Share

part 18

Bel istirahat akhirnya berbunyi juga. Aku sudah sedari tadi menahan pipis karena tidak di izinkan keluar oleh pak Askari. Aku tidak menyatakan alasanku karena masih memendam sakit hati, aku fikir pak Askari mendekatiku bukan karena suka padaku kecuali karena ingin menjadi suami dari kak Anjela. Obrolan mama Renata dan mbak Rachel hampir saja membuatku tidak bisa tidur semalaman. Rupanya begini rasanya sakit hati yang sering di keluhkan orang-orang.

Usai pak Askari mengucapkan salam aku langsung lari ke arah pintu. Sama sekali tak ku hiraukan panggilannya karena sudah tak mampu menahan.

"Untuk apa, sih Bapak manggil-manggil anak penggarap sawah itu?"

Masih terdengar Thalita berkomentar. Namun, karena aku sudah keburu lari entah apa lagi jawaban pak Askari menanggapi kalimat siswinya itu.

Toilet sekolah letaknya di lantai satu, berdekatan dengan kelas dua belas yang sengaja ruangannya terpisah dari kelas SMA yang lain. Tujuannya karena mereka harus fokus belajar dan tidak terganggu ole
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status