Share

Bab 02. Kedatangan Jayden

"Ayo, Abang, kita ke Bunda," ajak Kalisa tiba-tiba kepada Keanu.

Dia tidak akan memaksa jika pria dewasa ini tidak mau menjadi ayahnya. Nanti Kalisa akan mencari sendiri saja ayah baru di toko Oren seperti yang sering Tante Zoya katakan jika tengah berbincang dengan bundanya. Harusnya ada, kan?

"Tapi, Dek, bukannya kita-"

"KITA KE BUNDA, BANG!" teriak Kalisa. Wajahnya memerah dan matanya sudah sembab. Entah apa yang ada di hati bocah cantik ini saat ini, tapi satu hal yang dia inginkan adalah pergi dari sini.

Akhirnya, Keanu pun mengikuti keinginan Kalisa. Mereka berdua pergi dari tempat itu, tidak lupa mengucapkan salam kepada Jayden.

Jayden terdiam, tatapannya tidak lepas dari dua bocah itu. Entah kenapa, melihat gadis mungil itu menangis membuat hati Jayden terasa sesak.

"Jay, ayo, Pak Anwar akan segera masuk," ajak Bima untuk membuyarkan lamunan Jayden.

Jayden bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kelasnya, diikuti oleh teman-temannya yang lain.

Sementara itu, Kanya baru saja keluar dari dalam kelas. Dia menautkan kedua alisnya saat melihat kedua putra-putrinya yang berjalan dengan wajah yang murung.

"Abang, Adik, kenapa wajah kalian terlihat murung seperti itu?" tanya Kanaya dengan alis menukik

"Tidak apa-apa, Bun," jawab Kalisa dengan memalingkan wajahnya kesembarang arah.

"Bunda masih mengajar?" tanya Keanu.

"Tidak, sudah selesai. Hari Sabtu hanya ada satu kelas," jawab Kanaya dengan tersenyum hangat.

"Ya sudah, ayo kita pulang," ajak Keanu kepada Kanaya. Kanaya mengangguk, sambil berjalan bersama mereka. Kanya menawarkan untuk membeli es krim, namun jawaban dari Kalisa membuat Kanaya bungkam.

"Ica tidak mau es krim, Ica ingin ayah," ucapnya dengan sedih.

"Sini, bunda ingin berbicara dengan kalian." Ajak Kanaya dengan membawa kedua putra-putrinya duduk di taman yang kebetulan tamannya juga sepi.

"Bunda tidak tahu, mengapa Abang dan Adik seperti ini," ucap Kanaya.

"Adik, apakah kasih sayang, cinta, dan perhatian Bunda kepada Adik kurang sehingga Adik menginginkan sosok Ayah?" tanya Kanaya.

"Tapi Bunda tidak akan mengerti apa yang Adik rasakan. Adik sakit hati saat disebut anak haram. Apa itu anak haram, Bunda?" tanya Ica. Hati Kanaya berdenyut nyeri mendengar ucapan putrinya. Jadi inilah alasan keduanya meminta Ayah.

"Ya Allah, ibu macan apa aku ini. Sampai anakku dihina pun aku tidak tahu," batin Kanaya sambil menangis.

Kanaya tidak pernah berpikir sampai kesana, bahwa anak-anaknya agar di bully seperti ini.

Kanaya merengkuh kedua putra-putrinya ke dalam pelukannya, sementara Kanaya mengigit kuat bibir bawahnya agar tangisnya tidak pecah. Berkali-kali Kanaya mengucapkan istighfar dalam hatinya, dadanya begitu sesak sehingga ruang terbuka pun tidak mampu memberikannya oksigen. Kanaya menyesali dengan apa yang pernah terjadi membuat si kembar menjadi terkena dampaknya.

Tanpa sepengetahuan Kanaya dan kedua putra-putrinya, Jayden mendengarkan obrolan mereka. Jayden mengumpat dalam hati kepada pria yang tidak bertanggung jawab seperti itu. Bahkan karena keegoisan pria itu, bocah kembar yang begitu menggemaskan itu menjadi bahan bullyan.

"Woy Jay, ayo!" teriak Bima. Jayden pun berbalik dan berlari kecil menyusul Bima yang sudah masuk ke dalam kelas.

'Ya Allah, jika memang dia jodohku. Maka berikanlah hamba petunjuk mu.' do'a Jayden dalam hati.

