Share

Bab 3.

last update Huling Na-update: 2025-09-03 11:11:20

Suatu sore, Rani datang lagi. Kali ini membawakan sup ayam buatan sendiri.

“Arga, aku tau kamu suka sup ini. Aku masak khusus buat kamu,” kata Rani manis.

Arga menerima mangkuk itu dengan ekspresi biasa saja. “Oh, iya. Makasih.”

Dara yang melihat dari dapur langsung nyeletuk.

“Eh, kebetulan banget! Aku juga masak sup.”

Arga menoleh dengan dahi berkerut. “Kapan? Tadi aku lihat kamu rebus mie instan.”

“Ya kan… itu juga sup. Sup instan. Nggak ada bedanya.”

Dara meletakkan mangkuk mie instan di meja dengan wajah penuh kemenangan.

Rani menahan tawa, sementara Arga hanya memijat pelipis.

“Serius deh, kamu ini kenapa sih?”

*****

Beberapa hari kemudian.

Di kantor, Dara sedang rapat. Tiba-tiba ponselnya bergetar, chat dari Arga.

Arga: Lagi di café sama Rani.

Dara spontan mengetik balasan cepat.Bagus! Nikmatin aja. Jangan lupa bayar pakai duit kamu, bukan duit rumah.

Tak lama kemudian, Arga membalas dengan emoji rolling eyes.

Dara menatap layar kesal. “Nyebelin banget.”

Rekan kerjanya, Naya, melirik penasaran.

“Kamu lagi cemburu ya?”

“Enggak!” sahut Dara terlalu cepat. “Aku cuma… khawatir aja. Jangan sampai rumah tangga kami dipandang orang lain nggak serius.”

Naya terkekeh. “Alasan klasik.”

Malam harinya, Dara duduk di ruang tamu sambil menonton drama Korea. Begitu Arga pulang, ia langsung berkomentar dengan nada sinis, "Jam segini baru pulang. Sama siapa tadi? Jangan bilang Rani lagi.”

Arga menaruh kunci di meja, malas menanggapi. “Iya, sama dia. Kenapa?”

Dara melipat tangan di dada. “Kenapa nggak pulang aja sekalian ke rumah dia? Biar aku bisa nonton drama dengan tenang.”

Arga hanya menghela napas panjang, lalu naik ke kamar tanpa berkata apa-apa.

“Dasar batu,” gumam Dara kesal.

Meski Dara makin sering ngambek atau mencari perhatian, Arga tetap bersikap datar.

Ia tak pernah marah besar, tapi juga tidak menunjukkan tanda-tanda peduli.

Bagi Arga, Dara masih sebatas “istri karena terpaksa”. Tidak lebih, tidak kurang.

Namun, tanpa disadari Dara, justru sikap dingin Arga itulah yang membuatnya makin bingung. Semakin ia berusaha menepis, semakin ia sadar kalau dirinya pelan-pelan terusik.

“Kenapa sih aku kayak gini?” Dara mengeluh di depan cermin.

“Aku nggak suka dia. Aku nggak suka dia. Aku nggak suka dia…”

Tapi bayangan senyum tipis Arga tetap muncul di kepalanya.

Sementara Dara mulai goyah oleh perasaannya sendiri,

Arga masih teguh menjaga jarak.

Dua hati yang tidak seimbang, satu mulai condong, satu masih dingin membeku.

*****

Dara selalu menegaskan pada dirinya sendiri bahwa apa yang ia jalani bersama Arga hanyalah sebuah ikatan yang dipaksakan oleh keadaan, hasil perjodohan yang bahkan tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, sebuah pernikahan yang lahir bukan dari cinta atau kerelaan hati, melainkan dari kesepakatan dua keluarga besar yang menginginkan kebaikan masing-masing, dan karena itu sejak awal ia membangun tembok setinggi-tingginya di dalam hati, meyakinkan dirinya bahwa Arga bukanlah seseorang yang pantas untuk ia tempatkan di ruang perasaan, bukan orang yang harus ia cintai ataupun ia kagumi, cukup sekadar pasangan yang sah di mata hukum dan agama, tak lebih dan tak kurang.

