Share

Bab 17

Penulis: Anggur Penghangat Bunga
Sharon bangun pagi-pagi dan menyiapkan sarapan. Kemudian bersama putranya dan Riley, mereka bertiga menuju ke bawah.

Seperti biasa, Riley bersiap untuk menyetir dan mengantar Sebastian ke taman kanak-kanak sebelum mengantar Sharon ke kantornya lalu baru Riley ke tempat kerjanya.

Mereka bertiga sudah berjalan keluar dari apartemen ketika Riley siap untuk mulai mengemudi.

Pada saat itu, pintu mobil hitam yang diparkir di dekatnya tiba-tiba terbuka. Kendaraan tampak mewah, dan Fiona terlihat turun dari mobil.

"Sharon," kata Fiona dingin.

Sharon mengangkat kepalanya ketika ia mendengar Namanya disebut dan terkejut dengan penampilan Fiona di kondominium ketika hari masih sangat pagi.

Dilihat dari cara Fiona muncul, Sharon yakin sesuatu yang buruk pasti akan terjadi.

Sharon tidak memberi tahu Fiona tentang keberadaan putranya sehingga meminta Riley membawa putranya masuk ke mobil saat ia menunggu Fiona, lalu memberi tahu Riley bahwa ia akan bersama mereka sebentar lagi.

Riley merasa khawatir. "Ga usah diladenin."

“Gak papa, ia sudah jauh jauh kesini, kalo aku hindari bisa aja ia malah ke kantor." Sharon menepuk bahu Riley dengan lembut untuk meyakinkannya.

Riley berpikir bahwa Sharon benar, lalu ia menghela nafas. "Kalau begitu, kamu harus hati-hati. Kasih tau kalau ada yang tidak beres."

"Ok," kata Sharon pada Riley. Selanjutnya, ia menepuk kepala putranya. "Pergi ke mobil dengan ibu baptismu dan tunggu aku ya."

Sebastian mengerutkan alis kecilnya. "Jangan lama lama ya, Bu." Dia bisa merasakan bahwa wanita yang berjalan ke arah ibunya bukanlah orang yang baik.

"Ok, ayo sana masuk." Sharon berjalan menuju Fiona setelah memastikan Riley telah membawa anak kecil itu pergi.

"Ada perlu sesuatu, bibi?"

Sharon berdiri di depan Fiona. dan ia tidak menyangka Fiona akan segera menamparnya setelah mendengar kata-katanya! Namun, Fiona tetap diam.

Tiba-tiba, Sharon merasa wajahnya seperti terbakar karena rasa sakit. Selanjutnya, telinganya berdengung karena tamparan itu.

Lalu, Fiona melontarkan kata-kata kasar dan marah, "Sharon, kok kamu bisa begitu tidak tahu malu ya? Siapa yang buat kamu berani balik ke sini? Lebih baik kamu segera pergi dari Kota Utara sekarang juga!"

Sharon tidak dapat melepaskan diri dari pusing karena tamparan yang ia terima sebelumnya. Namun demikian, ia tiba-tiba mendengar suara langkah kaki berlari ke arahnya dari belakang yang diikuti oleh sosok kecil yang muncul di depannya.

Sebastian mendorong Fiona pergi dan berteriak, "Wanita jahat! Beraninya kamu menampar ibu saya?"

Dia mengulurkan tangannya dan melindungi ibunya dengan menempatkan dirinya di depan Sharon. Meskipun fisiknya kecil, Sebastian memiliki sosok laki-laki sejati.

Riley juga datang dan memuji Sebastian kemudian memelototi Fiona dan berteriak, "Ibu tua, beraninya kamu memukuli orang lain siang-siang begini? Saya bisa laporkan kamu ke polisi supaya kamu dikurung di penjara!"

