Home / Rumah Tangga / Ayah Mertuaku Canduku / Bab 2. Lingerie Hitam dari Papa Mertua

Share

Bab 2. Lingerie Hitam dari Papa Mertua

Author: NonaRich
last update Last Updated: 2025-10-03 06:14:25

Siska menunggu kepulangan Dani dengan sedikit gelisah. Pasalnya, sudah pukul sepuluh malam, tapi suaminya belum juga pulang. Anaknya sejak tadi sudah tertidur walau ada sedikit drama merengek karena merindukan Dani.

Sementara kedua mertuanya tentu sudah pulang ke rumah mereka sendiri dan untungnya tidak menginap di sini. Sebab, Siska masih enggan bila harus satu atap dengan Mama mertuanya yang cerewet itu. 

Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarangan membuat Siska bangkit dari sofa ruang tamu. Ia gegas membuka pintu untuk sang suami dan mendapati lelaki itu dalam keadaan berantakan dan berjalan sempoyongan. 

"Mas? Kok, jam segini baru pulang?" tanya Siska dengan khawatir.

Dani menghela napas ketika melihat penampilan istrinya yang tidak berubah. Dia kira, ketika pulang akan di sambut dengan penampilan menawan dari istrinya, ternyata sama saja. Lantas, mana katanya tadi beli lingerie? 

"Ada meeting mendadak. Sudah, mending kamu tidur saja duluan. Mas mau mandi!" Dani mendorong tubuh Siska supaya menyingkir dari hadapannya. 

Tubuh Siska sedikit oleng dan untung saja tidak sampai terjatuh. Wanita itu tertawa hambar. Meeting katanya? Orang gila mana yang meeting tengah malam begini? Terlebih lagi, ia bisa mencium aroma minuman beralkohol dari tubuh suaminya. 

"Kamu nggak meeting, tapi habis dari club, kan? Sudah aku bilang, jangan ke sana, Mas. Kamu tuh sudah punya anak istri!" Suara menggelegar dari Siska sukses membuat langkah Dani terhenti. 

Lelaki itu menoleh dan menatap bengis ke arah wanitanya. "Aku seharian capek kerja, baru pulang. Jangan di ajak berantem. Kamu enak, cuma di rumah, leha-leha terus terima duit dari aku. Jangan protes, aku capek kerja. Diam saja!" bentak Dani membuat tangan Siska terkepal dengan kuat. 

Dani kembali melangkah dan kali ini diikuti oleh Siska di belakangnya. Keduanya masuk ke dalam kamar. Dani lekas menanggalkan kemejanya dan melemparnya ke sembarang arah. 

Siska menghela napas dan memilih untuk memunguti pakaian kerja sang suami. Sementara sang empu sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh. 

Pandangan Siska beralih ke kemeja putih Dani yang terdapat sebuah noda di bagian pundak. Jantung wanita itu berdetak tak karuan ketika melihat dengan jelas jika itu merupakan noda lipstik.

"Ya ampun, lipstik siapa ini? Aku bahkan jarang pakai lipstik, jelas ini bukan lipstikku," keluh Siska yang matanya sudah berkaca-kaca. Perasaannya campur aduk. Antara takut dan penuh luka.

Ting!

Ponsel Dani yang tadi sempat di letakkan di atas nakas sontak saja berbunyi. Siska tentu saja penasaran. Siapa malam-malam begini yang mengirimi suaminya pesan?

Ia gegas mengambil ponsel tersebut dan membaca sekilas deretan awal pesan tersebut yang bertuliskan kata sayang. Sialnya, dia tak bisa melihat keseluruhan pesan lantaran ponsel tersebut dikunci dengan pola.

"Lancang sekali kamu mau buka-buka ponselku, Sis. Ini isinya banyak file kerjaan. Nanti kalau terhapus bagaimana?"

Siska terkejut bukan main ketika ponsel di tangannya sudah berpindah tempat ke tangan Dani. 

"Di kemeja kamu ada noda lipstik. Terus, tadi ponsel kamu bunyi dan aku sekilas baca pesan dengan kalimat awal sayang. Kamu selingkuh dari aku, Mas? Kamu selingkuh!" Suara Siska bergetar dengan hebat. 

Dani membelalakkan mata, tapi lelaki itu sangat pintar mengembalikan mimik wajah. 

"Nggak usah ngarang. Aku kerja, ya, bukan yang aneh-aneh. Kamu salah lihat itu, ini loh ada chat dari orang kantor masalah kerjaan!" elak Dani.

"Terus, di baju kamu itu lipstiknya siapa, hah? Kamu nggak usah bohong sama aku, Mas!" cerca Siska yang kini sudah menitikkan air mata.

"Lipstik Mama. Tadi sempat ketemu Mama terus Mama peluk aku. Kamu kan tau sendiri kalau Mama yang sudah berumur saja suka dandan. Nggak kumel kayak kamu yang polosan begini. Bikin eneg. Sana tidur. Sudah malam jangan banyak drama. Aku capek, Sis. Tolong jangan curigaan sama suami!" 

