Home / Romansa / Angelina's Revenge / 3. BARANG PALSU?

Share

3. BARANG PALSU?

Author: Elpit
last update Last Updated: 2023-01-09 14:13:42

Chris dan Wilson sudah berada di sebuah ruangan, tempat yang disepakati untuk melakukan pertemuan.

Tempat itu terpencil, tidak mudah ditemukan oleh orang biasa, dan hanya ada satu gedung tua itu saja di wilayah tersebut. Tidak ada satu pun bangunan lain di tempat yang cukup luas di sana. Itu membuat rasa curiga yang dirasakan Max semakin menggebu.

“Lihatlah! Dia bahkan melakukan pertemuan di tempat seperti ini. Tuan Wilson yang bermartabat, mengapa harus melakukan pertemuan dengan klien di tempat yang seperti tempat rongsokan ini? Aku semakin yakin bahwa bisnisnya itu bukanlah bisnis yang baik.” Max berbicara panjang lebar, tanpa berusaha untuk mengecilkan volume suaranya sedikit pun.

Spontan Alex memukul perut Max sedikit kuat, hingga Max mengaduh pelan dan mengumpat.

“Kubilang jaga bicaramu, Max! Dia klien kita, tugas kita menjadi pengawal, urusan lain itu bukan urusan kita. Fokus saja pada pekerjaanmu dan jangan gegabah!” Alex berkata penuh penekanan dengan sorot mata tajam yang amat serius ketika mengucapkan kalimatnya di hadapan Max, menandakan bahwa Alex tidak suka dengan tindakan Max.

Alex sangat tidak suka pada orang yang melakukan pekerjaan dengan banyak bicara. Iya lebih suka bekerja sama dengan orang yang melakukan banyak tindakan nyata daripada banyak beromong kosong, dan Alex sangat anti untuk kegagalan dalam misi.

Angelina menyeringai puas mendapati Max dihajar oleh sang kapten, membuat Max semakin naik pitam.

“Sialan! Kurasa keberadaanku di sini tidak ada artinya selain untuk tempat pelampiasan kalian saja. Aku menyesal berada satu tim dengan kalian!” Max masih saja berisik, tidak berniat mengecilkan volume suaranya.

“Kalau begitu pergilah! Tidak ada yang akan menahanmu untuk tetap di sini, oke?” Angelina merespon penuh cibiran. Bibirnya melukiskan senyum remeh.

Max memutar bola mata, kesal. Merasa tidak punya sekutu, Max memilih untuk diam daripada harus menerima pukulan dari Alex lagi.

Sedangkan di dalam ruangan sana, mulai terjadi kericuhan karena disinyalir adanya barang palsu.

“Tuan Wilson, kau tidak sedang bermain-main denganku, bukan?” Seorang pria berdiri berhadapan dengan Wilson sambil memegang benda putih mengkilap di tangannya, dia bertanya dengan tatapan tak lepas dari benda di tangannya.

“Kau meragukanku, Tuan Gerald? Kau tau siapa aku. Aku tidak akan merugikan diriku sendiri dengan mempertaruhkan nama baikku.” Wilson menjawab tegas.

“Aku tidak peduli nama baikmu, Wilson. Yang aku lihat adalah kenyataan! Berlian ini palsu!” Gerald sangat murka ketika menyadari benda pertukaran yang dibawa Wilson untuknya adalah palsu.

“Omong kosong! Kau ingin mempermainkan aku, Gerald?” Wilson tidak segan menarik kerah kemeja yang dipakai Gerald karena emosinya ikut tersulut, merasa tidak terima dikatakan penipu. “Berlian ini adalah separuh hidupku! Mana mungkin ini palsu!”

Dengan sekali hentak Gerald mendorong Wilson dengan kuat hingga ia terlepas dari cengkeraman Wilson.

Di sisi mereka, Chris dan asisten Gerald sudah sama-sama menodongkan senjata api untuk berjaga-jaga.

