Home / Rumah Tangga / Ayah Mertuaku Canduku / Bab 3. Suamiku Selingkuh

Share

Bab 3. Suamiku Selingkuh

Author: NonaRich
last update Last Updated: 2025-10-03 22:56:58

Entah apa yang sebenarnya terjadi akhir-akhir ini. Masalah seperti datang bertubi-tubi. Belum juga masalahnya dengan Dani kelar, tapi pagi ini Bram yang awalnya hendak menegur Dani atas sikapnya yang kurang ajar pada Siska mendadak urung. Pria paruh baya itu justru mendapatkan kabar yang kurang mengenakkan dari sang istri. 

Bagian dapur rumahnya terbakar karena kelalaian Prita ketika memasak, tapi justru sibuk bermain ponsel. Untung saja hanya di bagian dapur dan tidak sampai menyebar di sepenjuru rumah mewah dua lantai itu. 

Pada akhirnya, Prita terus menerus mendesak suaminya untuk menginap beberapa hari  di kediaman Dani selagi menunggu perbaikan dapur. 

Wajah Siska sudah pias ketika melihat Mama mertuanya yang datang sembari membawa koper. 

"Kamu sudah siapin kamar buat Mama sama Papa, kan?" tanya Prita yang di angguki oleh Siska. "Mama sama Papa bakal tinggal di sini sampai perbaikan dapur selesai!" lanjut Prita yang semakin membuat Siska tertekan. 

"Berapa lama, Ma?" tanya Siska penasaran.

"Kenapa? Kamu keberatan kalau kami tinggal di sini? Heh, Siska. Ini tuh rumah anak saya. Rumah yang di bangun  pakai uang anak saya. Kamu enak, tinggal masuk ke sini cuma bawa badan saja. Mau Mama tinggal selamanya di sini pun juga terserah. Sana, beres-beres rumah. Jangan jadi perempuan malas kamu!"

Siska menghela napas. Belum ada satu jam Mama mertuanya di rumahnya, tapi dia sudah mendapatkan omelan pedas.

Pada akhirnya, wanita itu gegas pergi ke belakang untuk melakukan pekerjaan rumah sebelum nanti harus menjemput sang anak yang sudah bersekolah di taman kanak-kanak. 

Tepat pukul sepuluh siang, Siska sudah rapi dengan pakaian sederhananya yang terkesan sedikit kampungan.

"Mau ke mana? Sudah masak buat makan siang?" tanya Prita ketika melihat sang menantu sudah rapi dengan pakaian yang serba kedodoran. 

"Mau jemput Laila, Ma. Sekalian mau antar makan siang buat Mas Dani. Aku tadi sudah masak, kok. Kalau Mama mau makan, langsung ambil ke dapur, ya!" Siska tersenyum dan berusaha untuk tetap bersikap sopan pada sang mertua.

"Tanpa kamu suruh pun saya juga bakal ambil sendiri. Saya loh sudah anggap rumah ini seperti rumah saya sendiri. Sudah sana berangkat. Sepet mata saya lihat kamu yang jelek itu!"

Siska mendekat untuk menyalami tangan Prita. Sayangnya, sang empu justru langsung menepisnya. 

"Nggak usah salaman. Tangan kamu banyak kumannya itu.  Langsung ke kantor Dani saja, biar saya yang jemput Laila, mau tak bawa kumpul-kumpul arisan anaknya!"

"Iya, Ma. Siska pamit dulu!" ujar Siska pada akhirnya. Dia hendak menolak pun juga tak mungkin. Bisa-bisa, Prita langsung mengamuk. Biarkan Laila dijemput oleh Neneknya. Prita memang selalu ketus pada Siska, tapi sangat hangat pada Laila yang merupakan cucu pertama sekaligus cucu satu-satunya.

Siska pergi ke kantor dengan menggunakan taksi. Setelah sampai, ia gegas pergi menuju ruangan Dani lantaran sudah tau tata letaknya. Bahkan, wanita satu anak itu menyempatkan diri untuk menyapa resepsionis. 

