Share

232. Tumpeng Buat Tinah

Fea menatap Arnon lekat-lekat. Seketika suasana riuh dan meriha itu tidak manis lagi. Kenapa Arnon mengatakan itu? Wajahnya tegas, membalas tatapan Fea. Apakah Arnon sebenarnya terpaksa datang ke panti?

"Kamu kenapa?" tanya Fea.

"Tidak bisa menikmati acara ini." Arnon mengatakan lebih tegas.

"Kamu tidak ingin datang? Aku sudah bertanya lebih dulu, Ar, kamu bisa atau tidak. Kamu iyakan, kamu bilang Sabtu ini kosong, ga ada urusan mendesak. Makanya aku siapkan semua, bukan, kamu bahkan membantu menyiapkan ..."

"Bagaimana bisa menikmati acara, kalau di sisiku ada bidadari cantik membuat aku tak bisa berkedip?" Arnon berkata dengan mata menghujam dua bola mata Fea, tanpa berkedip.

"Ahh ..." Fea seketika menghela nafas panjang. "Arnon ..."

Arnon tersenyum. Dia raih tangan Fea dan menggenggamnya. "Thank you."

Fea ikut tersenyum. "Thank you buat apa?"

"Aku mungkin akan bilang berulang-ulang, tapi akan tetap mengatakannya lagi.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status