Share

6. On the Restaurant

Karamel mempresentasikan hasil kerja sebulannya pada Justin dan beberapa atasan lain seperti manajer dan supervisor departemen lain.

Setelah selesai meeting Karamel baru bisa bernapas lega. Walau sudah lama bekerja, tapi presentasi dengan semua Alpha itu membuat jantungnya deg-deg an.

Justin ikut keluar dari ruang meeting sebab ada keperluan di luar bersama Sekretaris Helena. Dengan menggunakan mobil yang disopiri, mereka akhirnya berangkat ke pertemuan klien selanjutnya.

Namun di jalan, sebuah mobil melaju dengan cepat melewati mobil Justin, padahal jalanan lumayan ramai. Di arah berlawanan sebuah mobil mengalami rem blong, membuat pengemudinya hilang kendali dan ....

Burgh ....

Mobil di hadapan Justin bertabrakan, hal cepat itu membuat sopir Justin tidak bisa melakukan apa-apa sebab di semua sisinya ada mobil lain, hingga akhirnya menabrak belakang mobil di depannya, diikuti tabrakan lain di belakang mobil Justin.

***

Karamel bisa bersantai sejenak karena presentasi selesai. Dia harusnya makan siang tapi dia justru mendapatkan telepon membuatnya harus ke rumah sakit.

Dia mencari ruangan di mana Sekretaris Helena dirawat.

"Oh Karamel! Kau sudah datang!" pekiknya dengan kaki yang gips dan tergantung itu.

"Sekretaris Helena apa yang terjadi?" tanya Karamel.

"Kita mengalami tabrakan beruntun!" ungkap Sekretaris Helena sedikit meringis sebab ia merasakan nyeri di kakinya.

Namun berkat ungkapan Sekretaris Helena itu, Karamel langsung terdian saat mendengar, 'Tabrakan beruntun'. Pikirannya langsung tertuju pada ....

"Bagaimana dengan Presiden?" tanya Karamel kehilangan jati dirinya, ia benar-benar menunjukkan sikap khawatir. Namun, ia langsung berdehem menetralkan sikap ekspretif itu.

"Karena itu aku memintamu datang, bisakah kau periksa beliau? Aku takut terjadi sesuatu padanya juga, aku tidak bisa kemana-mana dengan kaki retak seperti ini," kata Sekrestris Helena sembari sedikit mengangkat kakinya yang terbungkus gips.

"Apa tidak apa-apa jika kutinggal?"

"Tidak masalah, pasanganku akan segera datang!" seru Sekretaris Helena memberi senyum bahwa ia akan baik-baik saja.

Karamel akhirnya mengangguk mengerti. "Baiklah,"

Karamel kembali bertanya pada petugas dimana sisa orang yang dibawa kemari, dia menyebutkan nama Justin dan berhasil diidentifikasi.

Saat dia memasuki ruangan, Justin sudah berpakaian rapi lagi hanya saja tangannya tergantung di depan dada.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Justin bingung melihat perempuan di hadapannya kenapa bisa kemari.

"Aku mendapat telepon dari Sekretaris Helena," jawab Karamel.

"Oh benarkah, lalu bagaimana keadaannya?" tanya Justin terarah pada Sekretaris Helena yang baru saja Karamel jenguk.

"Dia mengalami retak tulang kaki jadi dia sedang dirawat di kamar lain!" seru Karamel dihadiahi anggukan paham Justin.

"Aku akan menemuinya, bagaimana sopirnya?"

"Sopirnya ...." Karamel sedikit bingung, lalu mengedikkan bahunya, "aku tidak tahu," jawab Karamel.

Justin pun menemui sopirnya dulu dan untungnya lukanya tidak separah Sekretaris Helena. Hanya beberapa luka memar, masih bisa jalan dengan baik. Tangannya pun tidak keseleo seperti Justin.

Mereka akhirnya ke ruangan Sekretaris Helena, dia terlihat baik-baik saja hanya kakinya saja. Dia bahkan masih bisa bermesraan dengan Alpha-nya yang menyuapinya.