Dan semua itu semakin jelas, semakin menusuk, ketika sosok Rani hadir kembali dalam kehidupan mereka, mantan kekasih Arga yang dulu pernah begitu berarti baginya, perempuan yang masih mampu tersenyum dengan hangat di hadapan Arga, yang menyapa dengan lembut, seolah tak pernah ada jarak, dan Dara yang seharusnya tidak peduli, yang seharusnya bersikap biasa saja justru merasakan ada bara yang menyala di dadanya, sebuah rasa asing yang membuatnya gusar, panas, dan sulit untuk mengendalikan diri, sebuah rasa yang orang-orang biasa sebut dengan cemburu, tapi Dara tak ingin mengakui itu, tak ingin terlihat lemah di hadapan dirinya sendiri apalagi di hadapan Arga, ia lebih memilih menutup hati rapat-rapat dan berpura-pura tidak peduli, berpura-pura sibuk dengan dunianya sendiri, meskipun diam-diam ia selalu memperhatikan, selalu ingin tahu, apakah Arga masih menyimpan rasa untuk Rani, apakah Arga tersenyum lebih lebar ketika berbicara dengan perempuan itu, apakah kehadiran Rani membuat Arga melupakan dirinya, seorang istri yang katanya hanya sebatas kewajiban.

Dara tidak pernah berani jujur bahwa ia takut kehilangan, ia tidak pernah berani berkata bahwa ia marah karena merasa ada yang merebut sesuatu yang kini perlahan ia anggap penting, padahal dulu ia selalu mengatakan bahwa keberadaan Arga hanyalah sebuah formalitas belaka, padahal dulu ia yakin ia bisa hidup berdampingan tanpa melibatkan hati, namun kini semuanya berantakan, semua pertahanan runtuh tanpa ia sadari, dan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan hanyalah menyangkal, menyangkal, dan terus menyangkal, karena mengakui berarti ia harus menerima bahwa ia sudah jatuh cinta, menerima bahwa perjodohan yang ia benci di awal kini telah berubah menjadi sesuatu yang ia syukuri, menerima bahwa Arga, lelaki yang dulu ia pandang sebelah mata, kini menjadi alasan ia merasa takut, takut kehilangan, takut tersisih, dan takut tidak dianggap.

Maka setiap kali rasa itu datang, Dara akan berusaha mengabaikannya, menyibukkan diri dengan pekerjaan, menenangkan diri dengan alasan bahwa semua hanya sementara, meyakinkan dirinya bahwa ini bukan cinta, bahwa ini hanyalah rasa sesaat yang muncul karena kebersamaan, sebuah kebetulan yang akan hilang seiring waktu, walaupun jauh di lubuk hatinya ia tahu, semakin ia menyangkal, semakin kuat perasaan itu tumbuh, semakin jelas bahwa ia sudah jatuh cinta pada suaminya sendiri, meski lidahnya tak pernah sanggup mengucapkannya, bahkan pada dirinya sendiri.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 63.

    Hujan baru saja berhenti, udara sore masih lembap. Aluna keluar dari minimarket kecil dekat kos temannya, membawa dua botol minuman dan roti. Ia ingin kembali ke mobil teman-temannya yang sedang parkir. Saat berjalan melewati rak buah di depan minimarket, seseorang menabraknya pelan dari sisi kanan. Bukan keras, tapi cukup membuat botol minuman bergoyang. Suara seorang lelaki pelan terdengar, “Maaf… Luna?” Aluna menoleh. Dan di sana, berdiri pria yang tak pernah benar-benar hilang dari kepalanya selama dua minggu terakhir. Freddy. Pakaiannya sederhana, kemeja coklat gelap, tangan masih memegang kantong belanja, wajahnya tampak lebih lelah dari terakhir kali. Ada kantung mata yang dalam, ada napas yang tertahan lama. “Om… Freddy?” Freddy tersenyum kecil, namun gugup, “Iya. Kamu sendiri? Sudah mau pulang?” “Iya, ini habis beli minum.” Ada keheningan aneh di antara mereka. Seperti ada sesuatu yang menggantung… sesuatu yang tidak bisa dihindari. Freddy menelan ludah perlahan

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 62.

    Tiga hari setelah Freddy duduk diam di seberang Cafe Selaras, Aluna sedang dalam perjalanan pulang dari kampus. Mobilnya sedang berada di bengkel. Sore itu gerimis kota pesisir memiliki bau hujan yang khas, asin laut bercampur tanah basah. Aluna memeluk totebag ke dadanya, buru-buru berjalan agar tidak terlalu basah, saat menyeberang trotoar menuju halte, langkahnya terpeleset kecil karena batu jalan yang licin. Seseorang sigap menangkap lengannya. Freddy. Tangan pria itu besar, hangat, kuku-kukunya bersih tapi ada garis bekas kerja kasar. Gerakannya spontan, refleks, bukan rencana. “Ah—! Maaf, saya— hampir jatuh…” seru Aluna. Freddy melepas perlahan agar tidak membuatnya takut, “Tidak apa-apa. Kau baik-baik saja?” Aluna mengangguk cepat, sedikit kikuk. Ia menatap wajah Freddy. Mata itu… tajam, tapi bukan menghakimi. Lebih seperti seseorang yang sudah terlalu banyak hidup dan terlalu banyak kehilangan. Aluna tidak mengenalnya. Tapi entah kenapa, ia merasa

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 61.

