Home / Pendekar / Aranjo / Bab 9 . Teman

Share

Bab 9 . Teman

Author: Venny
last update Last Updated: 2021-03-02 21:14:21

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Ara sambil memeriksa seluruh tubuh Aranjo.

"Iya!" jawab Aranjo. Lalu bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjang.

"Kapan dan bagaimana kamu kembali?" tanya Ara.

"Entahlah! Ah... mungkin berkat bantuan teman-teman baru saya!" lanjut Aranjo bersemangat.

"Teman?" tanya Ara, tidak yakin akan apa yang didengarnya.

"Burung kecil dan siluman dengan rambut berwarna abu-abu!" jelas Ara dengan antusias.

Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Aranjo, Ara yakin anak itu bermimpi. Tidak ada mahluk hidup di hutan kabut dan tidak ada satupun mahluk di alam langit dengan rambut berwarna abu-abu selain Kaisar.

Ara tidak perduli bagaimana Aranjo bisa kembali ke Paviliun, yang penting saat ini Aranjo baik-baik saja. Ara yakin sepertinya Aranjo dilindungi oleh penjaga hutan kabut tersebut, tentu karena Aranjo anak yang baik.

"Jangan keluar dari Paviliun selama beberapa hari kedepan!" pesan Ara.

Dirinya yakin Dewi Angin tidak berharap Aranjo kembali begitu cepat dan tanpa luka apapun. Dewa Malam tidak ada dikediaman tentu itu menjadi alasan bagi Dewi Angin berani mengirim Aranjo ke hutan kabut, tetapi Ara juga tidak yakin apakah Dewa Malam akan menghentikan tindakan istrinya.

Hari-hari terasa sangat lambat bagi Aranjo yang tidak diijinkan keluar dari Paviliun ini. Ara telah memasang batas di pintu Paviliun.

Aranjo yang merasa bosan duduk melamun di lantai Paviliun. Sayup-sayup Aranjo mendengar iringan musik yang meriah. Aranjo melompat berdiri dan berlari ke jendela memasang telinga. Sepertinya ada acara pernikahan dan Aranjo sangat ingin melihat keramaian itu.

Aranjo membuka jendela, Ara hanya menyegel pintu tidak jendela. Aranjo melompat keluar dari jendela Paviliun lalu berlari dan memanjat pohon di samping tembok tinggi yang mengelilingi kediaman Dewa Malam.

Aranjo melihat ke luar tembok dan seperti perkiraaannya ada rombongan iring-iringan yang membawa tandu pengantin. Aranjo memanjat tembok dan melompat keluar dari kediaman Dewa Malam. Aranjo sangat handal memanjat pohon dan melompat, kesehariannya selalu bermain memanjat pohon sendirian.

Aranjo mengikuti iring-iringan itu diam-diam dan iring-iringan itu berhenti di depan kediaman yang sangat megah, lebih megah dari kediaman utama Dewa Malam.

Aranjo kembali memanjat pohon yang tumbuh di depan tembok kediaman mewah itu dan mengintip ke dalam.

Tandu mewah di letakkan di depan pintu utama dan ada yang masuk ke dalam kediaman itu. Tidak lama, pelayan yang masuk tadi keluar dengan wajah yang sangat gelap lalu membuka tirai tandu dan mengatakan sesuatu.

Lalu tandu diangkat balik menuju gerbang keluar dan iring-iringan ikut keluar dari kediaman itu tanpa memainkan musik lagi. Apakah tidak jadi ada pesta pernikahan? Aranjo merasa sangat kecewa.

Di dalam kediaman itu, Dewa Archer, Sang Kaisar menatap keluar jendela melihat jelas Aranjo yang memanjat pohon dibalik dinding kediamannya dan mengintip ke dalam.

Walaupun Dewa Archer, Sang Kaisar terkenal sebagai Dewa tanpa perasaan atau Dewa berhati dingin hal itu tidak menutup niat para Dewi untuk berusaha melamarnya.

Bahkan lamaran selalu disertai dengan pesta pernikahan, berjaga-jaga jika dirinya bersedia maka pesta pernikahan akan langsung dilaksanakan. Namun sampai saat ini tidak ada satupun yang berhasil dan semua lamaran ditolak secara halus oleh pelayannya dan itu sangat melelahkan.

