Share

7. Andrea telah mati!

Author: Vicka Villya
last update Last Updated: 2024-05-10 23:35:11

Langkah Andrea tergesa-gesa. Ia hampir terlambat, satu menit sebelum waktu bekerja ia baru menempelkan sidik jarinya hingga akhirnya gajinya terselamatkan karena siapapun karyawan yang terlambat maka gaji akan dipotong.

Baru saja ia merasa lega, salah satu staf yang bekerja satu divisi dengannya langsung memintanya menemui manager divisi. Ada hal penting yang harus mereka bicarakan, Andrea menebak ini masalah wawancara Elov Graff.

Pintu diketuk Andrea dengan perlahan, sebenarnya sangat malas dan berharap hari ini ia pingsan mendadak hingga ada yang menggantikan tugasnya. Namun sayang, ia tidak pernah pingsan sekalipun sehingga akan sangat sulit mewujudkan harapannya.

"Duduk Rea," ucap William.

Andrea duduk di hadapan lelaki bermata minimalis dengan kulitnya yang putih itu. Wajahnya cukup tampan hanya saja sikapnya membekukan siapa saja yang berada di dekatnya saking dinginnya lelaki ini.

"Kamu sudah tahu apa tugasmu hari ini, bukan?"

Andrea mengangguk lemas, biasanya ia sangat antusias memburu berita dan menulisnya sendiri.

"Aku tidak ingin kamu membuat perusahaan kita kecewa, Rea. Aku mengharapkanmu semaksimal mungkin hari ini. Aku mendengar kabar bahwa ini adalah film terakhir Elov Graff. Digadang-gadangkan akan menjadi film dengan jumlah penonton yang sangat meledak. Aktor itu akan pensiun dini dan kamu harus mendapatkan alasannya sedikit saja atau apapun itu. Kamu mengerti bukan jika kamu harus bisa mewawancarainya secara langsung."

Tutur kata William yang penuh dengan penegasan itu sama sekali tidak terdengar di telinga Andrea yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri.

William memperhatikan Andrea yang tidak fokus pada arahnya. Dahi lelaki itu mengeriput melihat ekspresi wajah Andrea yang berubah-ubah.

"Kamu mendengar saja, Andrea?"

Andrea tersentak mendengar suara lantang William. Ia gelapanan lantas mengangguk sebagai jawaban tetapi William jelas tidak percaya. Lelaki itu menggertakkan giginya menahan kekesalan.

"Aku tidak mau tahu kamu memiliki masalah apa tetapi profesional lah dalam bekerja. Aku tidak ingin hasil yang buruk. Aku ingin kamu mendapatkan semua yang terbaik untuk perusahaan kita," tandas William, ia menggerakkan tangannya sebagai isyarat ia meminta Andrea untuk keluar.

Wajah Andrea memerah, ia malu karena kedapatan tidak fokus. Memang benar, ia harus profesional tetapi masalahnya itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lelaki itu adalah sosok yang membuatnya pergi sejauh mungkin meninggalkan negaranya. Membuat semua orang terdekatnya mengira jika ia telah lama tiada.

***

Finn mengernyitkan dahinya, sejak pulang dari mall sikap Elov jelas berubah. Lelaki tampan di usianya yang menginjak tiga puluh dua tahun itu biasanya banyak bertanya berbagai hal di tempat baru.

Beberapa kali Finn hendak membuka suara tetapi ia urungkan melihat kerutan di dahi Elov yang menandakan ia sedang berpikir keras.

"Ada yang aneh, Finn."

Akhirnya Elov membuka suara. Sejauh ini ia paling tahu jika lelaki di sampingnya yang selalu bersamanya mengurus segala hal adalah sosok yang paling tepat membeberkan segala rahasia hatinya.

"Aneh? Anda memang sedang aneh, Tuan," celetuk Finn yang membuatnya mendapat tatapan tajam dari Elov.

"Aku sedang serius. Aku kemarin bertemu dengan dua anak kecil yang wajahnya cukup mirip denganku. Bukan hanya itu, bocah lelaki itu memiliki warna bola mata yang sama persis denganku," ucap Elov kemudian ia berdecak kesal karena kesulitan menemukan jawaban dari ribuan tanda tanya yang bersarang di benaknya.

Wajah Finn terlihat tegang. Kebingungan dan keanehan Elov seakan berpindah padanya. Jika benar apa yang dikatakan Elov maka akan ada masalah besar jika ada yang mengetahui dan menyama-nyamakan mereka. Bukankah itu akan berpengaruh dengan karier Elov yang sebentar lagi akan ia akhiri.

Finn tidak ingin di penghujung karier Elov justru menuai kontroversi. Siapa saja pasti akan membuat berita sesuka hati mereka apabila mendapati sosok anak yang dimaksud Elov secara tidak sengaja.