Sayangnya, semakin memasuki area kantor tersebut, banyak sekali bisikan-bisikan aneh yang Siska dengar dari beberapa karyawan di sini.

"Lihat istri Pak Dani. Sama sekali nggak menarik. Sayang sekali, Pak Dani yang jabatannya jadi CEO dan gagah begitu harus punya istri kampungan begitu!"

"Lebih cocok jadi ART ketimbang jadi istri. Lebih cocok aku yang jadi istrinya Pak Dani."

"Pak Dani itu serasinya sama sekretaris baru itu loh. Bu Velin lebih cantik dan lebih berpendidikan ketimbang istrinya Pak Dani!"

"Dengar-dengar, makin hari Pak Dani makin lengket sama Bu Velin. Kali ini aku dukung Bu Velin, sih. Siapa tau Pak Dani mau ceraiin istri jeleknya itu dan nikah sama Bu Velin!"

Bohong bila Siska tak sedih ketika mendengar omongan para karyawan tersebut. Bodohnya lagi, tadi dia tak memperhatikan penampilannya. 

Wanita itu menghela napas dan mulai mengusap area dadanya yang berdegup dengan kencang ketika memasuki lift seorang diri. 

Pikirannya berkelana, apakah suaminya memiliki sekretaris baru? Setahunya, sekretaris suaminya itu seorang lelaki, tapi tadi para karyawan justru membicarakan tentang kedekatan Dani dengan sekretaris baru. 

Ting!

Suara lift terbuka membuat Siska gegas melangkah ke ruangan Dani. Dapat dilihat, meja sekretaris di sana kosong. Siska awalnya tak curiga. 

Namun, ketika ia menarik gagang pintu ruangan sang suami. Alangkah terkejutnya dia ketika mendengar suara menjijikkan dari suaminya dan seorang perempuan yang sedang memadu kasih di meja kantor. 

Tubuh Siska lemas bukan main, tapi tangannya sekuat tenaga untuk terus menggenggam rantang makanan supaya tak jatuh di lantai. 

"Gimana servis dariku, Mas? Lebih memuaskan dari Siska kampungan itu, kan?" 

"Jelas, Sayang. Siska sama sekali tak menarik dan bikin eneg saja. Beda sama kamu yang cantik jelita ini dan pastinya sangat memuaskan!" 

Air mata Siska sudah berjatuhan. Ia ingin sekali melabrak dua orang yang sangat dia kenali. Pertama, jelas suaminya yang secara terang-terangan memuji wanita lain dan bahkan dengan gilanya menyentuh wanita yang bukan istrinya. 

Kedua, dia tau betul siapa wanita yang sedang bermain dengan Dani. Dia adalah Velin, sahabat semasa sekolahnya dulu yang entah bagaimana bisa sekarang ini menjadi sekretaris Dani. Bahkan, mungkin saja bisa disebut dengan selingkuhan. 

Siska yang kepalang rapuh, memilih untuk menutup kembali pintu ruangan tersebut. Berjalan gontai menuju tempat sampah dan langsung membuang makanan yang dia bawa. Setelahnya, ia gegas pergi seraya menyeka air mata. 

Siska keluar dari gedung mewah itu dengan perasaan yang berkecamuk. Masih tak menyangka dan tak terima ketika melihat fakta jika suaminya berselingkuh di belakangnya.

"Kenapa Mas? Kenapa kamu tega ngelakuin ini ke aku? Apa arti pernikahan kita, hiks? Kenapa, Mas Dani?"

"Siska? Ya ampun, kamu kenapa, Nak?" 

Siska menoleh dan mendapati Papa mertuanya yang baru keluar dari mobil. Tanpa ba bi bu lagi, Siska mendekap tubuh pria paruh baya itu hingga membuat sang empu terkejut bukan main. 

"Kenapa? Keluar dari kantor kok malah nangis, hm?" Dengan sabar, Bram mengusap punggung sang menantu yang bergetar hebat.

