Share

Bab 74

Author: Ahong
last update Last Updated: 2025-06-18 09:59:32

Melihat reaksi orang-orang seperti itu, Seno pun segera mengondisikan diri dan bersikap normal. Tapi kedua matanya masih tetap sedikit merah.

Matanya akan semakin merah jika alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya juga semakin banyak. Pun demikian dengan kekuatannya.

"Aku belum akan mabuk." Akhirnya, Seno angkat bicara. Dia kemudian menambahkan sambil membusungkan dada. "Mari, kita lanjutkan, Bung Gavin,"

Usai mengatakan hal tersebut, Seno langsung meraih sloki lainnya dan alkohol lolos ke dalam mulutnya.

Tidak berhenti, Seno kembali meraih sloki selanjutnya. Begitu seterusnya, sampai-sampai pelayan kuwalahan menuangkan minuman alkohol dari botol ke dalam sloki.

Ketika Seno sudah menghabiskan sepuluh sloki, ia baru berhenti.

Seketika Gavin dan teman-temannya tercengang. Begitu pula dengan Erika.

Seharusnya kekasihnya Erika itu sudah mabuk dan jatuh setelah menenggak minuman alkohol sebanyak 10 sloki lebih.

Namun, ternyata dia masih terlihat baik-baik saja.

Apakah pria itu meren
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 84

    Seketika wajah ketua itu menggelap begitu mendengar perkataan Seno yang terdengar menjengkelkan di telinga sekaligus merendahkan. Aura buas tak terkira terpancar. Pun anak buahnya yang tadi tengah duduk-duduk kompak berdiri, yang tadi juga tampak santai, kini wajah-wajah itu berubah mengeras sebab marah. Mereka segera bersiap, menunggu intruksi dari sang ketua yang pasti akan menyuruh mereka untuk segera menghabisi perwakilan dari keluarga Herlambang tersebut. "Mau kupenggal kepalamu dan kuhidangkan pada makan malam anggota keluargamu, hah?!" tiba-tiba, sang ketua berseru. Suaranya menggelegar. Mendadak, atmosfer dalam pabrik itu berubah tegang. Meski dibawah tatapan mematikan, barusan mendapatkan ancaman yang begitu mengerikan, tak membuat Seno gentar. "Bagaimana jika kita bertarung dulu?" Sebelah alis Seno terangkat. "Aku ingin bertarung denganmu untuk mengetahui kemampuanmu. Juga mengukur kemampuanku sendiri." "Jika aku kalah, aku akan segera memberikan uang yang kalian mint

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 83

    Terlihat gesekan yang terjadi antara petugas keamanan dengan anggota mafia. Jumlah yang timpang, membuat petugas keamanan pabrik, harus babak belur. Kini, beberapa satpam masih berdiri dan berusaha untuk menjalankan tugasnya. Meski pun wajahnya telah berlumuran darah, tapi mereka masih berusaha menahan para anggota mafia. Semua pandangan langsung tertuju ke arah Seno tatkala pria itu tengah berjalan dengan tenang ke arah mereka. Dalam hati, mereka bertanya-tanya. Siapa pria itu? Namun, sepertinya dia bukan Presdir perusahaan keluarga Herlambang yang sedang mereka tunggu-tunggu kedatangannya! Seno menghentikan langkah di hadapan dua diantara mereka dengan tatapan dingin. Hal tersebut membuat wajah dua anggota mafia itu berubah, lantas balik menatap Seno dengan tak kalah tajamnya, sarat akan permusuhan! Sebelum mereka berdua angkat bicara, suara Seno lebih dulu terdengar. "Yang mana ketua kalian?" "Siapa kau berani menanyakan siapa ketua kami?!" salah satu diantara mereka ber