"Wanita itu ... dia telah meninggal bersama dengan semua penumpang pesawat enam tahun yang lalu. Andrea Ammann ... aku bahkan masih mengingat namanya. Mustahil dia selamat sedangkan namanya tercatat dalam penumpang pesawat tersebut," ucap Elov sambil menerawang bagaimana dulu ia berhasil mendapatkan identitas Andrea setelah seminggu mencarinya.

Saat mengetahui dari CCTV pemilik kelab malam di mana wartawan yang dicuri identitasnya oleh Andrea itu, orang-orang Elov akhirnya mengetahui jika Andrea adalah seorang mahasiswi magang. Mereka bahkan mendatangi perusahaan tempat Andrea bekerja. Mendatangi sahabatnya, memeriksa di kampus, bahkan keluarga Andrea pun tak luput dari pemeriksaan.

"Andrea telah mati. Dia mengalami kecelakaan pesawat. Jika tidak percaya maka periksalah di bandara atau cari di berita," ucap Lusiana kala itu.

Elov bahkan memeriksanya sendiri setelah mendapat kabar dari keluarga Ammann. Saat itu hingga kemarin ia merasa lega karena dosanya telah ditutupi oleh Tuhan, tetapi tidak dengan saat ini.

"Cari tahu orang itu, Finn. Aku mencurigainya," ucap Elov dengan suara yang terdengar lirih.

Finn memeluk dahinya keras. "Mencari tahu seseorang di negara ini tanpa informasi sedikit saja itu sama saja Anda menyuruh saya mencari jarum dalam segudang tumpukan jerami. Setidaknya Anda kemarin menanyakan namanya, Tuan. Saya harus mulai dari mana?" keluh Finn.

Elov mendengus. "Kamu bisa memulainya dari mana saja. Cari di mall kemarin. Mungkin saja dia kembali lagi. Atau periksa CCTV di mall tempat aku bertemu dengan mereka, kamu bisa terus mengikuti ke mana dia pergi, bukan?"

Ini gila! Mereka baru mendarat tiga hari di negara orang lantas langsung membuat kehebohan. Finn rasanya tidak sanggup tetapi reputasi Elov pun sedang terancam.

"Jika aku menemukan mereka, Anda ingin melakukan apa?" tanya Finn.

Elov terdiam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 97

    Kehebohan terjadi, Andrea masih memegang pipinya yang memerah karena tamparan tak terduga. Si kembar bahkan tak sempat siaga, beruntung Andrea bisa memeluk Luvina dengan sekuat tenaga.Di sisi lain, Lusiana yang melihat itu semakin bersemangat. Dia tidak menyangka, selain dirinya di sini ternyata ada lagi yang tidak menyukai Andrea. Diam-diam Lusiana mulai mengaktifkan kamera ponselnya, tetapi dia sadar sejak tadi ternyata sudah banyak ponsel yang merekam sejak kejadian dia mengatakan Andrea memiliki anak haram.'Astaga ... hari ini aku benar-benar terberkati. Puas rasanya melihat Kak Rea dipermalukan,' Lusiana membatin."Aku sudah lama ingin memberikan tamparan di wajahmu yang sok polos itu," ucap Serena dengan begitu angkuh. Dia berkata lagi, "Kamu dan kedua anak harammu ini tidak layak berada di sini. Aku nggak tahu apa yang dilihat keluarga Graff dari wanita sepertimu, tetapi karena kedatanganmu semua menjadi kacau. Dasar tidak tahu malu"Andrea hendak bicara namun sebelum dia me

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 96

    Andrea melepaskan pelukannya pada sosok yang selama ini selalu ada untuknya dan juga anak-anaknya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya pelariannya saat itu jika dia tidak bertemu dengan Alvons. Padahal Alvons hanyalah sahabat mendiang ibunya, tetapi lelaki ini sangat berjasa padanya lebih dari seorang ayah. Dibandingkan keluarga kandung, Alvons menyayanginya dan juga anak-anak dengan begitu berlebihan. Seandainya saja dia tidak bertemu lagi dengan Elov saat itu, mungkin dia tidak akan berada di sini dan masih bahagia dengan kehidupannya yang sebelumnya."Paman hanya pulang, Rea. Kau dan anak-anak bisa mengunjungiku kapanpun yang kalian inginkan. Kamu sudah memutuskan untuk menetap dan hidup bersama pria itu, aku nggak bisa memaksa kamu untuk ikut. Lagi pula, anak-anak sudah mengetahui siapa ayah mereka, pasti akan cukup berat untukmu memisahkan mereka. Paman tahu anak-anakmu terkadang berkata mereka nggak masalah tanpa ayahnya, tetapi siapa yang tahu kedepannya."Alvons ber

