Share

Bab 5 TERJADI

Hari yang paling aku takutkan telah tiba, dimana aku sudah memakai gaun pengantin, dengan wajah yang sudah di baluti make up, memang sih aku sudaah keliatan cantik dan anggun.

Bahkan aku sampai terheran-heran melihat diriku dari pantulan cermin, ini tidak seperti aku. julukan badbgrl dalam diriku seakan hilang saat aku berpakain seperti ini.

Sejujurnya di acara pernikahan ini aku di suruh mengenakan pakaian yang lebih islami tapi aku menolak, jelas lah aku menolak bukan apa-apa aku hanya merasa aneh, masa perempuan bar-bar seperti aku harus berpakaian yang islammi, aku merasa belum siap dan merasa kurang pantas.

Wajar saja sih keluarga calvin meminta ku mengenakan pakaian seperti itu, karena hampir seluruh keluarga nya terlihat begitu agamis, mungkin hanya aku saja yang paling bar-bar.

"mbak nanti saat di pelaminan senyum yah, biar kelitan bahagia, kalau kamu pasang muka datar seperti ini nanti di sangka di paksa nikah lagi" kata perias pengantin itu.

Emang di paksa ko. ingin rasanya aku berbicara seperti ini tapi aku hanya diam tampa menjawab ucapannya, padahal sedari tadi aku sudah mengerutu dan mengucapakn sumpah serapah di dalam hati.

"selamat pagi" sapa Zahira di balik pintu, aku hanya menjawab dengan senyuman, rasanya sangat malas untuk berbicara, bahkan untuk membuka mulutpun rasanya berat.

"ka aku punya ide supaya elu ga nikah" Ucap Zahira seraya duduk di sebelah ku

"apa-apa?" tanyaku dengan semangat sambil menatap kearah Zahira.

"gimana kita tuker posisi ajah, aku yang jadi pengantinnya" tawar zahira, aku langsung menoyor kepalanya.

"enggak, aku gamau yah" ucapku tak terima

Bukannya aku menolak karena aku memang pengen nikah, itu karena aku tidak mau masa depan Zahira akan berantakan, hal yang udah di rencananakan setelah lulus sekolah bakal gagal saat dia menikah, cukup aku saja yang merasakan itu semuah.

"lah emang kenapa sih, aku tuh mau membalas semuah kebaikan kamu"

"kamu pikir nikah gampang apa, ini tuh menyangkut masa depan kamu nanti, dengan cara kamu hidup bahagia ajah itu cukup buat bales kebaikan aku, lagi pula yang mama bilang benar aku usia ku ini udah cukup buat nikah sementara kamu masih 17 tahun" Tuturku, mendengar itu Zahira langsung tersenyum meskipun aku bisa lihat di matanya itu bukan senyum kebahagiaan.

"makasihhh kaa" ucap zahira sambil memeluk ku

"tapi ka kamu beruntung deh, bisa keluar dari penjara"

Aku hanya bisa tersenyum miris, zahira memang selalu menyebut rumah ini sebagai penjara, aku bisa mengerti kenapa zahira berbicara seperti itu.

Karena mama selalu menyuruh Zahira belajar, dan selalu menuntut Zahira untuk bisa mengerjakan soal-soal dengan benar.

Seperti yang pernah aku bilang kepribadian kami sangat berbeda, jika aku anak yang tidak menurut, maka zahira adalah anak yang penurut, mana berani dia melawan, untuk mengatakan tidak pun dia tidak bisa, dia selaku berkata IYA bahkan disaat hatinya monolak pun dia akan tetap berkata iya.

Ceklek

Kami menoleh ke arah suara itu,ekpresiku langsung berubah saat tau siapah yang datang.

"wahh kaka ipar ganteng banget,bukan begitu ka?" puji zahira sambil menyengol tangan ku. Kemudian dia beranjak dari duduknya dan berjalan kebelakang.

"kaka ipar apanya"jawabku jutek, aku akuin sih dia terlihat sangat tampan, apalagi saat melihat dia memakai jas warna putih, dan rambut hitam pekatnya, bukan hanya ganteng tapi dia juga terlihat begitu berwibawa ... ishhh apaan sih aku ini malah muji-muji cowok nyebelin itu.

"karena aku sudah selesai ijab qobulnya berarti mulai hari ini kamu sudah resmi menjadi seorang istri" ucapnya dengan senyuman, melihat senyuman itu semakin membuat aku kesal.

"Istri your eyes"ketusku.

"Ets ...gaboleh gitu sama suami sendiri" emang aku anak kecil apa pake di ajarin segala, aku juga tau ko Cuma aku males ajah kalau harus bersikap sopan sama dia.

Laki-laki itu segera berjongkok di hadapan ku, kemudian dia menarik tangan ku dengan lembut setelah itu dia memasangkan cincin di jari manisku .

"Harusnya elu pakeinnya di jari ini" jawabku sambil mengangkat jari tengahku dengan seringaian, saat dia selesai memasangkan cincinnya.

Pletak

Dia langsung menyentill kening ku cukup keras, tak terima dengan perlakuan nya aku langsung menatapnya tajam.

"Yang sopan sama suami"

Aku bisa lihat zahira sudah menahan tawanya, dengan perasaan malas aku memasangkan cicin ke dia.

"ayok" dia mengulurkan tangannyaa, aku menerima uluran tangannya dengan terpaksa. Saat kami jalan menuju pelaminan, banyak sekali pasang mata yang melihat ke arah kami berdua sambil bertepuk tangan.

