Share

BAB 49

Kepergian Satya

Bintang memeluk tubuhku erat. Hari ini sengaja aku datang menjemputnya. Aku butuh senyumannya untuk menenangkan hatiku yang merasa tak nyaman. Keringat yang tersisa di tubuhnya memberi aroma khas anak-anak. Apalagi tadi memang jadwal dia melaksanakan pelajaran olahraga. Kucium rambutnya yang agak basah itu. Setelahnya kuhadiahi sebuah cubitan gemas pada pipinya yang sedikit gembul.

“Asem sekali anak Mama,” ucapku sebelum melepaskan pelukanku. Beberapa orangtua yang menjemput anaknya pun nampak hilir mudik di halaman sekolah yang luas itu. Aku menggenggam tangan mungilnya dan mengajaknya berjalan ke arah mobil yang terparkir agak jauh dari lokasiku berdiri.

“Hari ini kita Bintang jadi pak dokter. Om dokter teman Mama yang ngasih contoh.”

Deg. Hatiku seolah teraliri arus listrik kecil.

Om Dokter? Dahiku berlipat. Namun aku masih membawanya berjalan demi secepatnya sampai di kendaraan kami. Cuaca sedang panas-panasnya. Kepalaku mulai berdenyut saat panas matahari mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status