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 95

    "Kau tak apa-apa?"Geez membeku di tempat. Dia mengingat suara ini, bahkan sangat ingat karena dia terus menyimpannya dalam hati.Tatapan Geez lansung tertuju pada lelaki yang baru saja menahan tubuhnya. Benar saja, sosok itu ada di depannya."T–tidak. Aku tidak apa-apa. Terima kasih," ucap Geez dengan gugup.Ayden menatapnya dengan sedikit heran. Dia seperti mengenal sosok wanita di hadapannya ini tetapi dia lupa di mana mereka pernah bertemu."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Ayden.Geez menipiskan bibirnya, dia senang jika ada sedikit ingatan tentangnya di benak Ayden walaupun lelaki ini tidak mengenalinya.Belum sempat Geez menjelaskan, dari belakang ibunya berlari mengejarnya. Kali ini dia punya alasan untuk berlari selain karena dia malu akibat perjodohannya yang gagal bersama Elov.Tanpa perhitungan sama sekali Geez segera berlari dan dia menarik paksa tangan Ayden untuk ikut dengannya. Ayden yang dibawa pergi oleh wanita ini menjadi bingung. Dia juga masih melihat

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 94

    Langkah Morgan begitu berat mendekati Elov dan Brandon, dia ingin mendengar semua kejelasan tentang yang terjadi malam ini di acara yang sengaja dibuatnya untuk menunjukkan kedekatannya bersama keluarga Graff. Di sini juga nantinya dia yang akan memilih siapa yang berhak mendapatkan proyek besar ini, tetapi dia justru mendapatkan pengkhianatan sebelum dia sempat melepaskan proyek tersebut pada keluarga Graff. "Aku sangat tersanjung sekali mendengar berita hari ini. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi, Tuan Brandon? Brandon tahu itu adalah sebuah sindiran, dia juga seharusnya memperingati Elov untuk menyingkirkan Harry pada acara ini sebab mereka sedang berebut untuk mendapatkan proyek besar kota Clove yang akan dipilih langsung oleh Tuan Morgan. Brandon tersenyum tipis, dia membalas tatapan Morgan yang begitu sinis padanya dengan lembut dan matanya tampak memperlihatkan jika dia tak mudah diintimidasi. "Sepertinya sudah saatnya yang tua mengalah untuk kebahagiaan anak mud

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 93

    Elov baru saja sampai di kediaman Alvons, tidak tenang hatinya karena sudah dua hari dia tidak mendapatkan kabar tentang Andrea sedikitpun, bahkan orang-orang yang disebar oleh Brandon untuk mencari Andrea juga kedua anaknya sama sekali tidak membuahkan hasil. Terpaksa Elov datang ke negara ini dan langsung menuju ke rumah Alvons, tetapi ternyata usahanya sia-sia. Dia bersama Finn sama sekali tidak menemukan jejak Andrea di sana, bahkan Alvons sendiri tidak berada di rumahnya. "Tolonglah, aku sedang mencari Andrea," pinta Elov pada kepala pelayan di rumah itu. "Nona Andrea tidak pernah pulang lagi setelah Anda menjemputnya tempo hari. Seharusnya Anda yang tahu di mana keberadaannya. Tuan juga sedang tidak berada di rumah, sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri," ucap kepala pelayan tersebut, wajahnya terlihat datar hingga Elov tidak ingin bertanya banyak hal lagi. Tidak menemukan apa yang dia cari di negara ini akhirnya Elov memilih untuk pulang. Dia juga sudah memeriksa pene

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 92

    "Bagaimana perasaanmu terhadap Elov? Bertahan atau pergi?"Ruangan yang sepi itu menjadi saksi dimana untuk pertama kalinya Andrea merasa ragu dengan perasaannya sendiri. Jika selama ini dia selalu melangkah tanpa banyak berpikir, maka kali ini dia merasa dilema dan tak tahu harus mengambil keputusan seperti apa."Kamu bingung? Jika sikapmu seperti ini maka bisa Paman katakan jika cintamu sudah tumbuh untuk lelaki itu. Bukan begitu, Rea?"Kepala Andrea semakin tertunduk, dia menatap lantai yang begitu bersinar entah mencari apa di bawah sana.Tak mudah baginya untuk mengakui jika dia menginginkan Elov saat ini dan juga akan sulit baginya jika dia mengatakan dia ingin berpisah dari lelaki itu. Sungguh, hubungan yang baru mereka mulai ini sudah mulai tertanam di hati Andrea.Diamnya Andrea menjadi tolak ukur bagi Alvons jika keponakannya ini memang benar sudah mencintai Elov. Mungkin dia belum menyadari bagaimana perasaannya terhadap pria itu tetapi sikapnya sudah menunjukkan segalanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status