Share

Part 21

"Bapak tadi lihat......"

"Enggak. Cuma karena viral aja," potongnya cepat yang membuatku semakin gugup.

"Duh, Pak. Maafin Maryam, ya. Semua ini gak seperti yang Bapak dengar dari cerita orang lain, kok."

"Kenapa harus minta maaf? Toh hati tidak bisa dipaksakan, bukan?"

"Sebagaimana hati Bapak yang gak bisa dipaksakan untuk mencintai Maryam?"

Ups!

Kenapa sampai kelepasan begini. Aduuh!

Tanpa pamit aku langsung mengambil langkah seribu, menaiki jenjang menuju lantai dua. Semoga saja perkataanku tadi tidak di dengar pak Askari, jika ia dengar bisa-bisa hancur harga diri.

Tari turut berlari mengejar langkahku hingga kini kami berjalan bersisian. Detak jantungku masih jauh di atas normal, aku harus butuh penarikan nafas dalam secara berulang-ulang sebelum memutuskan masuk ke dalam kelas.

"Ciee....Yang udah mulai jujur dengan perasaan sendiri." ejek Tari merangkul pundakku.

"Ih...Mana ada. Tadi itu kecoplosan doang, Tar."

"Karena kecoplosan itulah, Say. Tanpa sengaja unek-unek di hati tersa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status