Share

Bab 5

Sesampainya di rumah besar milik keluarga Adinaya. Syaffira langsung turun dari mobil Alter, dan langsung memasuki rumahnya tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada Alter. 

Syaffira disambut Shinta, yang berada di ruang tamu, yang sedari tadi menunggu kepulangan Syaffira. Syaffira melewati Shinta begitu saja, dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Shinta bisa memaklumi Syaffira, yang selalu bersikap tidak peduli kepadanya. Syaffira memang tidak pernah  setuju dengan pernikahan Shinta dan Ayahnya. Syaffira selalu berpikir Shinta, hanya ingin menguasai harta Adinaya. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Bahkan, Shinta terpaksa menikah dengan Adinaya. Karena, permintaan dari Lisa, ibu kandung Syaffira, sebelum meninggal.

Dulu Shinta, Lisa dan Adinaya bersahabat dari SMA, hingga sampai akhirnya setelah mereka lulus kuliah, Adinaya memutuskan untuk menikahi Lisa. Dan saat Syaffira berumur tujuh tahun, Lisa meninggal karena kanker hati yang di deritanya. 

Lisa sempat memberikan surat kepada Shinta yang dititipkan kepada dokter. Isi surat tersebut berisi sebuah permintaan terakhir Lisa. Lisa ingin Adinaya menikah dengan Shinta dan menjaga Syaffira dengan baik. Permintaan Lisa dipenuhi oleh Shinta, walaupun terasa berat. Karena saat itu, Shinta mempunyai kekasih dan terpaksa ia harus meninggalkannya. Demi menuruti permintaan sahabatnya dan akhirnya saat itu Adinaya menikahi Shinta dan membesarkan Syaffira bersama-sama, hingga akhirnya Adinaya meninggal karena kecelakaan. 

Shinta mengetuk pintu kamar Syaffira, tak ada sahutan. Merasa pintu tak dikunci, akhirnya Shinta masuk ke dalam kamar Syaffira. Kemudian, Shinta menghampiri Syaffira yang sedang menatap layar laptopnya. 

"Sya, kamu lagi apa, makan dulu yuk!" ajak Shinta, merangkul bahu Syaffira. 

Syaffira melepaskan tangan Shinta dari bahunya. "Sana pergi! Gangguin Sya, lagi ngerjain tugas aja," usir Syaffira kepada Ibu tirinya. 

Shinta sebisa mungkin, menahan tawanya. Sejak kapan putrinya mengerjakan tugasnya sendiri, biasanya ia selalu dibantu oleh Freya. Benar-benar ada perubahan dalam diri Syaffira. 

"Ya udah, setelah selesai ngerjain tugas, kamu jangan lupa makan ya. Oh iya, Sya, besok kamu fitting baju pengantin ya, sama Alter. Soalnya tadi Ibunya Alter yang bilang sama Ibu. Besok kamu gak ada jadwal kuliah kan?" 

"Kenapa harus ada fitting baju pengantin segala sih?! Sya, gak mau, lagian Sya besok ada janji sama Freya," jawab Syaffira. 

"Ya bagus dong, sekalian Freya nemenin kamu sama Alter," ujar Shinta, lalu beranjak berdiri. "Sekalian ke salon buat perawatan besok sama Alter, biar tambah glowing," tutur Shinta kembali, lalu keluar dari kamar Syaffira. 

Syaffira menghela napas kasar. "I'm tired, god,"

***

Semalam Syaffira sempat meminta Freya untuk menemaninya. Namun, Freya tidak bisa. Karena harus menemani Ibunya berbelanja. Dan akhirnya, Syaffira hanya pergi ke butik dengan Alter. Seseorang yang sangat menyebalkan bagi Syaffira.

Selama perjalanan ke butik, tempat Alter dan Syaffira akan melakukan fitting baju pengantin. Syaffira hanya terdiam, hingga sampai mereka di sebuah butik ternama yang terletak di Jakarta. 

Mereka berdua kemudian, memasuki butik tersebut dan langsung mendapat sambutan dari pemilik butik. 

"Anak dari Jeng Laras kan, sama calon menantunya ya?" tanya pemilik butik.

Kemudian Alter mengangguk. 

"Oh iya, Mba ini saya sudah siapkan gaun pengantin yang sangat cantik buat Mba. Cobain deh, pasti cocok," ujar pemilik butik, sembari membawa gaun pengantin yang sangat elegan dan mewah.

"Cepat pakai! Saya tunggu kamu di sini," ucap Alter, lalu duduk di kursi tunggu. 