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 82

    Bondan dan Darius tiba di pabrik terlebih dahulu. Mereka berdua masuk melalui pintu belakang dengan arahan dari General Manager pabrik. Sehingga, para mafia yang ada di depan tidak mengetahui kedatangan mereka berdua. "Apakah kau sudah menemui mereka lagi dan katakan kalau aku akan datang? Berhasil menahan mereka untuk tidak membuat keributan makin besar?!" Bondan langsung mencecar General Manager pabrik dengan pertanyaan begitu tiba di ruangan itu. Di dalam sana, banyak managemen pabrik yang berkumpul untuk bersembunyi dari pasukan mafia. General Manager pabrik mengangguk. "Untungnya mereka menurut, Presdir dan katanya akan menunggu kedatangan anda." Sebenarnya, dia sendiri takut bukan main tadi saat menemui para mafia itu sebab taruhannya adalah nyawa! Apalagi saat melihat beberapa orang yang mencoba menentang sekaligus mengusir malah berakhir dipukuli. Sedangkan Bondan dan Darius yang mendengar hal itu sedikit lega. Setidaknya mereka bisa berpikir untuk menentukan langkah a

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 81

    Namun, Darius tidak berkata apa-apa lagi. "Lalu, saat ini, Ayah sedang ada di mana? Apakah masih berada di kantor? Dan apakah paman sudah menemukan cara atau telah bertindak untuk menyelesaikan masalah yang saat ini sedang terjadi di pabrik?" Darius pun menjelaskan tentang masalah itu lebih lanjut. "Aku akan segera ke sana, Yah!" ucap Seno penuh keyakinan. "Katakan pada paman, biar aku saja yang menghadapi mereka!" Di tempatnya, Darius terang saja terkejut sekaligus tidak percaya. Setelah selesai berbicara dengan Ayah mertuanya, Seno berganti menghubungi Bagas. Namun, Seno terlebih dahulu menanyakan perkembangan tugas yang ia berikan kepada Bagas sebelumnya untuk mengurus perusahaan keluarga Herlambang yang disabotase. Bagas memberitahu jika ia bersama yang lainnya tengah mengurusnya. Setelah itu, Seno baru membicarakan masalah yang terjadi pada pabrik perusahaan tersebut. "Ternyata bukan cuma perusahaan saja yang disabotase Pak Bagas. Pabrik keluarga Herlambang pun sama. Ada

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 80

    "Organisasi mafia?!" seru Bondan terkejut sekaligus heran. Bagaimana mungkin... Selama ini, perusahaan keluarganya belum pernah sekali pun berurusan dengan dunia mafia. Pun tidak memiliki bisnis ilegal atau bekerja sama dengan dunia bawah tersebut. "Apa nama organisasi mafia mereka? Suruhan siapa mereka? Dan apa maksud kedatangan mereka ke pabrik dan membuat keributan?!" cecar Bondan selagi bertanya-tanya. Sebelum seseorang yang ditanyainya menjawab, Bondan kembali mencecar, "Apakah kau sudah menemui mereka? Menanyakan maksud dan tujuannya?!" "S-sudah, Pak. Tapi mereka tidak mau memberitahu. Mereka malah menyuruhku untuk memanggil Presdir ke sini. Ketua dari mereka mengatakan ingin bertemu dengan anda." Kening Bondan berkerut. Mereka ingin bertemu dengannya? Di titik ini, Bondan menggeram. "Tidak bisa kah kau urus mereka? Kau bersama yang lainnya bisa mengusirnya, mereka paling hanya preman-preman kampung tidak jelas yang menginginkan uang. Kasih mereka uang saja. Tempuh jalur n

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 79

    Siang hari, di perusahaan keluarga Herlambang, tengah berlangsung rapat dadakan. Bondan, selaku sang presdir mengamuk sebab perusahaan disabotase! Mendapati hal itu, para peserta rapat terdiam, tidak ada yang berani bersuara, kecuali kalau diminta. Di saat ini, Bondan berseru marah, "Keluar kalian semua!" Dengan gerakan patah-patah, peserta rapat berjalan keluar. Menyisakan anggota keluarga saja. Di tengah kepanikan itu, ponsel Bondan tiba-tiba berbunyi tanda ada panggilan masuk. Hal tersebut membuat perhatian presdir itu teralihkan, lalu ia segera menyambar ponsel dari atas meja dan mengecek siapa yang menghubunginya. Nama 'Ferdi' kepala keluarga Damanik terpampang jelas di layar ponsel. Selagi berpikir, Bondan menggeser layar ponsel dan menempelkan ponsel di telinga. "Selamat menikmati pembalasan dendam dariku, Pak Bondan." Hanya mendengar Ferdi berkata seperti itu, Bondan sudah menebak jika keluarga itu lah yang menyabotase perusahaannya. Bondan, dengan wajah mengeras be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status