Gerald merapikan pakaiannya yang berantakan karena cengkeraman Wilson.

“Benda itu ada di hadapanmu sekarang, kau periksalah sendiri. Aku tau kau tidak bodoh untuk bisa membedakan mana barang asli dan palsu, Wilson!”

Wilson sedikit gemetar karena ia menahan emosi serta cemas jika ucapan Gerald benar. Perlahan tangannya terulur meraih satu keping berlian untuk diperiksanya, dan ternyata benar apa yang dikatakan Gerald, berlian itu palsu. Kemudian Wilson memeriksa keping demi keping berlian yang lain, dan ya! Semua berlian itu palsu!

“Tidak! Bagaimana itu mungkin! Aku menyimpan berlian asli! Bagaimana ini bisa terjadi?” Wilson seketika lemas bagai tak bertulang.

“Kau ingin mencoba menipuku! Kau mencoba membodohiku! Kau telah membuang waktuku, Wilson! Terima ini!”

Gerald menodongkan senjata api tepat di hadapan Wilson.

Namun, gerakan Wilson lebih cepat. Sebelum peluru itu melesat menembus kepalanya, Wilson lebih dulu menepis dengan kuat pistol yang ditodongkan padanya, hingga berhasil menjatuhkan senjata itu ke lantai.

Asisten Gerald mengarahkan senjatanya pada Wilson, tapi Chris lebih dulu melepaskan peluru hingga melukai asisten Gerald.

Gerald dan Wilson kemudian terlibat pertarungan sengit tanpa senjata. Kekuatan keduanya seimbang.

Chris mengawasi sambil diam-diam mengirim pesan pada Alex untuk bersiap bertarung.

Benar saja, ketika Gerald merasa terpojok dan tidak memiliki kekuatan lagi, dia berteriak meminta pertolongan dan beberapa anak buah bersenjata datang menyerang Wilson dan Chris.

Dua anak buah di antaranya bertugas untuk menyelamatkan Gerald, membawanya pergi dari ruangan itu.

Bersamaan dengan itu, Alex, Max, dan Angelina berhasil masuk. Pertempuran senjata berlangsung sangat sengit. Alex meminta Chris untuk membawa pergi Wilson, lalu membiarkan dirinya dan rekan timnya yang mengurus para musuh.

Banyak korban bergelimpangan di lantai. Satu demi satu musuh berhasil dikalahkan. Hingga ketika anak buah Gerald hanya tersisa hitungan jari, Gerald memberi perintah untuk mengurung musuh di dalam ruangan berisi gas beracun itu kemudian membakarnya.

Gerald mengira Wilson masih ada di dalam sana berharap besok pagi mendengar berita kematian Wilson.

Ruangan sudah tertutup rapat dengan pintu yang terkunci. Api mulai menyebar dan bau gas perlahan masuk ke indera penciuman. Ketiga bodyguard bayaran itu terbatuk-batuk karena menghirup gas beracun.

Sebagai kapten, Alex harus memikirkan keselamatan anggota timnya. Alex mendekati pintu lalu berusaha membukanya dengan berbagai macam cara.

Alex melepaskan peluru untuk merusak handle pintu, hingga pintu itu berhasil terbuka.

“Angelina, Max, cepat!” Alex mengomando agar keduanya segera keluar dari ruangan itu.

Max dan Angelina berusaha bergerak cepat meskipun sebenarnya mereka telah lemas karena terlalu banyak menghirup gas beracun serta asap dari api yang mengepung mereka.

Max melangkah lebih dulu lalu Angelina menyusul di belakang pria itu. Saat hampir tiba di pintu, tiba-tiba saja sebuah tiang besi yang berbalut kobaran api roboh dan hampir menimpa tubuh Max. Menyadari itu, Angelina bergerak cepat lalu mendorong tubuh Max ke depan agar tidak tertimpa besi yang penuh api itu.

