Share

ASK-257

Author: juskelapa
last update Last Updated: 2025-09-12 23:56:34

Eric menggenggam ponselnya erat-erat, suaranya mendesak. “Aku punya akses ke proyek Morowali lain. Data cadangan smelter, tambang yang belum diumumkan. Semua bisa kuserahkan padamu. Tapi aku butuh dana segar. Dan aku butuh jaminan kau tetap di pihakku.”

Hening sejenak. Hanya terdengar tarikan napas berat dari seberang. “Pertemuan. Hotel biasa kita. Satu jam lagi.”

Eric menghela napas, bahunya sedikit turun. “Baik. Satu jam lagi. Aku datang.” Telepon terputus. Eric menatap bayangannya sendiri di kaca jendela. Sorot matanya merah, wajahnya lelah tapi tetap dipenuhi amarah.

“Arsya …. Kau pikir sudah menang hanya karena seorang tua bangka itu muncul lagi?” desisnya lirih, penuh racun. “Aku masih punya Zhang Ma. Aku masih punya uang. Dan selama aku punya uang…aku akan tetap berkuasa.”

Eric meraih jasnya dengan kasar, menyampirkannya ke bahu. Dengan langkah cepat ia keluar, meninggalkan ruangan yang berantakan seperti hatinya yang masih terbakar dendam.

Ruang pertemuan hotel itu dipenuhi ar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Eric sakit jiwa selalu berbuat nafsu bejat ga wajar
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Tamat riwayat mu Eric penjara tempatmu ,cukup sudah kejahatanmu kini semua sampai pada waktunya ,apa yg kamu tabur itulah yg kamu tuai ,kapok kamu ....
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Dengan dendam kesumat mu akan membuat mu jatuh dan hancur sendiri Eric
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-270

    Pintu besar di ruang tamu dibuka oleh Ipul. Senyumnya lebar sekali ketika melihat siapa yang datang. Kehangatan akhir minggu itu sangat terasa.“Bu Sarah, Mas Galih!” seru Ipul. “Hmm … kalau yang ini pasti Mbak Yeni. Saya belum pernah ketemu. Cuma dengar ceritanya aja,” sambut Ipul ramah.Sarah, Yeni, dan Galih datang bersamaan. Galih tampak rapi dengan kemeja biru muda, sebuah hampers buah besar digenggam erat di tangannya. Sarah justru tampil lain dari biasanya. Sarah yang jarang terlihat berpakaian dengan warna mencolok, sore itu memakai blus bercorak bunga berwarna hijau dan bawahannya jeans. Dalam dekapannya ada sebuket bunga mawar putih bercampur lily segar. Tanpa menunggu lama, ia langsung melangkah ke arah Bu Anum yang berdiri tak jauh dari mereka.“Bu, boleh saya minta vas? Biar bunganya tetap segar di meja ruang tamu,” ucapnya cekatan.“Ada, Bu,” sahut Bu Anum.“Saya langsung ke Bapak, ya,” kata Sarah. Sikapnya menunjukkan bahwa ia memang sudah sering berada di rumah itu.Bu

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-269

    Air hangat beraroma melati memenuhi bathtub. Gelembung busa lembut nyaris menutupi seluruh permukaan air. Indah perlahan menurunkan tubuhnya, lalu merapat pada pelukan Arsya yang sudah duduk di belakang. Kulit mereka bersentuhan, tanpa jarak, hanya dibatasi oleh air yang bergerak kecil.Tangan Arsya melingkari tubuh Indah dari belakang. Satu tangannya langsung menyambut perut yang berbentuk semakin menggemaskan buatnya. Satu tangannya yang lain menyambut payudara yang padat dan berat. Jemarinya tak bisa mengabaikan bentuk puting yang semakin hari amat menggodanya. Desahan tipis dari bibir Indah terdengar saat ia memilinnya.Indah menghela napas pelan dengan mata terpejam menikmati keintiman itu. Lalu, dengan penuh kelembutan, ia mengambil telapak tangan Arsya yang sedang mengusap perutnya dan menempelkannya erat di satu sisi. “Bang, rasain ini. Dia bergerak,” bisiknya nyaris tak terdengar di sela percikan air.Arsya menahan napas, lalu senyum hangat tersungging ketika terasa gerakan k