Fiona tidak menyadari sesuatu karena ia masih berjuang untuk mendapatkan kembali keseimbangannya setelah didorong oleh Sebastian dengan paksa. Pada akhirnya, Fiona tersandung ke belakang dan menabrak badan mobilnya. Ia berhasil menopang badannya di mobil supaya tidak jatuh ke tanah dengan memalukan.

Setelah mengembalikan keseimbangannya, ia menatap ketiganya dengan marah. Namun, saat melihat Sebastian, ia tercengang. 'Bocah ini... kenapa terlihat begitu familiar?'

'Mengapa menurutku bocah ini agak mirip Howard ketika masih muda?'

'Dia berteriak pada Sharon dan memanggilnya ibu. Apakah itu berarti ia putra Sharon?!'

Kemarahan Fiona berubah menjadi rasa ingin tahu, ia terperangah. "Ini ... ini anakmu?" Dia terkejut menatap Sharon dan bertanya.

Sharon tidak pernah berniat untuk membiarkan Fiona melihat anak kecil itu karena tidak ingin menimbulkan masalah lagi. Namun demikian, ia tidak mengharapkan hal-hal lepas dari kendalinya.

"Wanita jahat, kamu memukul ibuku. Aku akan panggil polisi untuk menangkapmu!" Sebastian tidak akan pernah membiarkan seseorang mengganggu ibunya.

Sharon menarik Sebastian di belakangnya; tidak ingin membiarkan Fiona menatapnya. Dia berkata dengan dingin, "Bibi Fiona, jika kamu di sini hari ini untuk beritahu aku agar pergi, aku sarankan kamu menarik ucapanmu kembali. Aku punya kebebasan untuk memutuskan apakah aku mau tinggal atau pergi. Kamu tidak punya hak untuk ikut campur."

Awalnya, Fiona ingin mengusir Sharon. Namun, pikirannya menjadi kabur saat melihat Sebastian.

Dia berpikir, 'Anak ini tidak mungkin anak Howard, kan?'

'Jika anak ini milik keluarga Zachary, aku tidak akan membiarkan ia mengikuti Sharon!

'Saya harus menyelidiki identitas anak itu!'

"Baiklah, kamu boleh tinggal, tetapi jika kamu mau hancurkan pernikahan Howard, aku tidak akan pernah memaafkanmu!" Setelah berbicara, Fiona terdiam beberapa saat sebelum tiba-tiba memikirkan sesuatu. Selain itu, jangan pernah berpikir untuk terlalu dekat dengan Simon. Wanita jahat sepertimu tidak pantas bisa didekat dia!"

"Hei, nenek tua, cepat deh pergi. Kami tidak ingin kamu di sini!" Riley berteriak, tidak bisa lagi mentolerir perilaku Fiona.

Fiona meliriknya dengan dingin dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Pada akhirnya, ia menatap Sebastian, masuk kembali ke mobil, dan meninggalkan tempat kejadian.

Sharon mengerutkan kening tanpa menyadarinya. Dia tidak bisa tidak merasakan bahwa setelah Fiona melihat putranya, yang terakhir mulai bertingkah aneh. Kalau tidak, bagaimana ia bisa dengan mudah melepaskannya?

"Bu, wajahmu bengkak. Pasti sakit, kan?" Sebastian menatapnya, patah hati.

Sharon tersentak. "Tidak apa-apa. ga sakit kok." Kemudian, ia memuji, "Aku tidak menyangka putraku itu pahlawan kecil yang bisa melindungiku."

"Bu, mulai sekarang dan seterusnya, jika ada yang ganggu, kasih tahu aku. Aku pasti akan membelamu!"

Sharon menahan tawa saat melihat ekspresi anaknya, ia merasakan kehangatan mengalir dalam dirinya. "Baiklah, aku tidak sabar nih dilindungi kamu mulai sekarang."

"Pembicaraan ini bisa kita bahas nanti malam saja yaaaa?" Riley menutup mata.

Mereka bertiga saling berpandangan dan tertawa kecil.

