Share

Pulang Kampung

last update Huling Na-update: 2022-11-20 20:30:43

ANAK YANG KUBENCI 5

Pulang Kampung

Setelah tiga tahun bekerja, aku mengambil cuti tahunan. Tadinya, aku hanya pulang kalau lebaran saja. Kali ini aku mengambil jatah cuti selama dua Minggu, akan kugunakan untuk pulang kampung.

Sebenarnya, aku punya tujuan tersendiri di balik kepulanganku ini. Aku merasa sudah sukses sekarang. Penampilanku berbeda dengan Rita yang dulu. Kulitku kini putih, wajahku mulus dan glowing. Pakaian, sepatu, sendal, tas, jam tangan dan ponselku semuanya baru dan terkini.

Apalagi ponselku ini, yang kubeli dengan harga di atas 5 jeti! Ini adalah lambang keberhasilanku! Akan kutunjukkan pada orang kampung yang dulu suka mengolok-olok aku, kalau sekarang mereka semua nggak ada apa-apanya! Cuma mulut sampah! Kubungkam mulut nyinyir kalian dengan uangku!

"Eh, Mbak Rita, pulang kapan?"

Bu Gofur, tetangga samping rumah menyapa saat aku melihat-lihat kebun sayur ibuku.

"Kemarin sore, Bu," jawabku tersenyum. Bu Gofur melihat gelang emas di tanganku. Hmm kesempatan pamer ini.

"Ah, anginnya kok besar, ya?" Pura-pura aku sibakkan rambut dengan tangan kiriku yang memakai gelang rante. Bu Gofur mendelik. Ape Lo, ape Lo, pasti hatinya panas. Hahaha.

"Wong nggak ada angin gini kok, Mbak Rita," sahut Bu Gofur sambil berlalu meninggalkan aku. Hehehe aku tertawa sendiri, sukurin lo orang sirik!

Berdiri di gundukan tanah yang agak tinggi, aku memandang hamparan sayuran hijau yang ditanam Ibu. Semuanya tumbuh subur. Ngapain sih, Ibu menanam sayur sebanyak itu? Kulihat tanaman sayur Ibu banyak banget, sampai tanah pojok rumah juga ada sayurnya. Jadi orang itu mbok ya secukupnya saja.

"Astaghfirullah!"

Aku menjerit sampai hampir jatuh. Saat aku mau pulang dan berbalik badan, ternyata ada Kayla di belakangku! Datang tidak diundang, macam Tuyul saja nih anak.

"Heh! Ngapain kamu?!" Bentakku jengkel. Anak sialan ini sejak kapan ada di situ? Memata-matai aku apa?

"Hati-hati, Mah," katanya saat melihatku terpeleset. Menatapku tanpa dosa.

"Siapa mamahmu?! Dasar anak sial!" Aku memakinya dengan mata melebar lalu berkelebat meninggalkan dia. Mulutku mengomel,"dasar Kayla, masih juga memanggilku Mama. Anak bandel!"

Masuk ke kamar, aku membongkar tas. Banyak oleh-oleh yang kubawa. Banyakan baju sih, buat sepupu aku, keponakan, paman dan bibi aku, juga keluarga Pakdhe. Ibu aku belikan gamis dua, jilbab syar'i enam. Ada juga aku bawa makanan, roti dan dodol.

Keluar kamar, aku mencari Ibu. Di tanganku membawa gamis, jilbab dan sendal baru. Itu dia Ibu, sedang duduk di amben kayu favoritnya. Bersama, emm si anak sialan Kayla.

"Ibu, ini ada oleh-oleh," aku berjalan mendekat dengan senyum semringah. Pasti Ibu suka oleh-oleh dariku. Kuberikan satu persatu kepada ibu gamis, kerudung dan sepatu sendal. Ibu tampak senang beliau tersenyum sembari menjajal gamis dengan ditempelkan di badannya. Kulihat Kayla juga nampak bahagia, dia memegang-megang kerudung baru.

"Tunggu sebentar, ya?"

Aku berjalan kembali ke kamar. Keluar lagi aku membawa tas.

"Ini Bu, masih banyak oleh-oleh yang lain," kataku sambil mengaduk-aduk isi tas.Ada kaos, ada kemeja, ada rok. Kutata satu-satu di amben. Kayla nampak senang melihat aku mengeluarkan banyak baju-baju baru. Matanya membulat, bibirnya tertarik ke atas. Aku meliriknya. Hehehe.

