Share

Bab 5 Debaran

Setelah membayar tiket masuk, Nika dan teman-temannya berjalan menyusuri jalan setapak menuju kawahnya. Saat sampai di kawasan kawah, Rani melihat Aldi menyusuri kawasan kawah sampai ke area bawahnya. Rani berkata pada Nika.

“Nika, hayu kita ke sana nyusul Aldi.”

“Hayu hayu Ran. Kamu penasaran ya?”

“Hahaha iya nih. Kuuuuuy!”

Nika dan Rani pun menyusul Aldi ke bawah kawasan kawah. Aldi yang melihat Nika dan Rani menyusulnya seketika memanggil “Ayoooo siniiii! Hati-hati jalannya.”

Sesampainya di bawah, Aldi berusaha mengajak Nika dan Rani ke tengah-tengah kawah. Namun, Rani enggan karena takut. Akhirnya, Nika sendiri yang menghampiri Aldi.

“Nikaaaaaa siniiiiiii.” Ajak Aldi.

“Ih aku takut jatoh. Gak mau ah!” Ujar Nika.

“Engga kok gak akan. Liat pijakannya. Sini pegangan sama aku.” Aldi berkata dengan nada jahil.

“Gak, gak usah makasih. Aku coba sendiri aja ke sananya.” Nika mulai menyusuri jalan bebatuan menuju ke tengah kawah tempat Aldi berada. Sekilas, ia melihat Aldi tersenyum tipis. Saat Nika sudah sampai di tempat Aldi, ia memberikan kepingan belerang pada Nika.

“Nih kepingan belerang buat kamu.”

“Ini buat apa Al?”

“Buat ilangin jerawat yang ada di jidat kamu hahaha.” Aldi menunjuk dahi Nika yang sedang berjerawat.

“Huh nyebelin dasar! Ini pakenya gimana?”

“Tinggal dihalusin aja, terus tambahin air. Pake air sabun cuci muka juga bisa kok. Cuman jangan yang banyak busa nanti kulit kamu kering banget.”

“Oh oke makasih ya Al.”

“Eh, itu ada mata air. Ke sana yuk cuci muka. Lumayan loh berkhasiat.” Aldi menunjuk ke arah ujung.

“Berkhasiat buat apa emang?”

“Buat awet muda dan enggak jerawatan kayak kamu hahaha.”

“Ngeledek lagi, iya ledek aja terus Al!”

“Hahaha cewek judes jangan marah dong. Jadi gimana nih? Udah gak marah sama aku?”

“Menurutmu?”

“Senyum dong cewek judes hihi biar keliatan cantiknya.”

“Apaan sih lo gombalin gue. Sana gombalin Sri aja tuh hahaha.” Aldi langsung terdiam. Sorot matanya terlihat sedih. Nika yang menyadari ekspresinya langsung mengalihkan pembicaraan.

“Hayu cuci muka hihi siapa tau aku makin cantik hehehe.”

“Iya supaya judesnya ilang ya hahaha.”

“Haaa gimana elo aja deh.”

Setelah selesai mencuci muka di mata air, kami segera ke atas karena Indri sang ummi sudah meneriaki kami.

“Heeeeeeey cepet naik ayoooo ke Ranca Upaaaaaas!”

“Iyaaaaaaa ummiiiiiiii.” Sahut Nika setengah berteriak.

Kami pun bergegas naik dan segera menuju mobil. Kami segera menuju Ranca Upas karena hari sudah semakin sore. Setelah selesai shalat Ashar, kami bergegas menuju penangkaran rusa. Aldi membeli dua bungkus wortel. Tari bertanya pada Aldi.

“Al, mau ngasih makan rusa?”

“Iya Tar. Hayu ikut Tar!”

“Oke tunggu-tunggu. Aku pengen difoto ala Raisa ya hahaha. Eh Nika, temenin aku dong ke bawah sekalian fotoin aku ya?” Pinta Tari pada Nika.

“Iya hayu Tar. Aku juga penasaran pengen ke bawah sih.” Jawab Nika.

Kami bergegas mengikuti Aldi. Setelah selesai sesi foto Tari, Nika berusaha membelai rusa. Namun, yang terjadi tak sesuai ekspektasinya.

“Duh rusa jangan seruduk-seruduk dong huaaa takut nih!” Teriak Nika.

“Hahaha makanya kasih makan dulu baru belai.” Ujar Aldi.

“Ya maaf ya aku kan gak beli wortel.” Jawab Nika.

“Nih pake yang aku aja.” Aldi pun langsung memberikan wortelnya pada Nika.  

“Oh oke makasih ya.” Ujar Nika.

Saat sedang memberi makan rusa, Nika tiba-tiba berteriak “Aaaahhhhh tolongin ini aku dikerubungi Rusa!”

“Bagus-bagus gitu Ka, aku mau fotoin dulu ya hahaha.” Aldi langsung mengeluarkan ponselnya dan memotret Nika.

“Plis Aldi plis aku ga mau difoto huaaaaaa aku takut!” Nika berteriak memohon segera ditolong. Aldi yang melihat ekspresi lucunya Nika tertawa terbahak-bahak. Dalam batinnya ‘Si judes ini lucu banget.’ Setelah puas menertawakan Nika, Aldi bergegas menolongnya.

“Nika, awas kepala kamu! Aku mau lempar wortelnya.” Teriak Aldi.

“Oh oke oke.” Nika segera memegang kepalanya takut terkena lemparan wortel. Seketika semua rusa yang megerubungi Nika pun pergi.

“Gimana kamu Nika? Gak apa-apa kan?” Tanya Aldi.

“Engga kok gak kenapa-kenapa. Cuman takut aja tadi.” Jawab Nika dengan suara bergetar.

“Hahaha syukur kalo gitu.” Aldi mengusap ubun-ubun Nika. Sontak Nika hanya bisa diam mematung.

Deg!

‘Ah kenapa aku deg-degan gini ya?’ batinnya. Wajahnya memerah seketika.

***

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status