Niat hati Angelina ingin ikut menghindar. Namun naas, ia kehilangan keseimbangan hingga kini ia berada di posisi Max sebelumnya.

“ANGELINA!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Angelina's Revenge   30. Misi Terakhir

    Alex dan Max kembali ke markas dan menemui Antonio untuk membicarakan tentang pengunduran diri.“Aku sudah tau. Tuan Wilson memang sudah merencanakan ini sejak lama. Jadi sekaranglah waktunya?” Antonio menanggapi pengunduran diri Alex dan Max.“Tuan, terima kasih karena Anda telah merawatku dengan sangat baik, aku sangat berutang budi, aku bahkan belum bisa membalasnya sedikit pun dan sekarang aku sudah harus pergi,” kata Alex pelan.Antonio menggeleng. "Kau sudah menjadi anak yang sangat berbakti padaku, Alex. Aku tidak menyesal meskipun sekarang kau harus pergi dari sini. Aku tau apa yang aku lakukan, sejujurnya semua telah terencana, jadi aku tau hal ini akan terjadi cepat atau lambat," ujar Antonio sambil menepuk pundak pria yang telah dirawatnya sejak masih bayi. "Baiklah, aku sudah menyetujui pengunduran diri kalian, sekarang kalian pergi kerjakan apa yang sudah menjadi kewajiban kalian," lanjutnya."Sebelum pergi, aku ingin memastikan satu hal, apakah Angelina ada di sini?" ta

  • Angelina's Revenge   29. Hadiah Besar

    “Angelina, tunggu!” Max memanggil tapi Angelina tak menghiraukan.Max mempercepat langkah lalu menarik salah satu lengan Angelina. “Angelina, berhenti! Malam begitu larut, kau mau ke mana?”“Bukan urusanmu, lepaskan!” Angelina mengibaskan tangannya agar genggaman Max terlepas tapi tidak berhasil.“Tidak akan! Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri, aku akan menemanimu, Angelina.”“Max, tolonglah, sekali ini saja aku mohon jangan ganggu aku, aku ingin sendiri.” Angelina memohon dengan suara yang lebih rendah dan ia pun menundukkan kepalanya. “Tidak! Aku akan mendampingimu. Aku tahu kau dan Alex sama-sama terpukul mendengar fakta ini, di saat kalian seharusnya sudah bersama. Kalian sama-sama butuh didampingi.” Max tetap tidak meloloskan permintaan gadis itu.Seketika Angelina mendongak ketika mendengar satu kalimat yang menggelitiknya. “Apa maksudmu?”“Angelina, Alex menyukaimu, dia sudah mengakuinya. Dan kau, meskipun kau tidak menyatakannya tapi aku tahu kau menyukai Alex, iya ‘ka

  • Angelina's Revenge   28. Memori Pahit

    Setelah Alex keluar membawa Angelina, Wilson meminta keterangan pada Max mengenai tindakan Angelina yang hampir merenggut nyawanya.Max menjelaskan secara singkat karena memang ia pun tidak tahu detail kejadian yang menimpa kedua orang tua Angelina, sebab Angelina sangat tertutup untuk urusan itu. Ia hanya tahu Angelina ingin membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya.Wilson cukup pintar untuk menggabungkan kejadian tadi dan informasi dari Max, apalagi Angelina semoga menyebut nama Viktor, Wilson semakin yakin ada kesalahpahaman.Wilson sangat tahu siapa Viktor dan bagaimana perangainya, untuk itu ia meminta Max menghubungi Angelina untuk membahas hal ini sampai semuanya jelas. Wilson juga mengatakan jika Angelina yakin bahwa ia dan Viktor orang yang sama, maka ia siap mati di tangan Angelina agar gadis itu puas.Max menyampaikan informasi itu pada Angelina dan tentu saja Angelina sangat bersemangat untuk kembali ke ruang rawat Wilson.Tak butuh waktu lama, Angelina sampai d