"Presiden! Anda baik-baik saja?!" pekik Sekretaris Helena mengetahui keberadaan Justin, membuatnya mendorong Alpha-nya untuk menjauh.

Tapi walau begiru, tentu saja Justinsudah menonton drama percintaan di depannya secara live. "Tidak ada luka serius, bagaimana denganmu?"

Sekretaris Helena mengangguk pelan satu kali, ia benar-benar merasa seperti tertangkap basah seperti melakukan hal yang besar. Padahal ia hanya bermesraan dan bersikap layaknya wanita yang butuh perhatian pada Alpha-nya.

Tapi karena Sekretaris Helena terkenal dengan ketegasan dan selalu serius. Tentu saja hal itu membuat Sekretaris Helena merasa malu.

"Seperti yang anda lihat, kaki saya tidak bisa digunakan sementara," ia berdehem menjelaskan.

Justin mengangguk. "Lalu bagaimana dengan kerjaanmu nanti?"

"Itu ... Aku juga sedang memikirkannya," ucapnya sambil berpikir. Alpha-nya hanya diam karena ada Alpha dominan berkarisma di sana.

Tiba-tiba Karamel juga mendapat telepon dari kantornya dan dia pun permisi sejenak untuk mengangkat telepon.

Justin menatapnya pergi, Sekretaris Helena menatap presidennya.

"Presiden, bagaimana kalau aku merekomendasikan seseorang untukmu?" Sekretaris Helena berujar membuat Justin kembali berbalik.

"Harus yang lebih baik darimu," jawab Justin.

Membuat Sekretaris Helena menatapnya tidak percaya, apa aku tidak sebagus itu dalam bekerja? ~ pekik Sekretaris Helena dalam hati. Dia hanya tersenyum pada Justin.

Kemudian Karamel kembali ke ruang dan dia melihat Sekretaris Helena yang menatapnya tajam membuat perempuan yang ditatap seperti itu kikuk sendiri.

"Karamel!" panggil Sekretaris Helena.

"Iya?"

"Aku menunjukmu menjadi sekretaris sementara menggantikanku!" seru Sekretaris Helena dengan lugas, namun membuat perempuan itu terkesiap tidak tahu harus apa.

"A-apa?" Karamel masih belum bisa mengerti.

"Presiden tidak ada sanggahan?" Sekretaris Helena mengabaikan pertanyaan Karamel, lalu beralih pada Justin.

"Kalau itu memang pilihan yang tepat. Asal dia bisa bekerja dengan baik," suara Justin tidak masalah, namun tentu ada pihak yang merasa ada masalah. Siapa lagi kalau bukan Karamel yang hanya menatap Sekretaris Helena dan Justin bergantian.

"Ta-tapi aku ...."

"Hanya sementara saja Karamel sampai kakiku sembuh," potojg Sekretaris Helena, "aku tidak mungkin berangkat kerja dalam keadaan begini."

Mulut Karamel terbuka dan bergerak-gerak berupaya untuk mengeluarkan sesuatu berupa penolakan. Namun, saat melihat Sekretaris Helena yang menatap penuh harap, akhirnya Karamel menghela napas pasrah.

"Baiklah, aku akan menggantikan Sekretaris Helena, SEMENTARA!" Karel memperjelas kata, sementara.

Sekretaris Helena, menunjukkan wajah yang benar-benar puas, "Oke kasus selesai!"

"Kalau begitu kita pergi," ucap Justin langsung berjalan meninggalkan ruangan Sekretaris Helena.

Karamel hanya mengikuti, namun saat di ambang pintu, Sekretaris Helena kembali berujar, "Karamel, aku akan mengirimkan jadwal presiden. Kau ikuti beliau!"

"Baik." Karamel pasrah dan mengangguk.