"Ini buat Budhe, ini Pakdhe, ini Lek Mulyati, ini Lek Anwar." Kutunjukkan pada Ibu. Kulihat Kayla mengintip baju-baju itu dari belakang bahu ibuku. Sekarang, aku mengeluarkan baju yang lain. Kaos remaja, kemeja dan rok. Ukurannya kira-kira muat dengan Kayla. Anak sialan itu sudah tersenyum lebar.

"Ini Sendai sama kemeja buat Retno sama Darwis ~sepupuku~ dan ini kaos pink sama rok buat Yunia~keponakan, anaknya Retno~."

Selanjutnya aku menutup tas. Ibu sama Kayla terdiam.

"Kayla dibeliin apa, Rita?" Tanya ibuku seperti orang linglung.

"Kayla? Oh ...ada Kayla, ya? Ya ampun, lupa aku ... Aduh gimana, ya?" Kataku pura-pura sedih. Kulihat wajah Kayla berubah kecewa, tapi dia masih berusaha tersenyum. Dalam hati aku ngakak. Dia pikir, aku akan membelikan sesuatu? Nggak lah yaw!

Ibu menatapku lama, sorot matanya marah, tapi aku tidak peduli. Aku benci sama Kayla, titik!

"Jahat sekali kamu, Rita!" Suara ibuku menekan. Aku diam saja.

"Ambil semua gamis ini, Rita! Ibu tidak mau!" Ibu melempar gamis dan kerudung ke mukaku. Dih! Aku kaget sampai mulutku menganga.

"Ayo Kayla!" Ibu menarik tangan Kayla dan mengajaknya pergi. Anak sialan! Selalu usahaku untuk menyakitinya gagal! Hih!

"Embah, embah, jangan marah sama Mamah, kasihan ..." Kayla menolak pergi, dia malah menatapku.

"Mah, maafin embah, ya?" Gadis kecil itu memunguti gamis dan kerudung di lantai, kemudian menaruhnya di amben.

"Kayla nggak usah dibeliin baju gapapa kok, Mah, baju Kayla masih banyak," katanya. Aku melengos. Anak sialan sok baik.

Berjalan cepat, aku meninggalkan ibu dan Kayla. Niatku membuat Kayla menangis malah aku yang dimarahin Ibu. Apes.

Bersambung

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Athaya
oh Kayla ......
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Anak yang Kubenci    End episode/ Kayla Anakku

    ANAK YANG KUBENCI 40End episodeKayla Anakku "Mas, aku ingin bicara ..." Kataku saat hanya berdua saja di kamar bersama Mas Aria. Suamiku mengenakan kaosnya kemudian berjalan ke depan cermin yang menempel di dinding depan meja rias. Mas Aria menyisir rambutnya yang basah. Kebetulan Suamiku habis mandi. Dia kalau mandi malam soalnya pulang kerja juga malam. Sehabis Isya."Ngomong apa?" Mas Aria duduk bersandar di tempat tidur, di sebelahku. Aku memiringkan tubuh, salah satu tangan menyangga kepalaku sehingga aku bisa melihat wajah Mas Aria lebih dekat. Masih ganteng dan gagah di usianya yang setahun lagi menginjak 40."Tentang ...," Berhenti dulu sebab aku merasa sedikit sungkan. "Apa sih?" Mas Aria mengambilnya ponselnya dan mulai mengusap usap layarnya. Sempat terpikir untuk tidak jadi ngomong tapi, ini penting demi hubunganku dengan Mas Aria ke depannya. "Tentang bayi tabung, Mas," kataku akhirnya. Mas Aria tidak bereaksi, tetap sibuk dengan ponselnya. Aku menunggu. "Kenapa d

  • Anak yang Kubenci    Bayi tabung

    ANAK YANG KUBENCI 39Bab 39Bayi Tabung "Mama tidak melarangmu berteman dekat dengan cowok, Kay," kataku saat hanya berdua dengan Kayla. Kami memasak bersama. Kayla mendengarkan sembari tangannya asyik memisahkan toge dari akarnya. Hari ini, aku dan Kayla sepakat memasak soto daging sapi. "Kayla nggak pacaran, kok."Aku tersenyum melirik Kayla. Gadis itu menunduk mungkin malu. Aku pernah muda pernah mengalami fase seperti yang sekarang sedang melanda Kayla. Anak seusia mereka jarang yang mau mengaku kepada orang tuanya bila memiliki pacar. Mereka cenderung tertutup dan sembunyi sembunyi. Karenanya aku mengajak bicara anakku supaya dia bisa lebih terbuka denganku, Mamanya. Seorang Ibu juga harus bisa menjadi 'teman' untuk anak gadisnya. "Mama juga lebih suka menyebutnya teman dari pada pacar, Kay." Aku mengambil potongan besar daging berukuran besar yang sudah empuk dari panci presto kemudian mengirisnya menjadi bagian kecil-kecil. Bite size. Supaya mudah dikunyah. "Sebab bertem