Kemudian, Sharon menuju ke toko farmasi di pinggir jalan untuk membeli krim salep. Selanjutnya, ia memakaikan itu di mukanya dan menuju ke kantor. Sebenarnya, ia merasa tidak aman karena kemunculan Fiona yang tiba-tiba. Terlebih lagi, ekspresi Fiona saat melihat putranya membuatnya tak bisa tenang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1747

    “Sekarang aku udah selesaikan semua permintaan terakhir dia." Yvonne melirik Quincy untuk terakhir kalinya, yang diliputi keterkejutan. Dia kemudian meninggalkan ruangan.Quincy tidak mengatakan apa pun untuk membuatnya tetap tinggal. Dia terus menatap kotak abu itu. Dia menatap kotak abu dalam diam untuk waktu yang sangat lama. Terry bertanya padanya, "Nona, apa kamu percaya kalau ini abu Dayton Night?" Dia berbalik untuk melihat Terry. Sejujurnya, dia tidak terlalu percaya. "Kenapa kamu nggak lihat dulu aset yang dia transfer ke kamu dan lihat apa itu asli?" Terry menyarankan. "Bantu aku cek ini." Dia menyerahkan tumpukan tebal dokumen kepadanya sehingga dia bisa memverifikasinya. "Aku akan cek sekarang." Terry segera meninggalkan kantor. Quincy menatap kotak abu dan bergumam pelan, "Dayton Night, kamu mau ngapain lagi sekarang?" Dia terkejut ketika Terry memberitahunya bahwa Dayton benar-benar telah mentransfer semua aset dan keuangannya kepadanya setelah memverifikas

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1746

    Quincy masih tenggelam dalam pikirannya ketika sekretarisnya meneleponnya melalui saluran telepon internal. Sekretarisnya memberi tahu dia bahwa seorang wanita bernama Yvonne Leif ada di sini untuk menemuinya.Dia mengerutkan kening. Yvonne Leif?Setelah memikirkannya sebentar, dia akhirnya ingat. Apakah Yvonne Leif bukan wanita yang waktu itu dengan Dayton? Kenapa dia mencarinya sekarang? Jika dia tidak mati, maka Dayton Night... Jantung Quincy tergopoh-gopoh. Dia meminta sekretarisnya untuk membawanya masuk sekaligus. Setelah beberapa saat, sekretarisnya membawa Yvonne ke kantor. Sejak Yvonne muncul di kantornya, Quincy terus menatapnya. Dia masih punya bayangan. Dia bukan hantu atau roh…Yvonne baik-baik saja dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia tidak terlihat terluka sama sekali.Apakah dia berhasil menghindari pengeboman di pulau itu?Yvonne mengenakan kacamata hitam dan memegang sebuah kotak. Dia membawa tas tangannya di pergelangan tangannya. Setelah beberapa

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1745

    Ekspresi Dayton terlihat gelap saat dia menatap pulau itu dengan tatapan suram. Dia mengerucutkan bibirnya. Dia tidak punya niat untuk mengatakan apa-apa.Dia tidak ingin meninggalkan pulau itu. Yvonne dan anak buahnya adalah orang-orang yang dengan paksa membawanya pergi."Aku lebih suka tinggal di pulau itu." katanya setelah beberapa saat.Yvonne menatapnya dengan kaget. Setelah beberapa detik, dia tertawa terbahak-bahak. “Kamu memang tahu dia akan bom kamu sampai mati, kan? Itu akan lebih baik dari pada mati setelah melalui semua siksaan penyakit kamu, kan?”Setelah hening sejenak, dia berkata, "Aku berhutang budi sama dia."Bagaimanapun, dia tidak akan bisa hidup lama. Dia hanya harus memenuhi keinginan Quincy dan membiarkannya mengakhiri hidupnya secara pribadi.Dia tidak akan menyesal jika dia mati di tangannya.Yvonne tidak bisa menahan diri untuk tidak menampar wajahnya. Dia kemudian memarahi dirinya sendiri dengan keras, “Kenapa aku terlalu ikut campur?! Kenapa aku bers

