Share

34. Sabia

“Saya calon mertuanya Sabia.”

Aku melotot mendengar penuturan Tante Mirna, lalu melirik Pak Rully yang juga kelihatan terkejut.

“Mungkin maksudnya Sabrina, bukan begitu Pak Rully?” tanya Mama seolah tak terima kalau aku yang dijadikan menantu oleh Tante Mirna.

Aku melotot ke arah Pak Rully yang gugup. Seolah mata ini memakinya.

‘Buaya!’

Bilangnya cinta aku. Pret! Makan tuh, cinta. Awas saja nanti kalau sedang berdua, bakal aku jitak kepalanya sampai keluar lato-latonya. Benjol maksudnya.

“Maaf, Sabrina itu siapa?”

Aku yakin Tante Mirna pura-pura tak kenal, padahal aku sudah sering cerita tentang keluargaku. Kulihat wajah Mama memucat.

Kenapa?

Baru sadarkah kalau aku lebih dikenal dibanding Sabrina? Jelas sekali kan, bagaimana Mama memperlakukanku dan Sabrina.

“Ini Sabrina.” Mama menarik lengan Sabrina agar berhadapan dengan Tante Mirna.

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status