"Mas Danu, Pa. Mas Danu hiks ... Mas Danu selingkuh!" adu Siska dengan suara parau.

Bram yang nyatanya sudah lebih dulu tau pun hanya bisa menghela napas.  Bahkan, pria paruh baya itu yang lebih dulu mengendus perbuatan anak lelakinya ketika di kantor bersama dengan sekretaris baru. 

"Tenangkan dirimu dulu. Masuk ke mobil Papa. Jangan sampai ada yang melihat kamu nangis kayak gini. Bisa-bisa, orang lain nanti mikir macam-macam. Ayo masuk!" Bram gegas melepaskan pelukan tersebut dan mulai membuka pintu mobil untuk Siska.

Sang empu menurut dan masuk ke dalam mobil mertuanya. Sementara Bram gegas masuk ke kursi kemudi.

Siska sudah tak peduli lagi mau di bawa ke mana oleh mertuanya. Dia hanya sibuk menangisi suaminya yang tega menodai ikatan suci pernikahan mereka. 

Beberapa saat kemudian, mobil itu berhenti di suatu tempat, tapi Siska masih sibuk menangisi keadaan. Bram menghela napas dan menyentuh pundak Siska.

"Pa. Aku gimana? Kalau Mas Dani minta cerai gimana nasib anakku? Laila nanti bagaimana?" adu Siska seraya menatap sendu ke arah mertuanya.

Sayangnya, Bram justru lebih fokus ke arah bibir ranum Siska yang berwarna pink alami. Pria paruh baya itu tanpa sadar semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Siska hingga pada akhirnya bibir keduanya saling menyatu.

Hal ini sukses membuat Siska terkejut bukan main dan tangannya langsung mencengkram  kerah kemeja Papa mertuanya. 

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 5. Perubahan Siska

    Selain berselingkuh hingga membuat selingkuhannya hamil, ternyata Dani kembali berbuat ulah. Lelaki itu mengambil uang perusahaan sebanyak 2 milyar hanya untuk membelikan selingkuhannya rumah mewah. Bram selalu mengirim mata-mata untuk mengawasi Dani dan sekarang ini belum turun tangan. Pria paruh baya itu masih memantau seberapa jauh anak brengseknya itu berulah. Siska semakin merasa sakit hati dan dia tau jika rumah tangganya dengan Dani sudah di ambang kehancuran. Wanita itu masih dalam keadaan terpuruk hingga memutuskan untuk menitipkan Laila pada keluarganya di kota sebelah. Jangan sampai anak sematawayangnya tau kelakuan bejat Papanya. Beruntungnya, Laila sama sekali tidak protes lantaran di sana banyak sepupu sepantaran dengannya. Bedanya, Prita yang selalu mengomel ini dan itu karena kepergian Laila secara mendadak. "Kamu itu Sis, selalu banyak tingkah. Apa maksudnya menitipkan Laila ke keluarga keremu itu, hah? Pasti di sana cucuku menderita. Secara, keluargamu itu miskin

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 4. Milik Papa Mertua

    Pangutan kedua bibir itu terlepas hingga membuat napas Siska terengah-engah. "I-ini salah, Pa!" Saat Siska hendak menjauh, saat itu juga tubuhnya ditahan oleh tangan kekar Bram.Pandangan keduanya bertemu hingga membuat jantung Siska kembali berdetak tak karuan. Wanita itu masih berusaha untuk mencerna kejadian yang sangat mendadak ini. "Papa tau ini salah, tapi boleh Papa jujur sama kamu, Nak? Papa tertarik sama kamu dan entah dari kapan itu. Intinya, Papa tidak suka melihatmu menangis dan ingin menjadi garda terdepan untuk melindungimu!" ujar Bram seraya mengusap lembut bibir ranum sang menantu. Sayangnya, Siska yang masih merasa ini semua salah pun lekas menghempas kasar tangan mertuanya. Ia berusaha keras untuk memberontak dan bahkan hendak membuka pintu mobil. Namun, lagi dan lagi pergerakannya bisa dibaca oleh Bram. "Mau ke mana?""Aku mau pulang. Aku nggak mau berbuat dosa sama Papa. Cukup Mas Dani yang selingkuh dan menodai pernikahan ini. Aku nggak mau!" jerit Siska yang

