena anakmu merusak mobilnya.”

“Apa?” Naomi merasa tidak percaya dan bertanya, “Apa kalian nggak salah? Kami ini penduduk luar kota dan baru tiba di Jawhar hari ini. Mana mungkin anakku sempat merusak mobilmu? Kami ....”

“Kasih dia lihat rekaman CCTV-nya!” sela Caden dengan tidak sabar.

Selanjutnya, proyektor di ruang rapat mulai memutar kejadian yang terjadi di stasiun kereta api tadi. Meskipun Hayden mengenakan masker, Naomi bisa langsung mengenalinya. Dia tidak melihat jelas bagaimana Hayden meledakkan ban mobil Caden, tetapi goresan yang tertinggal di mobil itu memang adalah hasil karya Hayden.

“Ini ... aku .... Maaf, aku nggak tahu ada kejadian seperti ini. Anak yang pakai masker itu memang adalah putraku. Tapi, dia sangat patuh dan nggak mungkin menggores mobilmu tanpa alasan,” ujar Naomi.

Caden tidak berhenti mengamati ekspresi Naomi dan merasa Naomi memang bukan sedang berbohong. Setelah terdiam sejenak, dia bertanya, “Kamu nggak tahu putramu tahu cara main bahan peledak?”

“Main bahan peledak? Kamu pasti salah paham. Itu bukan bahan peledak, melainkan kembang api skala kecil. Putra keduaku itu sangat suka bermain kembang api bersama kakek buyutnya. Sebelum kami datang ke Jawhar, kakek buyutnya memang memberikan sedikit kembang itu kepadanya. Maaf, aku nggak tahu kekuatannya sehebat itu. Kalau nggak, aku nggak mungkin membiarkannya membawa kembang api itu,” jawab Naomi dengan ekspresi tulus.

Setelah mengamati Naomi sesaat, Caden pun memercayai kata-katanya. Kembang api dan bahan peledak memang menggunakan prinsip yang sama. Selain itu, kembang api memang berbahaya dan banyak pengrajin tua di desa yang memiliki keterampilan bagus dalam bidang ini. Apalagi, menurut penyelidikan Steven, mereka sekeluarga juga hanyalah orang biasa dan tidak mungkin mampu mencelakainya.

Berhubung merasa dirinya berpikir kejauhan, Caden akhirnya melepaskan seluruh kekhawatirannya dan tidak lagi tertarik pada Naomi. Dia pun berkata pada Steven, “Kamu tangani saja masalah ini.”

Setelah itu, Caden membaca pesan di ponselnya dan tidak lagi menghiraukan Naomi.

Di sisi lain, Steven sudah terlebih dahulu menyiapkan surat berisi kesepakatan pembayaran kompensasi. Dia mengeluarkan surat itu dan berkata, “Bu Naomi, berhubung sudah mengakui itu memang anakmu dan buktinya juga sangat kuat, kamu harus bayar kompensasinya.”

Seorang wanita yang membesarkan anak sendiri memang sangat kasihan. Namun, ini juga bukanlah alasan untuk mengampuninya. Lagi pula, Caden bukan seorang dermawan. Mana mungkin dia mengampuni orang yang sudah merusak mobilnya yang bernilai 100 miliar?

Anak-anak bisa melakukan kesalahan karena orang tua salah mendidiknya. Jadi, itu adalah konsekuensi yang harus ditanggung Naomi sebagai ibu yang tidak mendidik anaknya dengan baik.

Saat ini, Naomi terlihat serius. Meskipun tahu Hayden tidak mungkin merusak mobil orang tanpa alasan, Hayden tetap bersalah karena sudah merusak mobil orang dengan sengaja. Dia pun tersenyum menyesal dan bertanya, “Be ... berapa banyak kompensasi yang diinginkannya?”

“Seratus miliar.”

“Apa?” Naomi langsung meninggikan suaranya dan berseru, “Seratus miliar? Kenapa dia nggak langsung rampok orang saja!”

Begitu mendengar seruan Naomi, Steven langsung terkejut, sedangkan Caden yang sedang membalas pesan juga terdiam.