"Kalau ada apa-apa hubungi aku," ucap Sekretaris Helena dan Karamel kembali mengangguk mengerti. Karena sudah tidak ada yang ingin disampaikan, Karamel memberi salam sebelum pergi. Berlari secepat yang ia bisa mengejar Justin yang meninggalkannya.

"Anda mau kemana, hah ...." Nafas Karamel terengah-engah saat ia sudah berhasil berada tepat di samping Justin

"Makan siang," jawabnya.

"Oh makan siang." Karamel mengangguk, "apa anda dalam perjalanan untuk bertemu klien?"

"Iya!" singkat Justin.

"Aku akan bertanya pada Sekretaris Helena pertemuan itu di mana." Sembari merogoh sakunya untuk mengeluarkan ponsel, namun terhenti saat Justin bersuara.

"Tidak perlu, aku sudah tahu mau kemana."

"Oh, ba-baiklah."

Karamel memanggil taksi dan Justin mengatakan kemana dia harus membawanya. Karamel hanya diam dan duduk di samping Justin. Hingga mereka sampai di Restauran China.

"Selamat siang, untuk berapa orang?" sambut waitress itu.

"Dua," jawab Justin dan waitress itu kini membawanya ke ruang untuk diduduki dua orang.

Karamel melongo samping kanan-kiri.

"Di mana kliennya, Presiden?" tanyanya.

"Tidak ada, sudah dibatalkan," ungkap Justin tenang, namun Karamel malah melongo.

"La-lalu kita ke sini ...."

"Tentu saja untuk makan!" jawabnya dan Karamel tidak ada kata-kata, sampai waitress kini memberi masing-masing menu, "Pesan apapun yang kau suka."

Karamel memesan beberapa dim sum dan La Mian. (La mian bahasa china dalam artinya ramen/mie.)

Justin melihat buku menu, banyak makanan enak tapi memilihnya yang biasa.

"Aku pesan bebek bakar, ayam goreng, sapi bakar lalu lobster dan kailan terus sop jagung lalu salad jangan lupa untuk bir anggurnya," ucap Justin tidak berhenti, membuat perempuan di hadapannya melongo menatap presidennya yang makan banyak sekali.

Waitress itu mengangguk, lalu mengulang menu yang dipesan sebelum pergi.

Namun karena meja terlalu kecil, mereka harus pindah tempat untuk 4 orang.

Karamel hanya melihat makanan di meja tapi tidak berani menyentuhnya.

Dia hanya makan la mian yang dia pesan dan dim sum. (Dim sum sendiri kalian udah tahu, seperti siomay, bakpao isi)

Justin menatapnya.

"Kenapa kau tidak makan daging?"

"A-apa aku boleh memakannya?" jawabnya ragu-ragu. Sebenarnya Karamel juga pengen saat melihat banyak makanan enak.

"Tentu saja, aku pesan ini untukmu," balasnya membuat Karamel kaget. Justin hanya makan salad yang dia pesan dan daging yang tersaji di meja itu Justin pesan untuk Karamel.

"Ta-tapi sebanyak itu?"

"Kau belum makan, Bukan?"

"Tapi tidak sebanyak ini," jawab Karamel.

"Makan saja!" tegas Justin dan memakan beberapa potong daging saja. Sisanya dia makan sop dan salad serta dim sum yang dipesan Karamel.

Sebaliknya Karamel makan dagingnya. Karena kebanyakan, tentu saja ia tidak menghabisinya, hingga meminta untuk dibungkus.

"Apa aku boleh membungkusnya presiden? Daripada dibuang."

"Tentu!" jawabnya langsung. Dia pun segera memanggil waitress untuk membungkus makanan yang belum tersentuh.

Karamel pulang dengan kenyang dan lagi ada makanan tambahan. Makan malam dia tidak perlu masak lagi.

Justin yang melihat Karamel senang makan banyak, membuat dua sudut bibirnya terangkat.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zahira
lanjutannya mana thor?
goodnovel comment avatar
Zahira
Wkwk. Alpha suka sup jagung juga ya, thor 😆
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status