Pada akhirnya, Siska mengalah dan keduanya mulai tidur dengan posisi saling berjauhan. Dani sama sekali tak tau jika istrinya terus menerus menangis dalam diam. 

***

    

Pagi-pagi sekali, kediaman Dani dan Siska kedatangan sosok Bram dengan membawa beberapa bingkisan. Siska yang membuka pintu tentu saja terkejut bukan main. 

"Loh, Pa, kok sudah ke sini pagi-pagi?" tanya Siska seraya mempersilakan mertuanya masuk. 

Bram tersenyum ketika menghirup aroma wangi dari tubuh Siska. Sial sekali, sejak kemarin dia bahkan terus menerus memikirkan sosok Siska yang menurutnya sangat cantik menawan.

"Papa sudah janji sama kamu mau ganti barang-barang yang Mama rampas kemarin. Tadi malam Papa belikan sekalian mau mampir, tapi tidak jadi. Coba lihat dulu!"

Siska menurut dan lekas duduk berdua bersama dengan Bram di sofa ruang tamu. 

"Harusnya Papa nggak perlu repot-repot. Apalagi ini lebih banyak daripada yang di ambil Mama." Siska merasa sungkan ketika melihat alat make up yang dua kali lipat banyaknya dari yang dia beli kemarin. 

Bram tersenyum tipis seraya mengambil paper bag yang lainnya. 

"Tidak masalah, Nak. Coba lihat yang ini, apa pas di tubuh kamu?" tanya Bram seraya mengangkat salah satu lingerie berwarna hitam tepat di hadapan Siska. "Papa tidak tau ukuran tubuh kamu!" lanjut Bram.

Gleg!

Siska menelan ludah dengan susah payah. Wajahnya pun juga sudah bersemu merah. Sungguh, baru kali ini dia seperti tak ada muka di hadapan Bram. 

"H-harusnya Papa nggak perlu repot-repot beli ini," cicit Siska yang sontak membuat Bram terkekeh pelan.

"Kenapa Sis?" tanya balik Bram seraya menatap lekat wajah Siska yang memerah. Sungguh, pria paruh baya itu merasa sangat gemas pada menantunya ini. "Kemarin punya kamu dirampas sama Mama. Sudah seharusnya Papa tanggung jawab buat kasih kamu ini. Coba saja kemarin malam kamu ikut, sudah pasti bisa langsung dicoba takutnya tidak muat ini!"

Makin memerah wajah Siska. Jantungnya berdebar dengan hebat. Seolah ada desiran aneh di sana. 

"Nanti kamu coba pakai, ya. Pasti Dani langsung suka pas kamu pakai ini!"

Mendengar nama suaminya disebut, wajah Siska berubah murung. Bram yang sejak tadi menatap wajah cantik alami itu tentu saja langsung menatap sinyal aneh dari menantunya. 

"Kenapa, Nak? Sepertinya kamu sedang bersedih. Coba sini cerita sama Papa—"

"Siska. Kenapa makanannya belum ada di meja makan, sih? Kamu niat masak atau tidak, hah?" Suara menggelegar dari Dani sukses membuat ucapan Bram terhenti. Pria paruh baya itu terkejut bukan main. Begitu juga dengan Siska yang langsung bangkit dan gegas pergi menuju dapur. 

"Maaf, Mas. Tadi masih ada Papa—"

"Halah, nggak becus kamu jadi istri. Semalam sudah nuduh aku selingkuh, padahal aku kerja banting tulang buat kasih kamu uang. Sekarang, giliran cuma nyiapin sarapan saja belum kelar. Kamu itu enak cuma leha-leha di rumah. Aku harus kerja!" bentak Dani yang memang lebih sensi setelah pertikaian semalam.

"Dani, yang sopan kamu sama istri!" Suara Bram sukses membuat Dani meneguk ludah dengan susah payah.

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 5. Perubahan Siska

    Selain berselingkuh hingga membuat selingkuhannya hamil, ternyata Dani kembali berbuat ulah. Lelaki itu mengambil uang perusahaan sebanyak 2 milyar hanya untuk membelikan selingkuhannya rumah mewah. Bram selalu mengirim mata-mata untuk mengawasi Dani dan sekarang ini belum turun tangan. Pria paruh baya itu masih memantau seberapa jauh anak brengseknya itu berulah. Siska semakin merasa sakit hati dan dia tau jika rumah tangganya dengan Dani sudah di ambang kehancuran. Wanita itu masih dalam keadaan terpuruk hingga memutuskan untuk menitipkan Laila pada keluarganya di kota sebelah. Jangan sampai anak sematawayangnya tau kelakuan bejat Papanya. Beruntungnya, Laila sama sekali tidak protes lantaran di sana banyak sepupu sepantaran dengannya. Bedanya, Prita yang selalu mengomel ini dan itu karena kepergian Laila secara mendadak. "Kamu itu Sis, selalu banyak tingkah. Apa maksudnya menitipkan Laila ke keluarga keremu itu, hah? Pasti di sana cucuku menderita. Secara, keluargamu itu miskin