“Kalau kamu nggak mau selesaikan masalah ini secara pribadi, sebaiknya kita lapor polisi saja,” kata Caden dengan tidak senang.

Naomi buru-buru menjawab, “Jangan!”

Saat ini, buktinya sangat kuat dan merugikan Hayden. Jika Caden lapor polisi, polisi pasti akan menangkap Naomi yang merupakan wali Hayden. Bagaimana dengan nasib anak-anaknya apabila dia dijebloskan ke penjara?

“A ... apa harga mobil itu memang mencapai 100 miliar?”

“Emm, itu adalah harga pasaran mobil itu saat ini.”

Naomi menerima dokumen dari Steven dan membacanya. Setelah itu, sudut mulutnya pun berkedut. Dia berkata, “A ... aku bukan nggak mau selesaikan masalah ini secara pribadi. Tapi, aku nggak punya uang sebanyak itu. Apa biaya kompensasinya bisa dikurangi?”

Berhubung tidak berani membuat keputusan seenaknya, Steven pun melirik Caden.

Caden menatap Naomi dan bertanya dengan ekspresi dingin, “Berapa banyak uang yang bisa kamu bayar?”

Naomi menjawab dengan terbata-bata, “A ... apa 10 juta cukup?”

Begitu mendengar ucapan Naomi, Caden dan Steven pun terdiam. Bagaimanapun juga, 10 juta masih berbeda sangat jauh dari 100 miliar.

“Serahkan saja masalah ini pada pihak polisi!” perintah Caden. Kemudian, dia langsung bangkit dan hendak pergi. Sangat jelas bahwa dia tidak ingin menghabiskan waktu dengan Naomi lagi.

Naomi pun merasa panik dan buru-buru menghentikannya. “Tunggu dulu!”

Namun, Caden tidak menghiraukannya dan lanjut berjalan ke arah luar. Naomi pun menggertakkan gigi dan memberanikan diri untuk berseru, “Boleh saja kalau kamu mau aku bayar uang itu! Tapi, kamu buka dulu!”

Caden tidak mengerti maksud Naomi. Dia pun menghentikan langkahnya dan bertanya, “Buka apa?”

“Buka jas dan kemejamu!”

Begitu mendengar ucapan Naomi, Caden pun terdiam.

Sementara itu, Steven dan orang lainnya merasa sangat terkejut. Ada banyak wanita yang ingin merayu presdir mereka, tetapi ini adalah pertama kalinya ada orang yang begitu jujur dan langsung menyuruh presdir mereka membuka bajunya. Terlebih lagi, Naomi melakukan semua ini di depan umum. Ternyata, wanita ini bukan hanya cantik, juga sangat garang.

Caden menggertakkan giginya dan ekspresinya terlihat luar biasa suram. Dia menatap Naomi, lalul berkata sambil menekankan kata-katanya, “Apa kamu tahu apa yang kamu katakan?”

Naomi tanpa sadar menelan ludah setelah melihat tatapan membunuh Caden. Namun, dia tetap memberanikan diri untuk menjawab, “Aku bilang, aku akan bayar uang itu, tapi kamu buka dulu bajumu.”

Naomi tidak mungkin mampu membayar kompensasi sebesar 100 miliar. Namun, dia juga tidak akan terima dijebloskan ke penjara. Jadi, dia harus memastikan apakah Caden adalah pria bajingan waktu itu. Jika Caden memang adalah orangnya, dia akan menggunakan insiden malam itu untuk membuat Caden membatalkan pembayaran kompensasi 100 miliar ini.

Dulu, pria itu sendiri yang berjanji akan membuatnya menjadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini. Namun, Naomi tidak membutuhkan janji itu. Dia hanya ingin mengakhiri masalah ini. Mengenai anak-anaknya ... pria itu juga tidak tahu bahwa dia telah melahirkan anaknya sehingga tidak mungkin berebut hak asuh dengannya.

