Sedangkan di dalam rumah, Carine mendatangi kamar Natalie tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Itu membuat Natalie terperanjat, "Ny-nyonya..." ucapnya sambil beranjak dan duduk di pinggir tempat tidur.
Carine melipatkan tangan pada dadanya sambil berbicara dengan nada pongah, "Kamu yakin bisa hidup dengan Zean? Dan apakah keluarga Zean akan menerima wanita miskin sepertimu?"
Natalie berdiri dan menjawab perkataan Carine dengan singkat, "Aku memang miskin, tapi setidaknya aku bisa memberikan anak!"
Tatapan dua wanita yang sudah disentuh oleh Zean pun beradu dengan penuh arti. Kemudian Carine pun keluar sambil membanting pintu kamar dengan sangat keras.
Kenapa Carine bersikap seperti itu pada Natalie? Apakah dia masih mencintai Zean dan apakah dia cemburu? Atau ada hal lain yang membuat dirinya bersikap seperti itu?
-Flashback on-
Kepergian malam itu ke apartemen Imanuel yang sengaja Carine belikan disambut dengan kepahitan. Dia menampaki Ima
-Rumah Zean-Zera terpaku mendengar pernyataan dari Zean tentang perceraian, dia bahkan menganggap anaknya seperti sedang mempermainkan kehidupan rumah tangganya, "Kamu yakin akan menceraikan istri seperti Carine? Dia adalah kehidupan untuk keluarga kita!" ucap Zera dengan nada tinggi dan marah.Zean pun sudah menyangka semua ini akan terjadi dan Ibunya memang sangat mengandalkan Carine dalam hal apa pun. Lalu apakah Zean akan memberitahukan kehamilan Natalie pada Ibunya?Zean dan Zera berseteru hingga beberapa kata makian terlontar dari mulut Ibunya dan membuat Zean pergi meninggalkan Zera begitu saja.Zean terpaku sambil menyenderkan badannya pada jok mobil, dan tidak lama dia pun meninggalkan rumah Ibunya.Sedangkan Zera segera menelpon Carine dan diangkat olehnya setelah beberapa menit, "Selamat malam Bu, apa kabar?" ucap Carine sangat sopan.Di ujung telepon Zera berkata tanpa basa-basi, "Apakah kamu mau bercerai dengan Zean? Kenapa? Ka
Zean membentak Natalie dan seketika Carine pun dibuat terkejut karenanya, dia takut kalau Zean mendengar semua ucapannya.Dia pun menghampiri Natalie sambil mengelus halus perutnya, "Aku sudah mempersiapkan tentang kita, dan kamu jangan khawatir kalau aku dengan Carine akan segera bercerai!" ucapnya sambil menoleh pada Carine.Sedangkan Carine dengan cepat meninggalkan mereka.Kini mata Natalie memandang wajah Zean penuh arti, dia pun berbicara, "Ibumu akan setuju kamu bercerai dengan Carine?"Mendengar itu Zean memalingkan mukanya dan tidak berbicara sepatah kata pun, baru saja Zean mau ke luar dari dapur Natalie berkata, "Natalie mencintai Bapak dan ingin hidup bersama selamanya."Zean membalikan badannya dan segera memeluk Natalie dengan mesra, "Tapi, Bapak tidak akan meninggalkan Natalie 'kan? Sedangkan Bapak tahu sendiri akan kehidupan semua keluarga Bapak yang semuanya ada di bawah naungan Nyonya!" sambung Natalie jelas tapi bernada rendah.
Suara helaan napas dan degupan jantung Carine membuat Zean menyadari akan keberadaannya. Sedangkan Natalie pura-pura tidak mengetahuinya lalu segera mengganti posisinya dan kini ada di atas tubuh Zean.Tepatnya pandangan Zean pada Carine yang ada di belakang pintu dan beradu beberapa jenak. Seketika Carine pun tersadar lalu bergegas pergi ke kamarnya.'Aku akan membuat dirimu bahagia, Rine!' hati Zean bergaduh."Sayang...sudah puas kah?" ucap Natalie membuyarkan gaduhan hati Zean.Zean mencium bibir Natalie lalu memeluknya disertai anggukan pura-pura. Padahal dia menyimpan hasratnya untuk Carine nanti.Setelah beberapa saat Zean pura-pura terkulai lemas dan memejamkan matanya. Namun tidak untuk Natalie, dia segera ke luar kamar dan mendatangi kamar Carine. Begitu tangannya baru saja mengangkat hendak mengetuk pintu, dia mendengar suara Carine sedang berbicara pada seseorang, tetapi bernada marah. Kuping Natalie pun dit