Syaffira mendengus kesal, lalu mengambil gaun itu, dan berjalan menuju ruang ganti. 

Sekitar beberapa menit, Alter menunggu. Akhirnya Syaffira keluar dengan menggunakan gaun pengantin yang sangat cantik. Alter terpaku melihat penampilan Syaffira di depannya. Sungguh sangat perfect, bagi Alter. 

Syaffira melambaikan tangannya di hadapan wajah Alter. "Hm. Sepertinya ada yang terpesona sama kecantikan gue, sampe gak kedip gitu liatnya," sindir Syaffira, membuat Alter menggaruk tengkuknya yang tak gatal. 

"Siapa yang terpesona dengan kamu, saya hanya liat gaun kamu saja," alibi Alter.

"Ck. Susah bener sih ngakuinnya. Dasar cowok, dah galak, gengsian lagi," gerutu Syaffira. 

Alter melototkan matanya ke arah Syaffira. "Apa kamu bilang, saya galak, gengsian?" 

Syaffira mengangguk. "Iya, emang kenapa, emang benerkan?" ujar Syaffira menantang. "Udah ah, gue males berdebat sama lo, mending gue ganti nih baju, bikin ribet aja," 

"Terserah kamu," ujar Alter, lalu memainkan handphonenya kembali. 

***

Setelah selesai fitting. Alter memutuskan membawa Syaffira ke restoran. Sedari tadi, Alter memperhatikan Syaffira yang selalu memegangi perutnya. Sesekali perutnya berbunyi, mendemo agar cepat diberi makan. 

Dan kini mereka berdua sedang menyantap makanan yang Alter pesan. Jika urusan makan, Syaffira tidak banyak protes. Ia langsung menyetujui ajakan Alter.

"Pernikahan kita, akan diadakan minggu depan," ucap Alter, setelah menyantap makanannya. 

Syaffira tersedak makanannya, setelah mendengar penuturan Alter. Lalu, ia meminum jusnya. "What? Kok secepat itu sih?" tanya Syaffira.

"Mama yang bilang sama saya, mereka ingin kita secepatnya menikah," jawab Alter. 

"Kalo gue, gak setuju gimana?" tanya Syaffira kembali. 

"Itu terserah kamu. Saya tinggal bilang sama Ibu kamu, dan cabut semua fasilitas kamu. Bukankah Queen Syaffira, tidak bisa hidup tanpa semua fasilitas," ujar Alter menyunggingkan senyumnya. 

"Lo ancam gue?" 

"Saya gak ancam kamu, saya hanya menjawab apa yang saya tahu," 

"Lo kenapa sih, kayaknya pengen banget gitu, gue jadi istri lo," ujar Syaffira. 

"Saya hanya menuruti keinginan orang tua kita, untuk menikahi kamu. Bukankah kita harus menghormati keputusan mereka?" 

"Tapi lo tau kan gue punya pacar," ucap Syaffira kesal. 

"Saya tahu itu. Namun, apakah pacar kamu sebaik apa yang kamu kira?" tanya Alter. 

Membuat Syaffira mengerutkan keningnya. Tak mengerti yang dimaksud Alter. 

Syaffira beranjak berdiri. "Gue mau pulang sendiri," ucap Syaffira, lalu pergi meninggalkan Alter. 

Dan bukan Alter namanya, jika hanya berdiam diri saja, melihat calon istrinya pergi sendiri. Setelah membayar semua pesanannya, Alter langsung berlari mengejar Syaffira, yang belum terlihat jauh dari restoran. 

Berhasil. Ya, Alter berhasil mencekal tangan Syaffira dari belakang, agar tidak berjalan lagi. 

"Lepasin gue!" perintah Syaffira, namun tak digubris oleh Alter. 

"Saya yang akan antar kamu pulang. Jika terjadi sesuatu dengan kamu dijalan, Ibu kamu pasti menyalahkan saya. Karena tidak bisa menjaga kamu dengan baik," ujar Alter. 

"Bodoamat, gue gak peduli," ucap Syaffira. Namun, tiba-tiba Alter mengangkat tubuh Syaffira dan menggendongnya ala bridal style. Membuat, Syaffira terkejut dengan tindakan Alter yang tiba-tiba. 

"Lepasin gue! Gue malu diliatin orang," ucap Syaffira sembari memukuli dada bidang milik Alter. 

"Selain manja, kamu juga cerewet ya," ujar Alter tersenyum miring. 

Alter tak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya dan berbisik-bisik tentangnya. Ia tetap berjalan sembari menggendong Syaffira, menuju mobilnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status