Share

Bab 6 ORANG ASING

Aku takut ... Ini benar-benar menyeramkan, bagaimana bisa aku hidup bersama dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal, 

Apalagi sekarang setelah acara pernikahan Calvin langsung membawa ku entah kemana. 

Sedari Tadi aku hanya memandang jalan yang tidak aku kenal, aku benar-benar takut bagaimana jika ternyata Calvin adalah psikopat, biasanya kan psikopat itu orangnya keliatan baik dan soft seperti Calvin ini, aduhh... Kalau bener bisa mati aku. 

Tapi aku masih bingung sama perjanjian yang di buat bang deril ke Calvin, soalnya sebelum kita pergi bang deril bilang gini. 

'inget perjanjian yang kita buat' 

Dan kenapaa juga bang deril tiba-tiba ngebiarin aku buat nikah sama Calvin, biasanya dia kalau sudah memutuskan sesuatu gabisa di ubah lagi, tapi kenapa ini tiba-tiba ... 

"Ayo keluar" Titah Calvin yang udah membuka pintu mobilnya untuk ku. 

Dengan perasaan takut aku keluar dari mobil ini, tapi sebelum keluar aku membuka high heels yang sedari tadi aku pakai, masalah nanti kalau aku terus pake itu nanti aku jatoh gimana, sebenarnya sakitnya ga seberapa sih cuma malunya itu lohh. 

Aku berjalan sambil menenteng high heels yang tadi aku lepaskan, aku melongo saat melihat rumah yang ada di hadapan aku ini. 

Rumah besar dengan desain yang modern semakin membuat rumah ini terlihat mewah. 

"Ayo masuk, ko malah diem, kenapa kamu gasuka sama rumahnya?" 

"Suka banget" Jawabku reflek, aduh ini muluttt.... Gabisa apah bertingkah pura-pura gasuka sama rumah ini. 

Calvin tersenyum sambil berkata "alhamdulila... Kalau gitu ayo masuk"

Saat sampai di dalam rumah, aku cukup terkejut saat meliha anak kucing sudah menatap kami berdua. 

"Meongg" Anak kucing itu terus mengeong pada Calvin dengan ekspresi sedihnya, mendengar itu Calvin langsung berjongkok di hadapan kucing itu sambil mengeluss-elus anak kucingnya. 

"Hai moli maaf yah papah tinggal sendiri" Ucapnya pada anak kucing itu, rasanya ingin sekali tertawa saat dia menyebutkan papah, apa mungkin kucing ini anaknya. 

"Meong" Lucu sekali apalagi saat melihat ekspresi kucingnya 

"Sesuai janji papah sekarang papah bawakan kamu mamah baru" 

Hah!? Siapah? Mamah baru? Siapah?, setelah itu Calvin menggendong kucing itu lalu dia mengarahkan padaku 

"Tara....kenalin ini namanya mamah jihan" ucapnya seperti mengajak ngobrol anak kecill... Ada apa dengan pria ini sebenarnya kenapa kepribadian sangat aneh. 

"Apaan sih lu... Gua ini masih mudah yakali udah di panggil mamah ajah" Jawabku tak terimah. 

"Gapapa molii.. Mamah kamu memang suka ngegas, jadi kamu harus banyak-banyak istighfar yah" Ucapnya kemudian menurunkan kucing yang bernama molii itu. 

"Yaudah sekarang kamu lebih baik pergi ke kamar, dan ganti baju keliatannya kamu udah gak nyaman sama baju yang kamu pakai sekarang" Titahnya. 

"Tapi om gua gabawa baju" Jawbanku, aku memang sengaja memanggilnya om lagian aku bingung harus manggil apa, tapi kalau di pikir-pikir panggilan ini cocok untuknya, dia  mirip sekali dengan om-om yang suka sama cewek di bawah umur kaya aku, tapi anehnya dia langsung menatapku, emang ada yang salah yah.

"Om?"

"Iyah om" Kenapa sih ko ekspresi nya keliatan berubah gitu. 

"Kamu pikir aku ini om kamu?"

"Ya emang kenapa sih, ada yang salah yah?"

"Ya salah lah, kamu pikir saya ini om-om apa"

"Iyah" Jawabku dengan santainya seperti orang tanpa dosa, padahal sebenarnya berdosa banget aku. 

"Ck.pokonya jangan panggil saya om, lagian umur aku sama abang kamu itu sama ko, kalau kamu panggil aku om kesannya kaya aneh Banget, masa ke suami sendiri manggilnya om" Cerocos nya 

"Ya terus elu mau di panggil apa?" Tanya ku pasrah, aku udah males denger omelan dari dia lagi. 

"Sayang .... Gimana kalau kamu panggil aku sayang ajah atau suami ku atau cintaku atau.... "

"Stopppp ... Apa-apaan sih, enggak yah gua gamau ... " Tolak ku, enak ajah baru juga kenal udah pengen di panggil sayang, dasar buaya darat. 

"Ck. kemapa sih padahal aku suka, yaudah deh terserah kamu ajah, tapi jangan panggil aku om-om yah" 

Aku menganggukkan kepala sebagai jawaban, kemudian terdiam sambil memikirkan panggilan apa yang cocok untuknya.... Dan sebuah ide terlintas di pikiranku

"Bang ke ajah gimana?" Tanya ku dengan senyum smirk. 

"Kamu ngeledek aku yah?" Niatnya sih begitu tapi gamungkin aku bilang iyah, yang ada aku malah cari mati. 

"Itu singkat dari bang Calvin" Jawabku 

"Bulshit" Gumam nya 

"Yaudah gua mau kekamar dulu" Jawabku seraya berjalan menuju kamar namun langkahku terhenti saat Calvin menarik tangan ku. 