Aku bisa melihat eskpresi bahagia dari bunda firdaa selaku ibu dari calvin laki-laki yang sudah menjadi suamiku ini, rasanya aneh saat mengucapkan kata itu.

Aku beralih menatap bang deril, dia hanya memasang wajah datar tampa ekspresi, aku tersenyum ke arah bang deril, seakan-akan mengucapkan aku akan baik-baik saja.

Sementara mama yang terlihat sudah bahagia, aku yakin mama ku bukan bahagia saat melihat anaknya menikah tapi bahagia karena bisa menjadi bagian dari keluarga lionardi, dan bisa memudahkan mereka bekerja sama dengan perusahaan lionardi.

Saat sampai disana calvin mencium punggung tangan bundanya, aku bisa melihat bunda mengeluarkan Air mata, apa dia segitu bahagianya melihat kami menikah.

"Jaga istri kamu perlakukan dia seperti kamu memperlakukan bunda, ingat jangan sampai buat dia menangis"

Saat mendengar ucapan itu aku merasa terharu dan bahagia, aku bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang sebenarnya. Kemudian aku yang mencium punggung tangan bunda,dia langsung memeluku.

"yah ... sekarang kita punya anak cewek"

"iyah bun,cantik lagi"ucap ayah dari calvin sambil mengelus puncak kepalaku dengan lembut, aku hanya tersenyum kearah mereka. Aku rasa keluarga ini penuh dengan kasih sayang, sangat berbeda dengan keluargaku.

***

Aku sudah menggerutu di dalam hati, dengan wajah yang sudah di tekuk, Aku saangat kesal, sebenarnya acara ini kapan selesainya, sudah 4 jam aku berdiri sambil tersenyum kearah para tamu, sejujurnya aku enggan untuk tersenyum tapi mama menyuruhku tersenyum ramah ke para tamu.

Aku sudah melepas sepatu yang tingginya melebihi menara ini, untung saja gaun yang aku pakai sudah menutupi kaki ku jadi tidak keliatan jika aku melepas sepatu ini.

"Kapan sih acaranya selesai"gerutuku dengan wajah yang kesal.

Heran deh katanya acara ini hanya mengundang orang-orang penting saja jadi tidak banyak tamu undangan yang datang, tapi kenapan acaranya ga selesai-selesai sih.

"sabar yah nanti juga selesai ko" jawab calvin dengan lembut, sementara aku hanya menatapnya dengan tajam.

Ekspresiku kembali bahagia saat melihat sahabatku cinta, akhirnya dia datang juga, aku memang sengaja mengundang cinta dia adalah satu-satunya orang yang tau tentang pernikahan ini, sejujurnya aku memang sengaja menyembunyikan pernikahan ini dari Orang-orang di sekolah ku, bisa di keluarin dari sekolah aku kalau sampai mereka tau aku sudah menikah

Aku memang dibolehkan sekolah,bahkan mereka mengharuskan aku untuk bersekolah meskipun aku sudah menikah, lebih tepatnya Calvin dia bilang dia akan tetap menyuruh untuk pergi kesekolah dan dia yang akan bertanggungjawab menggantikan posisi orang tuaku.

"Jihan congratulations on your marriage, gua gak nyangka ternyata orang yang pertama nikah itu elu" Ucap cinta sambil meluk gue

"Mungkin karena gua lebih menarik kali yah" Ucapku dengan candaann tentunya

"Hahahahah masih ajah narsis" Jawab cinta sambil menoyor kepalaku Setelah itu kami tertawa, Cinta langsung terdian saat melihat calvin yang berdiri di sebelahku.

"Han ... Katanya Calon suami elu udah tua dan mukanya mirip pedofil, tapi ko ini ganteng sih berasa nonton drama Korea gua" Kata cinta sambil menatap Calvin dengan tatapan kagum.

Sialan.... Kenapa harus ngomong kaya gitu sih di depan Calvin, dia udah senyum-senyum kesenangan waktu di puji gitu sama cinta

"Heheh kenalkan nama saya Calvin Ferdinand Leonardi, suami dari jihan" Ucap Calvin sambil merangkul pundakku dengan santai, apa-apaan sih nih cowok dipikir aku cewek apaan main pegang-pegang.

"HAH... LEONARDI" Teriak cinta sambil menutup mulutnya saking terkejut mya saat mendengar nama LEONARDI, Ihh apaan sih biasa ajah kali.

"Wah... Elu beruntung banget sih, kalau gua jadi elu gua gaakan pernah menyesal, malah gua merasa menjadi orang paling Beruntung" Kata cinta dengan heboh

"Ishhh apaan sih lu, udah sana turun"usirku, kalau cintaa masih terus disini pasti nanti dia bakal tanya yang macem-macem.

"Sebelum gua turun gua cuma mau bilang, semoga bang Calvin ini tahan sama sikap jihan yang bar-bar ... Hahahah" Setelah mengucapkan itu cinta langsung lari sambil tertawa puas ... Dasar temen gaada ahlak

Aku langsung menatap kearah Calvin

"Tenang aku enggak akan meninggalkan kamu cuma gara-gara masalah itu" Ucapnya sambil tersenyum tak lupa Calvin mengelus puncak Kepala ku dengan Lembut.

Apa benar, aku yakin setelah dia mengetahui hal-hal jelek yang ada di dalam diriku pasti dia akan meninggalkanku atau menjauhi ku, sama halnya seperti mamahku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status