Kaisar menggunakan kekuatan sihirnya untuk membuat ilusi seekor kupu-kupu berwarna cerah. Kupu-kupu itu terbang di sekitar Aranjo dan tentu sangat menarik perhatiannya. Aranjo mengejar kupu-kupu itu dan melompat masuk ke dalam kediaman mewah itu.

Aranjo berlari mengejar kupu-kupu itu yang terbang ke halaman belakang. Kupu-kupu itu masuk ke dalam salah satu ruangan yang ada di halaman belakang. Aranjo mengikuti kupu-kupu itu dan masuk ke dalam ruangan itu.

Aranjo mencari sekeliling tetapi tidak menemukan kupu-kupu itu lagi. Aranjo melihat ke sekeliling ruangan dimana dirinya berada saat ini.

Ruangan ini adalah ruang baca yang penuh dengan gulungan-gulungan naskah yang tersusun rapi di lemari kayu yang tinggi. 

"Kamu suka membaca?" tanya Dewa Archer yang masuk ke dalam ruang baca.

Aranjo melompat terkejut dan berbalik melihat asal suara yang sangat familiar.

"Teman...." seru Aranjo dan berlari menghampiri Kaisar.

"Kamu suka membaca?" tanya Kaisar kembali sambil menghindari Aranjo.

"Suka... Saya sangat suka membaca!" jawab Aranjo antusias.

Kaisar berjalan melewati Aranjo dan terus berjalan ke bagian belakang ruang baca. Aranjo mengikutinya dengan berlari menyamakan dengan langkahnya yang panjang.

Kaisar membuka pintu yang ada di bagian belakang ruang baca. Saat pintu terbuka, Aranjo mengintip dan melompat girang saat melihat apa yang ada dihadapannya.

Taman indah dengan kolam air hangat di tengah-tengah, sangat luas dan indah, pohon persik tumbuh banyak di halaman itu. Aranjo berlari mengelilingi taman itu lalu melepaskan sepatunya dan merendam kaki mungilnya ke dalam kolam air hangat itu.

Kaisar menghampirinya dan berkata "Kamu bisa datang kapan saja, silahkan baca semua buku yang ada di ruang baca dan berendam sesukamu!"

Aranjo menatap tidak percaya terhadap apa yang baru diucapkan siluman itu.

"Benarkah?" tanya Aranjo ingin memastikan ulang hal tersebut.

Kaisar tidak menjawabnya melainkan berbalik dan berjalan kembali ke ruang baca tadi. Kolam air hangat itu memiliki kemampuan untuk memulihkan tubuh dan sihir bagi yang berendam di dalamnya.

Awalnya kolam ini hanya ada satu di alam langit dan itu berada di halaman kediaman Kaisar Langit, tidak semua Dewa atau Dewi dapat bebas berendam di sana. Dengan kekuatannya Kaisar memindahkan sebagian kolam itu ke halaman di kediamannya.

Aranjo memegang sepatunya dan berlari mengikuti siluman itu masuk kembali ke ruang baca.

Kaisar berhenti di depan meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah jam pasir menggunakan sihirnya. Aranjo sibuk memakai sepatunya kembali dan melihat jam pasir yang diletakkan siluman itu di atas meja.

"Ingat untuk membalikkan jam pasir ini saat kamu tiba dan pastikan kamu kembali ke tempatmu saat jam pasir ini habis!" ujar Kaisar sambil membalikkan jam pasir itu lalu berjalan meninggalkan ruang baca.

Jam pasir itu memiliki kekuatan untuk memperlambat waktu dan setelah jam pasir itu habis maka kekuatannya juga sirna dan waktu kembali berjalan normal.

Aranjo menatap kepergian siluman itu untuk sesaat lalu memperhatikan jam pasir itu dan mengingat semua pesan siluman itu. Lalu Aranjo mulai memeriksa setiap gulungan naskah itu dan dirinya sangat senang semua naskah sangat berguna mulai dari ilmu sastra, ilmu pengobatan sampai dengan ilmu sihir.

Aranjo mengambil beberapa gulungan dan duduk di kursi meja baca lalu mulai membaca gulungan-gulungan itu. Banyak hal baru yang dipelajarinya dan itu memperluas pengetahuannya. Aranjo tidak lupa terus melihat ke arah jam pasir dan saat jam pasir habis, Aranjo segera berlari kembali ke Paviliun setelah merapikan kembali semuanya.