  • Anak yang Kubenci    Kebahagiaan Kayla

    ANAK YANG KUBENCI 38Bab 38Kebahagiaan Kayla Membuka lagi foto dan video yang dikirim Kayla dari Manado aku tersenyum sendiri. Raut wajah bahagia terpancar dari setiap tawa Kayla yang terekam kamera. Ada foto saat dia memakai alat snorkel untuk bersiap menjelajah dangkal di perairan Bunaken bersama kedua adiknya. Dari lengan Kayla yang terlihat merangkul kedua anak lelaki yang berdiri di samping kiri dan kanannya, aku tahu Kayla menyayangi mereka. Scroll lagi pada foto-foto yang lain. Saat sebelum makan malam bersama keluarga, Kayla menyempatkan berfoto selfie. Bisa kulihat kekompakan keluarga Richard bersama Kayla meski baru beberapa hari bertemu. Senyum Kayla dan Richard sangat mirip. Ada lagi foto yang membuatku merasa entah lah ... Foto Kayla dengan istrinya Richard. Perempuan cantik berkulit putih itu merangkul Kayla. Senyumnya ceria dan tulus. Kayla juga bercerita kalau Mama Audrey --begitu Kayla menyebutnya-- sangat baik padanya. Selalu menggandeng tangannya kalau berjala

  • Anak yang Kubenci    Bersama Papa

    ANAK YANG KUBENCI 37Bab 37PoV KaylaBersama Papa Akhirnya aku memutuskan untuk bertemu dengan keluarga Papa biologis-ku yaitu Papa Richard. Semua atas seizin Mama, kalau tidak aku tidak akan berani. Bagiku Mama adalah segalanya, terutama setelah aku kehilangan Embah Putri, orang yang sangat menyayangiku. Kalau bukan karena wejangan Embah yang kudengar setiap hari, sudah pasti saat ini aku sudah menjadi musuh buat Mama. Embah selalu bertutur baik. Meyakinkan aku bahwa semua yang terjadi padaku, kelahiranku, orang tuaku, adalah takdir yang kuasa. Seorang anak tidak bisa memilih Ibu siapa yang akan melahirkan dia. Pun dengan aku. Bila ditanya sebelum dilahirkan apakah aku mau menjadi anak haram? Pastinya aku menggeleng. Inginku seperti anak yang lain. Punya ayah, Ibu dan mereka menikah sebelum punya anak. Tapi sudah lah itu masa lalu. Bukan untuk dilupakan, dihapus atau dikenang. Ambil pelajaran yang berarti dari sebuah masa lalu yang buruk agar kita lebih waspada dan tidak mengula

  • Anak yang Kubenci    Dia tetap Papa Kayla

    ANAK YANG KUBENCI 36Bab 36Richard tetap lah PapanyaKening Alina mengerut, kedua alisnya sampai hampir bertaut. Mata perempuan cantik dan elegan ini menatapku dengan bibir yang tersenyum tapi, hanya separuh yang terangkat. Meski kelihatan aneh tapi, tidak mengurangi kecantikannya. "Apa kamu tidak bertanya pada Aria sebelum kalian menikah, maksudku apa kamu tidak mencari tahu dahulu latar belakang calon suamimu?" Tanyanya. Aku menggeleng. Entah aku ini yang lugu atau bodoh. Jujur aku sangat terpesona dengan Mas Aria. Kebaikannya, penampilannya yang low profile, santun, dewasa dan mau menerimaku apa adanya. Semua itu sudah cukup bagiku menilai dan menerimanya sebagai suami. Sejauh ini, Mas Aria memang lelaki yang baik dan tidak mengecewakan. "Aria baik, dari keluarga yang bibit, bebet, bobotnya bagus tapi, menikah tidak cukup hanya itu. Kalau aku menikah untuk mendapatkan keturunan." Alina bercerita tanpa aku memintanya. "A_aku mencintai Mas Aria, kukira itu sudah cukup ...." Jawa

