Share

Bab 7 PELUKAN DI PAGI HARI

Aku membuka mataku saat mendengar suara bising yang berada dari handphone ku, dengan perasaan malas aku mengambil handphone ku yang berada di nakas. Saat di lihat ternyata itu telpon dari cinta, ck dasar pagi-pagi ganggu mulu. 

"Hem" Jawabku dengan suara khas bangun tidur 

"Jihan elu mau sekolah ga sih?" Aku langsung menjauhkan sedikit handphone dari telingaku saat mendengar suara cempreng cintacinta. 

"Gua tau elu itu pengantin baru, tapi kan kewajiban elu di hari senin itu sekolah,gua tau elu... " Aku langsung memutuskan telponya, bisa sakit telinga aku jika mendengar Cerocosan dari cinta yang ga tau mengarah kemana. emng yah di depan cinta aku gak ada harga-dirinya banget, padahal umurnya masih 18 tahun. Memng gak ada sopan santun nya. 

Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan pergi ke kamar mandi, namun aku merasa sesuatu menahan ku, saat aku melepas selimut dari tubuh ku, aku melihat tangan kekar yang sudah melingkar di perutku. 

apa-apaan ini? Jadi selama aku tidur Calvin terus memeluk tubuh ku, dasar pria gila aku kan sudah memperingati nya untuk tidak melakukan hal seperti ini. 

Dan saat aku ingin melepaskan pelukannya dia malah semakin mengeratkan tangannya, dia ini sebenarnya tidur atau hanya pura-pura sih, dengan perasaan kesal aku langsung memukul tangannya cukup kencang. 

Bugg

"Awww" Ringisnya setelah itu dia melepaskan pelukannya kemudian bangkit dari tidurnya 

Rasain, lagian berani-beraninya membuat seorang jihan kesal 

"Hahha rasain tuh... Wleee" Ledeku sambil mengulurkan lidah, kemudian berlari ke kamar mandi, aku gamau denger dia nyeramahin aku pagi-pagi,namun saat aku sudah berada di kamar mandi tiba-tiba saja. 

Buggg 

"Awww" Aku sudah terjatuh di kamar mandi dengan posisi yang begitu konyol, kaki dan tanganku terangkat ke atas sementara kepala dan badanku sudah tertidur di lantai 

"Kamu ini kena.... Hahhahahahha" Aku bisa mendengar calvin tertawa, bukannya nolongin dia malah berdiri di depanku sambil tertawa kencang bikin aku malu, dasar menyebabkan. 

"Hahahhahah kamu jatuh?" Aku hanya menatapnya datar, udah tau aku jatuh pake nanya 

"Kalau elu gamau nolongin gua sana gua bisa bangun sendiri" Ucapku yang hendak bangun tapi ini sangat sulit, akhirnya dia nolongin aku juga mesikpun dengan tawa yang udah di tahan. 

"Makanya kalau sama suami tuh harus sopan kan gini jadinya" Ceramahnya saat aku sudah berdiri, aku hanya terdiam tampa menjawab nya, seperti nya apa yang dia bilang benar aku ini kualat gara-gara ngeledek suami sendiri, tapi bodoamatlah. 

"Makasih, yaudah sana gua mau mandi" Usirku dengan jutek

"Eh ngomong apa kamu barusan?"

"Gua.... Eh maksudnya jihan mau mandi jadi bang Calvin lebih baik keluar deh" Ucapku sambil tersenyum terpaksa padahal aku sudah mengucapkan sumpah serapa di dalam hati. 

"Ok hati-hati jangan sampai terpeleset,a ku gamau liat istri kecilku ini kesakitan" Ucapnya mengelus-elus puncak Kepala ku kemudian berjalan keluar. 

****

Setelah semuah selesai aku segera pergi ke ruang makan, disana calvin yang sedang sibuk mengoleskan selai roti. 

Kemudian aku berjalan ke arah meja makan dan duduk di sebelahnya, saat melihat aku duduk calvin segera menaru roti yang sudah dia oleskan selai tak lupa susu putihnya. 

Dia terlihat seperti seorang ayah yang sedang menyiapkan makan untuk anak nya, aku sama sekali tidak melihatnya seperti suami, aku tersenyum sedikit saat melihat pemandangan itu. 