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1744

    Quincy mengarahkan pandangan dinginnya ke arah itu. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Ayo pergi."Terry tidak tahu apa yang dia lihat barusan. Dia hanya memperhatikan ekspresi tidak menyenangkan di wajah Quincy..Dia mengikutinya dan bertanya, “Nona, di mana bajingan itu, Dayton Night? Apa Nona mau saya tangkap dia dengan tangan saya sendiri?” Dia tidak berpikir bahwa dia akan membiarkan Dayton pergi.Quincy tidak berhenti berjalan. "Nggak usah. Aku tahu gimana hadapin dia.”Ada sedikit kebrutalan dalam suaranya yang dingin. Terry sedikit terkejut. Dia sepertinya mengerti sesuatu. Dia berhenti berbicara dengannya setelah itu. Helikopter sudah menunggu mereka di luar. Quincy dan Terry naik ke helikopter.Di bawah mereka, pulau itu dalam kekacauan besar. Tidak ada yang bisa menghentikannya pergi sekarang."Nona, bisa kita pulang sekarang?" tanya Terry.Quincy melirik situasi di bawah dan menatapnya. Ada ekspresi yang sangat tenang di wajahnya. "Kamu bawa banyak bahan peleda

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1743

    “Dokter Leif, datang dan lihat Tuan Muda. Dia muntah darah lagi,” salah satu anak buah Dayton memberitahunya begitu mereka melihatnya.Yvonne berjalan di depan Dayton. Dia melihat darah yang dimuntahkannya ke lantai. Dia tidak lagi terganggu akan hal itu. “Kalian harus belajar membiasakan diri dengan hal seperti ini. Lagi pula, itu akan sering terjadi nanti.”Anak buah Dayton tercengang. Apa artinya itu? Tuan Muda akan sering muntah darah nanti? Dayton bersandar di sofa di belakangnya dan memejamkan mata. Dia tidak punya tenaga untuk bicara lagi. Yvonne tidak ingin menghukumnya setelah melihat kondisinya saat ini. Dia jelas tahu bahwa dia telah menyerah pada dirinya sendiri sejak lama. Dia hanya menunggu kematiannya sendiri. Karena itu, dia tidak buru-buru untuk melakukan pengobatan akupuntur pada dirinya. Grhhhh…Grrrhhrh…Grrrrhhhh…. Gemuruh suara keras terdengar dari luar. Dayton segera membuka matanya. Kedengarannya seperti sebuah pesawat terbang?Dia segera memberi ta

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1742

    Quincy sangat marah hingga wajahnya memerah. Jika dia tidak ditahan oleh pengawalnya, dia pasti akan mencekiknya sampai mati sekarang!Yvonne, yang mengawasi mereka di samping, tidak bisa memaksa dirinya untuk terus menonton mereka lagi. Dia merasa sangat canggung sebagai orang luar. Karena itu, dia bangkit dan berkata, "Kalian harus makan pelan-pelan." Dia meninggalkan ruangan setelah berbicara.Dia benar-benar tidak bisa memahami seseorang seperti Dayton Night. Mengapa dia begitu gigih mendapatkan Quincy Lane?Sebenarnya, dia memang pria yang gigih. Namun, dia pasti malah sebuah mimpi buruk bagi Quincy.Dia bisa tahu betapa Quincy membencinya. Kalau tidak, dia tidak akan menyandera Lennon. Dia ingin meninggalkan pulau ini.Mungkin cinta bukan hanya tentang memberi. Beberapa jenis cinta didefinisikan oleh belenggu dan pemenjaraan juga. Dayton tidak hanya menjebak Quincy, tetapi dia juga melakukannya pada dirinya sendiri. Namun, mungkin ini adalah keinginan terakhirnya dalam h

