Beranda / Romansa / Anak Kembar Sang Presdir / Belum Mendapatkan Bukti

Share

Belum Mendapatkan Bukti

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-22 11:42:16

“Tidak ada gelagat mencurigakan. Dia benar-benar melakukan pekerjaan dan kegiatan seperti biasanya, Pak.”

Sudah beberapa hari semenjak kejadian yang menimpa Evan. Dia pun tidak mendapatkan bukti kejahatan orang yang dicurigainya, serta tidak menemukan wanita panggilan yang menjebaknya. Semua ini membuat Evan benar-benar cemas.

Evan terlihat berpikir mendengar laporan dari asistennya. Dia menyangga dagu dengan kepalan tangan, sedangkan siku bertumpu di meja.

“Apa kamu sudah memastikannya? Bagaimana dengan asistennya atau orang yang dekat dengannya? Apakah kamu sudah memantaunya semua?” tanya Evan merasa tidak puas dengan laporan Albert, jangan sampai dia lengah dan memberikan celah untuk musuhnya menyerang.

“Saya sudah memastikan semua, Pak. Saya bahkan meminta orang untuk terus mengawasi, tapi apa yang dilakukan tidak ada yang mencurigakan,” ujar Albert meyakinkan jika laporannya tidak salah.

Evan kembali berpikir. Dia benar-benar buntu dan tidak mendapatkan titik terang sama sekali, apalagi sampai saat ini pun tidak ada tanda-tanda jika ada konspirasi atau skandal tentang dirinya yang tersebar.

“Baiklah, tapi untuk berjaga-jaga, tetaplah awasi dia dan seluruh orang kepercayaannya,” perintah Evan.

“Saya mengerti.”

Jika kejadian malam itu memang untuk menjebaknya dan dia tidur dengan wanita yang sudah disiapkan untuk menjebaknya, tapi kenapa sampai sekarang tidak ada skandal yang terjadi. Namun, di luar semua pemikiran akan sebuah konspirasi, Evan malah berpikir jika wanita yang ditidurinya adalah korban, sebab tidak mungkin ada wanita panggilan yang masih perawan.

“Sial!” Evan mengumpat saat mengingat bercak darah di sprei.

Jika benar wanita itu adalah korban, maka Evan akan sangat merasa bersalah sebab sudah merenggut kesucian wanita itu.

**

Sebulan semenjak kejadian di hotel itu. Evan sudah melakukan pekerjaan seperti biasa dan menjalani harinya seperti biasa. Bahkan dia sudah kembali ke kota asalnya untuk mengurus perusahaan.

Pagi yang indah karena hari begitu cerah. Evan bangun tidur seperti biasa, tapi ada yang berbeda dengan pagi ini. Dia merasa pusing dan mual, bahkan tidak biasanya Evan bangun kesiangan.

Terdengar suara Evan yang berusaha muntah. Dia berjongkok di depan kloset dan berusaha mengeluarkan apa pun yang tersisa di lambungnya.

“Ada apa denganku? Apa aku keracunan makanan?”

Evan mengelap permukaan bibir dari sisa air yang membekas di sana. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa bisa sakit padahal semalam baik-baik saja. Evan keluar dari kamar mandi, lantas menghubungi dokter pribadinya untuk datang.

Beberapa saat berlalu, dokter pribadi Evan pun datang, kemudian mengecek kondisi pria itu.

“Apa yang kamu rasakan?” tanya dokter muda itu. Dia mengecek denyut nadi, juga pupil mata Evan.

“Mual, pusing, muntah, tidak nyaman, semuanya. Apa mungkin aku keracunan?” tanya Evan balik setelah menjawab pertanyaan dokter.

“Jika kamu yakin kalau keracunan, untuk apa kamu menghubungiku,” balas sang dokter yang ternyata adalah sahabat Evan.

“Sialan! Itu sudah tugasmu memeriksa, aku hanya menebak,” umpat Evan kesal karena kondisi tubuhnya yang tidak nyaman.

Max—teman Evan, lantas memeriksa keseluruhan tubuh sahabatnya itu, tapi tidak ada tanda-tanda mencurigakan, bahkan suhu tubuh Evan pun normal dan tidak menunjukkan jika sedang demam atau semacamnya.

“Secara keseluruhan kondisimu baik-baik saja, mungkin semalam kamu salah makan, sehingga pagi ini merasa mual dan tidak nyaman,” ucap Max, kemudian terlihat mengirim pesan ke asistennya untuk mengirimkan obat ke apartemen yang ditinggali Evan.

“Entahlah, padahal semalam hanya makan salmon. Biasanya juga baik-baik saja,” ujar Evan menjelaskan sambil memegangi kepala yang terasa pusing.

Max memperhatikan Evan, menatap curiga ke sahabatnya itu sebab menebak dari kondisi Evan sekarang ini.

“Apa kamu tahu?” Max bicara sambil terus memperhatikan Evan.

Evan memicing ke Max, jika sahabatnya itu sudah berkata demikian, artinya Max sedang ingin menebak sesuatu darinya.

“Kondisimu sekarang ini, entah kenapa aku merasa seperti wanita sedang hamil. Kamu tahu, morning sickness. Mual, muntah, pusing, dan mungkin tidak nafsu makan di pagi hari, tapi akan membaik saat siang hari,” ujar Max menjelaskan.

“Jangan mengada-ada, Max!” sanggah Evan yang sebenarnya sedang menutupi keterkejutannya.

“Aku hanya menebak, Van. Karena tanda-tanda sakitmu seperti itu. Tapi jelas aku yakin itu tidak mungkin, karena kamu masih mengejar gadis yang berkeliling dunia dan harus bersaing dengan sepupumu sendiri untuk mendapatkannya. Atau mungkin benar, jika kamu sebenarnya sudah tidur dengan wanita lain, dan sekarang wanita itu hamil. Meski belum ada penjelasan medis tentang morning sickness pada pria, tapi hal itu sudah terbukti. Katakan kepadaku, apa kamu menghamili anak orang?” Max bicara dengan serius, terus menatap dan memperhatikan ekspresi wajah Evan.

Evan terdiam mendengarkan ucapan Max, apa mungkin tebakan temannya itu benar. Jika memang demikian, apakah berarti wanita yang ditidurinya malam itu kini sedang hamil dan kini dia yang mengalami morning sickness. Tidak, Evan menolak logika itu dan tentunya tidak akan mengaku jika sudah membuat sebuah kesalahan.

“Jangan mengada-ada! Umurku masih terlalu muda untuk menghamili anak orang! Aku masih waras!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Puput Gendis
hadeeeehhh mn si evan punya cwek yg dia suka,gmn nasib rena nanti
goodnovel comment avatar
vieta_novie
wow...tebakan max kyk nya bener nih...Renata hamil kah?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status