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 4. Milik Papa Mertua

    Pangutan kedua bibir itu terlepas hingga membuat napas Siska terengah-engah. "I-ini salah, Pa!" Saat Siska hendak menjauh, saat itu juga tubuhnya ditahan oleh tangan kekar Bram.Pandangan keduanya bertemu hingga membuat jantung Siska kembali berdetak tak karuan. Wanita itu masih berusaha untuk mencerna kejadian yang sangat mendadak ini. "Papa tau ini salah, tapi boleh Papa jujur sama kamu, Nak? Papa tertarik sama kamu dan entah dari kapan itu. Intinya, Papa tidak suka melihatmu menangis dan ingin menjadi garda terdepan untuk melindungimu!" ujar Bram seraya mengusap lembut bibir ranum sang menantu. Sayangnya, Siska yang masih merasa ini semua salah pun lekas menghempas kasar tangan mertuanya. Ia berusaha keras untuk memberontak dan bahkan hendak membuka pintu mobil. Namun, lagi dan lagi pergerakannya bisa dibaca oleh Bram. "Mau ke mana?""Aku mau pulang. Aku nggak mau berbuat dosa sama Papa. Cukup Mas Dani yang selingkuh dan menodai pernikahan ini. Aku nggak mau!" jerit Siska yang

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 3. Suamiku Selingkuh

    Entah apa yang sebenarnya terjadi akhir-akhir ini. Masalah seperti datang bertubi-tubi. Belum juga masalahnya dengan Dani kelar, tapi pagi ini Bram yang awalnya hendak menegur Dani atas sikapnya yang kurang ajar pada Siska mendadak urung. Pria paruh baya itu justru mendapatkan kabar yang kurang mengenakkan dari sang istri. Bagian dapur rumahnya terbakar karena kelalaian Prita ketika memasak, tapi justru sibuk bermain ponsel. Untung saja hanya di bagian dapur dan tidak sampai menyebar di sepenjuru rumah mewah dua lantai itu. Pada akhirnya, Prita terus menerus mendesak suaminya untuk menginap beberapa hari di kediaman Dani selagi menunggu perbaikan dapur. Wajah Siska sudah pias ketika melihat Mama mertuanya yang datang sembari membawa koper. "Kamu sudah siapin kamar buat Mama sama Papa, kan?" tanya Prita yang di angguki oleh Siska. "Mama sama Papa bakal tinggal di sini sampai perbaikan dapur selesai!" lanjut Prita yang semakin membuat Siska tertekan. "Berapa lama, Ma?" tanya Siska

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 2. Lingerie Hitam dari Papa Mertua

    Siska menunggu kepulangan Dani dengan sedikit gelisah. Pasalnya, sudah pukul sepuluh malam, tapi suaminya belum juga pulang. Anaknya sejak tadi sudah tertidur walau ada sedikit drama merengek karena merindukan Dani.Sementara kedua mertuanya tentu sudah pulang ke rumah mereka sendiri dan untungnya tidak menginap di sini. Sebab, Siska masih enggan bila harus satu atap dengan Mama mertuanya yang cerewet itu. Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarangan membuat Siska bangkit dari sofa ruang tamu. Ia gegas membuka pintu untuk sang suami dan mendapati lelaki itu dalam keadaan berantakan dan berjalan sempoyongan. "Mas? Kok, jam segini baru pulang?" tanya Siska dengan khawatir.Dani menghela napas ketika melihat penampilan istrinya yang tidak berubah. Dia kira, ketika pulang akan di sambut dengan penampilan menawan dari istrinya, ternyata sama saja. Lantas, mana katanya tadi beli lingerie? "Ada meeting mendadak. Sudah, mending kamu tidur saja duluan. Mas mau mandi!" Dani mendorong tubu

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 1. Tidak Menarik di Mata Suami

    Siska dan Dani adalah sepasang suami istri yang sudah menikah selama tujuh tahun dan sudah dikaruniai anak perempuan berusia enam tahun. Keduanya memilih untuk menikah muda selepas lulus sekolah dan tak perlu pusing memikirkan keadaan ekonomi pasca menikah. Sebab, orang tua Dani sangat kaya dan selama ini mereka selalu diberi bantuan oleh kedua orang tua Dani. Walau begitu, sudah lebih dari lima tahun menikah. Hasrat yang dulunya terlalu menggebu, kini seolah surut di makan waktu. Dani tak seantusias seperti dulu lagi dalam menyentuh Siska. "Mas, ini malam jum'at, loh. Kamu nggak lupa, kan?" bisik Siska. Bukannya tergoda, Dani justru risih dan menepis tangan sang istri. Lelaki itu bangkit dari ranjang dan menghela napas beberapa kali. "Nggak usah dulu, Dek. Mas nggak ada nafsu malam ini!" balas Dani seraya melirik ke arah istrinya. Lelaki itu geleng-geleng kepala ketika melihat penampilan Siska. Daster yang warnanya bahkan hampir pudar. Sama sekali tak ada sisi menariknya. "Sud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status