Bab 12 Kemunculan Roy di Rumah Nathan "Sudah aku katakan sebelumnya, jangan pernah ganggu Naira lagi," peringat Aland, menatap tajam ke arah Roy.Mendengar ucapan Aland barusan membuat Nathan bertanya-tanya dalam hati. "Darimana dia tau nama istriku? apa mungkin dia dan Naira sudah saling mengenal sebelumnya?""Pergi!" usir Aland seraya mendorong kasar Roy.Meski takut dengan pistol yang dibawa Aland, Roy tak menyerah. "Akan ku buktikan pada Arhan, selama aku masih hidup, aku gak akan nyerah buat dapetin Naira. Kalaupun aku gak bisa, seeggaknya aku harus menyentuhnya!" Roy tersenyum menyeringai. Roy ingat betul dengan perkataan Arhan waktu itu, yang mana memintanya untuk terus bermimpi mendapatkan Naira. Lantas karena hal ini lah yang menjadikan Roy merasa tertantang sekaligus semakin terobsesi pada Naira. Tak hanya itu, karena perkataan Arhan tersebut lah yang akhirnya membuat Roy dendam pada Arhan. Dan tentu saja, salah satu untuk membalaskan rasa sakit di hatinya itu, Roy haru
Part 11 Pertemuan Nathan dengan Anak Buah Devan"Aku yakin terjadi sesuatu sama Arhan. Jadi sekarang lebih baik kamu pergi ke Amerika. Entah mati atau hidup, yang penting kita harus temukan dia.""Baik, Pak. Tapi maaf ...." Namu sengaja menggantungkan ucapannya.Nathan menatap heran ke arah Namu. "Tapi apa?""Tapi ada kemungkinan kalau pak Arhan tertangkap oleh anak buah pak Devan ... atau bahkan oleh polisi. Karena itu nomornya gak aktif lagi.""Itu memang bisa saja terjadi, tapi aku berharap itu gak akan pernah terjadi. Kalaupun iya, aku yakin Arhan akan tetap baik. Kecuali kalau polisi yang menangkapnya, tentu akan beda cerita."Di tengah obrolan serius antara atasan dan bawahan itu, tiba-tiba ada panggilan telepon masuk ke telblephone. Nathan pun segera mengangkatnya yang rupanya dari resepsionis yang mengatakan kalau ada dua orang yang ingin bertemu dengan Nathan. Dua orang tersebut mengaku sebagai anak buah dari Devan, orang yang menjadi target utama dari Nathan. "Biarkan mere
Bab 10 Keberadaan Arhan ?Menepis perasaannya, Naira pun mencoba kembali menghubungi kakaknya. Sayangnya, hasilnya masih tetap sama. Nomor telepon Arhan masih tak aktif. Dan karena inilah membuat Naira khawatir dengan keadaan kakaknya itu sekaligus merasa curiga terhadap Nathan."Jangan-jangan ... dia membohongi ku soal keadaan kak Arhan."Menyadari ada yang tak beres, Naira segera beranjak dan keluar dari kamar. Wanita itu menyusuri hampir seluruh dalam rumah guna menemukan keberadaan Nathan. Dan ya, akhirnya Naira menemukan suaminya itu yang sedang tertidur di atas sofa.Dengan menahan amarah karena merasa dibohongi, Naira berjalan mendekat di mana Nathan berada. Lalu, saat ia tepat di hadapan pria itu, Naira malah terdiam sejenak lalu mengurungkan niatnya untuk membangunkan Nathan. Sebab Naira melihat wajah yang begitu lelah dari suaminya itu.Naira berbalik arah dan meninggalkan Nathan yang terlelap. Ia betul-betul tak tega jika harus membangunkannya di saat keadaannya yang sepert
Bab 9 Flashback "Tapi aku gak suka kalau harus melibatkan wanita dalam urusan seperti ini.""Aku tau, kamu pasti teringat sama mendiang kakakmu, kan? sudahlah Aland, kita ini gak bisa berbuat apa-apa selain hanya menuruti kata bos. Nikmati aja pekerjaan ini asal kita gak melanggar aturan bos, menyakiti wanita itu. Oke?!"Aland hanya menoleh sebentar usai mendengar perkataan Alvin barusan dan masih terus berjalan.🍃🍃🍃FLASHBACK Di hari itu, Arhan yang sudah bersiap untuk melakukan tugasnya pun tiba-tiba mendapat kabar kematian ibunya dari Namu. Tak hanya itu, orang kepercayaan Yoongi itu juga menyampaikan kalau Arhan tidak diizinkan untuk pulang karena Arhan harus menyelesaikan tugasnya di hari itu juga.Tentu saja Arhan merasa sedih. Ia juga marah pada dirinya sendiri karena merasa apa yang terjadi sekarang ini disebabkan oleh keputusannya kala itu. Arhan pun berusaha menghubungi Naira untuk menyampaikan ketidakpulangannya. Sayangnya, posel Naira tidak aktif. Akhirnya Arhan mengi
Bab 8 Kemunculan Seseorang di Masa LaluNaira memukul paha Nathan yang membuat dirinya langsung terduduk. "Tolong dong sekali-kali ngertiin aku. Jangan cuma bisa nyakitin aja!" ujar Naira kesal."Iya, iya."Sembari menahan rasa sakit di pahanya, Nathan lantas mengambil hp nya dan menuruti keinginan Naira. Singkat cerita Nathan berhasil menghubungi seseorang dan mendapatkan kabar tentang Arhan."Arhan baik-baik aja, sekarang ini hp nya emang lagi gak aktif aja," kata Nathan."Alhamdulillah ...," ucap Naira lirih."Gimana? masih mau ngamuk lagi?" goda Nathan, yang sebenarnya ia tak ingin melihat wanitanya itu berlarut-larut dalam kesedihan.Naira yang tadinya senang karena baru saja mendapatkan kabar baik tentang kakaknya pun mendadak diam usai mendengar pertanyaan Nathan barusan. Karena bagi Naira, se-effort apapun yang dilakukan pria di hadapannya itu, ia tetap saja tak menyukai sikapnya.Menyadari perubahan sikap Naira, Nathan kembali bersuara. Dan kali ini, lagi-lagi karena ia tak
Bab 7 Meninggalnya Orang Yang DisayangNathan menoleh ke arah Naira. "Ada yang harus aku sampaikan ke kamu.""Apa itu?" Naira tampak penasaran.Nathan terdiam sejenak. Lalu ia kembali bersuara dan mengatakan kalau sebenarnya ibu Naira telah meninggal dunia.Naira yang mendengar kabar tersebut pun seketika syok dan tak percaya. Karena terakhir kabar yang ia dapatkan dari kakaknya adalah ibunya sudah baik-baik saja dan sedang dalam masa pemulihan."Kamu gak bohong, kan?" ucap Naira, yang kini kembali meneteskan air mata.Nathan terdiam seolah mengiyakan pertanyaan dari Naira tersebut.Melihat respon Nathan, tubuh Naira pun lemas seketika. Ia menyadari kalau kabar yang disampaikan suaminya barusan adalah benar adanya."Ibu ...," lirih Naira.Naira terus terisak sambil memanggil ibunya. Lalu, kembali lagi, Nathan memeluk istrinya itu karena perasaan tak teganya melihat wanita yang menjadi tanggung jawabnya itu lagi dan lagi meneteskan air mata.***Singkat cerita jenazah ibu Naira sudah k