"Loh kenapa ko senyum" Yah ko ketahuan padahal aku udah ngumpet-ngumpet senyumnya. 

"Aduhh kamu lucu banget si moli" Kataku sambil menggedong moli yang berada di bawah meja, tak menghiraukan ucapan Calvin, lebih tepatnya menghindari pertanyaan dari calvin.

setelah puas mengelus moli aku pun menurunkan moli kembali, Setelah itu aku hendak mengambil roti yang ada di hadapanku namun 

Plakk

"Aww... Ko di pukul sih?" Tanya ku saat calvin tiba-tiba memukul tanganku 

"Cuci tangan dulu baru bisa makan" Titahnya

Dengan kesal aku berjalan menuju tempat cuci tangan, ishh dasar sikapnya mirip sekali dengan ibu-ibu, sebenarnya calvin ini memiliki berapa kepribadian sih. 

Aneh, Kadang-kadang dia terlihat menggemaskan, kadang-kadang juga dia terlihat menyeramkan, dan kadang-kadang dia terlihat seperti sorang ayah dan kadang-kadang dia seperti sorang ibu yang cerewet. 

Setelah selesai mencuci tangan aku segera berjalan ke meja makan dan memulai acara sarapan. 

"Lain kali kalau misalnya aku bangunin solat subuh, kamu bangun yah" 

Aku hanya terdiam, lagian aku tak terbiasa bangun di jam segitu

"IYAH ATAU ENGGAK" tanyanya lagi 

"Hah... Iyah tapi gak janji" Jawabku dengan malas

"Kamu itu orang Islam dan kewajiban kamu sebagai umat islam adalah solat lima waktu, percuma kamu memiliki agama tapi tak pernah menjalankan kewajiban nya" Ceramahnya

Dan sekarang kepribadian Calvin berubah menjadi sorang ustadz, kenapa sih aku harus dapet laki-laki yang suka ngatur-ngatur hidup aku ini 

"Dan cara kamu berpakaian pun, tidak bisakah kamu berpakaian sedikit sopan" Aku Seakan-akan tutup telinga, aku sama sekali tidak menjawab ucapan Calvin abisnya aku bingung harus jawab apa, dan kalau aku jawab pasti Calvin bakal nyeramahin aku lagi. 

"Dari tadi aku ngomong kamu dengerin apa enggak sih?" aku segera bangkit dari kursi, tampa menjawab ucapan Calvin

"Jihann" Panggil Calvin sambil menatapku

"Iyaiyah, aku ngerti tapi aku gabisa lakuin itu, jadi jihan harap bang Calvin mengerti maksud dari ucapan Jihan tadi" 

"Yaudah gu... Eh jihan mau berangkat dulu" Ucapku setelah selesai mengucapkan itu

"Ayok" Ajak calvin yang ikut beranjak kemudian mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja. 

"Mau kemana?" Tanya ku bingung 

"Yah nganterin kamu lah" Jawabnya dengan santai kemudian berjalan keluar

"G ... Jihan bisa sendiri ko" Jawabku sambil mengikuti nya dari belakang, rasanya masih kaku jika harus berbicara seperti ini dengan orang yang baru aku kenal. 

"Kalau pun aku biarin kamu sendiri, emangnya kamu tau jalan" 

Lah Iyah juga yah, gimana kalau aku kesasar bisa gawat dong . 

Selama perjalanan aku terus memperhatikan jalan sambil menghapal nya, aku sengaja menghapal jalan agar aku bisa keluar dengan bebas tampa harus di antar calvin 

Mobilnya sudah berhenti di depan sekolah ku, aku melihat gerbang nya sudah tertutup dan tak ada satu murid yang berada di sekolah, mungkin KBMnya sudah di mulai. 

"Jihan kamu yakin mau sekolah, kamu ga liat gerbang sekolah nya sudah tutup" Tanya calvin yang keliatan bingung

"Tenang ajah bang... Jihan punya jalan rahasia menuju sekolah dengan selamat" Ucapku percaya diri. 

"Tapi.... "

"Yaudah bang Jihan mau berangkat yah" Ucapku sambil mengulurkan tangan, dengan santainya calvin menerima uluran tangan itu, namun aku segera menipis nya. 