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1741

    Yvonne menatapnya. Dia tiba-tiba kehilangan kata-kata.Quincy didorong kembali ke kamarnya. Pintu kamarnya kemudian ditutup rapat. Dia mendengar suara kunci terkunci di luar. Sialan, Dayton Night. Dia menyuruh anak buahnya untuk menguncinya. Dia benar-benar kehilangan kebebasannya. Quincy tidak punya ide lagi. Dia hanya bisa berpuasa. Dia lebih baik mati daripada dipenjara olehnya.Dia mulai berpuasa.Anak buah Dayton segera melaporkan situasi ini kepadanya. Dia ingin pergi untuk melihatnya, tetapi dia benar-benar tidak punya energi sekarang.“Bawa dia.” Dia tidak punya pilihan selain meminta mereka membawa Quincy ke kamarnya. Sebelum Quincy tiba, dia meminta Yvonne untuk membantunya ke sofa agar dia bisa duduk. Dia tidak bisa membiarkan Quincy melihatnya terbaring di tempat tidur dengan begitu sakit. Yvonne mau tidak mau bertanya, “Kenapa kamu harus melakukan ini? kamu berusaha keras untuk pura-pura baik-baik aja di depan dia. Nggak bisa apa kamu kasih tahu dia soal penyak

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1740

    Quincy mau tidak mau merasa terkejut setelah melihat penampilan Dayton. Dia menatapnya dengan tatapan yang membuatnya tampak seperti akan memakannya hidup-hidup!"Kamu di pulau?" dia bertanya padanya. Mengapa anak buahnya menipunya? "Apa kamu coba sandera anak buah aku untuk kaburi karena kamu ngira aku nggak ada di sini?" Dayton dipenuhi amarah. "Dayton Night, apa yang kasih kamu hak untuk menjebak aku di sini?" Seharusnya dia yang marah padanya.Saat itu, Yvonne mengejarnya.“Kamu harus kembali.” Dia mengingatkan Dayton setelah berjalan ke sisinya. Namun, pikiran Dayton hanya dipenuhi dengan pikiran tentang Quincy. Seolah-olah dia tidak mendengar apa yang dikatakan Yvonne.Kilatan mengejek muncul di tatapan Quincy ketika dia melihat Yvonne juga ada di pulau itu. Tidak heran anak buahnya tidak mau memberitahunya bahwa dia sudah berada di pulau itu. Dia telah membawa wanita lain. Mustahil baginya untuk tidak mengenali wanita ini. Dia adalah wanita yang dia permainkan di rum

  • Awas, Bos Jatuh Cinta!   Bab 1739

    Saat itu, Lennon mendeteksi nada mengejek dalam suaranya. Dia sama sekali tidak peduli apakah mereka lelah atau tidak.Dia menundukkan kepalanya dan mengupas apel dengan saksama. Dia tidak berniat untuk terus berbicara dengannya lagi. “Biarin aku kupas sendiri. Tangan kamu nggak bersih.” Quincy secara alami meraih pisau itu. Lennon tidak terlalu memikirkannya. Dia hanya merasa sedikit ketakutan. Dia menyerahkan pisau dan apelnya sekaligus. Namun demikian, Quincy hanya mengambil pisau buah itu. Dia tidak mengambil apel darinya. Sementara dia bertanya-tanya apakah dia pikir tangannya kotor, dia memegang pisau buah dan mendekatinya. Dia segera meletakkan pisau di lehernya. “Nyonya Muda, kamu…” Lennon akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi. Ini adalah tujuan sebenarnya. Quincy menatapnya dengan dingin dan berteriak dengan dingin, “Jalan!"Lennon tidak punya pilihan selain mematuhinya dan berjalan keluar.Orang-orang yang berdiri di dekat pintu terkejut ketika mereka meli

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status