-Asrama putri-"Ann, jangan deh kamu seperti itu! Kasihan 'kan Ayahmu Johan ditiadakan dalam kehidupanmu, hanya demi sekolahmu!" sergah Angela yang tiba-tiba muncul di depan Ann sedang menulis di dalam perpustakaan.Mendengar sergahan Angela seperti itu Ann langsung menutup bukunya. Tetapi matanya menatap kedua mata Angela yang berjalan ke arahnya. "Kenapa kamu ini begitu sangat membenciku dan dari awal kedatanganku ke sini? Salahku apa?" tanggap Ann pelan bernada kesal.Baru saja Angela hendak berbicara tiba-tiba Belle berteriak kencang sekali hingga seluruh asrama berhamburan datang menghampiri. Teriakan yang memekakkan itu membuat Ann menutup kupingnya lalu dengan cepat ke luar perpustakaan.Julia dan Nancy sudah berada di dalam kamar Belle. "Bell, apa yang terjadi? Kamu kenapa?" tanya Nancy menghampiri Belle yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya. Pandangan semua Suster dan seluruh penghuni asrama pada handphone kecil
Hingga deringan yang ketiga Berriel tidak mengangkatnya. Nyalinya memang menciut kalau sudah ada perkara tentang Belle, apalagi ini masalah menyangkut harga diri seluruh keluarganya.Bernand akan merasa sangat malu pada semua koleganya jika ada salah satu dari mereka mengetahui dan dibenarkan oleh kedua matanya.Melihat kakaknya yang terpaku dan kebingungan, Adrian meliriknya. "Kalau memang tidak siap, tidak usah diangkat telponnya. Nanti kita sama-sama hubungi beliau!" Adrian menenangkan sambil mengelus punggung tangan Berriel.Beberapa jenak Berriel bergeming dan merasakan kalau suaminya sudah mengetahui semua, mungkin saja dia sedang menuju perjalanan pulang atau ke asrama. Baru hendak mengangkat kedua bibirnya, handphonenya berdenting, suara pesan masuk dari berbagai media.Klik!Tring!Tit!Membuat Berriel semakin cemas, karena kalau sudah ada bunyi khas dari platform komunikasi favorit Bernand dan dirinya
Perkataan Ann membuat Julia sedikit terbuka pikirannya.Tangannya menutup jendela dan merapatkan gorden. Kakinya melangkah mengarah ke meja dekat sofa, lalu meminum teh dan menyantap soup yang tersaji.Baru saja hendak menyendok soup kedua kalinya tiba-tiba Nancy masuk. "Ny-nyonya...." ucapnya terbata-bata dan agak terpengap-pengap.Brak!Pintu dibuka dengan kasar oleh seorang yang tingginya hampir dekat dengan palang pintu. "Anda di dalam ruangan ini melakukan apa saja hingga anakku bisa keluar bebas? Bukankah aku mempercayakan pada yayasan ini berbayar?" bentaknya sambil menajamkan sorot matanya ke arah Julia."Bang... janganlah seperti itu!!" sela Adrian yang langsung masuk ke dalam ruangan.Iya, ternyata lelaki itu Bernand. Dia, Berriel dan Adrian setelah dari kantor polisi langsung ke asrama. Mereka pun menyuruh secara paksa penjaga untuk membuka pintu gerbang, dan itu membuat wartawan sibuk memfoto dan mencoba mewawancarainya.
Ann dan Belle sudah ada di dalam ruangan Julia.Melihat kedatangan Belle,mata Bernand menyorot tajam dan cepat sekali beranjak dari tempat duduknya. Dia meraih lengan Belle sangat kasar hingga hampir terjatuh dan membuat Ann yang ada di sampingnya pun tersungkur sehingga tubuhnya membentur meja kerja Julia."Bang, jangan kasar begitu!" ucap Adrian sambil membantu Ann bangun.Sedangkan tangan Bernard hampir melayang ke arah wajah Belle. Namun, dilerai oleh Adrian yang memang dekat diantara mereka."Bang...sabar...." ucap Adrian sangat lirih.Bernard menahan emosi dan napasnya turun naik. Matanya sejenak menoleh pada Belle dan Julia, kemudian dia pun bergegas pergi meninggalkan ruangan dan ke luar dari asrama.***Mobil Carine memasuki halaman rumah dan diparkirkan di dalam garasi. Sedangkan bibir sensualnya seketika tersenyum merekah sambil mematikan mobilnya. Kemudian dia pun langsung masuk ke dalam
Mendengar perkataan dari Natalie, Carine tergesa-gesa menuruni tangga lalu ke luar, begitu sampai teras matanya menyorot ke mata lelaki yang pernah menyentuhnya selama hampir 4 tahun belakangan. Dia adalah Imanuel.Carine pun berjalan ke arah Imanuel lalu menarik lengannya sangat kasar dan menuntunnya hingga ke luar pintu gerbang."Kamu ini mau apa? Tahu rumahku dari siapa?" cecar Carine sangat marah.Imanuel menyimpulkan senyum sinis, sedangkan matanya memandang seluruh tubuh Carine bersaksi merendahkan."Kamu 'kan yang menggunggah video itu?" ucapnya tidak ragu.Carine tertawa kecil sambil berdesis tepat di wajah Imanuel, "Aku menyesal telah mau tidur dan mencintaimu! Dan aku peringatkan kalau kamu tidak akan pernah berbahagia, apalagi dari hasil jerih payahku!"Carine memundurkan langkah dan memalingkan wajahnya ketika tangan Imanuel hendak menamparnya.Di belakang gerbang Zean memanggil-ma