  • Angelina's Revenge   27. Gagal

    Alex kembali ke rumah sakit setelah selesai mengerjakan urusannya. Bukan urusan pekerjaan, tapi urusan perasaan. Alex pergi membeli bunga. Entah mengapa ia sangat ingin menyatakan perasaannya pada Angelina.Max benar, gadis seperti Angelina sangat jarang ditemui dan ia harus bergerak cepat jika tidak ingin kehilangan kesempatan.Alex menyimpan bunganya di mobil milik Wilson, karena jika ia menyimpan di mobil milik timnya ia yakin Max akan menggodanya habis-habisan. Alex ingin menciptakan momen yang tepat sehingga bunga itu masih ia simpan untuk saat ini.Sampai di depan ruang rawat Wilson, Alex melihat Max tertidur dan tidak ada Angelina di sekitar tempat itu.Alex membangunkan Max dengan kasar karena sudah dibalut emosi. Lagi-lagi Alex memaki kecerobohan Max.“Bodoh! Di mana Angelina?” tanyanya meski ia yakin Max tidak tahu jawabnya. Ia yakin Angelina mengambil kesempatan untuk pergi ketika Max terlelap.Max tidak menjawab, ia mengedarkan pandangan lalu memaki diri sendiri ketika tid

  • Angelina's Revenge   26. Aksi Balas Dendam

    Angelina berpikir ia akan terbentur pintu, lalu Chris akan menyerangnya tanpa ampun kemudian ia akan tamat. Namun, ternyata pintu terbuka tepat ketika Chris menghantam dada Angelina. Tubuhnya yang hampir limbung dengan sigap ditahan oleh Alex.Menyadari Angelina yang sudah kepayahan, Max segera maju menyerang Chris dan Sony menggantikan Angelina.Alex memapah Angelina untuk sedikit menjauh dari ruangan lalu meminta gadis itu duduk terlebih dahulu sementara ia bersama Max akan mengurus Chris dan Sony.“Kau meninggalkannya sendiri?” tanya Max heran mengapa Alex ikut bertarung. Dia pikir Alex akan segera membawa gadis itu ke rumah sakit.“Kita harus mengurus mereka secepatnya,” balas Alex.Max tidak menanggapi, kembali fokus pada musuh. Max melawan Sony sedangkan Alex melawan Chris.“Baguslah kebusukanmu terungkap secepat ini. Tuan Wilson tidak butuh sampah sepertimu!” Alex berseru lalu detik berikutnya ia melakukan serangan bertubi-tubi untuk melumpuhkan Chris.Begitu pula Max melakukan

  • Angelina's Revenge   25. Cuci Tangan

    Alex mengingat-ingat percakapannya dengan Angelina di telepon tadi, dan ia menemukan sebuah kemungkinan saat mengingat Angelina mendebat perintahnya. Pria itu menyadari tekad Angelina sangatlah kuat, ketika sudah memutuskan maka akan terus maju tanpa peduli rintangan.Menyadari itu, Alex segera mengeluarkan alat pelacak yang dibekali Antonio, berusaha menemukan posisi Angelina. Kemudian dia membuka alat pelacak milik Wilson untuk memastikan titik koordinat keberadaan Angelina dan Chris apakah sama.“Sial!”Umpatan Alex berhasil menarik perhatian Max.“Ada apa?” tanya Max gusar.“Sudah kuduga, Angelina diam-diam mengikuti Chris,” jelas Alex dengan gigi bergemeretak.“Beri tahu aku titik koordinatnya, aku akan segera ke sana,” kata Max tergesa.“Aku sudah mengirimnya ke ponselmu, pergilah, aku harus memberitahu Tuan Wilson sebelum pergi. Aku segera menyusul.” Alex melangkah cepat ke ruang rawat Wilson setelah menyelesaikan kalimatnya.Max pun segera bergerak cepat, ia tidak ingin Angelin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status