Share

Keping 82b

Anjani Rahma

Maka, karena aku tidak punya siapa-siapa yang bisa diganggu di jam begini. Aku menelpon Lupita.

"Jani, ampun dah, jam berapa ini?" katanya serak sembari menguap di telepon yang kugenggam.

"Dah, ah. Kamu kan masih jones, jadi sesekali bantu aku kan nggak apa-apa, Pit."

"Jones sih jones, Jani. Tapi besok aku kerja. Belum ada yang ngasih aku nafkah kayak kamu begitu. Aku masih berbentuk dendeng yang harus terus berimprovisasi agar survive di sini," keluhnya.

"Lha sekarang, kok malah kamu yang curhat sih, Pit?"

Dia terdiam, "Eh, iya juga sih ya." Lalu ia tertawa terbahak-bahak sampai telingaku sakit.

"Jangan ngikik kayak kuntilanak begitu dong, Pit. Bayiku nanti nggak bisa tidur."

"Heleh, bayimu masih di perut."

Aku bersimpuh di karpet tebal yang terletak di ruang tengah. "Gini, Pit. Sepertinya Papa Biru itu nggak bisa datang. Padahal, kan Biru ngarepin banget ortunya datang semua."

"Oh, kok begitu sih?"

"Ya, kan aku pernah cerita."

"Sekilas."

"Iya, memang. Sekilas saja sih.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status