  • Anak yang Kubenci    Alasan Richard

    ANAK YANG KUBENCI 35Bab 35Alasan Richard mencari Kayla "Aku memang belum pernah punya anak, Rit, tapi aku sudah menganggap Kayla adalah anakku sendiri," ucap Mas Aria dengan menatapku. Rasanya malu, karena membabi-buta aku jadi tak sengaja menyinggung perasaan Mas Aria. Menarik nafas panjang dari hidung hingga terdengar isakan, aku terdiam lama. Kenapa masalah Richard tidak pernah selesai merundung hidupku. Kupikir, setelah belasan tahun berlalu, Richard sudah musnah dan tidak akan pernah kembali. "Sudah malam ayo kita ngobrol di kamar," ajak Suamiku. Merangkul pundak, Mas Aria membimbingku masuk ke kamar. Mas Aria mengambil sendiri baju ganti kemudian masuk ke kamar mandi. Aku hanya duduk diam membisu dengan perasaan yang entah lah, rasanya campur aduk. Benci, marah, sakit, geram, kesal, bercampur menjadi satu hingga menciptakan sesak menggumpal di dada. Hingga Mas Aria keluar dari kamar mandi, aku masih dalam posisi yang sama, duduk diam dan menangis di bibir tempat tidur. "

  • Anak yang Kubenci    Kedatangan Richard

    ANAK YANG KUBENCI 34Bab 34Richard datang menjemput Kayla Menunggu Kayla pulang sekolah dengan dada penuh sesak dengan emosi. Kurang ajar anak ini, berani-beraninya dia menemui Richard di belakangku. Pengkhianatan yang tidak akan kumaafkan! Belasan tahun aku menahan perasaan sakit hati, berharap tidak bertemu Richard lagi. Sudah bisa menerima Kayla apa adanya tapi, kenapa Kayla justru membalasnya dengan air tuba? Geram sekali rasanya. Kayla ini memang sengaja membuat masalah denganku. Awas aja!Ting!Pintu lift private terbuka, sosok Kayla, gadis tinggi semampai muncul masih dengan pakaian seragam. Menyambutnya dengan wajah marah, aku berjalan ke arahnya. Plakk!Sekali ini aku menampar pipi Kayla hingga gadis itu menoleh ke samping. Tangan Kayla refleks memegang pipinya yang memerah. Tanpa basa-basi lagi, aku menunjukkan layar ponsel yang ada fotonya dengan Richard yang tadi sudah aku screen shoot. Kayla melotot melihat ponsel di tanganku, bibirnya bergetar tapi, tidak ada sepata

  • Anak yang Kubenci    PoV Kayla / Untuk Mama

    ANAK YANG KUBENCI 33Bab 33PoV Kayla Aku sangat bahagia, akhirnya Mama menemukan kebahagiaan dirinya. Mencintai dan dicintai. Bertahun-tahun aku dianggap anak pembawa sial untuk Mama. Aku tahu, aku adalah anak yang tidak diharapkan tapi, aku sudah dilahirkan dan aku tidak dapat menolak takdir. Aku tidak pernah membenci Mama. Bagaimana mana pun, dia adalah orang yang telah melahirkan aku dengan bertaruh nyawa. Embah, orang yang merawat dan membesarkan aku tidak pernah sekali pun bercerita jelek tentang Mama. Beliau selalu berpesan padaku untuk tetap menyayangi dan berbakti pada Mama. Perlahan, Mama mulai bisa menerima diriku. Rasanya senang sekali tinggal bersama Mama walau aku harus bersandiwara di depan semua orang dengan memanggilnya 'Kakak' Saat Mama berteman dekat, aku berniat untuk melakukan sesuatu untuk Mama. Tidak ingin melihat Mama kecewa dan semakin menuduh aku sebagai batu sandungan buat dia, aku menyusun rencana dengan Om Aria. Akhirnya semua berakhir bahagia. Mama me

  • Anak yang Kubenci    Menemukan Kayla

    ANAK YANG KUBENCI 32Bab 32Richard Menemukan Kayla?"Mama nggak kenal, sebaiknya kamu blokir saja orang begini," kataku dengan langsung memblokir nama akun tersebut dari IG Kayla. Kayla hanya mengangguk. Kuberikan lagi ponsel pada anak gadisku. "Kay, kalau ada orang tanya-tanya begitu, nggak usah dijawab, ya!" "Emang kenapa, Mah?" Menatap."Bijak menggunakan medsos, banyak orang modus sekarang. Banyak berita gadis diculik, dibu nuh bahkan diper ko sa,""Baik, Mah," Kayla menjawab sembari berjalan meninggalkan kamarku. Sepeninggal Kayla aku terdiam lama. Kenapa baru sekarang Richard mencari anaknya, apa motif dia sebenarnya? Sampai kapan pun, aku tidak akan mengizinkan Kayla bertemu dengannya. Enak saja, setelah belasan tahun baru teringat. Ibuku yang membesarkannya dengan air mata, aku yang menanggung malu sendirian. Sekarang, saat benang kusut sudah terurai, dengan seenaknya Richard datang. Pasti dia akan mengambil Kayla dariku. Tidak akan kubiarkan apa lagi setelah aku mendengar

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status