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 3. Suamiku Selingkuh

    Entah apa yang sebenarnya terjadi akhir-akhir ini. Masalah seperti datang bertubi-tubi. Belum juga masalahnya dengan Dani kelar, tapi pagi ini Bram yang awalnya hendak menegur Dani atas sikapnya yang kurang ajar pada Siska mendadak urung. Pria paruh baya itu justru mendapatkan kabar yang kurang mengenakkan dari sang istri. Bagian dapur rumahnya terbakar karena kelalaian Prita ketika memasak, tapi justru sibuk bermain ponsel. Untung saja hanya di bagian dapur dan tidak sampai menyebar di sepenjuru rumah mewah dua lantai itu. Pada akhirnya, Prita terus menerus mendesak suaminya untuk menginap beberapa hari di kediaman Dani selagi menunggu perbaikan dapur. Wajah Siska sudah pias ketika melihat Mama mertuanya yang datang sembari membawa koper. "Kamu sudah siapin kamar buat Mama sama Papa, kan?" tanya Prita yang di angguki oleh Siska. "Mama sama Papa bakal tinggal di sini sampai perbaikan dapur selesai!" lanjut Prita yang semakin membuat Siska tertekan. "Berapa lama, Ma?" tanya Siska

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 2. Lingerie Hitam dari Papa Mertua

    Siska menunggu kepulangan Dani dengan sedikit gelisah. Pasalnya, sudah pukul sepuluh malam, tapi suaminya belum juga pulang. Anaknya sejak tadi sudah tertidur walau ada sedikit drama merengek karena merindukan Dani.Sementara kedua mertuanya tentu sudah pulang ke rumah mereka sendiri dan untungnya tidak menginap di sini. Sebab, Siska masih enggan bila harus satu atap dengan Mama mertuanya yang cerewet itu. Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarangan membuat Siska bangkit dari sofa ruang tamu. Ia gegas membuka pintu untuk sang suami dan mendapati lelaki itu dalam keadaan berantakan dan berjalan sempoyongan. "Mas? Kok, jam segini baru pulang?" tanya Siska dengan khawatir.Dani menghela napas ketika melihat penampilan istrinya yang tidak berubah. Dia kira, ketika pulang akan di sambut dengan penampilan menawan dari istrinya, ternyata sama saja. Lantas, mana katanya tadi beli lingerie? "Ada meeting mendadak. Sudah, mending kamu tidur saja duluan. Mas mau mandi!" Dani mendorong tubu

  • Ayah Mertuaku Canduku   Bab 1. Tidak Menarik di Mata Suami

    Siska dan Dani adalah sepasang suami istri yang sudah menikah selama tujuh tahun dan sudah dikaruniai anak perempuan berusia enam tahun. Keduanya memilih untuk menikah muda selepas lulus sekolah dan tak perlu pusing memikirkan keadaan ekonomi pasca menikah. Sebab, orang tua Dani sangat kaya dan selama ini mereka selalu diberi bantuan oleh kedua orang tua Dani. Walau begitu, sudah lebih dari lima tahun menikah. Hasrat yang dulunya terlalu menggebu, kini seolah surut di makan waktu. Dani tak seantusias seperti dulu lagi dalam menyentuh Siska. "Mas, ini malam jum'at, loh. Kamu nggak lupa, kan?" bisik Siska. Bukannya tergoda, Dani justru risih dan menepis tangan sang istri. Lelaki itu bangkit dari ranjang dan menghela napas beberapa kali. "Nggak usah dulu, Dek. Mas nggak ada nafsu malam ini!" balas Dani seraya melirik ke arah istrinya. Lelaki itu geleng-geleng kepala ketika melihat penampilan Siska. Daster yang warnanya bahkan hampir pudar. Sama sekali tak ada sisi menariknya. "Sud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status