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-268

    Pinggul Arsya bergerak berulang dengan ritme yang makin cepat. Suara basah beradu memenuhi kamar. Maternity dress berwarna merah itu berkibar-kibar mengikuti hentakan. Rambut Indah berantakan menempel di kening, tubuhnya bergetar hebat menahan sensasi yang terus-menerus menghantam. Desah yang semakin keras pun tak terhindarkan.Arsya menekan dalam, menyentak pinggul. Mengangkat bagian dirinya dari setiap sisi, lalu menghantam lagi sampai ke ujung terdalam. Setiap hentakan membuat Indah mencengkeram seprai lebih keras, tubuhnya tersentak dengan sensasi perutnya bergetar.Gerakan itu menjadi semakin liar. Semakin keras dan semakin basah yang bercampur dengan suara tubuh beradu. Arsya mendorong lebih dalam, lebih kasar, menahan pangkal bagian tubuhnya di dasar hingga ia bergetar, penuh, menumpahkan kehangatannya sampai selesai.Di saat yang sama, tubuh Indah menegang dengan punggung melengkung. Dengan wajah merona ia tahu kalau kehangatannya kini menyatu dengan milik Arsya. Menambah keba

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-267

    Indah membuka mata, menoleh pelan, lalu tersenyum. “Capek sedikit, tapi seneng banget. Rumah keluarga Subianto selalu rame dan hangat. Aku beruntung bisa ada di tengah-tengah mereka … dan di samping Abang.” Ia membalas uluran tangan Arsya dengan meletakkan punggung tangan itu ke pipinya.Kata-kata itu membuat dada Arsya menghangat. Ia meremas tangan Indah lebih erat, lalu membawanya ke bibirnya, mengecup punggung tangan itu tanpa melepas pandangan dari jalan. “Abang ngerasa lebih beruntung, In. Banyak hal yang membuat Abang berpikir seperti itu. Terutama dengan yang terjadi belakangan ini.”“Aku cinta Bang Asa,” ucap Indah, menatap sendu tangannya yang masih dikecupi Arsya.“Abang lebih cinta sama kamu,” sahut Arsya, kembali mengecup punggung tangan Indah.Malam bergulir semakin larut. Setelah membereskan beberapa hal soal pekerjaannya, Arsya melepaskan jubah tidurnya dan merangkak naik ke ranjang menyusul Indah yang sudah bergulung beberapa saat yang lalu.“Jangan tinggalin Abang tid

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-266

    Ari Subianto mengangguk. “Beberapa kali Ayah mendapat laporan kalau barang dan faktur tidak sesuai. Bahan kimia juga berkualitas rendah. Dipasok dari tangan entah keberapa. Akhirnya … Ayah memutuskan kalau dalam bisnis ini Ayah tidak boleh hanya bermodal kasihan. Ayah memutuskan kontrak perusahaan Ayah Mika. Saat itu … Ayah juga sedang sibuk. Jadi, bisa dibilang pemutusan itu memang bukan Ayah langsung yang melakukannya. Bukan karena Ayah pengecut, tapi secara teknis hal itu sudah benar.”“Setelah itu katanya Ayah Mika sakit dan nggak lama meninggal. Sarah yang tau informasinya. Hutang ayahnya Mika banyak sekali. Sepertinya terlibat dengan judi dan wanita. Sepertinya belakangan Mika sudah tau kalau ayahnya punya wanita lain karena pada saat meninggal ada wanita yang ikut datang. Karena berita itu … ibunya stroke. Diam-diam Ayah memberi Mika beasiswa. Sampai dia selesai kuliah dan kerja di perusahaan minyak Inggris. Lalu … kembali ke Jakarta malah kerja sama Eric.” Saat mengatakan itu,

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-265

    “Punya foto begitu? Maksudnya? Foto sama almarhumah Mama?” Arsya belum mengerti maksud Indah. Istrinya itu masih tertegun di depan lemari.“Maksud aku … foto di depan gedung ini. Kayanya aku juga pernah juga foto di depan ini.” Meski mengatakan itu, dahi Indah mengernyit tak yakin. “Itu di bagian samping rumah sakit Singapura,” jawab Arsya. “Kira-kira kapan kamu foto di sana?” Raut Arsya mendadak serius.“Kapan, ya? Aku juga lupa. Ini bener di Rumah sakit Singapura? Kenapa aku jadi nggak yakin. Aku kuliah di Politeknik Singapura tiga tahun. Abang pasti pernah baca di CV-ku. Belum lama selesai. Bisa jadi aku foto di tempat lain yang gedungnya mirip dengan ini.”“Kamu punya fotonya? Di mana? Di Bandung?” Arsya jadi ikut penasaran.Indah kemudian menegakkan tubuh seraya mengusap perutnya. “Semakin didesak aku semakin nggak yakin. Nggak perlu terburu-buru, kan? Kalau kita ada waktu ke Bandung, nanti aku cari di kamar.”“Foto itu….”“Bang!” Suara Laras kembali terdengar. Ia mendekat dan t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status