"Kenapa Mau salim kan?"

"Ishh bukan ... Bang calvin lupa sama kewajiban nya" Ucapku sambil mengulurkan tangan ku seperti sorang anak kecil minta uang pada orangtuanya. 

Dia terdiam sejenak sambil memikirkan maksud dari ucapan ku, saat di rasa mengerti dia segera mengambil dompet yang ada di saku celananya . 

"Nih" 

"Masa yang ijo sih, ini mah cuma bisa beli permen doang" Kataku tak Terima saat dia memberikan uang 20ribu 

"Hah yang bener ajah, jaman aku sekolah duit segini bisa beli berbagai macam makanan yang mengenyangkan perut" 

"Etsss ... ingat kita hidup di jaman yang beda ok" Ucapku sambil menujuk kearah wajah calvin 

"nih, banyak alasan kamu" Akhirnya calvin memberikan uang berwarna merah juga, aku tersenyum puas jarang-jarang loh aku dapet uang segini. 

"Yaudah Jihan berangkat yah" Ucapku namun saat hendak keluar calvin memanggil ku, saat aku menoleh kearahnya ternyata dia sudah memberiku kode untuk mencium punggung tangannya 

Aku menghela nafasku kasar kemudian mencium punggung tangannya 

"Pipinya gak sekalian" Ucapnya dengan senyum menyebalkan, aku langsung menatap nya tajam kemudian berjalan meninggal pria menyebalkan itu. 

"Assalamu'alaikum" Teriaknya yang tak aku hiraukan kan. 

Sekarang aku sudah berdiri di belakang sekolah sambil memandangi pagar besi yang ada di belakang sekolah ini. 

Setelah itu aku memanjat pagar ini dengan cepat, aku sama sekali tidak takut karena ini sudah menjadi kebiasaanku . 

Bukkk

Saat berhasil aku segera menengok kekanan dan kiri melihat sekitar, untuk memastikan tidak ada seorang pun yang melihat aku. 

Saat di rasa cukup aman aku kembali berjalan dengan santai, sambil melirik ke arah jam tangan yang aku pakai, sepertinya pelajaran pertama sedang berlangsung, lebih baik aku pergi ke gudang sekolah karena kalau aku tetap masuk ke kelas itu sama saja aku cari mati, karena guru pelajaran pertama pak bandi ... Dia adalah guru paling killer, dia juga adalah guru yang paling aku takutin jadi sebisa mungkin aku harus menghindar dari dia. 

Saat aku akan berjalan menuju gudang sekolah, tiba-tiba ajah suara telpon ku berbunyi aku segera menjawab teleponnya saat tau siapah yang menelpon. 

"Hem ada apa?"

"Ke kelas sekarang?!" 

"Enggak, kalau gua ke kelas sekarang itu sama ajah gua cari mati" Ucapku

"Elu tenang ajah, pak bandi ga ngajar" 

" Hah seriussss, elu yakin"tanya gue dengan semangat 

"Iyah... Dan elu mau tau kabar yang paling menyenangkan ga?" 

"Ya mai lah" 

"Pak bandi gak akan masuk selama beberapa pertemuan"

"Yeeee" Teriak gue dengan semangat untung ajah di ruangan ini gaada siapah-siapah. 

"Makasih yah cintaku atas informasinya" Setelah mengucapkan itu aku segera menutup telponnya dan berjalan menuju ke kelas dengan perasaan senang. namun langkahku terhenti saat satria sudah berdiri di hadapanku. 

"Ngapain elu disini, belum puas lu sama pukulan gua kemarin" Tanya ku dengan jutek seperti biasanya, tapi anehnya satria malah senyum-senyum kaya orang stress. 

"Ahh... Atau elu mau gangguin ade gua lagi yah, enggak yah gua gaakan ngebiarin"

"Berarti kalau gua gangguin elu boleh dong" 

"Dasar gila, minggir gua mau lewat"ucapku dengan kesall. 

Aku langsung pergi meninggalkan dia, tapi anehnya dia malah terus mengikuti aku dari belakang, kenapa sih nih orang. 

Meskipun begitu aku bersikap Seakan-akan dia tidak ada , aku berjalan seperti biasa tanpa memperdulikan satria. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status