Saat kembali ke Paviliun, Aranjo memeriksa waktu dan dirinya hanya pergi selama setengah jam padahal waktu yang dihabiskan di ruang baca itu terasa sangat lama. Aranjo sungguh senang memiliki teman dengan kekuatan sihir yang hebat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aranjo   Bab 125 . END

    Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh

  • Aranjo   Bab 124 . Takut

    "Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer

  • Aranjo   Bab 123 . Banyak Hal yang Terjadi Di Luar Kehendakmu

    Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap

  • Aranjo   Bab 122 . Kembali Kepada Sang Pemilik

    Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri

  • Aranjo   Bab 121 . Perasaan Baru

    "Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp

  • Aranjo   Bab 120 . Jatuh Cinta

    Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan

  • Aranjo   Bab 119 . Daya Tarik

    Tiba di aula utama, semua mata para Dewa tertuju pada Griffin dan sosok iblis muda yang ada dalam gandengan mahluk agung itu.Langkah kaki Aranjo berhenti, saat Griffin menghentikan langkahnya. Aranjo melihat ke sekeliling dan mendapati, tatapan yang begitu dingin. Tanpa sadar, ia bergeser dan menempelkan tubuh pada lengan kokoh, sang Griffin.Kaisar Langit, turun dari singgasana dengan raut wajah yang tidak terbaca. Para dewa yang berkumpul di singgasana langsung mundur, dengan kepala menunduk.Leander yang baru tiba di aula, langsung memberi hormat."Hormat, Yang Mulia Kaisar Langit."Setelah memberi salam, Leander langsung melangkah maju dan berdiri di samping Griffin, serta Aranjo."Alasan kedatangan kami, terkait dengan salah satu benda spiritual. Kami ingin memohon izin kepada Kaisar Langit, agar dapat memberikan kepada kami, lentera cahaya. Itu–"Ucapan Leander terhenti, saat sang Kaisar Langit men

  • Aranjo   Bab 118 . Terasa Begitu Tepat

    Griffin melepaskan cengkeramannya dan segera mahluk itu melayang agak jauh, ketakutan."Buka matamu," ujar Griffin dan menurunkan tangannya dari depan wajah Aranjo.Patuh, Aranjo membuka mata dan menatap ke arah mahluk yang sudah berada cukup jauh, darinya."Tuanku berkata, tiket masuk kalian adalah lentera cahaya! Bawa benda spiritual itu dan kalian, diizinkan masuk!" seru mahluk itu, sebelum melayang kembali ke balik gerbang.KLANG!Gerbang kembali menutup dengan suara yang memekakkan telinga.Griffin memalingkan wajah, menatap Leander. Ia tidak keberatan untuk menghancurkan alam bawah ini, tetapi mereka memiliki tanggung jawab, jadi keputusan tidak dapat diambil oleh satu pihak."Kita kembali setelah mendapatkan lentera cahaya!" ujar Leander, lalu memutar kudanya, meninggalkan alam bawah.Semua berbalik dan meninggalkan tempat mengerikan itu.Aranjo menatap ke pung

  • Aranjo   Bab 117 . Apakah Ada Yang Istimewa?

    Seulas senyum licik, muncul di wajah cantik Aranjo. Ia yakin dapat menghentikan langkah mahluk sombong, yang mengabaikan kehadirannya begitu saja.Namun, saat ia yakin dapat menangkap mahluk itu, kenyataannya angin yang tergapai oleh tangannya.Kedua kaki Aranjo menapak kembali ke tanah dan menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mahluk sombong itu sudah berpindah tepat di belakangnya, begitu cepat. Bahkan, mata Aranjo tidak menangkap gerakan mahluk tersebut.Berputar, dengan tangan kembali menggapai.SIAL!SIAL!!SIAL!!!Aranjo memaki dalam hati, saat serangan yang diluncurkan tidak mampu mengenai mahluk tersebut.Leander baru saja keluar dari paviliun dan disambut dengan perkelahian. Tidak tepat disebut perkelahian, sebab hanya satu pihak yang menyerang dengan pihak lain, terus berhasil menghindar.Ini kali pertama baginya melihat, Griffin tidak melawan. Bias

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status