"Ada apa sih?" Tanya ku kesal, bukannya menjawab Calvin malah mendekatkan wajahnya ke depan wajahku, jarak kita sangat dekat sebenarnya apa yang akan di lakukan pria gila ini sihhh.

"Aku hanya ingin memperingati kamu, jangan pernah kamu berbicara kasar atau menggunakan bahasa yang tidak sopan kepada suami kamu" Ancam nya dengan ekspresi  yang menyeramkan, ini sangat berbeda dari Calvin yang tadi. 

"Lepasin gua ga, gajelas banget" Jawabku tak Terima 

Peltak

"Aww.. " Calvin langsung menyentil jidatku cukup keras, sehingga membuatku kesakitan

"Dasar gadis nakal, baru juga di bilangin"

Ohh maksudnya dia tuh bicara seperti itu tohh, emang kenapa sih aku lebih nyaman pake bahasa kaya gini apalagi ke orang asing kaya Calvin. 

"Kalau kamu melarang itu, aku akan memberikan hukuman seperti tadi, atauu..." Dia kembali mendekatkan wajahnya, bahkan aku bisa merasakan nafasnya di pipiku 

"Lebih dari ini" Lanjutnya sambil mengecup bibir ku, sontak aku langsung mendorong laki-laki gila ini. 

"Dasar gila" Setelah mengatakan itu aku segera pergi dari tempat ini dan pergi menuju kamar 

Brakk

Aku menutup pintu dengan kasar, aku benar-benar kesal bagaimana bisa dia memperlakukan ku seperti itu. 

Dia bilang dia akan memberikan hukum lebih sambil mencium bibirku. Menyebalkan dia sudah mengambil ciuman pertama ku. Awas saja aku tidak akan membiarkan nya menciun bibir ku lagi, jika itu terjadi aku tidak akan segan-segan menampar wajahnya. 

Lebih baik aku mandi dan mendinginkan pikiranku yang seperti nya sedang panas, lagian aku juga sudah tidak betah dengan make up yang ada di wajahku dan tentunya gaun yang aku pakai ini juga. 

****

Akhirnya selesai juga, setelah berendam di kamar mandi akhirnya hati dan pikiranku menjadi dingin jugaa, tapi aku berharap tidak bertemu dengan kali-laki buaya itu lagi ini sangat menyeramkan untukku. 

"Yaapun jihan elu tuh lebih cantik naturan kaya gini tau ga" Kataku pada diri sendiri sambil melihat ke arah cermin yang ada di kamar mandi, Setelah mengucapkan itu aku segera berjalan ke luar kamar mandi. 

"AAAAAAAAAAAAA" triak ku saat melihat seseorang sudah tertidur santai di tempat tidurku, siapah lagi kalau bukan laki-laki buaya darat. 

"Duh apaan sih lebay banget" Ucapnya dengan santai sambil membaca buku. 

"Nga.... Ngapain e... Elu disini" Tanya ku dengan gugup sambil mengeratkan bathrobes yang aku pakai ini. 

"Eh itu bahasanya, bukannya tadi aku udah peringatin yah" 

"Cepet pergi ini kan kamar gu ... aku" Ucapku dengan bahasa yang lebih lembut lagi, masalahnya aku takut kejadian yang di tangga terulang kembali. 

"Ini kamar aku ko, lebih tepatnya ini kamar kita berdua" Jawabnya di iringi dengan senyuman yang menyebalkan, Apa-apaan ini jadi maksudnya kita berdua tinggal satu kamar, idih males banget aku. 

"Tapi... "

"Ini keputusan yang aku buat gabisa di ganggu gugat, ini adalah kamar kita, dan kamu harus tidur di sebelah ku" Jawabnya cukup tegas ... Entah kenapa saat dia berbicara seperti itu, nyaliku langsung ciut tak berani untuk berbicara lagi, Kenapa Calvin sangat cepat mengubah ekspresi membuatku semakin takut. 

"Yasudah sekarang udah malem lebih baik kamu tidur" 

Tampa menjawab ucapannya itu aku berjalan ke arah lemari untuk mengambil baju tidur yang akan aku gunakan. 

"Loh mau kemana" Tanyanya saat aku sudah mengambil baju dari lemari. 

"Mau pake baju lah, yakali mau jualan kue balok" Jawabku dengan jutek 

"Ngapain sih, udah kaya gitu ajah aku lebih suka kamu seperti itu" Ucapnya 

Aku langsung melotot tak percaya dengan ucapan mesum Calvin, kemudian berganti dengan tatapan tajam, tapi anehnya dia malah ketawa. 

"Hahhahahah.... Tenang saja aku bercanda ko" Ucapnya dengan santai 

Aku hanya menatapnya datar tampa menjawab ucapan nya, kemudian aku langsung pergi ke kamar mandi rasanya malas kalau harus berbicara dengannya. 

Saat selesai ganti baju aku kembali keluar, aku berjalan kearah tempat tidur saat sampai di sana aku segera menaru guling di tengah-tengah tempat tidur ini, aku gamau kalau sampai dia berbuat yang tidak-tidak, kalian lihat sendiri kan tadi sikapnya seperti om-om mesum, menjijikan sekali. 

Setelah itu aku segera menidurkan tubuh ku kemudian menutupi seluruh tubuh ku dengan selimut . 

"Tenang ajah aku gak bakal ngapa-ngapain kamu ko, gausah takut"

Bodoamat, ingin rasanya aku bicara seperti itu, tapi aku tidak berani, entah kenapa aku sangat takut padanya saat kejadian di mana dia menatapku saja sudah membuat jantung ku berdebar ketakutan. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status