Sementara itu, Kanaya mengajak putra-putrinya untuk membeli es krim dan pulang. Kesedihan si kembar mulai sirna setelah mendengar tentang es krim. Itu adalah makanan kesukaan mereka, terutama yang berwarna strawberry.

"Bunda Dede mau beli ice cream nya dua ya?" pinta Kalisa si anak chubby yang sangat manis.

"Abang juga bunda," ucap Keanu.

"Iya sayang, kalian boleh makan ice cream untuk hari ini ya." ucap Kanaya dengan mengelus puncak kepala Kalisa dan Keanu bersamaan.

****

Singkat cerita, saat sore hari Kanaya dan si kembar sudah pulang ke rumah. Kanaya membantu kedua bocah itu untuk mandi, namun ditolak oleh Keanu.

"Loh, kenapa tidak mau dimandikan oleh Bunda, Bang?" tanya Kanaya dengan menaikan sebelah alisnya.

"Kita sudah besar, Bunda. Malu lah," ucap Keanu membuat Kanaya terkekeh. Ah, Kanaya lupa bahwa kedua bayi beruangnya sudah besar sekarang. rasanya baru kemarin mereka lahir, sebegitu cepat kah waktu membuat mereka tumbuh menjadi anak yang Sholeh dan Sholeha.

"Ya sudah, kalian mandi ya. Bunda akan menyiapkan bajunya setelah itu kalian langsung ke bawah untuk makan," kata Kanaya kepada si kembar.

"Ya, Bunda. Terima kasih banyak," ucap Keanu dan Kalisa bersama-sama.

Setelah mandi, Keanu dan Kalisa segera mengenakan baju yang telah disiapkan oleh Kanaya. Mereka berdua turun ke bawah untuk makan malam. Di meja makan, Kanaya telah menyiapkan hidangan kesukaan mereka, yaitu spaghetti dengan saus tomat dan daging cincang.

"Mmm, harumnya enak sekali, Bunda!" puji Keanu sambil menghirup aroma yang menggoda. perutnya terasa meronta-ronta setiap kali mencium aroma masakan bunda-nya.

"Iya, Bunda memang masakannya selalu enak," tambah Kalisa dengan senyum lebar. Bahkan Kalisa bisa dia kali tambah jika Kanaya yang memasak.

Kanaya tersenyum bahagia melihat kedua anaknya menikmati makan malam. Mereka berbicara dan tertawa riang, membuat suasana di ruang makan penuh kehangatan.

Setelah selesai makan, Kanaya mengajak Keanu dan Kalisa untuk menonton film favorit mereka di ruang keluarga. Mereka duduk bersama di sofa, menikmati cerita yang sedang diputar di layar televisi.

"Film ini seru banget ya, Bunda!" kata Keanu dengan antusias. matanya berbinar melihat film bocah kembar yang tak memiliki rambut itu.

"Iya, Bang. Dede juga suka sekali ceritanya," sahut Kalisa sambil terus memperhatikan setiap adegan.

Saat tengah asyik menikmati adegan, Kanaya terlonjak kaget saat bel rumah berbunyi. "Biar Nay saja yang buka Bu," ucap Kanaya kepada Maryam. Kanaya Apun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

Saat pintu terbuka, nampak tiga orang berdiri disana. Pria muda dan sepasang paruh baya disana.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Apakah benar ini rumah Bu Kanaya?" tanya wanita paruh baya.

"Walaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, ya Bu saya Kanaya. Ayo masuk Bu," ajak Kanaya dengan membuka lebar pintu rumahnya.

Maryam berjalan ke ruang tamu diikuti oleh si kembar, bocah kembar ini sangat penasaran siapa yang bertamu ke rumahnya.

Saat sampai di ruang tamu, si kembar terkejut melihat pria dewasa yang tadi siang mereka mintai untuk jadi ayahnya kenapa ada disini pikir keduanya. Keduanya pun menyerukan nama Jayden.

"Om Jayden?" pekik keduanya yang berlari ke arah Jayden.

sedangkan Kanaya terbelalak melihat putra-putrinya yang berlari ke arah pria muda itu, ada hubungan Apa dan kenal darimana si kembar bisa sekarang itu dengan dia.

Maryam bahkan terdiam untuk sesaat melihat kejadian di depannya ini.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ulyana
Wah wah wah makin seru nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status