    Hujan akhirnya berhenti ketika senja mulai turun.Langit berubah menjadi ungu gelap, seolah menyerap seluruh kesedihan yang menggantung di udara.Freddy berjalan tanpa arah.Langkahnya berat, tidak tergesa, tidak pula yakin.Hanya berjalan.Ia berakhir di dermaga tua — tempat nelayan biasanya menambatkan perahu saat malam tiba.Papan kayu jembatan itu basah dan berderit pelan saat ia melangkah menuju ujungnya.Ia duduk.Tanpa payung, tanpa berteduh.Membiarkan sisa hujan menetes dari rambutnya dan kelembaban menyerap ke pakaiannya.Tangannya terasa gemetar.Bukan karena dingin, tapi karena kenyataan yang baru saja menghantamnya keras.“Aluna… anakku…”Suara itu keluar pelan, serak, hampir tidak terdengar.Seolah ia takut kalau dunia akan mendengar dan menertawakannya.Matanya menatap permukaan laut. Gelap, beriak, tidak memantulkan cahaya apapun.Seperti hidupnya.Selama bertahun-tahun di penjara, ia menahan marah, menahan dendam, menahan frustasi.Ia yakin Riana menghancurkan hidupn

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 60.

    Sore itu, langit di atas kota pesisir tampak mendung, udara membawa aroma garam laut bercampur hujan yang sebentar lagi turun. Freddy melangkah perlahan di sepanjang jalan kecil menuju Selaras Café, tempat yang sejak lama ia dengar dari orang-orang sebagai milik Dara dan Arga. Dan konon, dikelola oleh seorang wanita bernama Riana. Nama itu membuat dadanya sesak setiap kali ia dengar. Tangannya gemetar ketika hendak membuka pintu kafe. Ia tak tahu apa yang akan dikatakan jika benar Riana ada di sana. Apakah ia pantas menemuinya setelah semua yang telah terjadi? Namun hati kecilnya terus berbisik, "Setidaknya sekali saja… biar aku bisa minta maaf…" Langkahnya baru dua meter dari pintu ketika seseorang keluar dari dalam kafe. Seorang pria tinggi dengan wajah tegas dan mata tajam, Adrian Wilson Anggara. Adrian baru saja menutup percakapan telepon dengan salah satu staf cottage-nya. Namun begitu melihat sosok pria berjaket lusuh dengan tatapan bimbang di depan pintu k

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 59.

    Aluna sedang liburan singkat ke kota tempat dulu ibunya pernah tinggal, bersama tiga teman kampusnya. Mereka mencari tempat nongkrong yang “vintage dan tenang”. Salah satu temannya merekomendasikan sebuah kafe yang katanya punya vibe klasik dan tenang “Cafe Purnama”. Freddy sekarang sudah jauh berubah. Rambutnya memutih sebagian, wajahnya terlihat lelah namun berwibawa. Ia bekerja sebagai pengurus kebun kecil milik seorang kenalannya di luar kota.Pak Anggara, orang tua Freddy dan Adrian sudah meninggal dunia, kemudian perusahaannya bangkrut karena di kelola oleh asistennya, yang ternyata punya niat jahat. Sehingga saat Freddy keluar penjara, semuanya sudah hancur, dan berujung malapetaka. Semua harta maupun aset yang di milikinya semuanya hilang dan tak tersisa apapun untuknya.Yang tersisa hanya pakaian di badannya saja yang dia pakai saat keluar dari penjara.Pada akhirnya, dia hanya bisa menjadi tukang kebun. Beruntung, dia bertemu dengan kenalannya dan memintanya untuk memb

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 58.

    Sore itu, udara di pesisir terasa lembut. Angin laut berhembus membawa aroma asin yang khas, menelusup ke setiap jendela Selaras Café dan Alunadric Cottage yang kini sudah menjadi salah satu destinasi wisata paling terkenal di daerah itu. Banyak pasangan muda datang untuk berlibur, menikmati matahari tenggelam yang indah di tepi laut, tak tahu bahwa tempat ini lahir dari kisah dua hati yang pernah hancur dan sembuh bersama. Dari balkon utama rumah mereka, Riana menatap pantai sambil memegang secangkir teh hangat. Garis halus di wajahnya bukan tanda lelah, melainkan bukti perjalanan panjang dan cinta yang matang. Dari kejauhan, ia melihat Aluna, yang kini berusia 20 tahun, berjalan sambil membawa kamera di tangan. Gadis itu kini kuliah semester 3 di jurusan Desain Komunikasi Visual, dan sering membantu ibunya membuat desain promosi untuk Selaras Café dan cottage milik ayahnya. Langkahnya cepat, matanya bersinar penuh semangat, kombinasi sempurna antara ketegasan Anggara family

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status