Setelah bercerai dengan Caden, Naomi akan segera membawa anak-anaknya meninggalkan Kota Jawhar supaya pria bajingan itu tidak bisa menemukannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
July Elly
caden lupa dengan masa lalunya
goodnovel comment avatar
Yusuf Tafseer
lebay mobil apaan 100 miliar apalagi cuma ban mobilnya dan catnya yang gores kenapa Author nya LEBAY
goodnovel comment avatar
Simah Sitepu
kamu harus berani Naomi mengatakan yg sebenarnya.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1915

    Nikawa berkata dengan kening berkerut, “Meskipun CCTV nggak bermasalah, anak kecil itu juga nggak mungkin membaik secara tiba-tiba, bahkan nggak mungkin membaik dengan secepat ini! Dia sudah divonis mati, tapi dua menit kemudian, keajaiban terjadi dan dia hidup kembali. Pasti ada masalah!”“Masalah itu pun ada di diri gadis cilik itu! Seharusnya kita cari cara untuk bawa mereka berdua pergi. Bawa mereka kembali ke laboratorium Negara Rigira!”Selesai mendengar, raut wajah asisten kelihatan canggung. “Masalah ini sulit untuk diatasi. Mereka berdua, satunya cucu sulung Keluarga Hermanto, satunya lagi anak kesayangan Pak Caden. Terlalu sulit untuk bisa menculik mereka berdua.” Nikawa mendengus dingin kelihatan tidak puas. “Di dunia ini nggak ada satu pun hal yang nggak bisa dilakukan oleh Negara Rigira kita! Dulu, leluhur kita bahkan bisa menerobos wilayah mereka dan membantai leluhur mereka dengan brutalnya! Sekarang, mereka juga bukan tandingan kita!”Setelah asisten mendengar, dia pun

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1914

    Saking marahnya, Naomi pun tersenyum. Saat dia masih belum bersuara, anak-anak pun berebut untuk membiarkannya untuk mencicipi es krim di tangan mereka.Braden dan Rayden memilih rasa original yang berwarna putih. Jayden memilih rasa mint, es krimnya berwarna hijau muda. Berbeda dengan Hayden, es krimnya berwarna hitam karena rasa cokelat. Hayden paling suka makan cokelat! Dia sangat berinisiatif untuk merekomendasi es krimnya sendiri.“Mama, es krimku memang kelihatan seperti kotoran, tapi enak sekali. Coba Mama cicipi.”Kelihatan seperti kotoran ….Naomi tersenyum canggung. Dia jadi kehilangan selera makannya. Saat Naomi sedang ragu, tiba-tiba … Baby mengangkat es krimnya dengan menjinjit ujung kakinya, ingin Naomi menyantapnya. Alhasil, es krim malah jatuh ke atas lantai!Hanya tersisa cone kosong di tangan si Baby. Baby merasa syok dan begitu pula dengan yang lain. Mereka sama-sama menunduk melihat es krim berwarna merah muda di atas lantai.Semuanya terdiam!Sekitar tiga detik kem

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1913

    Naomi bertanya, “Apa belakangan ini kamu berhubungan dengan Andrew?”“Ada, kenapa?” Kening Naomi berkerut. “Sebenarnya apa yang terjadi sama dia? Bukannya kamu bilang dia ada sedikit perasaan sama Tiara?”Caden menyipitkan matanya, lalu bertanya, “Apa yang Tiara katakan sama kamu?”Naomi menghela napas. “Apa perlu diberi tahu Tiara? Kondisinya Tiara buruk sekali. Apa kamu nggak menyadarinya? Kamu juga sudah lama berhubungan dengan Tiara. Kamu juga bukannya nggak pernah melihat sosok Tiara yang sebelumnya!”“Biasanya Tiara selalu melewati hari-harinya dengan gembira. Saat bekerja, dia menjaga anak-anak. Setelah pulang kerja, dia makan dan minum apa pun yang dia suka, melewati harinya tanpa beban. Tapi, coba kamu lihat sekarang … aku benar-benar sakit hati ketika melihatnya.”Caden mengerutkan sedikit keningnya. Kondisi Tiara tidak bagus. Dia sendiri juga telah menyadarinya. Naomi berkata lagi, “Aku tahu masalah perasaan nggak bisa dipaksakan. Aku juga nggak bermaksud untuk menyalahkan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1912

    Tiara mencemberutkan bibirnya. Dia kelihatan sangat sedih. “Nggak ada.”“Aku curiga dia itu bukan manusia. Dia malah nggak tergoda dengan hasrat duniawi! Aku saja nggak ingin menyukainya!”Kening Naomi berkerut. Baru saja dia hendak mengatakannya, Tiara berkata lagi, “Tapi, aku nggak bisa melakukannya! Aku benar-benar menyukai Andrew. Aku seperti sudah kerasukan saja! Naomi, apa di dunia ini ada obat untuk melupakan rasa cinta?”Naomi sungguh kasihan terhadap Tiara. Dia langsung memeluk Tiara. Tadinya Naomi ingin menghibur Tiara, tetapi dia juga tidak tahu harus mengatakan apa lagi.Seandainya ada obat untuk melupakan rasa cinta, mana mungkin ada begitu banyak orang yang akan merasakan pahitnya cinta?Tiara telah diracuni oleh cinta. Jelas-jelas dia merasa tersiksa, tetapi dia malah tidak bisa melepaskan rasa cinta itu. Racun di tubuh Tiara sudah terlalu mendalam dan sudah sulit untuk disembuhkan.Jika ingin sembuh, pilihannya adalah dengan terwujudnya keinginan Tiara untuk bersama den

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1911

    Suara tangis si kecil sudah dinantikan Dylan selama 21 hari!Setelah Dylan menonton video itu, dia pun menghela napas pelan. Dia menyimpan ponselnya sembari berkata pada Naomi, “Belakangan ini benar-benar sudah merepotkan kamu dan Caden. Aku nggak akan mengucapkan terima kasih, tapi aku akan selalu mengingat dalam hati!”Naomi berpikir, dirinya dan Caden memang tidak butuh ucapan terima kasih dari Dylan. Naomi bisa menyibukkan diri juga demi Camila.Sementara itu, Caden adalah sahabatnya Dylan. Berhubung telah terjadi hal begitu besar pada Dylan, tentu saja Caden akan menemaninya. Seandainya ingin mengucapkan terima kasih, seharusnya Caden berterima kasih kepada Baby. Bagaimanapun, Baby memberikan jimat penyelamat nyawanya untuk putranya! Dylan berkata lagi, “Kalian jangan tinggal di rumah sakit lagi. Pulanglah dan istirahat sana. Temani anak-anak. Ada kami dan Robbin di rumah sakit. Kalau ada apa-apa, kami akan hubungi kalian.”Naomi menghela napas panjang. Dia juga sudah seharusnya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1910

    Dylan menyadari ada yang dirahasiakan oleh sepasang suami istri itu. Dia pun tahu diri dan tidak bertanya lagi, melainkan mengalihkan topik pembicaraan. “Naomi, apa kamu bisa merekam video si kecil dari dekat? Nanti aku ingin perlihatkan kepada Camila! Biar dia bisa lebih gembira.”Naomi mengangguk. “Bisa, kamu jangan masuk. Aku saja yang rekam.”Dylan segera mengangguk. “Oke!”Naomi kembali ke ruang NICU. Baby juga mengikutinya. Pada saat ini, si kecil kelihatan sangat normal. Dia memang masih kelihatan kurus dan kecil, tetapi jantungnya berdetak dengan sangat teratur. Selain itu, bibir kecilnya juga sedang bergerak, seolah-olah sedang mencari makan saja.Baby bersandar di depan kotak inkubator. Baru saja dia bersiap-siap untuk mengaitkan jari tangan si kecil, si kecil seolah-olah menyadari sesuatu. Dia duluan meraih jari tangan Baby, lalu menggenggamnya dengan erat.Baby mengangkat kepalanya dan berkata pada Naomi, “Mama, sepertinya dia lebih bertenaga ketimbang sebelumnya!”Naomi te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status